47
5. perusahaan yang secara konsisten menyajikan laporan keuangan selama periode penelitian.
Periode dalam penelitian ini dibatasi antara tahun 2008 sampai 2011 dengan harapan akan diperoleh akurasi hasil penelitian. Data
time series sebanyak empat tahun diambil dari seluruh perusahaan
manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. C.
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder, yaitu data kuantitatif yang diperoleh dari situs bursa efek
Indonesia www.idx.co.id. Data tersebut berupa laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia, Indonesian Capital Market Directory ICMD. Laporan keuangan bermanfaat dalam pengambilan keputusan
mengenai perusahaan, baik bagi manajemen ataupun bagi pihak stakeholders.
D. Metode Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan menggunakan metode studi pustaka dan dokumentasi. Studi pustaka dilakukan dengan mengolah literatur,
artikel, jurnal maupun media tertulis lain yang berkaitan dengan topik pembahasan dari penelitian ini. Sedangkan dokumentasi adalah
penelitian arsip yang memuat kejadian masa lalu Indriantoro dan Supomo, 1999. Pengumpulan data dokumentasi dilakukan dengan
kategori dan klasifikasi data-data tertulis yang berhubungan dengan
48
masalah penelitian, baik dari sumber dokumen, buku-buku, koran, majalah dan sebagainya.
E. Metode Analisis
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif adalah bentuk analisa
yang menggunakan angka- angka dan dengan perhitungan statistik untuk menganalisis suatu hipotesis dan memerlukan beberapa alat
analisis. Bila serangkaian observasi atau pengukuran data dalam angka-angka, maka pengumpulan angka-angka hasil observasi atau
pengukuran sedemikian itu dinamakan data kuantitatif Anto, Dajan 1996.
Analisa data kuantitatif dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang sudah ada kemudian mengolahnya dan menyajikannya
dalam bentuk tabel, grafik, dan dibuat analisis agar dapat ditarik kesimpulan
sebagai dasar
pengambilan keputusan.
Untuk mempermudah dalam menganalisis digunakan SPSS Statistical
Package for Social Science, yaitu software yang berfungsi untuk menganalisis data dan melakukan perhitungan statistik baik
parametrik maupun non parametrik dengan basis Windows Imam Ghozali, 2005.
Teknik analisis statistika yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif dan regresi linier berganda. Metode analisis
yang digunakan adalah metode regresi berganda. Dalam melakukan
49
analisis regresi berganda, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik agar memenuhi sifat estimasi regresi bersifat BLUES Best
Linear Unbiased Estimator.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari niali minimum, maksimum, nilai rata-
rata mean, dan standar deviasi. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui
gambaran mengenai earning management, mekanisme corporate governance, ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel bebas dan variabel terikat
keduanya memiliki distribusi normal atau tidak Ghozali, 2005. Model regresi yang baik adalah memiliki data
berdistribusi normal. Menurut suliyanto 2011: 67 Untuk menguji apakah terdapat distribusi yang normal atau tidak
dalam model regresi maka digunakanlah pendekatan grafik menggunakan normal probability plot, yaitu dengan
membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif data dari distribusi normal.
50
dalam grafik yang dihasilkan jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas data, sebaliknya jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau
tidak mengikuti arah garis, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel
independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel
independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.
Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya masalah multikolinearitas, salah
satu metodenya ialah dengan melihat nilai korelasi parsial. Uji
multikolinearitas dengan
korelasi parsial
dilakukan dengan
membandingkan antara
koefesien determinasi keseluruhan dengan nilai koefesien korelasi
parsial semua variabel bebasnya. Jika nilai koefesien determinasi keseluruhan lebih besar dari nilai koefesien
51
parsial semua variabel bebasnya maka model tersebut tidak mengandung gejala multikolinearitas Suliyanto, 2011: 88.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan
satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi
yang bebas dari autokorelasi Ghozali dalam Puspita, 2011.
Untuk menguji keberadaan autokorelasi, penelitian ini menggunakan metode Durbin-Watson d test. Pengujian
dengan Durbin-Watson statistik ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kesalahan
pengganggu error term pada periode sebelumnya dengan kesalahan pengganggu pada periode berikutnya. Dalam
metode Durbin-Watson menggunakan titik kritis yaitu batas bawah dl dan batas atas du. Persyaratan uji dengan
menggunakan tabel Durbin-Watson adalah :
52
1. Jika nilai DW terletak antara dl dan 4 – dl atau antara du dan 4 – du maka koefisien autokorelasi sama dengan 0
yang berarti tidak terdapat autokorelasi. 2. Jika nilai DW berada diluar dl atau diluar du maka
koefisien autokorelasi lebih besar daripada 0 yang berarti terdapat autokorelasi positif.
