47
5.   perusahaan  yang  secara  konsisten  menyajikan  laporan  keuangan selama periode penelitian.
Periode dalam penelitian ini dibatasi antara tahun 2008 sampai 2011  dengan  harapan  akan  diperoleh  akurasi  hasil  penelitian.  Data
time  series  sebanyak  empat  tahun  diambil  dari  seluruh  perusahaan
manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. C.
Jenis dan Sumber Data
Data  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  berupa  data sekunder,  yaitu  data  kuantitatif  yang  diperoleh  dari  situs  bursa  efek
Indonesia  www.idx.co.id.  Data  tersebut  berupa  laporan  keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek  Indonesia,  Indonesian  Capital  Market  Directory  ICMD. Laporan  keuangan  bermanfaat  dalam  pengambilan  keputusan
mengenai  perusahaan,  baik  bagi  manajemen  ataupun  bagi  pihak stakeholders.
D. Metode Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan menggunakan metode studi pustaka dan dokumentasi. Studi pustaka dilakukan dengan mengolah literatur,
artikel, jurnal maupun media tertulis lain yang berkaitan dengan topik pembahasan  dari  penelitian  ini.  Sedangkan  dokumentasi  adalah
penelitian  arsip  yang  memuat  kejadian  masa  lalu  Indriantoro  dan Supomo,  1999.  Pengumpulan  data  dokumentasi  dilakukan  dengan
kategori  dan  klasifikasi  data-data  tertulis  yang  berhubungan  dengan
48
masalah  penelitian,  baik  dari  sumber  dokumen,  buku-buku,  koran, majalah dan sebagainya.
E. Metode Analisis
Metode  analisis  data  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini adalah  analisis  kuantitatif.  Analisis  kuantitatif  adalah  bentuk  analisa
yang  menggunakan  angka-  angka  dan  dengan  perhitungan  statistik untuk  menganalisis  suatu  hipotesis  dan  memerlukan  beberapa  alat
analisis.  Bila  serangkaian  observasi  atau  pengukuran  data  dalam angka-angka,  maka  pengumpulan  angka-angka  hasil  observasi  atau
pengukuran  sedemikian  itu  dinamakan  data  kuantitatif  Anto,  Dajan 1996.
Analisa data kuantitatif dilakukan dengan cara mengumpulkan data  yang  sudah  ada  kemudian  mengolahnya  dan  menyajikannya
dalam  bentuk  tabel,  grafik,  dan  dibuat  analisis  agar  dapat  ditarik kesimpulan
sebagai dasar
pengambilan keputusan.
Untuk mempermudah  dalam  menganalisis  digunakan  SPSS  Statistical
Package  for  Social  Science,  yaitu  software  yang  berfungsi  untuk menganalisis  data  dan  melakukan  perhitungan  statistik  baik
parametrik  maupun  non  parametrik  dengan  basis  Windows  Imam Ghozali, 2005.
Teknik analisis statistika  yang digunakan dalam  penelitian  ini adalah statistik deskriptif dan regresi linier berganda. Metode analisis
yang  digunakan  adalah  metode  regresi  berganda.  Dalam  melakukan
49
analisis regresi berganda, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik  agar  memenuhi  sifat  estimasi  regresi  bersifat  BLUES  Best
Linear Unbiased Estimator.
1. Statistik Deskriptif
Statistik  deskriptif  memberikan  gambaran  atau  deskripsi suatu data yang dilihat dari niali  minimum,  maksimum,  nilai rata-
rata mean, dan standar deviasi. Analisis  statistik  deskriptif  digunakan  untuk  mengetahui
gambaran  mengenai  earning  management,  mekanisme  corporate governance,  ukuran  perusahaan  terhadap    nilai  perusahaan  pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji  normalitas  ini  bertujuan  untuk  menguji  apakah dalam  model  regresi,  variabel  bebas  dan  variabel  terikat
keduanya  memiliki  distribusi  normal  atau  tidak  Ghozali, 2005.  Model  regresi  yang  baik  adalah  memiliki  data
berdistribusi  normal.  Menurut  suliyanto  2011:  67  Untuk menguji  apakah  terdapat  distribusi  yang  normal  atau  tidak
dalam  model  regresi  maka  digunakanlah  pendekatan  grafik menggunakan  normal  probability  plot,  yaitu  dengan
membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif data dari distribusi normal.
