dan apabila dalam jangka waktu 2 x 24 jam telah melaksanakan penyitaan dengan disaksikan oleh 2 orang saksi.
h. Berita acara pelaksanaan sita segera dibuat, ditandatangani oleh juru sita pajak
JSP dan para saksi ikut menandatangani serta wajib pajak. i.
Apabila dalam jangka waktu 2 x 24 jam sesudah dibuat berita acara pelaksanaan sita, hutang pajak juga belum dilunasi maka kepala kantor
pelayanan pajak segera mengajukan permintaan jadwal waktu dan tempat pelelangan kepada kepala kantor lelang Negara setempat, dengan permintaan
khusus agar terhadap kasus ini diberikan prioritas utama berkaitan dengan keadaan yang mendesak.
j. Setelah dokumen-dokumen yang diperlukan lengkap diserahkan kepada Kantor
lelang Negara, maka Kepala KPP diberitahukan pelaksanaan Lelang. k.
Sebelum dilakukan Pelaksanaan Lelang, terlebih dahulu dilakukan pengumuman lelang sesuai dengan prosedur yang berlaku.
11. Kendala Dalam Penagihan Pajak.
Tunggakan Pajak semakin hari semakin membesar seiring lajunya tingkat pemeriksaan sedangkan tingkat pencairan masih rendah. Akumulasi tunggakan sejak
tahun 1983 dan sebelumnya sampai akhir tahun 2009 diperkirakan mencapai angka keseluruhannya 41.629.578.000. Pengurangan tunggakan Pajak dapat terjadi karena
adanya beberapa :
Universitas Sumatera Utara
a. Sk Pembetulan Sk Keberatan Putusan Banding
b. Pembayaran Utang Pajak
c. Penghapusan Piutang Pajak
Terhadap Penghapusan piutang Pajak, disebabkan Wajib Pajak meninggal Dunia, tidak meninggalkan harta Warisan, Wajib Pajak tidak dapat ditemukan lagi,
Wajib Pajak tidak mempunyai harta kekayaan lagi serta Daluwarsa Penagihan, ditentukan Syarat-Syarat yang harus dipenuhi serta melalui hasil penelitian setempat
dan penelitian Administrasi tentang Daluwarsa Penagihan. Tindakan Penagihan selalu tidak dapat dilakukan secara tuntas dan konsisten
dan sering berhenti pada tingkat Surat Paksa saja. Adapun Kendala-kendala yang dihadapibersifat Eksternalyang datang dari luar Juru Sita Pajak maupun bersifat
Internal yang bersifat dari diri juru Sita Pajak. 1.
Kendala Eksternal a.
Masalah Kesadaran Wajib Pajak untuk Membayar Utang Pajak masih Rendah.
Tingkat Kesadaran Wajib Pajak untuk membayar utang Pajak masih rendah, walaupun sistem perpajakan kita telah menganut “self assessment” namun tingkat
kesadaran Wajib Pajak untuk melaksanakannya dengan baik dan benar serta membayar hutang pajak tepat waktu masih rendah sekali. Hal ini dapat kita lihat
apabila dilakukan pemeriksaan, penelitian maupun pengawasan terhadap pembayaran
Universitas Sumatera Utara
masa atau angsuran bulanan sering ditemukan hal-hal yang tidak benar, seperti tidak menyetor sebagaimana mestinya, menunda pembayaran, memperkecil perhitungan
dengan mengurangi omzet, sehingga diterbitkan Surat Ketetapan Pajak SKP. Terhadap hutang pajak tersebut wajib pajak masih juga menunda pembayaran,
dengan berbagai alasan seperti sedang mengajukan atau putusan banding belum diterima. Walapun pada saat pemeriksaan telah dilakukan dan wajib pajak
menyatakan setuju terdapap hasil pemeriksaan tersebut, namun pada saat pembayaran wajib pajak menghindar dan mencari dalih.
