6. Kemudian diolah sesuai dengan prosedur inventarisasi setelah kedua belah
pihak menerima hasil pertukaran. Selain prosedur diatas, ada beberapa sumber pertukaran bahan perpustakaan
seperti yang dikemukakan oleh Yulia, 1993: 57, antara lain : 1.
Universitasakademik yang berupa terbitan resmi, disertai atau abstrak bahan pustaka duplikat, terbitan univeristy press, terbitan perustakaan, reprint,
terbitan unit penelitian. 2.
Pemerintah, berupa undang-undang, peraturan-peraturan, lembaran negara, dan terbitan resmi lainnya.
3. Organisasi ilmiah dan profesi
4. Perusahaan-perusahaan industri.
Dari penjelasan di atas maka pustakawan harus mempedomani prosedur tersebut, agar tidak merugikan perpustakaan dan pustakawan juga harus mengetahui
beberapa sumber pertukaran bahan perpustakaan sehingga tidak mengalami kesulitan untuk mengadakan pertukaran.
2.3.3.4 Titipan
Pengadaan bahan perpustakaan melalui titipan biasanya dilaksanakan oleh pecinta buku yang menitipkan koleksinya di perpustakaan agar dibaca oleh pemakai
perpustakaan. Pustaka yang dititip boleh dipinjamkan tetapi statusnya tetap milik penitip. Soetminah 1992: 74, memberi langkah-langkah pengelolaannya sebagai
berikut: 1.
Pustaka beserta daftarnya diterima, kemudian dicocokan dan apabila sudah cocok pustaka dapat langsung diinventaris dan diproses sampai dapat
dipinjamkan. 2.
Perpustakaan dan penitip menandatangani surat serah terima yang dilengkapi dengan keterangan seperti :
a. Pustaka sesuai daftar terlampir dititipkan pada perpustakaan selama jangka
waktu ......x....... tahun. b.
Pustaka boleh dipinjamkan kepada masyarakat pemakai, maka boleh diperlakukan sama dengan koleksi lain.
c. Perpustakaan akan memelihara dan merawat pustaka sebaik-baiknya seperti
koleksi yang lain. d.
Apabila ada pustaka yang rusak, perpustakaan akan memperbaiki, tetapi apabila hilang perpustakaan tidak menggantinya.
e. Setelah ketentuan berikut disepakati bersama, maka kedua belah pihak
menandatanganin dan masing-masing menyimpan satu dokumen serah terima. Kegiatan penitipan bahan perpustakaan ini sering terjadi di perpustakaan
khusus.
Universitas Sumatera Utara
2.3.3.5 Penerbitan Sendiri
Pengadaan bahan perpustakaan juga bisa dilakukan dengan membuat penerbitan sendiri. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara menerbitkan indeks,
bibliogarfi dan terbitan berkala buletin perpustakaan. Penerbitan sendiri biasanya berasal dari lembaga induk dimana perpustakaan tersebut bernaung ataupun dari
perpustakaan itu sendiri. Menurut Buku Pedoman Pembinaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi 1982: 19, penerbitan sendiri mencakup pengertian
a. Penerbitan dari lembaga induk tempat perpustakaan berada. 1.
Perpustakaan hendaknya dijadikan pusat penyimpanan depository semua penerbitan lembaga itu
2. Perpustakaan dapat ditunjuk sebagai penyalur dari semua penerbitan lembaga
yang bersangkutan. b. Penerbitan oleh perpustakaan sendiri seperti daftar tambahan koleksi, bulletin,
manual bibliografi, dan sebagainya. Penerbitan sendiri yang dilakukan oleh perpustakaan umum biasanya bahan
perpustakaan yang berisikan tentang penelitian-penelitian tentang daerah perpustakaan umum tersebut, daftar katalog buku dan sebagainya.
2.4 Anggaran
Setiap perpustakaan harus dapat tumbuh dan berkembang baik, dalam arti koleksi jasa maupun sumber daya manusianya dan hal ini tidak lepas dengan anggaran
rutin. Perpustakaan harus mempunyai anggaran rutin, hal ini bertujuan untuk mebiayai keperluan operasional serta penambahan koleksi perpustakaan.
Anggaran merupakan salah satu modal utama dalam pengadaan bahan pustaka perpustakaan. Menurut Sulistyo-Basuki sumber keuangan untuk perpustakaan
diperoleh dari berbagai sumber, antara lain : a.
Anggaran dari badan induk, biasanya pada perpustakaan pemerintah sudah termasuk gaji pegawai.
b. Daftar isian proyek, terutama untuk perpustakaan pemerintah di Indonesia.
Bagi perpustakaan swasta, daftar ini biasanya diganti dengan daftar usulan kegiatan yang diajukan pada pimpinan badan induk.
c. Bagi perpustakaan perguruan tinggi, dana tambahan diperoleh dari sumbangan
wajib mahasiswa. d.
Uang iuran anggota, biasanya untuk perpustakaan khusus, umum maupun perguruan tinggi.
e. Penjualan terbitan perpustakaan maupun bahan induk. Pada berbagai lembaga
ada kebiasaan bahwa penerbitan dilakukan oleh perpustakaan dengan ketentuan sampai keuntungan diperuntukkan perpustakaan.
f. Pajak setempat, biasanya untuk perpustakaan umum.
Universitas Sumatera Utara