Pengaruh Pemasaran Informasi Terhadap Pemanfaatan Layanan Pada Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam : Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara

(1)

PENGARUH PEMASARAN INFORMASI TERHADAP PEMANFAATAN LAYANAN PADA BADAN ARSIP DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI

NANGGROE ACEH DARUSSALAM

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Dalam bidang Studi Perpustakaan dan Informasi

Oleh

FITRI MELIALA

050709019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

DEPARTEMEN STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI MEDAN


(2)

Abstrak

Meliala, Fitri. 2010. Pengaruh Pemasaran Informasi Terhadap Pemanfaatan Layanan Pada Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam : Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini dilakukan di Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemasaran informasi terhadap pemanfaatan layanan pada Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Penelitian ini dharapkan bermanfaat bagi Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi NAD, penulis serta bagi peneliti lain.

Populasi penelitian ini adalah 8714 orang, sampel penelitian 258 dengan menggunakan tabel Isaac dan Michael. Untuk mengetahui siapa yang menjadi sampel digunakan teknik proportionate stratified random sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan, kuesioner, studi kepustakaan dan wawancara tidak terstruktur. Pengukuran variabel menggunakan skala likert. Interpretasi data dilakukan berdasarkan besar presentase jawaban dari responden.

Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan cara mengkorelasikan antar skor pertanyaan dengan total skor konstruk, sedangkan pengujian reliabilitas diukur dengan menggunakan uji statistik Cronbach Alpha. Untuk mengetahui pengaruh pemasaran informasi terhadap pemanfaatan layanan perpustakaan digunakan analisis regresi linier sederhana serta menggunakan software SPSS versi 13. Untuk mengguji hipotesis dilakukan Uji-t dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%).

Dari hasil pengolahan data dapat dilihat bahwa pemasaran informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemanfaatan layanan perpustakaan, dengan demikian hipotesis diterima. Koefisien determinasi (R squere) hasil regresi adalah sebesar 0,318%, hal ini menunjukkan bahwa 31,8% pemanfaatan layanan perpustakaan dipengaruhi oleh pemasaran informasi perpustakaan.

Kata Pengantar

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Pemasaran Informasi Terhadap Pemanfaatan


(3)

Layanan Pada Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam”.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana dan untuk memperoleh gelar sarjana sosial (S.Sos) pada Departemen Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Sastra USU. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih belum sempurna baik isi maupun penulisannya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik yang membangun agar penulis dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pada masa yang akan datang.

Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa kesemua ini tidak akan selesai tanpa bantuan dan dukungan dari keluarga yang tiada henti-hentinya memberikan limpahan kasih sayangnya pada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada Ayahanda Ahmad Datas Meliala dan Ibunda Siti Zahara Br Tarigan yang tiada henti-hentinya memberikan semangat dan dukungan moral maupun material kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Berkat keduanya pulalah penulis dapat merampungkan jenjang studi setahap demi setahap sampai saat ini.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, saran, doa dan bimbingan dari berbagai pihak untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Belling Siregar, M.Lib, selaku dosen pembimbing I, yang telah banyak memberikan bantuan, bimbingan, dan arahan serta waktu dalam penulisan skripsi ini.

2. Dra. Zaslina Zainuddin, M. Pd, selaku dosen pembimbing II, yang telah memberi masukan dalam penyelesaiaan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Jonner Hasugian, M.Si, sebagai Ketua Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi.

4. Bapak Ishak, S.S, M.Hum, selaku sekretaris jurusan Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara.

5. Kepada seluruh staf pengajar Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik penulis selama perkuliahan.


(4)

6. Bapak Drs. Syaifuddin, MA, PhD, selaku dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

7. Bapak Drs. Kamaruddin H. Husein, M.Si dan sekretariat Bapak Drs. T. Rakhmatsyah, M.Si, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

8. Seluruh pegawai di perpustakaan provinsi NAD yang telah memberikan bantuan dalam penyelesaian penelitian ini.

9. Para responden di Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi NAD yang telah bersedia mengisi kuesioner.

10. Buat Abang-abangku (Ramlan Meliala, S.pd/ Ramli Meliala, Amd/ AKP. Laba Meliala. Sik, SH/ Firman, SE/ dan Ridwan, Amd) terima kasih buat doa dan dukungannya. Serta keponakan-keponakanku yang lucu-lucu (Rani, Dien, Raisah, Arif, Kayla, Hadid dan Atikah).

11. Buat sahabatku khususnya Lucky shynta terima kasih untuk segala bantuannya dan persahabatan kita selama ini dan abang ku Ahkmad Daniel yang selalu membantu dan memberi semangat dalam pengerjaan skripsi ini.

12. Buat orang-orang terdekatku Titin Fatimah, Sevri Febriona (Nana), Irma Efrida Harahap, Mizana, Maidana, Firza, Siti, Uliarta Simanjuntak dan Janfris dan teman-teman angkatan 05 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu terimakasih atas kebersamaannya. 13. Terakhir tetapi teristimewa buat sahabatku dan kekasihku, suamiku

Wahyu Surbakti dan calon buah hatiku (anak yang masih di dalam kandunganku) terima kasih banyak untuk semuanya.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang membacanya.

Medan, Maret 2010 Penulis


(5)

Fitri Meliala

Nim : 050709019

DAFTAR ISI

Abstrak ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iv

Daftar Tabel ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Hipotesis Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Perpustakaan Umum ... 5

2.2 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Umum ... 6

2.2.1 Tujuan Perpustakaan Umum ... 6

2.2.2 Fungsi Perpustakaan Umum ... 7

2.2.3 Koleksi Perpustakaan Umum ... 8

2.3 Pemasaran Informasi Perpustakaan ... 9

2.3.1 Pengertian Pemasaran ... 9

2.3.2 Tugas Pemasaran dan Orientasi Pelanggan ... 10

2.4 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Perpustakaan ... 12

2.5 Metode Pemasaran Perpustakaan ... 15

2.5.1 Publikasi ... 15

2.5.1.1 Brosur ... 16

2.5.1.2 Poster dan News-Letter ... 16

2.5.2 Iklan ... 17


(6)

2.5.4 Insentif ... 19

2.5.5 Penciptaan Suasana Lingkungan ... 20

2.5.6 Pemasaran dalam Kegiatan Perpustakaan ... 21

2.5.6.1 Pameran ... 22

2.5.6.2 Ceramah dan Seminar ... 22

2.5.6.3 Bazar ... 23

2.5.6.4 Lomba dan Kuis ... 24

2.5.6.5 Wisata Perpustakaan ... 24

2.5.6.6 Memutar Film dan Video Kaset ... 25

2.6 Hambatan Dalam Pemasaran Perpustakaan ... 26

2.6.1 Hambatan internal Yang Terdapat Dalam Perpustakaan ... 26

2.6.2 Hambatan Eksternal dari Lingkungan Luar Perpustakaan ... 27

2.7 Pengertian Informasi ... 27

2.8 Pelayanan Perpustakaan ... 29

2.8.1 Sistem Layanan Perpustakaan ... 29

2.8.1.1 Sistem Layanan Terbuka ... 29

2.8.1.2 Sistem Layanan Tertutup ... 30

2.8.2 Jenis-Jenis Layanan ... 31

2.8.2.1 Pelayanan Sirkulasi ... 31

2.8.2.2 Pelayanan Referensi ... 33

2.8.2.3 Pelayanan Bimbingan Pengguna ... 33

2.8.2.4 Pelayanan Audiovisual ... 34

2.8.2.5 Pelayanan Terbitan Berseri ... 35

2.9 Pemanfaatan Layanan Perpustakaan ... 36

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 38

3.2 Lokasi Penilitian ... 38

3.3 Populasi dan Sampel ... 38

3.3.1 Populasi ... 38

3.3.2 Sampel ... 39


(7)

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 40

3.6 Kisi-kisi kuesioner ... 41

3.7 Defenisi Operasional Variabel ... 42

3.8 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 43

3.8.1 Uji Vliditas Instrumen ... 43

3.8.2 Uji Reliabitas ... 43

3.9 Analisis Data ... 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Validitas dan Realibilitas ... 46

4.1.1 Variabel Pemanfaatan Layanan ... 47

4.1.2 Pengujian Reliabilitas Instrumen ... 47

4.1.2.1 Variabel Pemasaran Informasi ... 48

4.1.2.2 Variabel Pemanfaatan Layanan ... 48

4.2 Karakteristik Responden ... 49

4.3 Analisis Deskriptif ... 49

4.3.1 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Pemasaran Informasi . 49 4.3.1.1 Publikasi ... 49

4.3.1.2 Brosur ... 50

4.3.1.3 Iklan ... 52

4.3.1.4 Kontak Perorangan ... 53

4.3.1.5 Penciptaan Suasana Lingkungan ... 54

4.3.1.6 Pameran ... 55

4.3.1.7 Ceramah dan Seminar... 56

4.3.1.8 Lomba dan Kuis ... 57

4.3.1.9 Bazar ... 58

4.4 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Pemanfaatan Layanan ... 59

4.4.1 Frekuensi kunjungan pengguna ke perpustakaan ... 59

4.4.2 Pemanfaatan fasilitas dan layanan ... 60

4.4.3 Jenis layanan yang sering digunakan ... 61

4.4.4 Perubahan fasilitas layanan dari pemasaran perpustakaan ... 62

4.4.5 Promosi membantu pengguna mengetahui layanan yang tersedia di perpustakaan ... 63


(8)

4.4.6 Dorongan untuk memanfaatkan layanan perpustakaan ... 64

4.4.7 Komponen pemasaran ... 65

4.4.8 Komponen pemasarn yang sering dirasakan responden ... 66

4.4.9 Memenuhi permintaan/ Pemesanan informasi ... 67

4.5 Peningkatan pemenuhan permintaan pengguna perpustakaan ... 68

4.5.1 Memberitahukan atau mengajak pengguna lain untuk memanfaatkan perpustakaan ... 69

4.5.2 Peningkatan kunjungan pengguna ke perpustakaan ... 70

4.6 Analisis statistik ... 71

4.6.1 Pengaruh pemasaran informasi terhadap pemanfaatan layanan pada Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam ... 71

4.6.2 Pengujian hipotesis ... 72

4.6.3 Pengujian Determinasi ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 73

5.2 Saran ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74

LAMPIRAN Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian ... 78

Lampiran 2 : Gambaran umum Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam ... 83

Lampiran 3 : Distribusi skor jawaban variabel X dan variabel Y ... 95

Lampiran 4 : Tabel Frekuensi Jawaban Responden ... 115

Lampiran 5 : Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Variabel X dan Variabel Y ... 120

Lampiran 6 : Hasil Uji Regresi ... 122

Lampiran 7 : Tabel Nilai Distribusi t ... 123


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Pengguna Perpustakaan Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi NAD 39

