Tabel 5.8
Distribusi Baduta Menurut Hubungan Antara Jarak Tempat Sampah Terhadap Risiko Diare Pada Baduta Di Kelurahan Ciputat Tahun
2014.
Berdasarkan tabel 5.8 diketahui bahwa sebesar 31,8 responden yang memilki jarak tempat sampah dengan pantry kurang dari 1 meter dan
berisiko diare sedangkan responden yang memiliki jarak antara tempat samah dengan pantry lebih dari 1 meter hanya 26,5 yang berisiko diare.
Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan nilai P value sebesar 0,831, yang artinya pada 5 tidak ada hubungan yang signifikan antara jarak tempat
sampah dengan risiko diare pada baduta di Kelurahan Ciputat Tahun 2014.
5.2.3 Hubungan Antara Daya Tarik Vektor Musca Domestica Lalat
Rumah Terhadap Risiko Diare Pada Baduta
Hasil pengujian statistik antara variabel daya tarik vektor Musca domestica dengan risiko diare pada baduta di Kelurahan Ciputat tahun
2014 sebagai berikut. Jarak Tempat
Sampah Risiko Diare
Risiko Diare
Tidak Risiko
Diare Total
PR P
Value
N N
N 1,202
0,831 Kurang dari 1
meter 7
31,8 15 68,2 22
100 Lebih dari 1
meter 18
26,5 50 73,5 68
100 Total
25 27,8 65
72,2 90 100
Tabel 5.9 Distribusi Baduta Menurut Hubungan Antara Daya Tarik
Vektor Musca Domestica Lalat Rumah Terhadap Risiko Diare Pada
Baduta Di Kelurahan Ciputat Tahun 2014.
Berdasarkan tabel 5.9 diketahui bahwa sebesar 37,5 responden yang memiliki daya tarik vektor Musca domestica tinggi dan berisko diare
pada badutanya sedangkan untuk responden yang memiliki daya tarik vektor Musca domestica yang rendah dan berisiko diare pada baduta yaitu
sebesar 25,7. Berdasarkan hasil uji statstik didapatkan nilai P value sebesar
0,365 yang artinya pada 5 tidak ada hubungan yang signifikan antara daya tarik vektor musca domestica lalat rumah terhadap risiko diare pada
baduta di Kelurahan Ciputat Tahun 2014. Vektor
Musca domestica
Risiko Diare Risiko
Diare Tidak
Risiko Diare
Total PR
P Value
N N
N 1,461
0,365 Tinggi
6 37,5 10
62,5 16 100
Rendah 19
25,7 55 74,3 74
100 Total
25 27,8 65
72,2 90 100
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan penelitian diantaranya yaitu :
1. Penentuan variabel dependen yaitu risiko diare tidak dilakukan dengan
tenaga medis sehingga hanya didasarkan dari informasi dari responden melalui wawancara dengan kuesioner yang berisi pertanyaan dari definisi
penyakit diare. Walaupun begitu, kuesioner ini telah digunakan pada penelitian sebelumnya yang telah diuji secara statistik.
2. Pada variabel frekuensi daya tarik kunjungan vektor Musca domestica,
kemungkinan kesalahan pengukuran sehingga bias informasi dapat terjadi. Hal ini kemungkinan disebabkan karena terdapat vektor Musca domestica
yang keluar dari perangkap dan tidak terhitung dalam pengukuran. 3.
Beberapa jawaban pertanyaan kuesioner yaitu pertanyaan mengenai gejala diare sangat tergantung kemampuan daya ingat responden sehingga
adanya kemungkinan bias informasi. Akan tetapi jangka waktu yang di pertanyakan dalam kuesioner hanya jangka waktu dua minggu terakhir.
6.2 Risiko Diare Pada Baduta Di Kelurahan Ciputat
Dari hasil penelitian yang terdapat pada diagram 5.1 diketahui bahwa sebagian besar baduta di Kelurahan Ciputat tidak berisiko diare 72,2. Hal
ini sejalan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Irnawati 2012 yang menemukan kejadian diare pada 60 balita dalam kurun waktu 3 bulan terakhir
yang tidak mengalami diare 38 orang 63,3 dan mengalami diare 22 orang 36,7.
Risiko diare dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan yang berhubungan dengan definisi penyakit
diare. Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak. Konsistensi proses encer dapat berwarna
hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja Ngastiyah, 2005.
Berdasarkan Kepmenkes
RI No.1216MenkesSKXI2001
menyebutkan bahwa batasan diare akut secara operasional adalah buang air besar lembek, cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih
sering dari biasanya biasanya 3 kali atau lebih dalam sehari dan berlangsung kurang dari 14 hari.
Lebih lanjut, Andriani 2007, menjelaskan salah satu penyebab diare adalah tercemarnya makanan dan minuman oleh bakteri yang dibawa oleh
lalat rumah Musca domestica. Lalat ini dianggap mengganggu karena kesukaannya hinggap di tempat-tempat yang lembab dan kotor, seperti
sampah. Jika makanan yang dihinggapi lalat rumah akan tercemar oleh mikroorganisme baik bakteri, protozoa, telurlarva cacing atau bahkan virus
yang dibawa dan dikeluarkan dari mulut lalat-lalat dan bila dimakan oleh manusia, maka dapat menyebabkan penyakit diare.
Risiko diare pada baduta di Kelurahan Ciputat hanya 27,8 hal ini kemungkinan disebabkan populasi dan frekuensi kunjungan vektor Musca