Statistik Deskriptif Angka D-W diatas +2, berarti terdapat autokorelasi negatif d. Analisis Regresi Berganda

49 analisis regresi berganda, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik agar memenuhi sifat estimasi regresi bersifat BLUES Best Linear Unbiased Estimator.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari niali minimum, maksimum, nilai rata- rata mean, dan standar deviasi. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran mengenai earning management, mekanisme corporate governance, ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel bebas dan variabel terikat keduanya memiliki distribusi normal atau tidak Ghozali, 2005. Model regresi yang baik adalah memiliki data berdistribusi normal. Menurut suliyanto 2011: 67 Untuk menguji apakah terdapat distribusi yang normal atau tidak dalam model regresi maka digunakanlah pendekatan grafik menggunakan normal probability plot, yaitu dengan membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif data dari distribusi normal. 50 dalam grafik yang dihasilkan jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas data, sebaliknya jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya masalah multikolinearitas, salah satu metodenya ialah dengan melihat nilai korelasi parsial. Uji multikolinearitas dengan korelasi parsial dilakukan dengan membandingkan antara koefesien determinasi keseluruhan dengan nilai koefesien korelasi parsial semua variabel bebasnya. Jika nilai koefesien determinasi keseluruhan lebih besar dari nilai koefesien 51 parsial semua variabel bebasnya maka model tersebut tidak mengandung gejala multikolinearitas Suliyanto, 2011: 88.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi Ghozali dalam Puspita, 2011. Untuk menguji keberadaan autokorelasi, penelitian ini menggunakan metode Durbin-Watson d test. Pengujian dengan Durbin-Watson statistik ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kesalahan pengganggu error term pada periode sebelumnya dengan kesalahan pengganggu pada periode berikutnya. Dalam metode Durbin-Watson menggunakan titik kritis yaitu batas bawah dl dan batas atas du. Persyaratan uji dengan menggunakan tabel Durbin-Watson adalah : 52 1. Jika nilai DW terletak antara dl dan 4 – dl atau antara du dan 4 – du maka koefisien autokorelasi sama dengan 0 yang berarti tidak terdapat autokorelasi. 2. Jika nilai DW berada diluar dl atau diluar du maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada 0 yang berarti terdapat autokorelasi positif. 3. Jika nilai DW lebih besar daripada 4 – dl, berarti ada autokorelasi negatif. 4. Jika nilai DW terletak antara du dan dl atau nilai DW terletak antara 4 – du dan 4 – dl maka hasilnya tidak dapat disimpulkan. Namun demikian secara umum biasa diambil patokan Santoso, 2000: 219 : 1. Angka D-W di bawah -2, berarti terdapat autokorelasi positif. 2. Angka D-W diantara -2 dampai +2, berarti tidak terdapat autokorelasi 3. Angka D-W diatas +2, berarti terdapat autokorelasi negatif d. Uji Heteroskedastisitas Pengujian ini bertujuan unutk menguji apakah didalam model regeresi terdapat ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan. Jika varians dari residual suatu pengamatan yang lain tetap berarti telah terjadi 53 homoskedastesitas. Jika terjadi homoskedastisitas dikatakan mempunyai model yang baik, cara mendeteksi dengan melihat diagram pancar scater plot. Cara mendeteksi grafik scater plot adalah sebagai berikut : 1. Jika data memiliki pola menyebar atau titik-titik berada diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk suatu pola yang jelas, berarti data tersebut baik atau tidak terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika data memiliki pola mengumpul atau membentuk suatu pola tertentu misalnya bergelombang, melebar, kemudian menyempit, dikatakan telah terjadi heteroskedastisitas Santoso, 2002

3. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda dimaksudkan untuk menguji pengaruh simultan dari beberapa variabel bebas terhadap satu variabel terikat. Analisis regresi digunakan oleh peneliti apabila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan naik- turunnya variabel dependen, dan apabila dua atau lebih variabel independen sebagai prediktor dimanipulasi atau dinaik turunkan nilainya Sugiyono, 2002: 90. Analisis regresi dapat memberikan jawaban mengenai besarnya pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel 54 dependennya. Dalam penelitian ini model regresi berganda yang akan dikembangkan adalah sebagai berikut : Y = α + â 1 1 + â 2 2 + â 3 3 + â 4 4 + â 5 5 + â 6 + e Keterangan : Y = nilai perusahaan α = Konstanta 1 = earning management 2 = jumlah dewan komisaris 3 = kepemilikan institusional 4 = kepemilikan manajerial dummy 5 = kualitas auditor dummy 6 = ukuran perusahaan dummy â 1 = Koefisien regresi earning management â 2 = Koefisien regresi jumlah dewan komisaris â 3 = Koefisien regresi kepemilikan institusional â 4 = Koefisien regresi kepemilikan manajerial â 5 = Koefisien Regresi kualitas auditor â 6 = Koefisien Regresi ukuran perusahaan e = error term 55

4. Koefisien Determinasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Social Responsibility, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2014

0 19 112

Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Earning Management, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan.

1 3 134

PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

0 3 98

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENERAPAN EARNINGS MANAGEMENT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI)

0 4 65

Pengaruh Corporate Social Responsibility, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2014

7 90 112

PENGARUH MEKANISME UKURAN PERUSAHAAN Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Earnings Management (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2012).

0 0 14

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP EARNINGS MANAGEMENT Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Earnings Management (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2

0 1 13

PENDAHULUAN Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Earnings Management (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2009-2011).

0 2 8

Good corporate governance dan nilai perusahaan (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bei) AWAL

0 0 15

Good corporate governance dan nilai perusahaan (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bei) RINGKASAN Revisi

0 1 17