Tabel 2 : Jumlah sampel berdasarkan stratum 40

Tabel 3 : Operasional variabel

41

Tabel 4 : Uji validitas variabel X 46

Tabel 5 : Uji validitas variabel Y 47

Tabel 6 : Uji reabilitas variabel X 48

Tabel 7 : Uji reabilitas variabel Y 48

Tabel 8 : Komposisi responden berdasarkan status 49

Tabel 9 : Tanggapan responden mengenai publikasi 50

Tabel 10 : Tanggapan responden mengenai brosur 51

Tabel 11 : Tanggapan responden mengenai iklan 52

Tabel 12 : Tanggapan responden mengenai kontak perorangan 53

Tabel 13 : Tanggapan responden mengenai penciptaan suasana lingkungan 54


(10)

Tabel 14 : Tanggapan responden mengenai pameran 55

Tabel 15 : Tanggapan responden mengenai ceramah dan seminar 56

Tabel 16 : Tanggapan responden mengenai lomba dan kuis 57

Tabel 17 : Tanggapan responden mengenai bazar 58

Tabel 18 : Tanggapan responden mengenai frekuensi kunjungan ke perpustakaan 59

Tabel 19 : Tanggapan responden mengenai frekuensi pemanfaatan 60

Tabel 20 : Tanggapan responden mengenai jenis layanan yang sering digunakan 61

Tabel 21 : Tanggapan responden mengenai perubahan fasilitas layanan dari

pemasaran perpustakaan

62

Tabel 22 : Tanggapan responden mengenai promosi dalam membantu 63

pengguna mengenai layanan perpustakaan

Tabel 23 : Tanggapan responden mengenai dorongan untuk memanfaatkan 64

layanan perpustakaan

Tabel 24 : Tanggapan responden mengenai komponen pemasaran 65

Tabel 25 : Tanggapan responden komponen pemasaran yang sering digunakan 66

Tabel 26 : Tanggapan responden memenuhi permintaan/ pemesanan informasi 67


(11)

Tabel 27 : Tanggapan responden mengenai peningkatan pemenuhan permintaan 68

pengguna perpustakaan

Tabel 28 : Tanggapan responden mengenai memberitahukan atau mengajak pengguna 69

lain untuk memanfaatkan perpustakaan

Tabel 29 : Tanggapan responden mengenai peningkatan kunjungan pengguna 70

ke perpustakaan

Tabel 30 : Regresi liniear

71

Tabel 31 : Uji determinasi

72


(12)

Abstrak

Meliala, Fitri. 2010. Pengaruh Pemasaran Informasi Terhadap Pemanfaatan Layanan Pada Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam : Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini dilakukan di Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemasaran informasi terhadap pemanfaatan layanan pada Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Penelitian ini dharapkan bermanfaat bagi Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi NAD, penulis serta bagi peneliti lain.

Populasi penelitian ini adalah 8714 orang, sampel penelitian 258 dengan

menggunakan tabel Isaac dan Michael. Untuk mengetahui siapa yang menjadi

sampel digunakan teknik proportionate stratified random sampling. Teknik

pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan, kuesioner, studi kepustakaan dan wawancara tidak terstruktur. Pengukuran variabel menggunakan skala likert. Interpretasi data dilakukan berdasarkan besar presentase jawaban dari responden.

Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan cara mengkorelasikan antar skor pertanyaan dengan total skor konstruk, sedangkan pengujian reliabilitas diukur dengan menggunakan uji statistik Cronbach Alpha. Untuk mengetahui pengaruh pemasaran informasi terhadap pemanfaatan layanan perpustakaan digunakan analisis regresi linier sederhana serta menggunakan software SPSS versi 13. Untuk mengguji hipotesis dilakukan Uji-t dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%).

Dari hasil pengolahan data dapat dilihat bahwa pemasaran informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemanfaatan layanan perpustakaan, dengan demikian hipotesis diterima. Koefisien determinasi (R squere) hasil regresi adalah sebesar 0,318%, hal ini menunjukkan bahwa 31,8% pemanfaatan layanan perpustakaan dipengaruhi oleh pemasaran informasi perpustakaan.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam era globalisasi dan kecanggihan informasi di segala bidang saat ini marketing (pemasaran) menempati posisi strategi untuk memajukan usaha dalam segala hal. Informasi menjadi sumber daya yang strategis dan dibutuhkan oleh lingkungan bisnis, pemerintah dan para individu agar lebih sukses dalam lingkungannya. Perpustakaan sebagai penyedia informasi harus dapat memanfaatkan peluang yang ada agar dapat lebih berperan dalam tatanan masyarakat informasi.

Pemasaran merupakan proses manajerial dan sosial yang mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan atau inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai satu sama lain. Prinsip pemasaran sangat dibutuhkan perpustakaan sesuai dengan kondisi karakteristik pasar yang semakin canggih dan persaingan yang semakin ketat.

Pemasaran di perpustakaan tidak memasarkan produk barang, melainkan produk jasa, dalam hal ini adalah jasa informasi. Perpustakaan memiliki kekayaan informasi yang dapat dipasarkan guna kepentingan user/pemakai perpustakaan seperti buku, jurnal, majalah dokumen, kliping dan informasi lainnya. Informasi tersebut dapat diperoleh melalui penelusuran informasi yang tersedia di perpustakaan dan melakukan peminjaman atau informasi tersebut dapat digunakan di tempat yang telah disediakan perpustakaan. Perpustakaan dikatakan berhasil apabila pengguna mudah mendapatkan informasi yang mereka butuhkan dengan sarana dan prasarana yang baik. Hal ini layak dipertimbangkan perpustakaan untuk memasarkan informasi yang tersedia dengan tujuan perpustakaan berhasil dan dimanfaatkan tepat guna sesuai dengan visi misi perpustakaan tersebut.

Pemasaran jasa yang dilakukan perpustakaan mencakup pemasaran informasi. Pemasaran perpustakaan sama halnya dengan organisasi lain yang menyediakan layanan infirmasi. Namun perbedaan antara perpustakaan dengan organisasi lain terletak pada informasi yang akan disajikan. Perpustakaan memasarkan informasi dalam bentuk ilmu pengetahuan dan tidak mengharapkan jasa/laba, sedangkan organisasi lain bersifat mengharapkan laba.


(14)

Perpustakaan merupakan suatu lembaga untuk mengumpulkan, merawat, menyimpan, mengatur dan melestarikan bahan-bahan perpustakaan yang berupa rekaman hasil pemikiran dan temuan penelitian serta ungkapan cipta karya manusia dan selanjutnya didayagunakan sebagai bahan informasi kepada masyarakat. Salah satu jenis perpustakaan adalah Perpustakaan Umum.

Perpustakaan umum diselenggarakan di pemukiman penduduk (kota atau desa) diperuntukkan bagi semua lapisan dan golongan masyarakat penduduk pemukiman tersebut untuk melayani kebutuhannya akan informasi dan bahan bacaan.

Tujuan penyelenggaraan perpustakaan umum adalah untuk membantu masyarakat umum dalam memenuhi kebutuhan informasi dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan diselenggarakannya perpustakaan umum mempunyai tujuan utama yaitu membina dan mengembangkan minat baca masyarakat dan belajar mandiri, serta untuk meningkatkan daya kreativitas agar dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional”.

Untuk dapat mencapai tujuan perpustakaan umum tersebut di atas, perpustakaan harus menyediakan berbagai koleksi dan layanan yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasi. Tersedianya berbagai jenis koleksi dan layanan di perpustakaan umum, diharapkan akan dapat membantu pengguna perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Namun pada kenyataannya, masih banyak pengguna perpustakaan yang tidak memanfaatkan koleksi serta layanan yang ada di perpustakaan umum karena mereka tidak mengetahuinya.

Pemasaran perpustakaan adalah kegiatan penyebarluasan jasa layanan bahan kepustakaan dan atau layanan sumber-sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi, kebudayaan dan lainnya kepada masyarakat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pemasaran perpustakaan dilakukan melalui promosi, publikasi dan cara lainnya dengan tujuan masyarakat mengetahui bahwa peran perpustakaan sangat besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Demikian juga halnya dengan Badan Arsip dan Perpustakaan provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.


(15)

Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam merupakan perpustakaan umum yang memiliki layanan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Layanan-layanan yang disediakan seperti layanan sirkulasi, layanan referensi, layanan bimbingan pengguna, layanan audiovisual (tetapi sampai saat ini layanan tersbut belum digunakan secara aktif), layanan anak dan dewasa, layanan deposit dan layanan WARINTEK, serta layanan terbitan berseri.

Berdasarkan laporan penelitian tahun 2008, diketahui bahwa Badan Arsip dan Perpustakaan Nanggroe Aceh Darussalam memiliki jumlah koleksi perpustakaan sebanyak 42.543 judul buku dengan 102.818 eksemplar. Jumlah anggota Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam adalah 10344 orang. Sedangkan pengunjung perpustakaan rata-rata dalam satu

Minggu sebanyak 845 orang. (Sumber :Statistik Anggota Badan Perpustakaan

Provinsi Naggroe Aceh Darussalam Tahun 2008). Jika pengunjung perpustakaan dikaitkan dengan jumlah penduduk Provinsi Nangroe Banda Aceh Darussalam terutama kota Banda Aceh yang berjumlah 219.659 jiwa, maka kunjungan tersebut masih kurang. Kemungkinan salah satu penyebabnya adalah masyarakat belum mengetahui keberadaan perpustakaan tersebut atau kurangnya fasilitas layanan yang disediakan. Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh kurangnya promosi yang dilakukan pihak perpustakaan dan instansi pemerintahan dalam memasarkan perpustakaan kepada masyarakat, sehingga kunjungan dan pemanfaatan imformasi yang tersedia di perpustakaan kurang maksimal.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk menelitinya dengan menetapkan judul penelitian ini adalah “PENGARUH PEMASARAN INFORMASI TERHADAP PEMANFAATAN LAYANAN PADA BADAN ARSIP DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM”.

Adapun alasan penulis memilih perpustakaan pada Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebagai objek penelitian, karena perpustakaan ini merupakan perpustakaan umum/wilayah yang memiliki berbagai jenis koleksi dan layanan untuk memenuhi kebutuhan informasi seluruh lapisan masyarakat.


(16)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan di atas, penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut:

 Bagaimana pengaruh pemasaran informasi terhadap pemanfaatan

layanan pada Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

 Untuk mengetahui pengaruh pemasaran informasi terhadap

pemanfaatan layanan pada Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

yaitu hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi perpustakaan dalam meningkatkan kegiatan pemasaran informasi.

2. Peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian pada topik yang berkaitan dengan penelitian ini.

3. Penulis, yaitu dapat memperdalam pengetahuan penulis khususnya

tentang Perpustakaan Umum dan pemasaran informasi.

1.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah “Pemasaran informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemanfaatan layanan pada Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nangroe Aceh Darussalam”.


(17)

BAB II

KAJIAN TEORITIS 2.1Pengertian Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang seluruh atau sebagian dananya disediakan oleh masyarakat dan penggunanya tidak terbatas pada kelompok orang tertentu. Perpustakaan Umum merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan yang memiliki peran sebagai penyebar informasi bagi seluruh lapisan masyarakat.