50
dalam  grafik  yang  dihasilkan  jika  data  menyebar  di sekitar  garis  diagonal  dan  mengikuti  arah  garis  diagonal,
maka  model  regresi  memenuhi  asumsi  normalitas  data, sebaliknya  jika  data  menyebar  jauh  dari  garis  diagonal  atau
tidak  mengikuti  arah  garis,  maka  model  regresi  tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
independen.  Model  regresi  yang  baik  seharusnya  tidak terjadi  korelasi  di  antara  variabel  independen.  Jika  variabel
independen  saling  berkorelasi,  maka  variabel-variabel  ini tidak  ortogonal.  Variabel  ortogonal  adalah  variabel
independen  yang  nilai  korelasi  antar  sesama  variabel independen sama dengan nol.
Terdapat  beberapa  metode  yang  dapat  digunakan untuk  mendeteksi  adanya  masalah  multikolinearitas,  salah
satu metodenya ialah dengan melihat nilai korelasi parsial. Uji
multikolinearitas dengan
korelasi parsial
dilakukan dengan
membandingkan antara
koefesien determinasi  keseluruhan  dengan  nilai  koefesien  korelasi
parsial  semua  variabel  bebasnya.  Jika  nilai  koefesien determinasi  keseluruhan  lebih  besar  dari  nilai  koefesien
51
parsial  semua  variabel  bebasnya  maka  model  tersebut  tidak mengandung gejala multikolinearitas Suliyanto, 2011: 88.
c. Uji Autokorelasi
Uji  autokorelasi  bertujuan  menguji  apakah  dalam model  regresi  linear  ada  korelasi  antara  kesalahan
pengganggu  pada  periode  t  dengan  kesalahan  pengganggu pada  periode  t-1  sebelumnya.  Jika  terjadi  korelasi,  maka
dinamakan  ada  problem  autokorelasi.  Autokorelasi  muncul karena  observasi  yang  berurutan  sepanjang  waktu  berkaitan
satu  sama  lainnya.  Model  regresi  yang  baik  adalah  regresi
yang bebas dari autokorelasi Ghozali dalam Puspita, 2011.
Untuk menguji keberadaan autokorelasi, penelitian ini menggunakan  metode  Durbin-Watson  d  test.  Pengujian
dengan  Durbin-Watson  statistik  ini  dilakukan  untuk mengetahui  ada  tidaknya  hubungan  antara  kesalahan
pengganggu  error  term  pada  periode  sebelumnya  dengan kesalahan  pengganggu  pada  periode  berikutnya.  Dalam
metode  Durbin-Watson  menggunakan  titik  kritis  yaitu  batas bawah  dl  dan  batas  atas  du.  Persyaratan  uji  dengan
menggunakan tabel Durbin-Watson adalah :
52
1.  Jika nilai DW terletak antara dl dan 4 – dl atau antara du dan  4  –  du  maka  koefisien  autokorelasi  sama  dengan  0
yang berarti tidak terdapat autokorelasi. 2.  Jika  nilai  DW  berada  diluar  dl  atau  diluar  du  maka
koefisien  autokorelasi  lebih  besar  daripada  0  yang  berarti terdapat autokorelasi positif.
3.  Jika  nilai  DW  lebih  besar  daripada  4  –  dl,  berarti  ada autokorelasi negatif.
4.  Jika  nilai  DW  terletak  antara  du  dan  dl  atau  nilai  DW terletak  antara  4  –  du  dan  4  –  dl  maka  hasilnya  tidak
dapat disimpulkan. Namun demikian secara umum biasa diambil patokan
Santoso, 2000: 219 : 1.  Angka  D-W  di  bawah  -2,  berarti  terdapat  autokorelasi
