Profil MTs.S Unwaanunnajah

Tabel penggunaan dana BOS MTs Unwaanunnaajah tahun 2010-2011 semester ganjil NO PENGGUNAAN ALOKASI DANA SEBESAR PERSENTASE 1 Honor GTT slma 6 bulan Rp. 31.050.000 40.8 2 Konsumsi Guru dan Karyawan 6 bulan Rp. 5.040.000 6.6 3 Kegiatan Ulangan Mid semester Ganjil Rp. 10.102.100 13.3 4 Kegiatan Ulangan Umum Semester Ganjil Rp. 17.089.800 22,4 5 Pengadaan Buku LKS mapel Agama Rp. 8.010.000 10.6 6 Perbaikan 6 unit computer Rp. 2.570.000 3.5 7 Pengadaan ATK Rp. 1.231.000 1.6 8 Transport seorang siswa selama 6 bulan Rp. 600.000 0.7 9 Refill tinta Printer Rp. 82.500 0.1 10 Administrasi Pelaporan BOS Rp. 319.600 0,4 Jumlah Rp. 76.095.000 100 Dari tabel tersebut terlihat bahwa penggunaan dana BOS banyak terpakai untuk honor guru, kegiatan ulangan umum semester ganjil, mid semester, pengadaan buku LKS dan konsumsi guru dan karyawan. Dan sisanya untuk sarana prasarana sekolah seperti perawaan ringan, administrasi sekolah seperti pembelian ATK, tinta printer kantor, dan fotocopy dan transport guru dan murid seperti kegiatan dinas dan rapat guru honorer dan transportasi pulang pergi seorang siswa. Data yang paling besar ada pada point pertama, yaitu honor guru. Berdasarkan pertimbangan yang sebelumnya dirapatkan oleh dewan guru dan komite. Dari total guru di madrasah ini hanya 2 orang yang berstatus pegawai negeri, selebihnya guru honorer tidak tetap. Maka, lebih dari 40 pendapatan dana BOS setiap triwulannya digunakan untuk menunjang honor guru-guru di madrasah. Menurut Kepala Tata Usaha penggunaan dana BOS pada satu semester ini banyak digunakan untuk honor guru, kegiatan Mid semester dan ulangan umum semester, karna biaya SPP tiap bulan bagi siswa yang mampu tidak dapat mencukupi pengeluaran untuk honor guru, kemudian dalam kegiatan mid semester dan ulangan umum semester memang sekolah menggratiskan siswa-siswanya dari biaya uang ulangan, dan selebihnya untuk pengadaan buku LKS, keperluan ATK dan kegiatan pendukung lainnya. Jadi pada MTs Unwaanunnajah dana BOS digunakan untuk kegiatan rutin tahunan seperti yang telah dijabarkan diatas, maka dalam prakteknya MTs Unwaanunnajah tetap memberlakukan iuran SPP bulanan sebesar Rp.60.000 tiap bulannya, yang digunakan untuk honorarium guru setiap bulan, karena di MTs Unwaanunnajah dari 22 guru hanya 2 orang yang berstatus Pegawai Negeri Sipil PNS. Meski demikian masih ada siswa yang orang tuanya tidak mampu memberikan uang transportasi, maka dari itu pihak sekolah mensubsidi anak yang kurang mampu dengan dana BOS dan berharap anak tersebut tetap dapat bersekolah. Dari data yang didapat, siswa yang tidak mampu yang dibebaskan iuran SPP adalah sebanyak 56 anak, termasuk didalamnya anak yatim piatu dan dhuafa. Beberapa anak mendapat beasiswa dari donatur yang bekerja sama dengan yayasan Unwaanunnajah. Kepala madrasah menjelaskan ada lima puluh enam anak yang dibebaskan dari iuran SPP dan 6 anak kurang mampu yang membayar SPP semampunya. Sekolah tidak memungut iuran SPP anak tidak mampu yang mana sebelumnya orang tua memberikan surat keterangan tidak mampu dari kelurahan, sedangkan anak yatim dibebaskan dari iuran SPP karena memang MTs yang bernaung pada Yayasan Unwaanunnajah ini sejak berdirinya ingin mensejahterakan anak yatim, begitu juga dalam pendidikannya, maka dari itu untuk anak yatim dari mulai masuk sampai keluar dari sekolah diberikan keringanan dalam masalah biaya sekolah. Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Suyanto menyatakan bahwa :” BOS hanya mampu meng-cover sepertiga dari biaya operasinal sekolah. Artinya, tidak seluruhnya kebutuhan sekolah dapat di cover dari BOS”. Maka dari itu sekolah boleh-boleh saja mengatur pembiayaannya sendiri, termasuk memungut dan menentukan besaran iuran SPP tiap bulan. d. Pengawasan terhadap pengelolan dana BOS Upaya peningkatan pengawasan pengelolaan pembiayaan pendidikan yang telahsedang dan akan dilakukan oleh MTs Unwaanunnajah antara lain: a Menidentifikasi dan menganalisis berbagai kebutuhan sekolah, fakta dan kendala yang berpengaruh dalam penyusunan RAPBS di awal tahun anggaran. b Mengundang seluruh warga sekolah turut serta dalam pembuatan RAPBS yang didalamnya trcakup pembahasan tentang program kerja sekolah, pengalokasian anggaran, dll. c Memprioritaskan pengeluaran dana anggaran pada skala priortas untuk peningkatan mutu. d Sekolah membuat laporan keuangan secara rutin setiap bulan. Pengawasan terhadap pengelolaan dana BOS sebaiknya dilakukan secara : a Intern, adalah pengawasan yang dilakukan oleh kepala madrasah selaku pimpinan b Ekstern, adalah pengawasan yang dilakukan oleh DepagKandepag, Diknas KKM c Masyarakat, berupa pengawasan tehadap pelayanan program yang terdapat dalam RAPBS, apakah dilaksanakan atau tidak BAB V PENUTUP KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan evaluasi dan pembahasan bab-bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Pengelolaan dana BOS di MTs Unwaanunnajah sudah sesuai dengan buku panduan dan cukup membantu dalam meringankan biaya pendidikan di sekolah tersebut, karena penggunaan dana BOS dialokasikan pada pos-pos yang tepat sesuai dengan RAPBS yang sebelumnya telah dirapatkan oleh pihak-pihak yang terkait, yaitu dengan orang tua siswa, guru-guru, dan komite sekolah. Pengalokasian tersebut antara lain seperti untuk pengadaan buku LKS, kegiatan mid dan ujian semester, serta uang SPP bulanan bagi anak yatim dan dhuafa. 2. Sedangkan persentase pengelolaan dana BOS adalah sebagai berikut : dana BOS yang diberikan pemerintah sebesar Rp. 76.095.000 dialokasikan oleh sekolah untuk pembayaran honorarium guru non PNS dan karyawan sebesar 40,8, kegiatan mid semester 13,3, ujian semester sebesar 22,4, pengadaan LKS sebanyak 10,6, konsumsi guru dan karyawan sebesar 6,6, perawatan sarana prasarana sebesar 3,5, dan pengadaan ATK, fotocopy 2,0 dan transport siswa sebesar 0,7 3. Dari data yang didapat, siswa yang tidak mampu yang dibebaskan iuran SPP adalah sebanyak 56 anak, termasuk didalamnya anak yatim piatu dan dhuafa. Beberapa anak mendapat beasiswa dari donatur yang bekerja sama dengan yayasan Unwaanunnajah. Kepala madrasah menjelaskan ada lima puluh enam anak yang dibebaskan dari iuran SPP dan 6 anak kurang mampu yang membayar SPP semampunya. Sekolah tidak memungut iuran SPP anak tidak mampu yang mana sebelumnya orang tua memberikan surat keterangan tidak mampu dari kelurahan, sedangkan anak yatim dibebaskan dari iuran SPP karena memang MTs yang bernaung pada Yayasan Unwaanunnajah ini sejak berdirinya ingin mensejahterakan anak yatim. Saran 1. Untuk pemerintah, sebaiknya memberikan waktu yang tetap dalam pendistribusian dana BOS, ini dapat mempermudah dan membantu sekolah dalam penggunaannya atau setidaknya tidak memperlambat dari penerimaan sebelumnya, karena sekolah sangat terbantu dan sangat membutuhkan dana BOS tersebut. Dan jika memang pemerintah benar- benar ingin membebaskan pendidikan anak warga Indonesia dari biaya pendidikansekolah, maka sekiranya pemerintah memberikan subsidi pendidikan BOS dengan jumlah yang lebih besar, agar tidak ada lagi sekolah yang memungut pungutan dana dari siswaorang tua siswa. 2. Bagi sekolah yang diharapkan dapat mengelola dan mengalokasikan dana tersebut dengan benar dan tepat sesuai dengan prosedur yang berlaku dan tepat sasaran, sehingga dapat lebih meningkatkan mutu sekolah dan tercapainya tujuan pendidikan. Sekolah juga harus mengikuti ketentuan dan peraturan-peraturan yang di berikan oleh pemerintah, contohnya seperti transparan dalam mengelola dana dengan mengumumkannya. Dan bagi madrasah ini yang sudah transparan dalam mengelola bos maka diharapkan tetap dijaga. Agar stakehouder mengetahui dan terdorong dalam memajukan sekolah. dapat ditiru oleh sekolah lain. Daftar pustaka Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Buku Panduan Bantuan Operasional Sekolah dan BOS Buku Dalam Rangka Wajib Belajar 9 tahun,Jakarta;2006 Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Buku Panduan Bantuan Operasional Sekolah Dalam Rangka Wajib Belajar 9 tahun, Jakarta;2008 Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Buku Panduan Bantuan Operasional Sekolah Untuk Pendidikan Gratis dalam Rangka Wajib Belajar 9 Tahun yang Bermutu, Jakarta;2010 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, konsep,strategi dan implementasi, Bandung; Rosdakarya, 2004 Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Pedoman Manajemen Berbasis Madrasah, Bandung:2003 Nanang Fattah, Eknomi dan Pembiayaan Pendidikan, Bandung; PT. Rosdakarya, 2006 Abdul Rachman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa visi,mii dan Aksi, jakarta; PT. Raja grafindopersada,2007 Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, Sejarah Madrasah pertumbuhan, dinamika dan perkembangannya di Indonesia, Jakarta;2004 Moh.Kasiram, Metodologi Penlitian, refleksi pengembangan pemahaman dan penguasaan metodologi penelitian, malang; UIN malang press, 2008