Dalam Panduan Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (1992: 6) bahwa “Perpustakaan Umum merupakan salah satu sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian integral dari kegiatan pembangunan nasional”. Sedangkan menurut Sulistyo-Basuki (1993 : 46) “Perpustakaan Umum adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh dana umum dengan tujuan melayani umum”. Selanjutnya menurut Sutarno (2006 : 37) “Perpustakaan Umum merupakan milik pemerintah daerah dan dikelola oleh pemerintah daerah yang bersangkutan. Sumber dana pembiayaan dari dana umum yang berasal dari masyarakat.

Selain itu pengertian perpustakaan umum menurut Sutarno (2003 : 32) perpustakaan umum adalah:

Lembaga pendidikan yang sangat demokratis karena menyediakan sumber belajar sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan melayaninya tanpa membedakan suku bangsa, agama yang dianut, jenis kelamin, latar belakang dan tingkat social, umur dan pendidikan serta perbedaan lainnya. Pendek kata perpustakaan umum memberikan layanan kepada semua orang, anak-anak, remaja, dewasa, pelajar, mahasiswa, pagawai, ibu rumah tangga, para usia lanjut, laki-laki maupun perempuan.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan umum adalah suatu unit kerja yang berperan membantu masyarakat umum dengan menggunakan dana umum untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian integral dari kegiatan pembangunan nasional. Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang didirikan oleh pemerintah dengan menggunakan dana umum serta bertujuan untuk kebutuhan masyarakat umum akan informasi secara menyeluruh tanpa membedakan jenis kelamin, agama, ras, usia, pekerjaan dan kedudukan.


(18)

2.2Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Umum

2.2.1 Tujuan Perpustakaan Umum

Sebagai sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, perpustakaan umum memiliki tujuan yang harus dicapai. Tujuan perpustakaan umum adalah membina dan mengembangkan minat baca masyarakat dan belajar mandiri, serta untuk meningkatkan daya kreativitas dan aktivitas agar dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional. Menurut Yusuf (1996 : 18) tujuan perpustakaan umum adalah :

1. Mengembangkan minat baca serta mendayagunakan semua bahan

pustaka yang tersedia di Perpustakaan Umum.

2. Mengembangkan kemampuan mencari, mengelola dan memanfaatkan

informasi yang tersedia di Perpustakaan Umum.

3. Mendidik masyarakat agar dapat memanfaatkan perpustakaan secara

efektif dan efisien.

4. Meletakkan dasar-dasar ke rah belajar mandiri.

5. Memupuk minat baca dan menumbuhkan daya apresiasi dan imajinasi

masyarakat.

6. Mengembangkan kemampuam masyarakat untuk memecahkan

masalah, bertanggung jawab dan berpartisifasi aktif dalam pembangunan nasional.

Selain pendapat di atas, tujuan perpustakaan umum menurut Manifesto Perpustakaan Umum Unesco dalam Sulistyo-Basuki (1993 : 46) yaitu :

1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka

yang dapat membantu meningkatkan mereka kea rah kehidupan yang lebih baik.

2. Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat, dan murah bagi

masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat.

3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang

dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka.

4. Bertindak selaku agen cultural artinya perpustakaan umum merupakan

pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustakaan umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran film, dan menyediakan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi masyarakat terhadap segalah bentuk seni budaya.


(19)

Tujuan perpustakaan umum adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam membina dan mengembangkan kebiasaan membaca. Dari kedua pendapat di atas terdapat perbedaan tujuan perpustakaan umum yang diselenggarakan oleh perpustakaan. Namun, ada dua poin yang menjelaskan adanya persamaan dalam melaksanakan tujuan tersebut yaitu : mengembangkan kemampuan mencari, mengelola dan memanfaatkan informasi yang tersedia di perpustakaan serta menumbuhkan apresiasi budaya dan imajinasi masyarakat sekitarnya.

2.2.2 Fungsi Perpustakaan Umum

Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perpustakaan umum harus dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Adapun fungsi perpustakaan umum menurut Yusuf (1996 : 21) adalah :

Fungsi Educatif

Perpustakaan Umum menyediakan berbagai jenis bacaan berupa karya cetak dan rekam untuk dapat dijadikan sumner belajar dan menambah pengetahuan secara mandiri. Budaya mandiri dapat membentuk masyarakat yang belajar seumur hidup dan gemar membaca.

Fungsi Informatif

Perpustakaan Umum sama dengan berbagai jenis perpustakaan lainnya, yaitu menyediakan buku-buku referensi, bacaan ilmiah popular berupa buku dan majalah ilmia serta data-data penting lainnya yang diperlukan pembaca.

Fungsi Kultural

Perpustakaan Umum menyediakan berbagai bahan pustaka sebagai hasil budaya bangsa yang direkam dalam bentuk tercetak/ terekam. Perpustakaan merupakan tempat penyimpanan dan terkumpulnya berbagai karya budaya manusia yang setiap waktu dapat diikuti perkembangannya melalui koleksi perpustakaan.

Fungsi Rekreasi

Perpustakaan Umum bukan hanya menyediakan bacaan-bacaan ilmiah, tetapi juga menghimpun bacaan hiburan berupa buku-buku fiksi dan majalah hiburan untuk anak-anak, remaja dan dewasa. Bacaan fiksi dapat menambah pengalaman atau menumbuhkan imajinasi pembacanya dan banyak digemari oleh anak-anak dan dewasa.

Dari fungsi perpustakaan umum tersebut, dapat di simpulkan bahwa perpustakaan umum harus berupaya menarik pengguna untuk selalu datang ke perpustakaan yang telah disediakan.


(20)

Untuk mencapai tujuan dan dapat melaksanakan fungsi dengan baik perpustakaan umum mempunyai tugas yang harus dilaksanakan. Melayani masyarakat dari berbagai golongan tanpa membedakan agama maupun ras, serta untuk kepentingan dunia pendidikan, keterampilan dan rekreasi. Disamping itu juga untuk menggalakkan masyarakat gemar membaca dan belajar mandiri. Menurut Sutarno (2006 : 37) menyatakan bahwa:

Tugas perpustakaan umum memberikan layanan kepada seluruh lapisan masyarakat, sebagai pusat informasi, pusat sumber belajar, tempat rekreasi, penelitian, dan sebagai pelestarian koleksi bahan pustaka yang dimiliki. Beberapa tugas pokok perpustakaan umum adalah :

1. Perpustakaan umum disediakan oleh pemerintah dan masyarakat untuk

melayani kebutuhan bahan pustaka untuk masyarakat.

2. Perpustakaan umum menyediakan bahan pustaka yang dapat

menumbuhkan kegairahan masyarakat untuk belajar dan membaca sedini mungkin.

3. Mendorong masyarakat untuk trampil memilih bacaan yang sesuai

dengan kebutuhannya dalam meningkatkan pengetahuan untuk menunjang pendidikan formal, nonformal dan informal.

4. Menyediakan aneka ragam bahan pustaka yang bermanfaat untuk

dibaca agar dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat yang layak sehingga dapat berpartisipasi dalam membangun nasional.

Dengan demikian tugas perpustakaan umum adalah melayani masyarakat umum dalam memenuhi kebutuhan informasi sebagai pusat informasi, pusat sumber belajar, penelitian dan rekreasi yang sesuai dengan kebutuhannya dan bermanfaat untuk dibaca agar dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat yang layak dalam membangun nasional.

2.2.3 Koleksi Perpustakaan Umum

Koleksi merupakan sarana yang paling penting dalam perpustakaan. Tanpa koleksi suatu perpustakaan tidak ada manfaatnya. Tanpa koleksi perpustakaan tidak mungkin melaksanakan fungsi dan tugasnya dengan baik.

Koleksi perpustakaan umum meliputi koleksi yang bersifat umum (meliputi berbagai bidang ilmu), yang digunakan sebagai sarana penunjang pengembangan masyarakat pada umumnya. Untuk dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat, perpustakaan harus berupaya menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Sutarno (2006 : 70) menyatakan bahwa: “Koleksi perpustakaan mencakup bahan pustaka tercetak seperti buku, majalah, surat kabar,


(21)

bahan pustaka terekam dan elektronik seperti kaset, video, piringan (disk), film, film strip dan koleksi bentuk tertentu, seperti lukisan, alat peraga, globe, foto, dll”.

Sedangkan koleksi perpustakaan menurut Siregar (2002 : 2) “Semua bahan pustaka yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disajikan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa koleksi perpustakaan umum adalah semua bahan pustaka yang disediakan oleh perpustakaan seperti buku, majalah dan bahan informasi lainnya yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengguna.

2.3 Pemasaran Informasi Perpustakaan

2.3.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan suatu sistem kegiatan yang merancang bagaimana untuk merencanakan, memberi harga, mempromosikan dan mendistribusikan jasa/

barang, mampu memberikan kepuasan atas keinginan pasar. Menurut Kotler

(2000 : 9), “Is a societal process by which individuals and groups obtain what they need and want through creating, offering, and freely exchanging products and services of value with others”. Pemasaran yaitu suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak yang lain. Selanjutnya Kotler dalam Wirawan (1993 : 7) menyatakan bahwa :

Pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, evaluasi dan pengendalian program-program yang telah dirumuskan secara seksama. Program-program itu dirancang sedemikian rupa sehingga mendorong terjadi pertukaran nilai dengan pasar yang menjadi target untuk mencapai tujuan organisasi.

Sedangkan menurut Goh dan Kheng dalam Irawan (2003 : 4), yaitu: “Pemasaran adalah proses yang bersifat strategis dan sosial dalam menciptakan pelanggan dan menyediakan nilai yang menguntungkan serta lebih baik untuk pelanggan dengan cara berkompetesi.”

Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan suatu kegiatan dalam proses sosial untuk menciptakan pelanggan yang didalamnya


(22)

individu dan kelompok akan mendapatkan apa yang menguntungkan serta lebih baik untuk pelanggan dengan cara analisis, perencanaan, implementasi, evaluasi dan pengendalian program-program yang dirancang sedemikian rupa untuk mencapai tujuan organisasi.

2.3.2 Tugas Pemasaran dan Orientasi Pelanggan

Untuk mencapai keberhasilan, kegiatan pemasaran sangat dipengaruhi oleh pelaksanaan tugas pemasaran. Tugas pemasaran yang dilakukan tersebut berbeda-beda sesuai dengan cara dan kegiatan-kegiatan permintaan. Menurut Irawan (1996 : 4-6) tugas pemasaran adalah:

1. Meningkatkan kepuasan konsumen

Memberikan kepuasan kepada konsumen merupakan tujuan setiap jenis usaha. Hal ini karena konsumen akan memberikan bisnis berulang kepada perusahaan dan menjadi saluran yang efektif bagi perusahaan. Untuk itu perusahaan harus selalu berusaha meningkatkan kualitas, pelayanan dan pelanggan.

2. Menciptakan permintaan

Menciptakan permintaan dapat dilakukan dengan cara menciptakan perbedaan.

3. Meningkatkan permintaan

Ada dua cara untuk meningkatkan permintaan yaitu:

a. Dengan harga yang sama permintaan bertambah

b. Dengan kuantitas yang sama tapi harga naik 4. Menjadikan permintaan inelastis

Permintaan inelastis artinya perubahan harga relative tidak akan berpengaruh terhadap perubahan kuantitas yang diminta. Hal ini bila terjadi konsumen puas.