3. Jika nilai DW lebih besar daripada 4 – dl, berarti ada autokorelasi negatif.
4. Jika nilai DW terletak antara du dan dl atau nilai DW terletak antara 4 – du dan 4 – dl maka hasilnya tidak
dapat disimpulkan. Namun demikian secara umum biasa diambil patokan
Santoso, 2000: 219 : 1. Angka D-W di bawah -2, berarti terdapat autokorelasi
positif. 2. Angka D-W diantara -2 dampai +2, berarti tidak terdapat
autokorelasi
3. Angka D-W diatas +2, berarti terdapat autokorelasi negatif d.
Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini bertujuan unutk menguji apakah didalam model regeresi terdapat ketidaksamaan varians dari
residual suatu pengamatan. Jika varians dari residual suatu pengamatan
yang lain
tetap berarti
telah terjadi
53
homoskedastesitas. Jika terjadi homoskedastisitas dikatakan mempunyai model yang baik, cara mendeteksi dengan
melihat diagram pancar scater plot. Cara mendeteksi grafik scater plot adalah sebagai berikut :
1. Jika data memiliki pola menyebar atau titik-titik berada diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak
membentuk suatu pola yang jelas, berarti data tersebut baik atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika data memiliki pola mengumpul atau membentuk suatu pola tertentu misalnya bergelombang, melebar,
kemudian menyempit,
dikatakan telah
terjadi heteroskedastisitas Santoso, 2002
3. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda dimaksudkan untuk menguji pengaruh simultan dari beberapa variabel bebas terhadap satu
variabel terikat. Analisis regresi digunakan oleh peneliti apabila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan naik-
turunnya variabel dependen, dan apabila dua atau lebih variabel independen sebagai prediktor dimanipulasi atau dinaik turunkan
nilainya Sugiyono, 2002: 90. Analisis regresi dapat memberikan jawaban mengenai
besarnya pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel
54
dependennya. Dalam penelitian ini model regresi berganda yang akan dikembangkan adalah sebagai berikut :
Y = α +
â
1 1
+
â
2 2
+
â
3 3
+
â
4 4
+
â
5 5
+
â
6
+
e Keterangan :
Y = nilai perusahaan α = Konstanta
1
= earning management
2
= jumlah dewan komisaris
3
= kepemilikan institusional
4
= kepemilikan manajerial dummy
5
= kualitas auditor dummy
6
= ukuran perusahaan dummy
â
1
= Koefisien regresi earning management
â
2
= Koefisien regresi jumlah dewan komisaris
â
3
= Koefisien regresi kepemilikan institusional
â
4
= Koefisien regresi kepemilikan manajerial
â
5
= Koefisien Regresi kualitas auditor
â
6
= Koefisien Regresi ukuran perusahaan e = error term
55
4. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi
2
ini digunakan untuk menggambarkan kemampuan model menjelaskan variasi yang
terjadi dalam variabel dependen Ghozali, 2005. Koefisien determinasi
2
dinyatakan dalam persentase. Nilai koefisien korelasi
2
ini berkisar antara 0
2
1.
5. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh antara variabel independen dengan variabel
dependent. Variabel dependent dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan, sedangkan variabel independent dalam penelitia ini
adalah earnings
management, mekanisme
corporate governance, dan ukuran perusahaan.
a. Uji Statistik t
Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara linier antara variabel bebas dan variabel
tergantung. Ho : β = 0, tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari
masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen.
Ha : β ≠ 0, ada pengaruh yang signifikan dari masing- masing variabel independen terhadapriabel
dependen,
56
Untuk mengetahui besarnya pengaruh masing- masing variabel independen secara individual parsial
terdapat variabel dependen dengan melakukan uji t. Apabila -
− ;
maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel independen
secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Apabila - ≥
≤ maka Ho
diterima dan Ha ditolak, artinya variabel independen secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen.
b. Uji Statistik F
Uji F digunakan untuk menguji signifikasi koefisien regresi secara keseluruhan dan pengaruh variabel bebas
secara bersama-sama. rumusan hipotesis:
Ho : βi = 0, artinya tidak terdapat pengaruh secara bersama-
sama antara variabel independen terhadap variabel dependen
Ha : βi ≠ 0, artinya terdapat pengaruh secara bersama sama
antara variabel independen terhdap variabel dependen
57
a. Apabila
ℎ
maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak ada pengaruh antara variabel bebas secara
simultan terhadap variabel terikat. b. Apabila
ℎ
maka Ha diterima dan Ho ditolak artinya ada pengaruh antara variabel bebas secara
simultan terhadap variabel terikat. Uji F dapat dilakukan hanya dengan melihat nilai
signifikansi F yang terdapat pada output hasil analisis regresi menggunakan SPSS v.16. jika angka signifikansi F
lebih kecil dari α 0,05 maka dapat dikatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap
variabel terikat secara simultan.
