11
Laporan keuangan merupakan hal yang sangat penting bagi para pengguna eksternal terutama sekali karena kelompok ini
berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya. Adanya ketidakseimbangan penguasaan informasi ini akan
memicu munculnya kondisi yang disebut sebagai asimetri informasi information asymmetry Ali, 2002 dalam Ujiyantho
dan Pramuka, 2007: 7.
3. Macam-Macam Asimetri Informasi
Asimetri informasi merupakan suatu keadaan di mana manajer memiliki akses informasi atas prospek perusahaan yang
tidak dimiliki oleh pihak luar perusahaan. Menurut Scott 2000: 301, terdapat dua macam asimetri
informasi, yaitu: a. Adverse selection, yaitu para menejer serta orang-orang
dalam yang lain biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek dibandingkan dengan investor pihak
luar, serta fakta yang mungkin dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh pemegang saham tersebut
tidak disampaikan informasinya kepada pemegang saham. b. Moral hazard, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh seorang
menejer tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun pemberi pinjaman sehingga menejer dapat
melakukan tindakan di luar pengetahuan pemegang saham
12
yang melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika atau norma mungkin tidak layak dilakukan.
Terjadinya adverse selection dan moral hazard bisa menimbulkan sejumlah implikasi serius bagi kinerja perusahaan.
Dua masalah tersebut dapat mendorong para manajer berperilaku malas dan tidak etis. Dengan adanya asimetri informasi antara
manajemen agent dengan pemilik principal akan memberi kesempatan kepada manajer untuk melakukan manajemen laba
earnings management sehingga akan menyesatkan pemilik pemegang saham mengenai kinerja ekonomi perusahaan.
Mereka dapat mengelabui pemilik dan stakeholder lainnya dalam pelaporan informasi tentang kinerja dan sumber daya
ekonomi perusahaan. Selain itu, mereka dapat pula membiaskan atau mendistorsi penyajian informasi tentang peluang investasi
dan prospek perusahaan Lako, 2007.
4. Agency Conflict
Jensen dan Meckling berpendapat bahwa agency conflict timbul pada berbagai hal sebagai berikut Larasati, 2009: 14 :
a. Manajemen memilih investasi yang paling sesuai dengan kemampuan dirinya dan bukan yang paling menguntungkan
bagi perusahaan. b. Manajemen cenderung mempertahankan tingkat pendapatan
perusahaan yang stabil, sedangkan pemegang saham lebih
13
menyukai distribusi kas yang lebih tinggi melalui beberapa peluang investasi internal yang positif atau disebut earning
retention. c. Manajemen cenderung mengambil posisi aman untuk mereka
sendiri dalam mengambil keputusan investasi. Dalam hal ini, mereka akan mengambil keputusan investasi yang sangat
aman dan masih dalam jangkauan kemampuan manajer. d. Manajemen cenderung hanya memperhatikan cash flow
perusahaan sejalan dengan waktu penugasan mereka. Hal ini dapat menimbulkan bias dalam pengambilan keputusan yaitu
berpihak pada proyek jangka pendek dengan pengembalian akuntansi yang tinggi.
e. Asumsi dasar lainnya yang membangun agency theory adalah agency problem yang timbul sebagai akibat adanya
kesenjangan antara kepentingan pemegang saham sebagai pemilik dan manajemen sebagai pengelola. Pemilik memiliki
kepentingan agar dana yang diinvestasikannya mendapatkan return
maksimal, sedangkan manajer
berkepentingan terhadap perolehan insentif atas pengelolaan dana pemilik
agency problem. Corporate Governance yang merupakan konsep yang
didasarkan pada teori keagenan, diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk memberikan keyakinan kepada para investor
14
bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah mereka investasikan. Corporate Governance sangat berkaitan dengan
bagaimana membuat para investor yakin bahwa manajer akan memberikan keuntungan bagi mereka, yakin bahwa manajer tidak
akan mencurimenggelapkan atau menginvestasikan ke dalam proyek-proyek yang tidak menguntungkan berkaitan dengan
danakapital yang telah ditanamkan oleh investor. Selain itu Corporate Governance juga berkaitan dengan
bagaimana para investor mengontrol para manajer. Dengan kata lain yakni Corporate Governance diharapkan akan dapat
berfungsi untuk menekan atau menurunkan biaya keagenan agency cost.
B. Earning Management