5. Menyesuaikan diri dengan lingkungan

Kebutuhan dan keinginan konsumen selalu berubah. Hal ini disebabkan karena perubahan lingkungan.

Sehubungan dengan hal di atas Kotler ( 2001 : 18-19) mengemukakan berbagai keadaan permintaan dengan hubungannya dengan tugas pemasaran:

1. Permintaan negatif : pasar dalam situasi permintaan negatif bila

sebagian besar pasar tidak suka produk tertentu dan bahkan mau membayar asal terhindar dari produk itu. Tugas pemasaran adalah menganalisa mengapa pasar tidak menyukai produk, dan apakah program pemasaran rancang ulang produk, harga yang rendah, dan promosi yang positif dapat merubah kepercayaan dan sikap pasar.

2. Tidak ada permintaan : konsumen yang dituju mungkin tidak tertarik

atau tidak mengacuhkan produk itu. Jadi petani mungkin tidak tertarik terhadap suatu metode pertanian baru dan mahasiswa mungkin tidak


(23)

tertarik pada mata kuliah bahasa asing. Tugas pemasarn ini adalah mencari cara menghubungkan manfaat produk dengan kebutuhan dan minat seseorang.

3. Permintaan laten : banyak konsumen yang memiliki kebutuhan namun

belum bisa dipenuhi oleh produk yang ada. Permintaan laten akan rokok yang tidak berbahaya, lingkungan yang aman, dan mobil yang lebih irit besar sekaligus. Tugas pemasaran adalah mengukur pasar serta mengembangkan barang dan jasa yang tepat untuk memenuhi permintaan itu.

4. Permintaan menurun : setiap organisasi, cepat atau lambat akan

mengalami permintaan menurun untuk satu atau lebih produknya. Gereja mengalami penurunan umat, universitas mengalami penurunan pendaftar. Pemasar harus menganalisis penyebab penurunan pasar dan memutuskan apakah permintaan dapat dirangsang kembali dengan menemukan pasar sasaran baru, mengganti sifat produk atau mengembangkan komunikasi yang lebih efektif. Tugas pemasaran adalah membalikkan permintaan menurun dengan pemasaran ulang produk.

5. Permintaan tidak teratur : banyak organisasi yang permintaannya

bervariasi sehingga menyebabkan masalah kelebihan atau kekurangan kapasitas. Misalnya angkutan umum tidak cukup jumlahnya pada jam sibuk namun kosong di jam lain. Museum kekurangan pengunjung di hari kerja dan kelebihan pengunjung di akhir minggu. Tugas

pemasaran dinamakan “synchromarketing”, adalah mengubah pola

permintaan dengan pemberian harga, promosi, dan intensif lain yang fleksibel.

6. Permintaan penuh : organisasi mengahadapi permintaan penuh, kalau

mereka puas dengan volume usahanya. Tugas pemasaran adalah mempertahankan tingkat permintaan ditengah berubahnya prefensi konsumen dan persaingan yang makin meningkat.

7. Permintaan berlebih : Beberapa organisasi menghadapi lebih banyak

dari pada yang mereka mau atau mampu melayani. Tugas pemasaran,

disebut darmaketing, perlu menemukan cara untuk mengurangi

permintaan secara sementara atau permanent. Darmaketing

menyeluruh bertujuan mengurangi permintaan secara menyeluruh

dengan menaikkan harga dan mengurangi promosi serta pelayanan.

8. Permintaan produk tidak bermanfaat : produk yang tidak berfaedah

akan mengundang usaha terorganisir untuk mengurangi pemakaiannya. Tugas pemasaran adalah membuat orang yang suka produk tersebut tidak lagi memakainya, dengan cara-cara seperti menyampaikan ketakutan, menaikkan harga dan mengurangi penyediaan.

Dari pendapat di atas bahwa untuk mencapai tujuan, setiap organisasi harus mampu berorientasi kepada pelanggan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan, keinginan dan kepuasan pelanggan dan tidak hanya berfokus kepada


(24)

suatu produk saja melainkan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan minat seseorang.

2.4 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Perpustakaan

Marketing mix merupakan salah satu konsep utama dalam pemasaran

modern. Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan suatu set variabel

pemasaran yang dapat dikendalikan dan penerapan dari strategi pemasaran yang sangat penting dan mempunyai peranan dalam mencapai keberhasilan yang dituju. Bauran pemasaran adalah kegiatan-kegiatan untuk pemasaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan guna mencapai tujuan pemesannya. Menurut Kotler (2002: 18) bahwa: “Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran.”

Sedangkan menurut Baderi (2004 : 9), bauran pemasaran atau: “Marketing mix adalah “Perangkat variabel-variabel pemasaran terkontrol yang digabungkan

untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan dalam pasar sasaran (target

market).”

Selain pendapat di atas Keegan (1997 : 3), menyatakan bahwa:

Bauran pemasaran yang banyak dijumpai dalam aktivitas pemasaran yang menciptakan nilai bagi pelanggan merupakaan kombinasi dari produk, promosi dan distribusi, nilai bagi pelanggan dapat ditingkatkan dengan mengurangi harga, jadi bauran pemasaran terdiri atas empat elemen yaitu : product, price, promotion, and place (distribution).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat (variabel-variabel) pemasaran terkontrol dan digabung untuk mengahsilkan/menciptakan nilai bagi pelanggan/pengguna yang merupakan kombinasi dari produk, harga, tempat dan promosi.

Bauran pemasaran atau marketing mix adalah seperangkat unsur

pemasaran yang dapat dikendalikan oleh orgaisasi. Organisasi memanfaatkan bauran pemasaran untuk mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap produk atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi itu. Pemaduan unsur-unsur bauran pemasaran ini harus pula memperhitungkan variable-variabel yang tidak dapat dikendalikan organisasi, seperti sumberdaya, tujuan organisasi, politik, hukum, sosial dan budaya, tindakan-tindakan organisasi lain yang menjadi pesaing.


(25)

Menurut Baderi (2004 : 9) komponen pokok marketing mix perpustakaan yang dapat digabungkan kedalam empat variabel, yaitu:

1. Produk (Product), merupakan kombinasi antara bahan-bahan

kepustakaan dengan jasa layanan perpustakaan yang ditawarkan kepada pasar sasaran (target market) perpustakaan.

2. Harga (Price), merupakan jumlah uang pendaftaran, iuran, denda yang harus dibayar oleh konsumen (pengguna) perpustakaan untuk mendapat layanan peminjaman bahan kepustakaan.

3. Tempat (Place), menunjukkan dimana kegiatan pelayanan

perpustakaan diadakan untuk dapat memperoleh produk perpustakaan (layanan dan bahan yang dilayankan).

4. Promosi (Promotion), merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan

oleh perpustakaan untuk mengkomunikasikan manfaat dari bahan

kepustakaan (Produk) untuk menyakinkan konsumen sasaran agar mau

membaca atau mengunjungi perpustakaan.

Sedangkan Widuri (2008 : 3-5) menyatakan bahwa ada 4 (empat) macam

konsep marketing mix yaitu : 1. Produk (Product)

Merupakan barang fisik ataupun kombinasi keduanya, yang ditawarkan kepada pasar sasaran. Produk merupakan elemen marketing mix yang pertama yang perlu kita ketahui, untuk dapat menyusun proses pemasaran selanjutnya yang sesuai dengan produk tersebut. Berbicara mengenai pemasaran jasa informasi di sebuah perpustakaan, sudah barang tentu produknya adalah koleksi serta jasa layanan yang dimiliki perpustakaan yang bersangkutan.

2. Harga (Price). Harga merupakan sejumlah uang yang harus

dikeluarkan pelanggan untuk memperoleh produk hasil perusahaan. Dalam perpustakaan yang dimaksud harga di sini bukan uang, melainkan keaktualan koleksi/ informasi, relevansi informasi yang dibutuhkan pengguna dengan yang ditawarkan atau utility/ nilai guna informasi tersebut.

3. Tempat (Place). Merupakan perencanaan dan pelaksanaan program

penyaluran jasa/ produk melalui lokasi layanan pada waktu yang tepat dengan jumlah yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.

4. Promosi (Promotion). Promosi merupakan suatu bentuk komunikasi

penyampaian pesan-pesan atau informasi yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut :

- To inform : memberitahu sesuatu yang tidak tahu sebelumnya dalam hal ini menginformasikan mengenai perpustakaan, apa yang dimilikinya, apa yang dapat diberikan perpustakaan kepada pengguna. Memberitahukan kepada pengguna informasi yang tepat untuk disuguhkan kepada masyarakat. Hal mi berkaitan erat dengan felt need dan masyarakat pengguna jasa informasi.


(26)

- To influence : mempengaruhi pengguna agar mereka tidak enggan berkunjung ke perpustakan, tidak enggan menggunakan jasa layanan informasi, merubah image pengguna tentang jasa informasi/perpustakaan. Dalam kegiatan mempengaruhi mi, perlu usaha dan dalam perpustakaan/jasa informasi untuk membuat mereka merasa membutuhkan perpustakaan/jasa informasi, perlujuga menonjolkan citra positifdari lembaga kita ke luar.

- To persuade : membujuk atau merayu penggunal masyarakat untuk melakukan kegiatan di perpustakaan Baik itu kegiatan membaca ataupun kegiatan seminar dan lain sebagainya yang bertempat di perpustakaan.

Menurut Kotler (2001 : 450), selain keempat komponen dari bauran pemasaran tersebut di atas, komponen bauran pemasaran ditambah lagi tiga komponen sehingga menjadi tujuh, yaitu :

A revised marketing mix frame work service marketing management may be required. This revised marketing mix for service contains three additional elements : people, physical evidence, process.

Pendapat di atas dapat diartikan bahwa suatu perbaikan bauran pemasaran menjadi suatu permintaan dari bentuk layanan kerja manajemen pemasaran. Perbaikan bauran pemasaran layanan ini terdiri dari 3 elemen tambahan yaitu orang (tenaga kerja), bukti fisik dan proses.

Maka ketujuh faktor marketing mix tersebut akan dijelaskan sebagai

berikut :

1. Product

Merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan. Produk dapat dibedakan menjadi dua yaitu barang dan jasa.

2. Price (Harga)

Merupakan sejumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk mendapatkan produk.

3. Place (Tempat)

Adalah keinginan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi konsumen sasaran.

4. Promotion (Promosi)

Adalah kegiatan-kegiatan yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk konsumen untuk membelinya, adapun yang termasuk dalam alat promosi adalah advertesing, direct marketing, sales promotion, personal selling dan public relation.

5. People (Orang/ tenaga kerja)

Dalam hal ini dibagi menjadi dua aspek. Aspek pertama adalah service personal, yaitu orang-orang yang melakukan produksi dan operasional dalam organisasi jasa. Aspek yang kedua yaitu customer (hubungan


(27)

diantara pelanggan), persepsi pelanggan mengenai kualitas jasa tersebut dibentuk dan dipengaruhi oleh pelanggan lainnya.