F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Dalam penelitian ini digunakan berbagai variabel yang digunakan untuk melakukan analisis data. Variabel tersebut terdiri
dari variabel dependent dan variabel independent. Variabel independent dalam penelitian ini adalah earnings management,
mekanisme corporate governance, dan ukuran perusahaan. sedangkan variabel dependent adalah nilai perusahaan.
a. Variabel Independent
Variabel independent merupakan variable bebas yang tidak dipengaruhi oleh
variabel apapun. Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel dependent.
58
Variabel independent yang digunakan dalam penelitian ini adalah earning management yang dipromosikan dengan discretionary
accrual.
1. Earning management
Menurut Surifah 1999 earnings management dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan apabila digunakan
untuk pengambilan keputusan, karena earnings management merupakan suatu bentuk manipulasi atas laporan keuangan
yang menjadi sarana komunikasi antara manajer dan pihak eksternal perusahaan. Earnings management diproksikan
dengan menggunakan discretionary accrual. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh dechow
et al 1995. Umumnya poin awal dalam pengukuran discretionary accruals adalah total accruals, dimana total
accruals tersebut terdiri dari komponen non discretionary accruals NDAC dan discretionary accruals DAC.
Selanjutnya model yang digunakan oleh Jones digunakan untuk menciptakan komponen non discretionary. Model
pengukuran dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut : a. Total accruals
Total accruals dalam penelitian ini didefinisikan sebagai selisih antara laba bersih operasi dengan arus kas
operasional.
59
TAC ᵼ TAᵼ-₁ = NIᵼ - OFᵼ TAᵼ-₁
Dimana : TAC
ᵼ : total accruals
NI ᵼ
: laba bersih operasi OFC
ᵼ : aliran kas dari aktivitas operasi
TA ᵼ-₁
: total aset tahun sebelumnya sumber : modified jones. 2001
b. Non discretionary accruals Model jones mengansumsikan bahwa komponen
non discretionary accruals adalah konstan dechlow et al. 1995.
Model tersebut mengontrol efek perubahan perputaran
ekomoni perusahaan
terhadap non
discretionary accruals. Modelnya adalah sebagai berikut NDAC = 1 TA
ᵼ-₁ + REV – REC TAᵼ-₁ + PPETAᵼ-₁
Dimana : NDAC
: Non discretionary accruals TA
ᵼ-₁ : total aset tahun sebelumnya
REV : pendapatan
REC : piutang
PPE ᵼ-₁
: aktiva tetap sumber : modified jones. 2001
60
c. Discretionary accruals Discretionary accruals dapat dirumuskan sebagai
berikut : DAC
ᵼ = TACᵼ TAᵼ-₁ - NDACᵼ Dimana :
DAC ᵼ
: discretionary accruals TAC
ᵼ : total accruals
NDAC ᵼ
: non discretionary accrulas Tanpa earning management, maka total akrual
perusahaan 1 pada tahun t akan dapat dijelaskan oleh kondisi perusahaan. Discretionary accruals mengindikasiakn tingkat
akrual hasil earning management. Rekayasa menaikkan laba diindikasikan dengan nilai DAC
ᵼ yang positif, sedangkan rekayasa menurunkan laba diindikasiakn dengan nilai DAC
ᵼ yang negatif.
61
2. Mekanisme Corporate Governance
a. Jumlah dewan komisaris Dewan komisaris diukur berdasarkan jumlah
dewan komisaris yang ada dalam suatu perusahaan. Jumlah dewan komisaris digunakan sebagai alat ukur
karena adanya
keterbatasan informasi
mengenai komisaris independen pada sampel dan belum adanya
peraturan yang mewajibkan komisaris independen dalam perusahaan.
b. Kepemilikan institusional Kepemilikan institusional adalah kepemilikan
saham oleh semua jenis institusi, baik institusi keuangan maupun non keuangan. Variabel ini diukur dari jumlah
persentase saham yang dimiliki oleh institusi. c. Kepemilikan manajerial
Kepemilikikan manajerial adalah ada tidaknya komisaris dan direksi yang memiliki saham pada
perusahaan dimana mereka menjabat sebgai komisaris dan direksi. Jumlah kepemilikan manajerial sebagaian
besar kurang dari 1, sehingga variasi jumlah kepemilikan manajerial tidak banyak, sehingga variabel
ini menggunakan dummy, yaitu 0 jika tidak terdapat
62
kepemilikan manajerial dan 1 jika terdapat kepemilikan manajerial.
d. Ukuran KAP Kualitas audit diukur dengan menggunakan
ukuran KAP. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan informasi yang terdapat
antara manajer dan para pemegang saham dengan menggunakan pihak luar untuk memberikan pengesahan
terhadap laporan keuangan Meutia, 2004. Klasifikasi akuntan publik dalam penelitian ini
menggunakan dummy variable. Jika perusahaan diaudit oleh KAP Big 4 maka akan dinilai satu, sedangkan jika
tidak diaudit oleh KAP Big 4 makan nilainya nol. Laporan keuangan yang berkualitas merupakan salah
satu elemen penting dari corporate governance. Kategori KAP Big 4 di Indonesia, yaitu:
1. KAP Price Waterhouse Coopers, yang berkerjasama dengan KAP Drs. Hadi Susanto dan rekan, dan KAP
Haryanto Sahari. 2. KAP KPMG Klynveld peat Marwick Goerdeler,
yang bekerjasama dengan KAP Sidharta-Shidarta dan Wijaya.