positif. 2.  Angka  D-W  diantara  -2  dampai  +2,  berarti  tidak  terdapat
autokorelasi
3.  Angka D-W diatas +2, berarti terdapat autokorelasi negatif d.
Uji Heteroskedastisitas
Pengujian  ini  bertujuan  unutk  menguji  apakah didalam  model  regeresi  terdapat  ketidaksamaan  varians  dari
residual  suatu  pengamatan.  Jika  varians  dari  residual  suatu pengamatan
yang lain
tetap berarti
telah terjadi
53
homoskedastesitas.  Jika  terjadi  homoskedastisitas  dikatakan mempunyai  model  yang  baik,  cara  mendeteksi  dengan
melihat diagram pancar scater plot. Cara mendeteksi grafik scater plot adalah sebagai berikut :
1.  Jika  data  memiliki  pola  menyebar  atau  titik-titik  berada diatas  dan  dibawah  angka  0  pada  sumbu  Y  dan  tidak
membentuk  suatu  pola  yang  jelas,  berarti  data  tersebut baik atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
2.  Jika  data  memiliki  pola  mengumpul  atau  membentuk suatu  pola  tertentu  misalnya  bergelombang,  melebar,
kemudian menyempit,
dikatakan telah
terjadi heteroskedastisitas Santoso, 2002
3. Analisis Regresi Berganda
Analisis  regresi  berganda  dimaksudkan  untuk  menguji pengaruh  simultan  dari  beberapa  variabel  bebas  terhadap  satu
variabel terikat. Analisis regresi digunakan oleh peneliti apabila peneliti  bermaksud  meramalkan  bagaimana  keadaan  naik-
turunnya variabel dependen, dan apabila dua atau lebih variabel independen sebagai prediktor dimanipulasi atau dinaik turunkan
nilainya Sugiyono, 2002: 90. Analisis  regresi  dapat  memberikan  jawaban  mengenai
besarnya pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel
54
dependennya. Dalam penelitian ini model regresi berganda yang akan dikembangkan adalah sebagai berikut :
Y = α +
â
1 1
+
â
2 2
+
â
3 3
+
â
4 4
+
â
5 5
+
â
6
+
e Keterangan :
Y = nilai perusahaan α   = Konstanta
1
= earning management
2
= jumlah dewan komisaris
3
= kepemilikan institusional
4
= kepemilikan manajerial dummy
5
= kualitas auditor dummy
6
= ukuran perusahaan dummy
â
1
= Koefisien regresi earning management
â
2
= Koefisien regresi jumlah dewan komisaris
â
3
= Koefisien regresi kepemilikan institusional
â
4
= Koefisien regresi kepemilikan manajerial
â
5
= Koefisien Regresi kualitas auditor
â
6
= Koefisien Regresi ukuran perusahaan e   = error term
55
4. Koefisien Determinasi
Koefisien  determinasi
2
ini  digunakan  untuk menggambarkan  kemampuan  model  menjelaskan  variasi  yang
terjadi  dalam  variabel  dependen  Ghozali,  2005.  Koefisien determinasi
2
dinyatakan  dalam  persentase.  Nilai  koefisien korelasi
2
ini berkisar antara 0
2
1.
5. Uji Hipotesis
Uji  hipotesis  dilakukan  untuk  memperoleh  gambaran mengenai pengaruh antara variabel  independen dengan  variabel
dependent. Variabel dependent dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan, sedangkan variabel independent dalam penelitia ini
adalah earnings
management, mekanisme
corporate governance, dan ukuran perusahaan.
a. Uji Statistik t
Uji  t  digunakan  untuk  mengetahui  ada  tidaknya pengaruh  secara  linier  antara  variabel  bebas  dan  variabel
tergantung. Ho  :  β  =  0,  tidak  terdapat  pengaruh  yang  signifikan  dari
masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen.
Ha  :  β  ≠  0,  ada  pengaruh  yang  signifikan  dari  masing- masing  variabel  independen  terhadapriabel
dependen,
56
Untuk  mengetahui  besarnya  pengaruh  masing- masing  variabel  independen  secara  individual  parsial
terdapat variabel dependen dengan melakukan uji t. Apabila  -
− ;
maka Ho  ditolak  dan  Ha  diterima,  artinya  variabel  independen
secara  parsial  mempunyai  pengaruh  yang  signifikan terhadap variabel dependen.