6. Physical Evidence ( Bukti fisik)

Merupakan suatu hal yang turut mempengaruhi kepuasan konsumen untuk membeli dan menggunakan barang atau jasa yang ditawarkan. Unsur-unsur yang termasuk dalam physical evidence adalah lingkungan fisik dan fasilitas-fasilitas lainnya yang menunjang untuk menyediakan jasa tersebut yang dapat mempengaruhi penilaian pelanggan terhadap jasa perusahaan.

7. Process (Proses)

Komponen proses ini merupakan suatu usaha perusahaan dalam menjalankan dan melakukan aktivitasnya alam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa komponen-komponen (elemen) dari marketing mix menunjukkan pandangan penjual/memasarkan tentang bagaimana sebuah perpustakaan memasarkan apa saja layanan yang tersedia sehingga dapat mempengaruhi dan dimanfaatkan oleh pengguna

(konsumen). Marketing mix adalah serangkaian alat yang saling mendukung di

mana variabel-variabel tersebut adalah controlled variables dan merupakan

kombinasi dari produk, promosi, harga, dan tempat (distribusi), tenaga kerja, bukti fisik, proses, nilai bagi pelanggan yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran.

2.5 Metode Pemasaran Perpustakaan

Dalam melakukan pemasaran banyak metode yang dilakukan. Metode tersebut dipilih dan digunakan sesuai dengan kondisi perpustakaan serta masyarakat yang dilayani dengan tujuan pemasaran tersebut berhasil. Menurut Mustafa (1996 : 28), adapun metode pemasaran yang dilakukan di perpustakaan adalah sebagai berikut :

2.5.1 Publikasi

Salah satu metode pemasaran yang dapat digunakan oleh perpustakaan adalah dengan publikasi. Publikasi merupakan kegiatan memperkenalkan perusahaan/organisasi sehingga umum publik dan masyarakat dapat mengenalnya. Menurut Sutarno (2006 : 102) bahwa “Publikasi adalah melakukan kegiatan agar perpustakaan lebih dikenal oleh masyarakat luas (publik)”.


(28)

Sedangkan menurut Wahjuni dalam laporan lokakarya bimbingan pengguna dan promosi perpustakaan perguruan tinggi (1993 : 65) bahwa “Publikasi merupakan perangsangan permintaan non-personal untuk produk, jasa atau unit bisnis oleh berita-berita komersial dalam suatu media yang dipublikasikan atau memperoleh penyajian yang baik yang tidak dibayar oleh sponsor”.

Menurut kedua pendapat di atas bahwa publikasi merupakan kegiatan memperkenalkan produk, jasa, atau unit bisnis melalui berita komersial yang disajikan agar dikenal oleh masyarakat luas.

2.5.1.1 Brosur

Perpustakaan yang relatif sudah berkembang, dalam pemasaran dan publisitasnya banyak yang menggunakan brosur sebagai alat promosi dengan tujuan agar pengguna secara luas dapat mengetahui apa saja yang disajikan oleh perpustakaan.. Menurut Yusup (2001 : 343),

Brosur disebut juga dengan surat selebaran, yaitu sejenis media cetak yang biasanya memuat berita atau informasi lain yang perlu diketahui oleh masyarakat tentang keadaan seseorang atau badan yang menerbitkan selebaran ini. Brosur adalah sejenis publikasi cetakan yang terdiri atas beberapa lembaran dan biasanya dijahit dengan kawat, tetapi tidak dijilid. Sedangkan menurut Mustafa (1996 : 72), “Brosur adalah salah satu bentuk media promosi, biasanya berupa kertas cetakan yang mengandung informasi tentang suatu barang atau jasa yang akan ditawarkan kepada konsumen atau pengguna dengan harapan dapat dibeli atau dimanfaatkan oleh konsumen atau pengguna”.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa brosur merupakan sejenis media cetak berupa selebaran yang berisi berbagai informasi penjelasan tentang sesuatu yang masih hangat atau mutakhir yang akan ditawarkan kepada konsumen atau pengguna dengan harapan dapat dibeli.

2.5.1.2 Poster dan News-letter

Poster adalah salah satu media pemasaran yang efektif dan sederhana yang dapat digunakan untukm mengenalkan layanan perpustakaan kepada khalayak


(29)

ramai. Menurut Mustafa (1996 : 80), “Poster adalah salah satu media promosi yang biasanya berupa kertas besar berukuran A3 atau ukuran A2 yang berisi tulisan atau gambar informasi untuk umum tentang sesuatu hal yang disajikan secara menarik dengan huruf-huruf besar”.

Salah satu media efektif utama untuk melakukan kontak dengan pengguna adalah poster. Poster dapat digunakan untuk memperkenalkan layanan baru suatu kegiatan atau sekedar menekankan dan menonjolkan layanan lama. Poster dibuat untuk menarik perhatian orang yang lewat di sekitar poster dan menyampaikan informasi ringkas tentang suatu hal. Poster bagi perpustakaan adalah sarana yang digunakan untuk menyampaikan sejumlah informasi mengenai produk atau jasa yang ditawarkan oleh perpustakaan, sehingga dengan poster informasi yang disampaikan tersebut dapat diketahui oleh siapa saja.

Sedangkan news-letter menurut Mustafa (1996 : 89) adalah “Salah satu media yang dapat digunakan untuk memberi informasi khusus kepada sejumlah orang secara teratur berupa berita-vberita atau artikel-artikel singkat yang ditulis

dengan gaya tidak formal”. News-latter digunakan sebagai penyampaian

informasi atau berita mengenai suatu lembaga dan produk atau layanannya, tetapi news-letter harus memutuskan dan membatasi informasi yang akan dimasukkan di dalam news letter.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa poster dan news-letter

merupakan salah satu media yang memberikan informasi dan pandangan yang menarik tentang suatu organisasi untuk disebarkan kepada kalangan tertentu.

2.5.2 Iklan

Iklan merupakan salah satu metode pemasaran yang dapat ditempuh untuk meningkatkan pemanfaatan layanan dan fasilitas perpustakaan. Iklan adalah terjemahan dari advertising. Menurut Lupiyoadi (2001 : 138), “Iklan adalah bentuk komunikasi non-personal yang disajikan melalui media yang dibayar oleh sponsor tertentu.”

Sedangkan menurut Markin (1982: 391), menyatakan bahwa :

Advertesing is an impersonal presentation of goods, ideas or services requiring a mass medium. The mass media massa radio, television,


(30)

newspapers, megazines hava the power to reach large numbers of potential users or buyers of a product with a persuasive message.

Pendapat di atas dapat diartikan bahwa, iklan adalah bentuk penyajian dari barang, ide atau jasa yang membutuhkan media massa. Media massa seperti radio, televisi, koran, majalah memiliki peranan penting untuk menyampaikan pesan kepada pengguna potensial atau pembeli sebuah produk dengan suatu pesan yang bersifat ajakan dalam jangkauan yang luas..

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa iklan merupakan bentuk komunikasi non-personal dengan penyajian berbentuk ide, produk dan jasa melalui barang seperti televisi, radio, koran dan majalah ke jumlah jangkauan luas dari pengguna potensial dengan suatu pesan yang bersifat ajakan.

Setiap metode pemasaran yang dilakukan sudah tentu memiliki tujuan, begitu juga dengan iklan. Menurut Saladin (1996: 74) tujuan iklan adalah :

1. Untuk menyampaikan informasi :

a. Memberitahu pasar tentang produk

b. Menganjurkan cara tentang penggunaan baru untuk produk tertentu c. Menjelaskan cara kerja suatu produk

d. Membangun citra perusahaan

2. Untuk membujuk :

a. Memilih merek tertentu

b. Mengubah persepsi konsumen tentang ciri-ciri merk tertentu

c. Membujuk pelanggan untuk membeli

3. Untuk mengingat :

a. selalu dalam waktu dekat Meningkatkan konsumen bahwa produk

itu mungkin akan sangat dibutuhkan

b. Meningkatkan konsumen dimana membeli produk itu

c. Menjaga agar pelanggan akan ingat akan produk ataumerk itu. 4. Untuk pemantapan (Reinforcement):

Berusaha untuk menyakinkan para pembeli bahwa ia mengambil pilihan yang tepat.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa iklan merupakan bentuk penyajian komunikasi dengan menggunakan media yang bertujuan memudahkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dan tertarik dengan produk yang akan diiklankan.

Sedangkan fungsi iklan adalah :

1. Memberikan informasi

2. Membujuk atau mempengaruhi

3. Menciptakan kesan


(31)

5. Sebagai alat komunikasi (Mursid, 1993: 96)

Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa fungsi iklan adalah untuk menyampaikan pesan yang bersifat ajakan (persuasif), menciptakan kesan agar konsumen tertarik untuk menggunakan produk yang diiklankan.

2.5.3 Kontak perorangan

Kontak perorangan merupakan salah satu cara yang dilakukan dalam pemasaran. Memasarkan secara kontak perorangan dilakukan melalui pertemuan langsung antara pihak perpustakaan dengan pemakai. Memasarkan dengan kontak perorangan dapat diatur sedemikian rupa sehingga mendekati kebutuhan, minat dan pribadi pemakai.

Menurut Bellardo dan Waldhart dalam Santoso (2007 : 4-5) bahwa :

Kontak perorangan merupakan cara yang paling efektif untuk

menyebarluaskan informasi mengenai produk dan jasa perpustakaan dan dalam hal menarik minat pemakai. Bahkan informasi dari mulut ke mulut ini

ternyata lebih efektif dari pada pengiriman surat, brosur, pamflet dan sejenisnya.

Sedangkan menurut Wirawan (1993 : 36) bahwa :

Memasarkan secara kontak perorangan dilakukan melalui pertemuan langsung antara wakil organisasi dengan pasar target. Memasarkan dengan kontak perorangan ternyata merupakan perkakas yang lebih ampuh dari pada perkakas-perkakas promosi lainnya seperti iklan dan publisitas.

Menurut kedua pendapat di atas bahwa kontak perorangan adalah salah satu teknik memasarkan yang dilaksanakan di perpustakaan yaitu dalam bentuk penyebarluasan informasi mengenai perpustakaan melalui tatap muka dengan pengguna perpustakaan.

2.5.4 Insentif

Insentif merupakan salah satu metode pemasaran. Insentif adalah pemberian sesuatu yang bernilai kepada pengguna perpustakaan agar lebih termotivasi untuk mengunakan jasa perpustakaan.

Mustafa (1996 : 31), menyatakan bahwa :

Insentif adalah pemberian sesuatu yang bernilai (uang atau bukan uang) sebagai tambahan terhadap penawaran yang diajukan dengan maksud untuk mendorong perubahan sikap konsumen terhadap penawaran itu.


(32)

Insentif biasanya diberikan kepada orang atau kelompok yang kurang bermotivasi, acuh tak acuh, atau kurang suka terhadap penawaran suatu produk atau jasa.

