Penularan Diare Diare .1 Pengertian Diare
mencuci tangan sesudah membuang tinja anak, tidak mencuci tangan sebelum atau sesudah menyuapi anak dan tidak membuang tinja
termasuk tinja bayi dengan benar. 2.1.6 Epidemiologi Diare
Epidemiologi penyakit diare adalah sebagai berikut Depkes RI, 2005: a.
Penyebaran kuman yang menyebabkan diare biasanya menyebar melalui fecal oral antara lain melalui makanan atau minuman
yang tercemar tinja dan atau kontak langsung dengan tinja penderita. Beberapa perilaku yang dapat menyebabkan
penyebaran kuman enterik dan meningkatkan risiko terjadinya diare, antara lain tidak memberikan ASI Air Susu Ibu secara
penuh 46 bulan pada pertama kehidupan, menggunakan botol susu, menyimpan makanan masak pada suhu kamar,
menggunakan air minum yang tercemar, tidak mencuci tangan dengan sabun sesudah buang air besar atau sesudah membuang
tinja anak atau sebelum makan atau menyuapi anak, dan tidak membuang tinja dengan benar.
b. Faktor penjamu yang meningkatkan kerentanan terhadap diare.
Beberapa faktor pada penjamu yang dapat meningkatkan beberapa penyakit dan lamanya diare yaitu tidak memberikan
ASI sampai dua tahun, kurang gizi, campak, immunodefisiensi, dan secara proporsional diare lebih banyak terjadi pada
golongan balita.
Faktor lingkungan dan perilaku. Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan. Dua faktor yang dominan, yaitu sarana
air bersih dan pembuangan tinja. Kedua faktor ini akan berinteraksi dengan perilaku manusia. Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar
kuman diare serta berakumulasi dengan perilaku yang tidak sehat pula, yaitu melalui makanan dan minuman, maka dapat menimbulkan kejadian diare.
2.1.7 Pencegahan Diare
Menurut Kementerian Kesehatan 2011, cara melakukan
pencegahan diare yang benar dan efektif adalah : a.
Perilaku Sehat Pencegahan pada Bayi
Perilaku yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
diare pada bayi adalah sebagai berikut:
1. Memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dan diteruskan
sampai 2 tahun, ASI merupakan makanan yang paling baik untuk bayi. ASI bersifat steril sehingga menghindarkan
anak dari bahaya dan bakteri lain yang akan menyebabkan diare. ASI mempunyai khasiat preventif secara imunologik
dengan adanya
antibodi dan
zat-zat lain
yang dikandungnya. ASI turut memberikan perlindungan
terhadap diare.
2. Memberikan makanan pendamping ASI sesuai umur,
makanan tambahan yang bergizi dan bersih, dimulai ketika anak berumur 4-6 bulan.
3. Memberikan imunisasi campak, anak yang sakit campak
sering disertai diare, sehingga pemberian imunisasi campak juga dapat mencegah diare. Oleh karena itu berilah
imunisasi campak segera setelah bayi berumur 9 bulan.
Pencegahan pada Anak-Anak dan Orang Dewasa
1. Mencuci tangan, kebiasaan yang berhubungan dengan
kebersihan perorangan yang penting dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan dapat
menurunkan angka kejadian diare sebesar 47. 2.
Menggunakan jamban, keluarga harus buang air besar di jamban. Yang harus diperhatikan oleh keluarga yaitu,
keluarga harus mempunyai jamban yang berfungsi baik dan dapat dipakai oleh seluruh anggota keluarga, bersihkan
jamban secara teratur, dan gunakan alas kaki bila akan buang air besar.