b. Alamat wajib pajakpenanggung pajak tidak dikenalwajib pajak
pindah berdomisili tidak memberitahukan. Masalah ini merupakan penyebab yang paling menonjol sehingga tidak dapat
dilakukannya pencairan tunggakkan. Hal ini sering terjadi disebabkan : 1
Pada saat penetapan dilakukan oleh seksi terkait dari hasil pemeriksaan sedehana Kantor atau dari buku pengawasan pembayaran masa, ternyata
datanya tidak up to date. Pada Surat Ketetapan Pajak SKP dikeluarkan wajib pajak sudah tidak ada lagi pindah domisili tidak dikenal sudah tidak
efektif lagi. 2
Setelah Surat Ketetapan Pajak SKP dikeluarkan sebagai hasil pemeriksaan, sedangkan penagihan belum dilakukan atau sering berlarut-larut, sehingga
wajib pajak sudah pindah alamatdomisili, tanpa memberitahukan. Petugas tidak bias memantau wajib pajak karena memang tidak punya organ seperti
Universitas Sumatera Utara
kaki, kuping, mata, layaknya seperti petugas luar. Mungkin saat nya perlu memikirkan petugas intelijen atau seksi intelijen sebagai sub direktorat
penyelidikan, seperti yang dimiliki ABRI maupun aparat kejaksaan. Hal ini sekaligus untuk mengantisipasi memasuki era perdagangan bebas, dimana
semua akan lebih canggih termasuk kejahatan dibidang ekonomi dan perpajakan.
3 Kesulitan mengidentifikasi objek pajak
Untuk melaksanakan penagihan pajak dengan surat paksa sampai tindakan sita dan lelang selalu terbentur pada objek sita, harta kekayaan wajib pajak sudah
tidak ditemukan lagi atau sudah dipindah tangankan. Berkenaan dengan hal tersebut untuk memudahkan penagihan pajak dengan surat paksa diharapkan
kepada tim pemeriksa untuk melengkapi Lembar Hasil Pemeriksaan LHP dengan kekayaan wajib pajak dengan lengkap dan rinci, kondisi harta tersebut
serta dimana keberadaannya sesuai SE.07PJ.75.1994, tanggal 11 Mei 1994. 4
Penetapan pajak tidak tepat waktu. Hal ini sering terjadi dimana pemeriksaan terhadap wajib pajak untuk masa
pajak 4 atau 5 tahun kebelakang saat wajib pajak masih maju tapi pada saat Surat Ketetapan Pajak SKP diterbitkan sudah tidk bias dicairkan, karena
kemampuan wajib pajak untuk membayar sudah tidak ada, hal tersebut disebabkan :
Universitas Sumatera Utara
a. Usaha wajib pajak telah mengalami kemunduran dibandingkan dengan
kondisi 5 tahun yang lalu. b.
Wajib pajak tutup usaha atau pailit. c.
Wajib pajak orang pribadi telah meninggal dunia. Penulis teringat saat pertama kali belajar perpajakan dengan filosofi dasar
perpajakan yang masih relevan untuk dianut yaitu : TRI DARMA PERPAJAKAN 1.
Mencakup semua subjek pajak secara merata dan adil 2.
Pengenaan semua objek pajak yang seharusnya 3.
Pembayaran dan penagihan dilakukan tepat pada waktunya 5
Adanya intervensi dari pihak ketiga Hal ini bukan sering tidak terjadi justru terhadap wajib pajak
penunggak besar yang disita dan pada saat akan dilakukan lelang muncul pihak ketiga yang terpengaruh untuk meminta menunda waktu pelaksanaan
lelang dan sebagainya. Sehingga dalam pelaksanaan lelang sangat signifikan bahwa juru sita pajak perlu mendapat dukungan dari atasan.
2. Kendala Internal
a. Kesiapan Juru Sita Pajak
Universitas Sumatera Utara
Keterbatasan sumber daya manusia juru sita pajak yang terbatas sehingga mempengaruhi ibandkualitas maupun kuantitas yang ada. Jumlah
petugas juru sita pajak masih belum mencukupi dibandingkan volume kerja dan jumlah wajib pajak. Kinerja juru sita pajak masih bisa dioptimalkan
mungkin waktunya untuk memikirkan kembali agar juru sita pajak menjadi jabatan fungsional sehingga lebih tangguh, terampil dan professional sehingga
juru sita pajak tidak memikirkan lagi kapan mutasi dan atau kapan dipromosikan.
b. Mobilitas sarana yang masih kurang mendukung
Keterbatasan sarana penunjang dalam melaksanakan tugas penagihan dilapangan karena keterbatasan dana atau perlengkapan yang tersedia. Hal
tersebut memang dirasakan perlu untuk dilengkapi dengan mobil dinas juru sita pajak, pakaian seragam juru sita pajak, tujuannya untuk mendorong
semangat disiplin yang kuat dan tanggung jawab yang tinggi.
12. Peranan Penagihan Yang Dilakukan Oleh Kantor Pelayanan