Apabila  - ≥
≤ maka  Ho
diterima dan Ha ditolak, artinya variabel independen secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen.
b. Uji Statistik F
Uji F digunakan untuk menguji signifikasi koefisien regresi  secara  keseluruhan  dan  pengaruh  variabel  bebas
secara bersama-sama. rumusan hipotesis:
Ho : βi = 0, artinya tidak terdapat pengaruh secara bersama-
sama  antara  variabel  independen  terhadap variabel dependen
Ha : βi ≠ 0, artinya terdapat pengaruh secara bersama sama
antara  variabel  independen  terhdap  variabel dependen
57
a. Apabila
ℎ
maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya  tidak  ada  pengaruh  antara  variabel  bebas  secara
simultan terhadap variabel terikat. b. Apabila
ℎ
maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya  ada  pengaruh  antara  variabel  bebas  secara
simultan terhadap variabel terikat. Uji  F  dapat  dilakukan  hanya  dengan  melihat  nilai
signifikansi  F  yang  terdapat  pada  output  hasil  analisis regresi  menggunakan  SPSS  v.16.  jika  angka  signifikansi  F
lebih  kecil  dari  α  0,05  maka  dapat  dikatakan  bahwa  ada pengaruh  yang  signifikan  antara  variabel  bebas  terhadap
variabel terikat secara simultan.
F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Dalam  penelitian  ini  digunakan  berbagai  variabel  yang digunakan  untuk  melakukan  analisis  data.  Variabel  tersebut  terdiri
dari  variabel  dependent  dan  variabel  independent.  Variabel independent  dalam  penelitian  ini  adalah  earnings  management,
mekanisme corporate governance, dan ukuran perusahaan. sedangkan variabel dependent adalah nilai perusahaan.
a. Variabel Independent
Variabel independent merupakan variable bebas yang tidak dipengaruhi  oleh
variabel  apapun.  Variabel  independen merupakan  variabel  yang  mempengaruhi  variabel  dependent.
58
Variabel independent yang digunakan dalam penelitian ini adalah earning  management  yang  dipromosikan  dengan  discretionary
accrual.
1. Earning management
Menurut  Surifah  1999  earnings  management  dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan apabila digunakan
untuk  pengambilan  keputusan,  karena  earnings  management merupakan  suatu  bentuk  manipulasi  atas  laporan  keuangan
yang  menjadi  sarana  komunikasi  antara  manajer  dan  pihak eksternal  perusahaan.  Earnings  management  diproksikan
dengan menggunakan discretionary accrual. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh dechow
et  al  1995.  Umumnya  poin  awal  dalam  pengukuran discretionary  accruals  adalah  total  accruals,  dimana  total
accruals  tersebut  terdiri  dari  komponen  non  discretionary accruals  NDAC  dan  discretionary  accruals  DAC.
Selanjutnya  model  yang  digunakan  oleh  Jones  digunakan untuk  menciptakan  komponen  non  discretionary.  Model
pengukuran dalam  penelitian ini dijelaskan sebagai berikut : a.  Total accruals
Total  accruals  dalam  penelitian  ini  didefinisikan sebagai selisih antara laba bersih operasi dengan arus kas
operasional.
59
TAC ᵼ TAᵼ-₁ = NIᵼ - OFᵼ TAᵼ-₁
Dimana : TAC
ᵼ : total accruals
NI ᵼ
: laba bersih operasi OFC
ᵼ : aliran kas dari aktivitas operasi
TA ᵼ-₁
: total aset tahun sebelumnya sumber : modified jones. 2001
b.  Non discretionary accruals Model  jones  mengansumsikan  bahwa  komponen
non  discretionary  accruals  adalah  konstan  dechlow  et al. 1995.
Model  tersebut  mengontrol  efek  perubahan perputaran
ekomoni perusahaan
terhadap non
discretionary accruals. Modelnya adalah sebagai berikut NDAC = 1 TA
ᵼ-₁ + REV – REC TAᵼ-₁ + PPETAᵼ-₁
Dimana : NDAC
: Non discretionary accruals TA
ᵼ-₁ : total aset tahun sebelumnya
REV : pendapatan
REC :  piutang
PPE ᵼ-₁
: aktiva tetap sumber : modified jones. 2001
60
c.  Discretionary accruals Discretionary  accruals  dapat  dirumuskan  sebagai
berikut : DAC
ᵼ = TACᵼ TAᵼ-₁ - NDACᵼ Dimana :
DAC ᵼ
: discretionary accruals TAC
ᵼ : total accruals
NDAC ᵼ
: non discretionary accrulas Tanpa  earning  management,  maka  total  akrual
perusahaan 1 pada tahun t akan dapat dijelaskan oleh kondisi perusahaan.  Discretionary  accruals  mengindikasiakn  tingkat
akrual  hasil  earning management. Rekayasa  menaikkan  laba diindikasikan  dengan  nilai  DAC
ᵼ  yang  positif,  sedangkan rekayasa  menurunkan  laba  diindikasiakn  dengan  nilai  DAC
ᵼ yang negatif.