Insentif memiliki peranan besar dalam pemasaran layanan dan jasa perpustakaan. Pemberian insentif dinilai cukup baik bagi perpustakaan yang melakukan pemasaran, karena dapat memotivasi pengguna untuk berkunjung dan memanfaatkan layanan yang tersedia di perpustakaan. Menurut Kotler (1996 : 128), untuk memanfaatkan cara insentif ini ada beberapa langkah yang perlu dilakukan :

1. Menentukan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari pemberian insentif.

2. Menentukan jangkauan insentif dengan cara menetapkan kepada siapa

insentif itu diberikan.

3. Menentukan penerima insentif.

4. Menentukan arah insentif. 5. Menentukan besarnya insentif. 6. Menentukan bentuk insentif.

7. Menentukan waktu pemberian insentif.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemberian insentif dapat dilakukan perpustakaan untuk memotivasi pengguna agar berkunjung dan memanfaatkan fasilitas layanan yang tersedia di perpustakaan.

2.5.5 Penciptaan Suasana dalam Lingkungan

Dalam upaya melakukan kegiatan pemasaran perpustakaan, perlu penciptaan lingkungan yang dibuat menarik dan suasana yang nyaman agar dapat menumbuhkan minat pengguna perpustakaan untuk mempergunakan fasilitas serta layanan perpustakaan.

Sehubungan dengan hal di atas Kotler (1996 : 134) mengemukakan bahwa Atmosferik atau penciptaan lingkungan yaitu sebagai “Perancangan” lingkungan organisasi yang diperhitungkan sedemikian rupa, agar menimbulkan dampak kognitif dan emosional kepada pasar target, sehingga meningkatkan kepuasan pada waktu membeli atau memanfaatkan produk atau jasa itu.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya penciptaan suasana lingkungan perpustakaan yang baik dapat memotivasi


(33)

pengguna perpustakaan dan meningkatkan pemanfaatan koleksi dan fasilitas yang tersedia di perpustakaan.

2.5.6 Pemasaran dalam Kegiatan Perpustakaan

Perpustakaan merupakan organisasi nirlaba dituntut untuk melayani pengguna dengan benar sesuai dengan fungsi perpustakaan. Hal tersebut menyebabkan perpustakaan melakukan kegiatan pemasaran dengan tujuan agar masyarakat mengenal dan menarik perhatian mereka untuk berkunjung dan memanfaatkan koleksi dan fasilitas yang tersedia di perpustakaan.

Adapun kegiatan pemasaran dalam organisasi menurut Gitosudarmo (2000 : 10-11) dengan melakukan:

1. Fungsi pertukaran (Exchange function). Fungsi ini merupakan bentuk dari kegiatan jual beli yang terjadi antara penjual dengan pembelinya. Dalam fungsi jual beli ini termasuk pula kegiatan-kegiatan penunjang terjadinya transaksi jual beli yang berupa penentuan harga jual yang diberlakukan kepada konsumen serta diskon yang ditawarkan, pelayanan selama berlangsungnya jual beli, tawar menawar harga, serta mempromosikan produknya.

2. Fungsi penyediaan fisik atau logistik. Fungsi ini meliputi kegiatan

pengangkutan atau transportasi, pergudangan atau serta pendistribusian.

3. Fungsi pemberian fasilitas (Fasilitating Function). Fungsi ini berupa penyediaan fasilitas baik fisik maupun nonfisik yang diperlukan bagi terselenggaranya kegiatan pemasaran atau fungsi yang terdahulu secara efektif dan efesien. Fasilitas tersebut dapat berupa penerapan

standarisasi produk, penyediaan dana (financing), penanggungan

resiko, serta penyediaan informasi pasar.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan yang melakukan kegiatan pemasaran harus memperhatikan kondisi perpustakaan dengan menydiakan fasilitas yang layak bagi pelanggan. Fasilitas tersebut terdiri dari gedung perpustakaan, koleksi, jenis layanan serta sarana dan prasarana yang mendukung pelanggan untuk memenuhi kebutuhannya.

Ada berbagai cara dan kegiatan yang dapat dilakukan untuk pemasaran dalam kegiatan perpustakaan yaitu dengan melakukan pameran, ceramah dan seminar, bazar, lomba dan kuis, wisata perpustakaan serta memutar film dan video kaset. Kegiatan tersebut bertujuan untuk merangsang pengguna atau calon pengguna untuk mengenal dan menarik minat mereka untuk berkunjung ke


(34)

perpustakaan. Pemasaran yang dilakukan dalam kegiatan perpustakaan akan dibahas pada uraian berikut :

2.5.6.1 Pameran

Pameran merupakan salah satu kegiatan pemasaran perpustakaan untuk menarik perhatian pengguna atau calon pengguna untuk berkunjung dan memanfaatkan layanan perpustakaan. Mustafa (1996 : 110) menyatakan bahwa : “Pameran adalah salah satu bentuk kegiatan yang dapat dilakukan perpustakaan untuk menarik perhatian orang banyak. Pameran juga merupakan cara yang paling jitu untuk mempublikasikan keberadaan perpustakaan kepada pengguna dan calon pengguna”.

Pendapat lain menyatakan “Pameran adalah suatu kegiatan penyajian suatu karya dalam organisasi untuk dikomunikasikan sehingga dapat diapresiasikan oleh masyarakat luas”. (Galeri nasional Indonesia, 2008 : 1).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pameran salah satu bentuk kegiatan yang dapat dilakukan oleh suatu perpustakaan untuk mengenal perpustakaan dan menarik perhatian orang banyak dan kegiatan pameran menjadi cara yang paling murah. Pada prinsipnya pameran tidak saja ‘menginformasikan’ secara tertulis melainkan juga menyajikan apa yang dimiliki dan dilayankan perpustakaan kepada pengguna.

2.5.6.2 Ceramah dan Seminar

Ceramah dan Seminar merupakan penyampaian informasi oleh satu atau beberapa pembicara dan disampaikan di depan sejumlah orang dalam waktu tertentu dan berlangsung dengan rapi dengan aturan-aturan tertentu. Mustafa (1996 : 116) menyatakan bahwa “Ceramah adalah suatu kegiatan di mana ada satu atau beberapa orang yang bercerita di depan sejumlah peserta pada suatu waktu dan tempat tertentu mengenai suatu topik atau tema tertentu. Biasanya pembicaraan bersifat formal”.

Sedangkan seminar menurut Mustafa (1996 : 116) adalah “Suatu forum atau kegiatan yang dilakukan untuk mengakaji suatu topik pada suatu waktu dan


(35)

tempat tertentu di mana ada satu atau lebih orang yang berceramah dan ada sejumlah orang lain sebagai peserta”.

Selanjutnya Mustafa (1996 : 116) mengemukakan bahwa : “Ceramah dan seminar sangat erat kaitannya dan sukar dipisahkan, seminar itu adalah ceramah. Tetapi tidak semua ceramah berupa seminar”.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ceramah dan seminar yang dilakukan perpustakaan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengkaji suatu topik tertentu mengenai perpustakaan, dimana ada satu atau beberapa orang sebagai pembicara dan ada sejumlah orang lain yang sebagai peserta dengan tujuan peserta mengetahui lebih jauh peranan perpustakaan.

2.5.6.3 Bazar

Dalam melakukan kegiatan pemasaran, perpustakaan dapat memanfaatkan kegiatan bazar sebagai upaya secara langsung atau tidak langsung untuk menarik perhatian orang untuk datang ke perpustakaan. Menurut Mustafa (1996 : 125), yaitu :

Bazar adalah salah satu kegiatan yang dapat dilakukan dan digunakan untuk tujuan pemasaran perpustakaan. Bazar merupakan suatu kegiatan jual-beli barang yang dilakukan pada suatu tempat tertentu dan waktu tertentu dan bukan pada tempat yang biasanya dilakukan proses jual beli. Sedangkan Shimp (2004 : 201) menyatakan :

Bazar adalah sarana promosi suatu produk yang dihasilkan suatu

organisasi yang memberikan penghematan cents-off kepada konsumen

bila menebusnya. Bazar tersebut diberikan melalui surat kabar, majalah, sisipan bebas (free standing inserts), pos langsung atau tempat tertentu.

Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa bazar merupakan kegiatan yang dilakukan sebagai upaya langsung atau tidak langsung pada suatu tempat dan waktu tertentu dengan mengadakan kegiatan jual-beli bukan ditempat yang biasanya dilakukan proses jual beli. Untuk melaksanakan bazar di perpustakaan, dapat bekerja sama dengan organisasi lain, lembaga atau instansi lain, misalnya toko-toko buku, penerbit, ikatan pustakawan bahkan organisasi lain.


(36)

2.5.6.4 Lomba dan Kuis

Pengadaan kegiatan lomba dan kuis di perpustakaan merupakan kegiatan yang dapat dijadikan sebagai sarana untuk memasarkan perpustakaan. Kegiatan lomba dan kuis diadakan dan dirancang sedemikian rupa agar dapat mendorong masyarakat untuk berkunjung dan memanfaatkan layanan perpustakaan.

Dalam Kamus Besar Indonesia Kontemporer (2002 : 885), “Lomba adalah adu ketangkasan (keterampilan, kemahiran, dan sebagainya)”.

Selain pendapat di atas, Gatot (2008 : 1) menyatakan :

Lomba merupakan salah satu kegiatan sosialisasi pemasyarakatan bagi murid/mahasiswa untuk mengetahui seberapa jauh kepintaran dan kreatifitas seorang murid/mahasaiswa, pemanfaatan serta inovasi-inovasi yang telah dilakukan dengan menggali potensi yang ada.

Sedangkan Kuis adalah “Acara yang dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan yang dilombakan untuk memperebutkan hadiah; cepat tepat”. (Kamus Besar Indonesia Kontemporer, 2002 : 788).

Pendapat lain menyatakan :

Kuis adalah kegiatan untuk melatih daya analisis mahasiswa/siswa dalam memecahkan sutau permasalahan. Jika mahasiswa/siswa terlatih menganalisis permasalahan tersebut dengan mendapatkan solusinya maka hal tersebut dapat berguna dalam kehidupannya. (Widagdo, 2007 : 2) Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengadaan kegiatan lomba dan kuis yang dilakukan perpustakaan merupakan kegiatan pemasaran dengan tujuan untuk memotivasi pengguna untuk berkunjung dan memanfaatkan layanan perpustakaan.

2.5.6.5 Wisata Perpustakaan

Salah satu kegiatan yang diadakan perpustakaan yaitu wisata perpustakaan atau yang disebut library tour, kegiatan ini dilakukan untuk memperkenalkan fasilitas yang ada perpustakaan kepada pengguna.

Menurut Mustafa (1996 : 127) wisata perpustakaan adalah :

Mengajak serombongan orang untuk berkeliling perpustakaan guna melihat semua sudut di perpustakaan bahwa di sana ada petugas perpustakaan yang memberi penjelasan mengenai koleksi, fasilitas yang ada, cara-cara mengunakan fasilitas itu serta bagaimana menemukan informasi dan apa manfaatnya bagi mereka.


(37)

Melalui kegiatan wisata perpustakaan diharapkan pengguna dapat mengetahui secara langsung apa yang dimiliki perpustakaan dan bermanfaat bagi mereka dan bagaimana menggunakannya. Wisata perpustakaan tidak hanya dilakukan dengan berkeliling perpustakaan jika ada tamu atau rombongan tamu yang datang ke perpustakaan, tetapi untuk melihat semua sudut yang ada di perpustakaan baik itu koleksi, fasilitas dan cara memanfaatkan dan menemukan informasi yang ada di perpustakaan melalui wisata perpustakaan.

