27
b. Kepemilikan Institusional
Struktur kepemilikan lain
adalah kepemilikan institusional. Pemegang saham
institusional biasanya berbentuk entitas seperti perbankan, asuransi, dana pensiun,
reksadana. Investor institusional memiliki kapabilitas untuk menganalisis
laporan keuangan
secara langsung
dibandingkan investor individual. Keberadaan investor institusional dipandang mampu
menjadi alat monitoring yang efektif bagi perusahaan yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan sehingga mampu
meningkatkan kepercayaan publik terhadap perusahaan tersebut junaidi 2007 dalam purwandari 2011: 26.
Semakin besar tingkat kepemilikan saham oleh institusional, maka semakin efektif mekanisme kontrol
terhadap kinerja manajemen. Pendapat ini didukung oleh purwandari dan purwaningtias 2011, yang menemukan
pengaruh positif signifikan tingkat kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan.
c. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan saham manajerial dapat membantu penyatuan kepentingan antara pemegang saham dengan
manajer, semakin meningkat proporsi kepemilikan saham manajerial maka semakin baik kinerja perusahaan. Pada
28
perusahaan dengan kepemilikan manajerial, manajer yang sekaligus pemegang saham tentunya akan menselaraskan
kepentingannya sebagai manajer dengan kepentingannya sebagai pemegang saham. Sementara dalam perusahaan tanpa
kepemilikan manajerial, manajer yang bukan pemegang saham kemungkinan hanya mementingkan kepentingannya
sendiri. Masalah yang sering ditimbulkan dari struktur
kepemilikan ini adalah agency conflict, dimana terdapat kepentingan
antara manajemen
perusahaan sebagai
pengambil decision maker dan para pemegang saham sebagai owner dari perusahaan Praditha 2011: 43. Manajer yang
sekaligus pemegang saham akan meningkatkan nilai perusahaan, karena dengan meningkatnya nilai perusahaan
maka nilai kekayaannya sebagai individu pemegang saham akan ikut meningkat pula Soliha dan Taswan, 2002 dalam
Christiawan dan Tarigan, 2007: 5.
d. Klasifikasi akuntan publik