61
2.    Mekanisme Corporate Governance
a.  Jumlah dewan komisaris Dewan  komisaris  diukur  berdasarkan  jumlah
dewan  komisaris  yang  ada  dalam  suatu  perusahaan. Jumlah  dewan  komisaris  digunakan  sebagai  alat  ukur
karena adanya
keterbatasan informasi
mengenai komisaris  independen  pada  sampel  dan  belum  adanya
peraturan yang mewajibkan komisaris independen dalam perusahaan.
b.  Kepemilikan institusional Kepemilikan  institusional  adalah  kepemilikan
saham oleh semua jenis institusi, baik institusi keuangan maupun    non keuangan. Variabel  ini diukur dari  jumlah
persentase saham yang dimiliki oleh institusi. c.  Kepemilikan manajerial
Kepemilikikan  manajerial  adalah  ada  tidaknya komisaris  dan  direksi  yang  memiliki  saham  pada
perusahaan  dimana  mereka  menjabat  sebgai  komisaris dan  direksi.  Jumlah  kepemilikan  manajerial  sebagaian
besar  kurang  dari  1,  sehingga  variasi  jumlah kepemilikan  manajerial  tidak  banyak,  sehingga  variabel
ini  menggunakan  dummy,  yaitu  0  jika  tidak  terdapat
62
kepemilikan  manajerial  dan  1  jika  terdapat  kepemilikan manajerial.
d.  Ukuran KAP Kualitas  audit  diukur  dengan  menggunakan
ukuran  KAP.  Audit  merupakan  suatu  proses  untuk mengurangi  ketidakselarasan  informasi  yang  terdapat
antara  manajer  dan  para  pemegang  saham  dengan menggunakan pihak  luar untuk  memberikan pengesahan
terhadap laporan keuangan Meutia, 2004. Klasifikasi  akuntan  publik  dalam  penelitian  ini
menggunakan  dummy  variable.  Jika  perusahaan  diaudit oleh  KAP  Big  4  maka  akan  dinilai  satu,  sedangkan  jika
tidak  diaudit  oleh  KAP  Big  4  makan  nilainya  nol. Laporan  keuangan  yang  berkualitas  merupakan  salah
satu elemen penting dari corporate governance. Kategori KAP Big 4 di Indonesia, yaitu:
1.  KAP Price Waterhouse Coopers, yang berkerjasama dengan KAP Drs. Hadi Susanto dan rekan, dan KAP
Haryanto Sahari. 2.  KAP  KPMG  Klynveld  peat  Marwick  Goerdeler,
yang  bekerjasama  dengan  KAP  Sidharta-Shidarta dan Wijaya.
63
3.  KAP  Ernest  and  Young,  yang  bekerjasama  dengan KAP Drs. Sarwoko dan Sanjoyo, Prasetyo Purwanto.
4.  KAP  Deloitte  Touche  Thomatsu,  yang  bekerjasama dengan  KAP  Drs.  Hans  Tuanoka  dan  Osaman  Bing
Satrio.
3.    Ukuran Perusahaan
Besar kecilnya
ukuran perusahaan
diukur berdasarkan pada rata-rata total assets perusahaan manufaktur
yang  terdaftar  di  Bursa  Efek  Indonesia  mulai  tahun  2008- 2011.  Menurut  Yenny  Charlemagne  2005  dalam  Asnawi
dan  Wijaya  2006:  9,  ukuran  perusahaan  berdasarkan  total assets dikategorikan menjadi dua kriteria, yaitu :
1.  Perusahaan  besar,  kriterianya  :  total  assets  lebih  besar dari 400 milliar.
2.  Perusahaan kecil, kriterianya : total assets lebih kecil dari 400 milliar.
Variabel ukuran perusahaan berdasarkan total assets dibentuk  menjadi  variabel  dummy,  yaitu  :  perusahaan  besar
dengan  nilai  dummy  1  dan  perusahaan  kecil  dengan  nilai dummy 0.
