3. SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR
TAMBAHAN SKPKBT
Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000 pasal 15 ayat 1 yaitu : surat
ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKBT diterbitkan apabila ditemukan data
baru yang mengakibatkan penambahan jumlah pajak yang terhutang setelah dilakukan tindakan pemeriksaan dalam rangka penerbitan surat ketetapan pajak
kurang bayar SKPKBT.
4. SURAT PAKSA
Yaitu surat perintah membayar hutang pajak dan biaya penagihan pajak. Surat paksa mempunyai kekuatan eksekutorial dan kedudukan hokum yang sama dengan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Surat paksa sekurang-kurangnya meliputi:
a Dari segi isinya:
1. Nama wajib pajak, atau nama wajib pajak dan penanggung pajak.
2. Dasar penagihan.
3. Besarnya utang pajak.
4. Perintah untuk membayar
Universitas Sumatera Utara
b Dari segi karakteristik:
1. Mempunyai kekuatan hukum yang sama dan putusan hakim dalam perkara.
2. Mempunyai kekuatan hukum yang pasti.
3. Mempunyai fungsi ganda yaitu menagih pajak dan bukan pajak.
4. Dapat dilanjutkan dengan tindakan penyitaan atau penyanderaan.
Apabila pajak yang masih harus dibayar, tidak dilunasi dalam jangka waktu 1 x 24 jam sesudah tanggal jatuh tempo pemberitahuan surat paksa maka kantor
pelayanan pajak KPP segera menerbitkan surat sita, kendatipun wajib pajak belum juga melunasi hutang pajaknya, maka lewat 10 hari setelah tanggal pelaksanaan surat
perintah melakukan penyitaan, kepala KPP mengajukan permintaan jadwal waktu dan tempat pelelangan kekantor lelang Negara setempat.
Sistem self assessment adalah salah satu system pemungutan pajak dimana wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang terhutang oleh seseorang berada
pada kedua belah pihak, yaitu wajib pajak dan fiskus. Sistem ini telah di laksanakan secara efektif pada tahun 1984 atas dasar perubahan perundang-undangan perpajakan
tahun 1983 ,dengan memberikan kepercayaan dan tanggung jawab kepada wajib pajak untuk menghitung, melaporkan dan membayar sendiri jumlah pajak yang
terhutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundsang-undangan perpajakkan. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa sebelum system di Indonesia
diberlakukan system official assessment. Namun system tersebut tidak efisien dan menimbulkan kecendrungan masyarakat wajib pajak kurang bertanggung jawab. Dan
sering terjadi perlawanan pajak dengan cara menghindar dari kewajiban
Universitas Sumatera Utara
perpajakannya. Dengan menyadari kelemahan-kelemahan yang di timbulkan oleh system tersebut makan sekarang kita menggunakan system self assessment. Hal
penting yang mempengaruhi keberhasilan system self assessment adalah tingkat kepatuhan wajib pajak. Ciri-ciri system pemungutan pajak berdasarkan system self
assessment adalah: 1.
Adanya kepastian hukum 2.
Perhitungan sederhana dan mudah dimengerti oleh wajib pajak 3.
Wewenang untuk menentukan pajak terhutang ada pada wajib pajak sendiri. 4.
Wajib pajak aktif, mulai dari menghitung ,menyetor, dan melaporkan sendiri pajak yang terhutang.
5. Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
Sesuai dengan sistem self assessment yang berlaku sekarang ini Wajib Pajak di wajibkan untuk menghitung, Melapor serta membayar hutang Pajak nya.
Apabila terdapat kekeliruan atau kesalahan dalam melakukan penghitungan pajak atau Wajib Pajak melanggar ketentuan Undang-Undang Perpajakan
yang menyebabkan jumlah Pajak yang harus di bayar menjadi lebih besar, barulah Direktorat Jenderal PajakDirjen Pajak menerbitkan Surat Ketetapan
Pajak yang dapat berupa: 1.
Surat Ketetapan PajakSTP. 2.
Surat Ketetapan Pajak Kurang BayarSKPKB. 3.
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar TambahanSKPKBT. 4.
Surat Keputusan Pembetulan.
Universitas Sumatera Utara
5. Surat Keputusan Keberatan.
6. Putusan Banding.
Ke Enam6 Jenis yang di maksud merupakan dasar tindakan atau sarana Administrasi bagi Direktorat Jenderal Pajak untuk melakukan penagihan Pajak.
Tindakan Penagihan Pajak dilakukan Apabila Wajib Pajak tidak atau kuarang membayar pajak yang terutang, yang besar nya dalam pelaksanaan Penagihan Pajak
nya akan di awali dengan : a.
Surat Teguran. Apabila Pelaksanaan Penagihan Pajak di awali dengan Penerbitan Surat
Teguran setelah 7 hari sejak saat jatuh tempo pembayaran. Surat Teguran tidak dapat diterbitkan apabila terhadap Penanggung Pajak
telah di setujuiuntuk mengangsur ataupun menunda pembayaran pajak nya.
b. Surat Paksa.
Apabila jumlah hutang Pajak yang masih harus di bayar tidak dilunasi oleh Penanggung Pajak setelah lewat 21 hari sejak tanggal
diterbitkannya Surat Teguran, maka akan di terbitkan Surat Paksa. c.
Surat Pelaksanaan Melakukan PenyitaanSPMP Apabila jumlah hutang Pajak yang masih harus dibayar tidak di lunasi
oleh Penanggung Pajak setelah lawat 2x24 sejak Surat Paksa di beritahukan, maka segera akan di terbitkan Surat Perintah
Melaksanakan PenyitaanSPMP.
Universitas Sumatera Utara
d. Kesempatan Terakhir.
Dalam hal ini Wajib Pajak di berikan kesempatan selama 10 hari setelah jatuh tempo, untuk melnasi kewajiban-kewajibannya sebagai Wajib
Pajak. e.
Apabila hutang Pajak dan biaya Penagihan yang masih harus dibayar tidak dilunasi oleh Penanggung Pajak setelah lewat waktu 14 hari sejak
tanggal pelaksanaan penyitaan, akan segera dilaksanakan pengumuman Lelang, dan segera dilakukan Penjualan barang sitaan Penanggung
Pajak melalui Kantor Lelang.
5. Penagihan Seketika dan Sekaligus