Tahap Pengangkutan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Adapun jarak yang sering dipakai sebagai pedoman ialah sekitar 2 km dari perumahan penduduk, sekitar 15 km dari laut serta sekitar 200 m dari sumber air. Dalam tahap pembuangan atau pemusnahan sampah, terdapat beberapa metode yang dapat digunakan antara lain Chandra, 2007: a Sanitary landfill Pembuangan sampah dengan cara menimbun dengan tanah lapis demi lapis, sehingga sampah tidak berada di alam terbuka, jadi tidak sampai menimbulkan bau serta tidak menjadi tempat bersarangnya vektor penyakit. b Composting Pemusnahan sampah dengan cara memanfaatkan proses dekomposisi zat organik oleh kuman-kuman pembusuk, menjadi pupuk. Kompos dapat dibuat untuk meminimalisasi efek negatif yang ditimbulkan sampah dengan membuatnya menjadi lebih bermanfaat secara ekologis. c Hot feeding Sampah yang dapat digunakan untuk makanan ternak adalah sampah organik, seperti sisa sayuran, buah-buahan, dan sisa makanan. Sampah tersebut harus diolah dimasak atau direbus untuk mencegah penularan penyakit cacing dan trchionosis ke hewan ternak. Metode pemusnahan sampah jenis ini umumnya dilakukan pada lingkup rumah tangga. d Dumping Cara Pembuangannya dengan diletakkan begitu saja di tanah. Cara ini banyak dilakukan di negara-negara yang masih berkembang. Hal ini tentu saja banyak segi negatifnya. e Dumping in Water Cara pembuangannya sama dengan dumping tetapi dibuang ke dalam air sungai atau laut. Hal ini akan menimbulkan banyak kerugian, misalnya dapat mengotori permukaan air, memudahkan berjangkitnya penyakit, dan lain sebagainya. f Individual inceneration Pembakaran sampah yang dilakukan perorangan di rumah tangga. g Recycling Pengolahan sampah dengan cara ini bertujuan memakai kembali sampah yang masih bisa dipakai, misalnya kaleng, kaca, dan sebagainya.

2.2.6 Pengaruh Pengelolaan Sampah Terhadap Masyarakat dan

Lingkungan Pengelolaan sampah mempunyai pengaruh terhadap masyarakat dan lingkungan, yaitu sebagai berikut Mukono, 2006: 2.2.6.1 Pengaruh Positif Pengelolaan sampah yang baik akan memberikan pengaruh yang positif, sebagai berikut Chandra, 2007: a. Sampah dapat dimanfaatkan untuk menimbun lahan semacam rawa-rawa dan dataran rendah. b. Sampah dapat dimanfaatkan untuk pupuk. c. Sampah dapat diberikan untuk makanan ternak setelah menjalani proses pengelolaan yang telah ditentukan lebih dahulu untuk mencegah pengaruh buruk sampah terhadap ternak. d. Pengelolaan sampah menyebabkan berkurangnya tempat untuk berkembang biak serangga atau binatang pengerat. e. Menurunkan insidensi kasus penyakit menular yang erat hubungannya dengan sampah

2.2.6.2 Pengaruh Negatif

Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat memberikan pengaruh negatif bagi kesehatan, lingkungan, maupun bagi kehidupan sosial masyarakat, sebagai berikut : 1. Pengaruh terhadap kesehatan Sampah dapat menjadi tempat tinggal bagi vektor penyakit seperti lalat yang dapat menyebabkan kejadian diare. Insidensi penyakit demam berdarah dengue akan meningkat karena vektor penyakit hidup berkembang biak dalam sampah kaleng ataupun ban bekas yang berisi air hujan. 2. Pengaruh terhadap lingkungan a. Estetika lingkungan b. Penurunan kualitas udara c. Pembuangan sampah ke badan air akan menyebabkan pencemaran air 3. Pengaruh terhadap Sosial Masyarakat a. Pengelolaan sampah yang kurang baik mencerminkan sosial budaya masyarakat setempat.