Hubungan Penyimpanan Sampah Dengan Risiko Diare Pada Baduta

Kondisi tempat penyimpanan sampah dengan keadaan terbuka sangat mendukung akan terjadinya penyebaran virus atau bakteri yang mengakibatkan diare pada anak balita. Tempat penyimpanan sampah yang dalam keadaan terbuka banyak dihinggapi lalat yang berterbangan bebas masuk ke rumah untuk menghinggapi makanan yang ada di rumah. Pada umumnya kondisi tempat penyimpanan sampah di rumah penduduk di Kelurahan Ciputat cukup baik yakni kuat dan tetutup. Namun tidak sedikit pula yang memiliki tempat penyimpanan sampah yang tidak kuat dan tidak tertutup, hal ini dapat menyebabkan banyak lalat yang akan hinggap di tempat penyimpanan sampah tersebut. Menurut Dwiyatmo 2007 bahwa pemberian tutup bertujuan agar sampah tidak menjadi sarang lalat. Pada beberapa tempat penyimpanan sampah terdapat sisa bahan cair, hal ini mungkin menjadi faktor yang dapat mengundang datangnya vektor seperti lalat. Dari hasil penelitian di lihat pada diagram 5.2 menunjukkan bahwa populasi vektor Musca domestica di pantry dengan frekuensi tinggi terdapat 15,6 sedangkan untuk frekuensi rendah terdapat 84,4. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan kunjungan Musca domestica yang ada di tempat penyimpanan sampah. Berdasarkan tabel 5.5 terlihat bahwa frekuensi kunjungan Musca domestica yang tinggi sebesar 25,6 dan frekuensi kunjungan rendah 74,4. Lalat dapat menjadi vektor dalam penyebaran penyakit diantaranya adalah diare. Hal ini kemungkinan besar lalat dapat berkembang biak dan menyebarkan kuman-kuman yang terdapat dalam sampah tersebut kepada manusia melalui makanan dan media penularan lainnya. Ditegaskan oleh Junias 2008 lalat adalah salah satu makhluk yang berperan dalam penyebaran kejadian diare, bertindak sebagai agen atau vektor mekanis yang hanya bertindak sebagai alat pemindah pasif. Pada pola hidup Musca domestica lalat rumah tempat uyang disenangi yaitu tempat yang lembab dan kotor seperti sampah yang sebagai tempat ntuk bersarang dan berkembang biak. menyukai tempat yang lembab seperti tempat penyimpanan sampah. Dalam hasil penelitian diketahui bahwa ada hubungan antara penyimpanan sampah dengan risiko diare pada balita. Hal ini kemungkinan terjadi karena penumpukkan sampah yang dibiarkan maka akan berpengaruh kepada daya tarik vektor Musca domestica lalat rumah sehingga memungkinkan mencemari makanan yang akan di makan baduta dan risiko diare menjadi tinggi. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko diare yakni tidak membiarkan penumpukkan sampah terjadi dengan cara pembuangan sampah secara teratur minimal seminggu dua kali. Hal ini juga dapat mencegah agar tempat penyimpanan sampah tidak terdapat sisa bahan cair yang dapat membuat mengundang daya tarik vektor Musca domestica. lalat rumah. Atau dapat membuat program bank sampah dimana tujuan dari program ini mengurangi volume penumpukkan sampah sehingga sampah dapat dikelola dengan baik dan memberi manfaat bagi masyarakat selain itu dengan hal ini dapat menurunkan frekuensi kunjungan vektor Musca domestica..

6.3.3 Hubungan Jarak Tempat Sampah Dengan Risiko Diare Pada Baduta

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa lebih banyak responden yang memiliki jarak tempat sampah kurang dari 1 meter dari pantry. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel 5.3 yang menunjukkan bahwa sebesar 75,6 responden memiliki jarak tempat sampah lebih dari 1 meter dan 24,4 responden memiiki jarak tempat sampah dengan pantry lebih dari 1 meter. Berdasarkan hasil analisis dari tabel 5.8 menunjukkan bahwa responden yang meiliki jarak kurang dari 1 meter lebih banyak berisiko diare 31,8 dibandingkan dengan responden yang mempunyai jarak tempat sampah lebih dari 1 meter yaitu sebesar 26,5 beresiko diare. Hasil uji chi squre menunjukkan nilai P value sebesar 0,831 p ≥ 0,05 yang artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara jarak tempat sampah dengan risiko diare pada baduta. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Junias 2008 di Kupang yang menyatakan bahwa tidak ada hubugan antara letak TPSS dengan kejadian diare dengan nilai P value 0,92. Berdasarkan hasil penelitian bahwa kondisi jarak tempat sampah di Kelurahan Ciputat cenderung lebih banyak pada jarak lebih dari 1 meter. Hal ini dapat menurunkan risiko diare seperti Menurut Apriadji 1994 mengemukakan bahwa sebaiknya letak tempat sampah di tempatkan di luar rumah atau jauh dari rumah dengan tujuan agar kebersihan rumah terjaga dan mudah diangkut oleh petugas sampahtruk sampah. Diharapkan dengan hal tersebut dapat mengurangi risiko pencemaran dan penyebaran vektor penyakit akibat sampah-sampah yang ada. Selain itu, jika jarak tempat sampah dekat dengan Sarana Air Bersih SAB turut mendukung pencemaran lingkungan terutama pencemaran air permukaan. Apabila air pada SAB di gunakan oleh keluarga maka bukan tidak mungkin akan terserang diare Soemirat, 2005. Oleh karena itu sebaiknya tempat sampah diletakkan di luar rumah dengan menggunakan tempat penyimpanan yang kuat dan tertutup sehingga mengurangi aroma dari tempat dan karenanya menurunkan frekuensi kunjungan vektor Musca domestica. Selain itu, letak tempat sampah juga jauh dari Sarana Air bersih SAB agar tidak terjadi pencemaran air permukaan.

6.3.4 Hubungan Daya Tarik Vektor Musca domestica Dengan Risiko

Diare Pada Baduta Berdasarkan hasil analisis yang terdapat di tabel 5.10 memperlihatkan bahwa hasil pengukuran daya tarik vektor Musca domestica di rumah responden terdapat 6 baduta 37,5 berisiko diare dengan kondisi daya tarik vektor Musca domestica tinggi sedangkan untuk