64
b. Variabel Dependent
Variabel  dependent  merupakan  variabel  terikat  dan dipengaruhi  oleh  variabel  lainnya  Ghozali,  2005.  Variabel
dependent  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  nilai perusahaan.
Nilai perusahaan  merupakan gambaran dari kesejahteraan pemegang  saham.  Semakin  tinggi  nilai  perusahaan  maka  dapat
menggambarkan semakin sejahtera pula pemiliknya. Nilai  perusahaan  dapat  tercermin  dari  harga  sahamnya,
Jika  harga  saham  perusahaan  tinggi  maka  dapat  disimpulkan bahwa nilai perusahaan tersebut juga baik.
Menurut  Kesuma  2009:  40,  harga  saham  adalah  nilai nominal penutupan closing price dari penyertaan atau pemilikan
seseorang  atau  badan  dalam  suatu  perusahaan  atau  perseroan terbatas yang berlaku secara reguler di pasar modal di Indonesia.
Menurut  Weston  dan  Brigham  1993  dalam  Sri  Rahayu 2010: 7, harga saham didefinisikan sebagai: ”The price at which
stock sells in the market.” Sedangkan, harga pasar saham adalah nilai  pasar  sekuritas  yang  dapat  diperoleh  investor  apabila
investor  menjual  atau  membeli  saham,  yang  ditentukan berdasarkan harga penutupan atau closing price di bursa pada hari
yang  bersangkutan.  Jadi,  harga  penutupan  atau  closing  price
65
merupakan harga saham terakhir kali pada saat berpindah tangan di akhir perdagangan.
66
BAB IV
ANALISIS  DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian  ini  menguji  pengaruh  earning  management  yang diproksikan dengan discretionary accrual, corporate governance yang
diukur dengan dewan komisaris, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional  dan  klasifikasi  akuntan  publik  serta  ukuran  perusahaan
yang  merupakan  variabel  independen  terhadap  nilai  perusahaan  yang diukur dengan menggunakan harga saham penutupan yang merupakan
variabel dependen. Objek  penelitian  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah
perusahaan  manufaktur  yang  terdaftar  di  BEI  dan  mempublikasikan laporan  keuangan  untuk  periode  2008  -  2011.  Sedangkan  untuk
pengambilan  sampel  dilakukan  dengan    metode  purposive  sampling yang
diakses melalui
website seperti
www.idx.com dan
www.duniainvestasi.com  .  Secara  terperinci  proses  pemilihan  sampel adalah sebagai berikut :
67
Tabel 4.1 Penentuan Jumlah Sampel
Keterangan Jumlah
Jumlah  perusahaan  manufaktur  yang  terdaftar  di  BEI selama tahun 2008-2011
116
Perusahaan  yang  tidak  menyajikan  laporan  keuangan secara utuh
23
Perusahaan yang
tidak mempublikasikan
laporan keuangan
7
Perusahaan  yang  tidak  menyajikan  laporan  keuangan dalam bentuk rupiah
2
Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel 84
Sumber : sumber data diolah Berdasarkan  data  dalam  tabel  4.1  terlihat  bahwa  jumlah
perusahaan  manufaktur  yang  terdaftar  di  BEI  selama  tahun  2008 sampai 2011 sebanyak 116 perusahaan. Dari 116 perusahaan tersebut
terdapat  23  perusahaan  yang  tidak  secara  utuh  menyajikan  laporan keuangannya,  7  perusahaan  tidak
mempublikasikan laporan
keuangannya  dan  2  perusahaan  yang  tidak  menyajikan  laporan keuangan  dalam  bentuk  rupiah.  Berdasarkan  perhitungan  tersebut
diperoleh  jumlah  sampel  sebanyak  84  perusahaan  yang  memenuhi kriteria yang ditentukan. Dengan peggabungan data penelitian selama
4  tahun  dalam  satu  analisis,  maka  jumlah  observasi  dalam  penelitian adalah 336 data observasi.
68
B. Hasil analisi dan pembahasan