63
3. KAP Ernest and Young, yang bekerjasama dengan KAP Drs. Sarwoko dan Sanjoyo, Prasetyo Purwanto.
4. KAP Deloitte Touche Thomatsu, yang bekerjasama dengan KAP Drs. Hans Tuanoka dan Osaman Bing
Satrio.
3. Ukuran Perusahaan
Besar kecilnya
ukuran perusahaan
diukur berdasarkan pada rata-rata total assets perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai tahun 2008- 2011. Menurut Yenny Charlemagne 2005 dalam Asnawi
dan Wijaya 2006: 9, ukuran perusahaan berdasarkan total assets dikategorikan menjadi dua kriteria, yaitu :
1. Perusahaan besar, kriterianya : total assets lebih besar dari 400 milliar.
2. Perusahaan kecil, kriterianya : total assets lebih kecil dari 400 milliar.
Variabel ukuran perusahaan berdasarkan total assets dibentuk menjadi variabel dummy, yaitu : perusahaan besar
dengan nilai dummy 1 dan perusahaan kecil dengan nilai dummy 0.
64
b. Variabel Dependent
Variabel dependent merupakan variabel terikat dan dipengaruhi oleh variabel lainnya Ghozali, 2005. Variabel
dependent yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan.
Nilai perusahaan merupakan gambaran dari kesejahteraan pemegang saham. Semakin tinggi nilai perusahaan maka dapat
menggambarkan semakin sejahtera pula pemiliknya. Nilai perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya,
Jika harga saham perusahaan tinggi maka dapat disimpulkan bahwa nilai perusahaan tersebut juga baik.
Menurut Kesuma 2009: 40, harga saham adalah nilai nominal penutupan closing price dari penyertaan atau pemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas yang berlaku secara reguler di pasar modal di Indonesia.
Menurut Weston dan Brigham 1993 dalam Sri Rahayu 2010: 7, harga saham didefinisikan sebagai: ”The price at which
stock sells in the market.” Sedangkan, harga pasar saham adalah nilai pasar sekuritas yang dapat diperoleh investor apabila
investor menjual atau membeli saham, yang ditentukan berdasarkan harga penutupan atau closing price di bursa pada hari
yang bersangkutan. Jadi, harga penutupan atau closing price
65
merupakan harga saham terakhir kali pada saat berpindah tangan di akhir perdagangan.
66
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini menguji pengaruh earning management yang diproksikan dengan discretionary accrual, corporate governance yang
diukur dengan dewan komisaris, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan klasifikasi akuntan publik serta ukuran perusahaan
yang merupakan variabel independen terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan menggunakan harga saham penutupan yang merupakan
variabel dependen. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan mempublikasikan laporan keuangan untuk periode 2008 - 2011. Sedangkan untuk
pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling yang
diakses melalui
website seperti
www.idx.com dan
www.duniainvestasi.com . Secara terperinci proses pemilihan sampel adalah sebagai berikut :
67
Tabel 4.1 Penentuan Jumlah Sampel
Keterangan Jumlah
Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2008-2011
116
Perusahaan yang tidak menyajikan laporan keuangan secara utuh
23
Perusahaan yang
tidak mempublikasikan
laporan keuangan
7
Perusahaan yang tidak menyajikan laporan keuangan dalam bentuk rupiah
2
Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel 84
Sumber : sumber data diolah Berdasarkan data dalam tabel 4.1 terlihat bahwa jumlah
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2008 sampai 2011 sebanyak 116 perusahaan. Dari 116 perusahaan tersebut
terdapat 23 perusahaan yang tidak secara utuh menyajikan laporan keuangannya, 7 perusahaan tidak
mempublikasikan laporan
keuangannya dan 2 perusahaan yang tidak menyajikan laporan keuangan dalam bentuk rupiah. Berdasarkan perhitungan tersebut
diperoleh jumlah sampel sebanyak 84 perusahaan yang memenuhi kriteria yang ditentukan. Dengan peggabungan data penelitian selama
4 tahun dalam satu analisis, maka jumlah observasi dalam penelitian adalah 336 data observasi.
68
B. Hasil analisi dan pembahasan