2.5.6.6 Memutar film dan video Kaset

Dalam melakukan kegiatan pemasaran perpustakaan kepada pengguna, salah satu cara yang efektif digunakan adalah dengan cara memutar film dan video kaset. Hal tersebut bertujuan menarik perhatian pengguna untuk memanfaatkan layanan perpustakaan. TWH (1992 : 141) menyatakan : “Film/video merupakan foto-foto yang dirangkaikan sedemikian rupa sehingga menghasilkan proyeksi dilayar perak dalam bentuk-bentuk gambar yang bergerak”.

Film dan Video kaset merupakan bagian dari media audiovisual yang menampilkan gambar serta suara yang dapat merangsang lebih cepat pola fikir pengguna untuk mengetahui sesuatu yang mereka inginkan secara efektif dan efesien.

Dale dalam Idham (2009 : 2) menyatakan :

Dalam kegiatan belajar dengan menggunakan media audio visual memiliki potensi pokok. Adapun potensi pokok tersebut yaitu :

1. Memberikan dasar-dasar konkrit untuk berfikir. 2. Membuat pelajaran lebih menarik.

3. Memungkinkan hasil belajar lebih tahan.

4. Memberikan pengalaman-pengalaman yang nyata.

5. Mengembangakan keteraturan dan kontinuitas berfikir.

6. Dapat memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak diperoleh dari

cara lain.

Selanjutnya Idham (2009 : 2) menyatakan : “Penggunaan media audio visual dapat memperoleh pengalaman yang lebih banyak, mengesankan, lebih jelas dan konkrit”.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemutaran film dan video kaset di perpustakaan merupakan salah satu kegiatan pemasaran perpustakaan


(38)

yang dilakukan secara efektif dan efesien untuk menarik perhatian pengguna agar lebih sering menggunakan layanan yang tersedia di perpustakaan.

2.6 Hambatan-Hambatan Dalam Pemasaran Perpustakaan

Pada dasarnya dalam upaya melakukan kegiatan pemasaran, perpustakaan sering mendapatkan berbagai hambatan. Baik hambatan yang datang dari dalam maupun hambatan yang datang dari luar, sehingga perpustakaan sulit untuk memasarkan layanan serta koleksi yang ada di perpustakaan. Hambatan-hambatan pemasaran tersebut dapat di kategorisasikan ke dalam hambatan internal (dalam perpustakaan) dan hambatan eksternal (luar lingkungan perpustakaan) (Soehadi, 1996: 9).

2.6.1 Hambatan Internal Yang Terdapat Dalam Perpustakaan

Hambatan-hambatan pemasaran perpustakaan yang datang dari dalam perpustakaan adalah:

1. Sistem klasifikasi dan katalog yang kompleks, menyebebkan

pengunjung sulit untuk mendapatkan informasi yang diinginkan

2. Sistem proteksi yang terlalu ketat menyebabkan mereka merasa

dicurigai

3. Kurangnya pengetahuan pemasaran dari staf perpustakaan

4. Pandangan tradisional bahwa perpustakaan hanya tempat koleksi buku

dan jurnal

5. Kurang layaknya gedung perpustakaan

6. Kurangnya dukungan dana untuk membeli materi perpustakaan dan

introduksi layanan baru

7. Kurangnya kesadaran staf perpustakaan bahwa pengunjung saat ini

lebih banyak permintaan (Soehadi, 1996 : 9).

Sedangkan Mustafa (1996 : 58) menyatakan bahwa kendala-kendala itu antara lain adalah:

1. Lemahnya pengetahuan pustakawan terhdap ilmu dan teknik

pemasaran.

2. Pandangan tradisional bahwa perpustakaan hanyalah sebuah gedung

buku.

3. Tidak memadai gedung perpustakaan.

4. Kurangnya dana yang memadai untuk membeli materi perpustakaan

dan introduksi layanan baru.

5. Kurangnya apresiasi para pustakawan tentang kenyataan pengguna


(39)

perpustakaan. kesadaran staf perpustakaan bahwa pengunjung saat ini lebih banyak permintaan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa hambatan-hambatan yang dihadapi perpustakaan yaitu kurangnya ketersediaan dana, terdapat bahan-bahan koleksi yang akurat dan terbaru, adanya kurang anggapan positif dari kotak saran pengguna tidak, dan kurangnya pengetahuan yang dimiliki pustakawan tentang ilmu dan teknik pemasaran dalam mengolah perpustakaan.

2.6.2 Hambatan Eksternal Yang Berasal dari Lingkungan Luar Perpustakaan

Selain hambatan dari dalam, ada juga hambatan yang dihadapi dari luar lingkungan perpustakaan dalam melakukan kegiatan pemasaran. Adapun hambatan eksternal yang berasal dari lingkuangan luar perpustakaan adalah :

1. Sebahagian masyarakat belum mengetahui pelayanan yang dapat

diperoleh dari perpustakaan.

2. Masih kurangnya komitmen pimpinan dalam dukungan terhadap

perpustakaan.

3. Lemahnya manajemen oganisasi.

4. Faktor sosial, yaitu sudah menjadi budaya pengguna yang jarang ke

perpustakaan.

5. Staf pengajar di perguruan tinggi atau di sekolah kurang banyak

memberikan tugas kepada mahasiswa/murid yang dapat memaksa mereka untuk menggunakan perpustakaan. (Mustafa, 1996 : 58) Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kendala yang berasal dari luar dapat diminimalkan jika kepala perpustakaan membuat komitmen yang jelas untuk mendukung perpustakaan, memperkuat manajemen organisasi, menyediakan sarana dan prasarana yang layak dan mempublikasikannya dengan masyarakat luas.

2.7 Pengertian Informasi

Informasi merupakan keterangan baik berupa data atau fakta maupun hasil analisis, pertimbangan atau pandangan dari yang menyampaikannya mengenai kondisi atau hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan dalam pengambilan keputusan. Menurut McFadden, dkk dalam Kadir (2003: 31), mendefenisikan bahwa “Informasi sebagai data yang telah diproses sedemikian


(40)

rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut”.

Sedangkan Fosket (1996 : 3) menyatakan : “Information is knowledge

shared by having been communicated” artinya bahwa informasi adalah pengetahuan yang dapat dibagi dengan alat informasi.

Selain pendapat di atas Davis dalam Kadir (2003 : 31) menyatakan: “Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang”.

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa, informasi merupakan kumpulan data dalam bentuk yang dapat dipahami, diproses sedemikian rupa baik terekam pada kertas atau media lainnya sehingga meningkatkan pengetahuan dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan.

Informasi punya relevansi yang sangat tinggi dalam proses pengambilan keputusan. Setiap individu membutuhkan informasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Dengan demikian, informasi merupakan susunan data dalam berbagai bentuk dan dapat dipahami serta dapat digunakan komunikasi dengan pengguna.

Menurut Belkin (1978 : 212) “Pengertian informasi adalah sebuah istilah yang secara luas memberi fenomena menurut konteks dimana istilah tersebut diterapkan”.

Sedangkan interpretasi Machlup dalam Sobri (2002 : 17) ada 9 (sembilan) poin yang berkaitan dengan defenisi khusus tentang informasi, yaitu:

1. Sebagai sesuatu yang tidak kita ketahui sebelumnya

2. Petunjuk atau gelagat untuk memecahkan sesuatu

3. Sesuatu yang mempengaruhi apa yang telah diketahui seseorang

4. Bagaimana data diinterpretasikan

5. Sesuatu yang bermanfaat bagi orang yang menerimanya

6. Sesuatu yang berguna bagi pengambil keputusan

7. Sesuatu yang mengurangi ketidakpastian

8. Makna kata dalam kalimat

9. Sesuatu yang mengubah apa yang dipercayai atau diyakini seseorang

yang menerimanya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah suatu bentuk data yang telah diolah berdasarkan fenomena menurut konteks dimana


(41)

istilah tersebut diterapkan. Informasi yang telah diolah dapat digunakan dalam berbagai hal dan bermanfaat bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.

2.8 Pelayanan Perpustakaan

2.8.1 Sistem Layanan Perpustakaan

Secara umum perpustakaan mempunyai sistem pelayanan yang dikenal dengan istilah sistem layanan terbuka dan sistem tertutup. Kedua sistem itu dibuat agar pengguna dapat memanfaatkan koleksi perpustakaan dengan baik. Kedua sistem tersebut akan dibahas pada uraian berikut:

2.8.1.1 Sistem Layanan Terbuka

Sistem layanan terbuka merupakan salah satu sistem yang dijalankan oleh perpustakaan. Menurut Yusuf (1996 : 135) :

Sistem layanan terbuka adalah sistem yang memberikan kebebasan kepada pengunjung untuk memasuki ruang dan memilih sendiri koleksi yang dibutuhkannya. Jadi pengunjung dapat melihat bahan pustaka, memilih, dan mengambil sendiri dari rak buku. Petugas hanya mengawasi dari jauh dan mencatat peminjamnya.

Sedangkan Rahayuningsih (2007 : 93) mengemukakan bahwa “Sistem layanan terbuka adalah sistem layanan yang memungkinkan pengguna masuk ke ruang koleksi untuk memilih dan mengambil sendiri koleksi yang diinginkan dari jajaran koleksi perpustakaan”.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa system layanan terbuka merupakan suatu sistem yang memberikan kebebasan kepada pengguna untuk mencari sendiri koleksi yang dibutuhkan pengguna dari ruang koleksi.

Implementasi sistem layanan terbuka pada perpustakaan memiliki beberapa keuntungan dan kerugian. Menurut Darmono (2001 : 140) keuntungan dan kerugian sistem layanan terbuka, antara lain :

Keuntungan

1. Pemakai dapat melakukan pengambilan sendiri bahan pustaka yang di

kehendaki dari jajaran koleksi.

2. Pemakai dilatih untuk dapat dipercaya dan diberi tanggung jawab

terhadap terpeliharanya koleksi yang dimiliki perpustakaan.

3. Pemakai akan merasa lebih puas karena ada kemudahan dalam

menemukan bahan pustaka dan alternatif lain jika yang dicari tidak ditemukan.


(42)

4. Dalam sistem ini tenaga perpustakaan yang bertugas untuk mengambil bahan pustaka tidak diperlukan sehingga bias diberi tanggung jawab di bagian lain.

Kerugian

1. Ada kemungkinan pengaturn buku di rak penempatan (jajaran)

menjadi kacau karena ketika mereka melakukan browsing. Buku yang

sudah di cabut dari jajaran rak dikembalikan lagi oleh pemakai secara tidak tepat.

2. Ada kemungkinan buku yang hilang relative lebih besar bila

dibandingkan dengan sistem yang bersifat tertutup.

3. Memerlukan ruangan yang lebih luas untuk jajaran koleksi agar lalu

lintas atau mobilitas pemakai lebih leluasa.

