Uji Kesesuaian Test of Goodness of Fit Pelanggaran Asumsi Klasik

3.5. Metode Analisa data

Analisis data dilakukan dengan cara analisis kuantitatif berupa pengolahan data yang diperoleh berdasarkan metoda statistik dengan menggunakan Eviews versi 4.1. Dalam pengolahan data ini digunakan regresi berganda Metoda Efek Tetap. Sebelum melakukan estimasi terhadap model persamaan, tahapan dan cakupan analisis yang dilakukan meliputi langkah-langkah sebagai berikut :

3.5.1. Uji Kesesuaian Test of Goodness of Fit

Uji kesesuaian dilakukan berdasarkan nilai koefisien determinasi R 2 , yang kemudian dilanjutkan dengan F-test dan T-test. Koefisien determinasi R 2 bertujuan mengetahui kekuatan variabel bebas independent variabel menjelaskan variabel terikat dependen variabel. F-tes dimaksudkan untuk mengetahui signifikansi statistik koefisien regresi secara bersama. T-test dimaksudkan untuk mengetahui signifikansi statistik koefisien regresi secara parsial. Untuk memudahkan dalam proses pengolahan data, maka dalam analisis digunakan EViews versi 4.1.

3.5.2. Pelanggaran Asumsi Klasik

Dalam suatu model regresi ada beberapa permasalahan yang biasa terjadi yang secara statistik dapat mengganggu model yang telah ditentukan, bahkan dapat menyesatkan kesimpulan yang diambil dari persamaan yang dibentuk. SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008 Untuk itu, maka perlu dilakukan uji penyimpangan asumsi klasik yang terdiri dari : 3.5.2.1. Multikolinieritas Multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan linear diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Interpretasi dari persamaan regresi linier secara implisit bergantung pada asumsi bahwa variabel-variabel bebas dalam persamaan tidak saling berkorelasi. Bila variabel-variabel bebas berkorelasi dengan sempurna, maka disebut multikolinieritas sempurna. Multikolinieritas dapat dideteksi melalui nilai R 2 . Jika nilai R 2 dari model yang diestimasi lebih kecil dari pada nilai R 2 dalam regresi antar variabel bebas, maka hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada multikolinieritas dalam model empiris yang digunakan, tidak dapat diterima. Jika nilai R 2 dari model yang diestimasi lebih besar dari pada nilai R 2 dalam regresi antar variabel bebas, maka hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada multikolinieritas dalam model empiris yang digunakan, diterima. 3.5.2.2. Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas terjadi bila varian tidak konstan atau berubah- ubah. Dalam prakteknya, heteroskedastisitas banyak ditemui pada data SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008 cross section. Akibat varian koefisien regresi yang lebih besar, maka interval kepercayaan semakin lebar. Uji-t atau Uji-F akan terpengaruh yang berakibat uji hipotesis tidak akurat, dan akhirnya akan berdampak pula pada keakuratan kesimpulan. Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas maka dilakukan Uji formal dengan teknik Uji Breusch-Pagan Godfrey Uji BPG dan Uji White. Jika var u i = σ 2 konstan, maka hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada heteroskedastisitas dalam model empiris yang digunakan, diterima. Jika var u i ≠ σ 2 tidak konstan atau berubah-ubah, maka hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada heteroskedastisitas dalam model empiris yang digunakan, tidak dapat diterima. SY. Nani Rahmani: Analisis Efisiensi Pada BUMN Privatisasi Di Indonesia Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Cobb-Douglas, 2008. USU e-Repository © 2008

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN