Hubungan Daya Tarik Vektor Musca domestica Dengan Risiko

kondisi daya tarik vektor Musca domestica yang rendah terdapat 19 baduta 25,7 berisiko diare. Hasil uji chi square meunjukkan nilai P value sebesar 0,365 p ≥ 0,05, hal ini menjelaskan tidak ada hubungan yang signifakan antara daya tarik vektor Musca domestica dengan risiko diare pada baduta. Penelitian ini sejalan dengan Dharma 2012 yang menyatakan bahwa dari hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p0,05, artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara kepadatan lalat dengan kejadian diare pada anak. Hal ini mungkin disebabkan karena kepadatan lalat yang diukur di pantry dapur tidak memiliki hubungan signifikan dengan kejadian diare karena kemungkinan lalat tidak mencemari makanan yang sudah tertutup dengan baik, sehingga kemungkinan menderita diare kecil. Berbeda halnya dengan penelitian Wijayanti 2009 di Bantar Gebang. Dalam penelitian ini diperoleh informasi bahwa proporsi angka kepadatan lalat yang tinggi lebih banyak menimbulkan balita sakit diare dibandingkan angka kepadatan lalat rendah. Secara bivariat ditemukan hasilnya bahwa ada hubungan yang signifikan antara angka kepadatan lalat dengan kejadian diare pada balita. Menurut Manalu 2012 lalat merupakan salah satu insekta serangga yang berperan dalam masalah kesehatan masyarakat yaitu sebagai vektor penularan penyakit saluran pencernaan yang dapat memindahkan kumanpatogen penyakit dari tempat-tempat yang lembab dan kotor, misalnya sampah dan tinja, kemudian hinggap pada makanan dan minuman manusia yang akhirnya akan dapat menyebabkan penyakit diare. Pemerintah melalui Ditjen P2PL 2007 menyarankan masyarakat untuk mengurangi atau menghilangkan tempat perindukan lalat, dapat dilakukan upaya perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan rumah atau meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan akan lingkungan yang bersih, penataan hunian rumah yang sehat. Dalam penelitian ini, tidak ada hubungan antara daya tarik vektor Musca domestica dengan risiko diare pada baduta di Kelurahan Ciputat. Hal ini kemungkinan terjadi akibat populasi vektor Musca domestica lalat rumah di pantry cenderung rendah sehingga vektor Musca domestica lalat rumah tidak mencemari makanan yang berada di pantry. Diare bisa terjadi karena infeksi yang berasal dari makanan yang terkontaminasi oleh lalat atau dapat pula terjadi akibat faktor higienitas ibu yang tidak terjaga, seperti perilaku mencuci tangan sebelum dan sesudah makan atau perilaku mencuci tangan setelah BAB. Upaya pencegahan untuk mengurangi risiko diare pada baduta antara lain dapat dilakukan dengan cara menggunakan tudung saji agar makanan tidak terkontaminasi oleh lalat, lalu meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam hal mengasuh baduta. Terutama perilaku mencuci tangan sebelum atau sesuadah makan, mencuci tangan sebelum dan sesudah BAB, mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan untuk baduta dan sebelum menyuapi baduta. Hal ini sejalan dengan hasil Studi oleh Marlini 2004 tentang manfaat membasuh tangan dengan sabun sesudah buang air besar, sebelum makan dan sebelum menyiapkan makanan, perilaku tersebut merupakan cara yang efektif untuk menurunkan insiden penyakit diare. Cuci tangan yang benar adalah pakai sabun dengan air bersih yang mengalir melalui kran, pancuran, gayung pembilas yang dilakukan setelah BAB, sebelum makan dan sebelum menyiapkan makanan. Muhadjir,2005 . WHO sebagai badan kesehatan dunia telah merekomendasikan tentang pentingnya bercuci tangan WHO pada tahun 2005 mengeluarkan pesan kesehatan untuk mencuci tangan dengan 7 langkah. Dan dalam pelaksanaannya di bidang kesehatan ada yang mengembangkan menjadi 10 langkah namun intinya adalah pada tahapan proses yang di lakukan. Sedangkan bagi kalangan medis mencuci tangan harus lebih disiplin dan mengikuti standar yang berlaku di tiap – tiap rumah sakit sesuai kebijakan prosedur yang berlaku.Untuk melakukan tindakan medis operatif wajib mencuci tangan sampai ke siku WHO, 2005. Berikut ini adalah langkah mencuci tangan sesuai anjuran WHO 2005 yakni 7 lagkah yang di kembangkan menjadi 10 langkah : 1. Basuh tangan dengan air mengalir 2. Ratakan sabun dengan kedua telapak tangan 3. Gosok punggung tangan dan sela – sela jari tangan kiri dan tangan kanan, begitu pula sebaliknya. 4. Gosok kedua telapak dan sela – sela jari tangan 5. Jari – jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci. 6. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya. 7. Gosokkan dengan memutar ujung jari – jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya 8. Gosok pergelangan tangan kiri dengan menggunakan tangan kanan dan lakukan sebaliknya. 9. Bilas kedua tangan dengan air. 10. Keringkan dengan lap tangan atau tissue

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada baduta di Kelurahan Ciputat, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Gambaran baduta yang berisiko diare sebesar 27,8 dan baduta yang tidak berisiko diare sebesar 72,2. 2. Gambaran pengelolaan sampah meliputi : 2.1 Gambaran pemisahan sampah yaitu 82,2 responden tidak melakukan pemisahan sampah dan 17,8 responden melakukan pemisahan sampah. 2.2 Gambaran penyimpanan sampah yaitu 33,3 responden memiliki tempat penyimpanan sampah tidak kuat dan 66,7 responden memiliki tempat penyimpanan sampah yang kuat. 3. Gambaran jarak tempat sampah dengan pantry rumah responden yaitu 24,4 kurang dari 1 meter dan 75,6 lebih dari 1 meter. 4. Gambaran frekuensi kunjungan vektor Musca domestica lalat rumah meliputi: 4.1 Populasi vektor Musca domestica lalat rumah di pantry yaitu 15,6 tinggi kunjungan vektor Musca domestica lalat rumah di pantry dan 84,4 rendah. 4.2 Frekuensi kunjungan vektor Musca domestica lalat rumah di tempat sampah antara lain 25,6 tinggi kunjungan vektor Musca domestica lalat rumah di tempat sampah dan 74,4 rendah. 5. Terdapat hubungan antara pemisahan sampah dengan risiko diare pada baduta di Kelurahan Ciputat Tahun 2014 dengan P value sebesar 0,035. 6. Terdapat hubungan antara penyimpanan sampah dengan risiko diare pada baduta di Kelurahan Ciputat Tahun 2014 dengan P value sebesar 0,010 . 7. Tidak terdapat hubungan antara jarak tempat sampah dengan risiko diare pada baduta di Kelurahan Ciputat Tahun 2014 dengan P value sebesar 0,831. 8. Tidak terdapat hubungan antara daya tarik vektor Musca domestica lalat rumah terhadap rsiko diare pada baduta di Kelurahan Ciputat Tahun 2014 dengan P value sebesar 0,365. 7.2 Saran 7.2.1 Saran Bagi Masyarakat 1. Membuat dan menjalankan program bank sampah sebagai upaya dalam mengurangi volume penumpukkan sampah sehingga sampah dapat di kelola dengan baik dan memberi manfaat bagi masyarakat. 2. Memisahkan sampah organik dan anorganik serta menggunakan tempat penyimpanan sampah yang kuat yaitu terbuat dari semen sehingga kokoh dan memiliki tutup.