4. Membutuhkan keamanan yang lebih baik agar kebebasan untuk

mengambil sendiri bahan pustaka dari jajaran koleksi tidak menimbulkan berbagai akses seperti peningkatan kehilangan atau perobekan bahan pustaka.

Dilihat dari keuntungan dan kerugian yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa sistem layanan terbuka memberikan kebebasan kepada pengguna untuk mencari informasi yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Namun, pustakawan juga harus memiliki tenaga ekstra untuk menyusun dan merapikan kembali buku-buku di rak.

2.8.1.2 Sistem Layanan Tertutup

Selain sistem layanan terbuka terdapat juga sistem layanan tertutup yang diterapkan di perpustakaan. Sistem layanan tertutup dalam Buku Panduan Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (1992 : 80) adalah :

Dalam layanan jenis ini, pustakawan yang menampilkan bahan pustaka yang diperlukan oleh pemakai jasa Perpustakaan Umum. Para pengunjung meminta bahan pustaka yang diperlukan kepada pustakawan bagian layanan, dan pustakawan tersebut mencari rak dan menyerahkan kepada yang bersangkutan.

Sedangkan Rahayuningsih (2007 : 94) mengemukakan bahwa: “Sistem layanan tertutup adalah sistem layanan perpustakaan yang tidak memungkinkan pengguna mengambil sendiri koleksi yang dibutuhkan”.

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa sistem layanan tertutup adalah sistem layanan yang tidak memberikan kebebasan kepada pengguna untuk mencari sendiri koleksi yang ada di rak melainkan melalui petugas perpustakaan.


(1)

diketahui nilai t hitung > t tabel pada tingkat signifikansi 0,000 <0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Artinya pemasaran informasi yang dilakukan oleh Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam berpengaruh signifikan terhadap pemanfaatan layanan perpustakaan.

4.6.3 Pengujian Determinasi

Pengujian determinasi dilakukan dengan maksud melihat seberapa besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Nilai koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh pemasaran informasi terhadap pemanfaatan layanan pada Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam. Pengaruh variabel X terhadap Y dapat diuraikan pada tabel berikut ini:

Tabel 31 Uji Determinasi

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .564(a) .318 .316 2.19581

a Predictors: (Constant), Pemanfaatan_Layanan

Sumber : Hasil Penelitian (2010) Perhitungan SPSS versi 13.0

Berdasarkan tabel 31 di atas dapat diketahui bahwa nilai R Square yaitu 0,318. Hal ini menunjukkan bahwa 31,8% pemanfaatan layanan Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam dipengaruhi oleh pemasaran informasi. Adapun sisanya 68,2% dipengaruhi oleh faktor variabel lain yang tidak terungkap pada penelitian ini.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan penulis, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam melakukan pemasaran informasi melalui metode pemasaran informasi perpustakaan yang terdiri dari publikasi, iklan, kontak perorangan, penciptaan suasana lingkungan, pameran, ceramah/seminar, lomba dan kuis serta bazzar.

2. Ada pengaruh positif dan signifikan antara pemasaran informasi terhadap pemanfaatan layanan pada Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam.

3. Variabel pemasaran informasi memberikan pengaruh sebesar 31,8% terhadap pemanfaatan layanan pada Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam. Sedangkan sisanya sebesar 68,2% dipengaruhi faktor lain diluar variabel yang diteliti.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas penulis ingin mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

1. Oleh karena pemasaran informasi memiliki pengaruh positif terhadap pemanfaatan layanan maka pihak perpustakaan perlu lebih meningkatkan pemasaran informasi agar tingkat pemanfaatan fasilitas dan layanan perpustakaan oleh pengguna dapat ditingkatkan.

2. Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam lebih memperhatikan kebutuhan informasi pengguna agar tercipta kepuasan pengguna dalam mengunakan fasilitas dan layanan perpustakaan.

3. Karena pemasaran informasi memiliki kontribusi sebesar 31,8% maka diharapkan pihak perpustakaan lebih memperhatikan faktor lain yang dapat meningkatkan pemanfaatan layanan perpustakaan.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2000. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Ed 2. Bandung : Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

---. 2005. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

---. 1995. Manajemen Penelitian. Cet 3. Jakarta: Rineka Cipta.

Assauri, Sofjan. 2007.Manajemen Pemasaran. Ed 1. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Baderi, Athaillah. 2004. Promosi Perpustakaan : Bahan Ajaran Diklat Calon

Pustakawan Tingkat Terampil. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Perpustakaan Nasional RI.

Darmono. 2001. Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Grasindo.

Foster, Douglas W. 1995. Prinsip-prinsip Pemasaran. Cet 4. Jakarta: Erlangga. Gatot, Supadi. 2008. Tujuan Lomba Penulisan Karya Ilmiah.

<http://sregenkab.go.id/berita/berita.php?id=6288 >. (26 Agustus 2009) Gitosudarmo, Indriyo. 2000. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta : BPFE.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Henn, Fred E dan Kenneth G. Mangun. 1999. Beriklan dan Berpromosi Sendiri: Bagaimana membuat yang menarik iklan, brosur, katalog, direct mail,

web sites, dan lain-lain. Ed 2. Jakarta: Grasindo.

Idham, Zulkarnain. 2009. Aceh Membaca : Mari Bersama Kita Tingkatkan Minat

Baca di Nanggroe Serambi Mekkah.

<zulkarnainidham.blogdetik.com/.../makalah-perpustakaan/> . (12 Agustus 2009).

Irawan. 1996. Prinsip-prinsip Pemasaran. Ed 1. Yogyakarta: BPFE.

Kadir, Abdul. 3003. Pengenalan Sistem Informasi. Ed 1. Yogyakarta: Andi. Kamus Besar Indonesia Kontemporer. 2000. Jakarta : Balai Pustaka.


(4)

Kotler, Philip. 2001.Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Laksana, Fajar. 2008. Manajemen Pemasaran: Pendekatan Praktis. Jakarta: Graha Ilmu.

Lasa, HS. 1994. Jenis-jenis Pelayanan, Informasi Perpustakaan. Cet 1. Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press.

---. 2005. Manajemen Perpustakaan. Yogyakarta : Gama Media.

Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa : Teori dan Praktek. Ed 1. Jakarta: Salemba Empat.

Markin, Rom.1982. Marketing:Strategy and Management. Second edition. New York: John Wiley & Sons.

Mudjito. 1993. Pembinaan Minat Baca. Jakarta : Universitas Terbuka Dekdikbud. Mufid. 2008. Optimalisasi Pemanfaatan Layanan Perpustakaan.

mufid2008.wordpress.com/.../optimalisasi-layanan-perpustakaan-melalui-pendidikan-pemakai/. (8 Agustus 2009).

Muhammad, TWH. 1992. Sejarah Teater dan Film di Sumatera Utara. Medan : Yayasan Pelestarian Fakta Perjuangan Kemerdekaan R.I.

Mursid, M. 1993. Manajemen Pemasaran. Ed 1, Cet 1. Jakarta: Universitas Terbuka Depdikbud.

Mustafa, Badollahi. 1996. Promosi Jasa Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka Depdikbud.

Panduan Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum. 1992. Jakarta:

Perpustakaan Nasional RI.

Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum. 2000. Jakarta:

Perpustakaan Nasional RI.

Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Umum. 1999. Jakarta:

Perpustakaan Nasional RI.

Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku pedoman. 1994. Jakarta: Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi, Depdikbud.

Rahayuningsih, F. 2007. Pengelolaan Perpustakaan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Saladin, Djaslim. 1996. Ringkasan Praktis Teori Dan Disertai Tanyak-Jawab:

Unsur-unsur inti Pemasaran dan Manajemen Pemasaran. Bandung:


(5)

Saleh, Abdul Rahman dan Yuyun Yulia. 1996. Pengelolaan Terbitan Berseri. Cet 1. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sarwono, Jonathan. 2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS 13, ed.1. yogyakarta: Andi.

Shimp, Terence A. 2004. Periklanan Promosi : Aspek Tambahan Komunikasi

Pemasaran Terpadu. Jakarta : Erlangga.

Siregar, Belling. 2002. Pengembangan Koleksi. Medan : Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara.

Soedibyo, Noerhayati. 1987. Pengelolaan Perpustakaan. Bandung : Alumni Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. ---. 2005. MetodePenelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta. ---. 2006. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.

Sulistyo-Basuki. 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sumardji, P. 1993. Pelayanan Referensi di Perpustakaan. Yogyakarta: Kanisius. Supardi, A. 1979. Statistik. Bandung : Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Gunung

Jati.

Surachman, Arif. 2008 : 4 .Layanan Perpustakaan Berbasis Teknologi Informasi (TI)1. <arifs.staff.ugm.ac.id/mypaper/LPBTI.doc>. Ditelusur pada tanggal 23 Jul 2009

Sutarno, NS. 2006. Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Sagung Seto.

---. 2003. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. Tjiptono Fandy. 1997. Strategi Pemasaran. Yogyakarta : Andi.

Wahjuni, Astuti Sri. 1993. Pemasaran Jasa Perpustakaan. Makalah disampaikan pada lokakarya pengguna dan promosi perpustakaan perguruan tinggi di Malang, tanggal 25 s.d 28 Oktober 1993. Proyek Pengembangan Staff dan Sarana Perguruan Tinggi (PS2PT) Direktori Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.


(6)

Wardhani, Diah. PENGENALAN MEDIA RELATIONS. <http://74.125.153.132/search?q=cache:dbMrx895XroJ:pksm.mercubuana .ac.id/modul/42005602521026511.doc+pengertian+publikasi+adalah&cd= 9&hl=id&ct=clnk&gl=id>. (26 Juli 2009)

Widagdo, Nunie Retno. 2007. Teknik Pemberian Kuis Dalam Meningkatkan Wawasan Pelajar. <http://pksm.mercubuana.ac.id/modul/31028-1-440725279385.dog>. (10 Agustus 2009).

Widuri, Noorika Retno. Berbagi Cerita Tentang Perpustakaan

<http://74.125.153.132/search?q=cache:DgAwRMdnBC4]:www.rmc.edu. my/mtd/notes/PENGENALAN%2520KEPADA%2520PEMASARAN-ppt+fungsi+pemasaran&cd=idhl=endct=clnk>

(07 Mei 2009)

Winardi. 1992. Promosi dan Reklame. Bandung: Mandar Maju.

Wirawan, Sarah. 1993. Promosi dalam Pemasaran Produk dan Jasa

Perpustakaan Perguruan Tinggi. Makalah disampaikan pada lokakarya

pengguna dan promosi perpustakaan perguruan tinggi di Malang, tanggal 25 s.d 28 Oktober 1993. Proyek Pengembangan Staff dan Sarana Perguruan Tinggi (PS2PT) Direktori Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Yusuf, Taslimah. 1996. Manajemen Perpustakaan Umum. Jakarta: Universitas Terbuka Depdikbud.

Yusup, Pawit M, 1995. Pedoman Praktis Mencari Informasi. Cet 1. Bandung: Remaja Rosdakarya.

---. 2001. Pengantar Aplikasi Teori Ilmu Sosial Komunikasi Untuk

Perpustakaan dan Informasi. Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas