Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
pengalokasian, dan pertanggungjawaban keuangan untuk menunjang pelaksanaan program pengajaran.
39
Oleh karena itu dibutuhkan dana yang tidak sedikit dan manajemen yang baik untuk mencapai tujuan pendidkan di sekolah sebagai salah satu
investasi yang sangat berharga. Dan juga akan menentukan baik tidaknya pendidikan di sekolah tersebut.
Anggaran biaya pendidikan terdiri dari dua sisi yang berkaitan satu sama lain, yaitu sisi anggaran penerimaan dan anggaran pengeluaran untuk
mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Anggaran penerimaan adalah pendapatan yang diperoleh setiap tahun oleh sekolah dari berbagai sumber resmi dan
diterima secara teratur. Sedangkan anggaran dasar pengeluaran adalah jumlah uang yang dibelanjakan setiap tahun untuk kepentingan pelaksanaan
pendidikan di sekolah. Belanja sekolah sangat ditentukan oleh komponen- komponen yang jumlah dan proporsinya bervariasi diantara sekolah yang satu
dan daerah yang lainnya.
40
Sekolahmadrasah merupakan system yang terdiri atas serangkaian komponen yang saling terkait, dan membutuhkan masukan dari lingkungan
untuk melakukan proses transportasi serta mengeluarkan hasil. Kebutuhan akan masukan dan keluaran merupakan kenyataan yang tidak dapat
dipungkiri dari ketergantungan sekolah terhadap masyarakat dan
lingkungannya. Masukan terhadap system sekolah terhadap mencakup perangkat lunak, keras dan manusia yang selaras dengan perkembangan
lingkungan. Hal tersebut memberikan konsekwensi terhadap proses transformasi dalam system sesuai dengan tuntutan lingkungan terhadap
keluaran. Dari berbagai hasil kajian konseptual dapat dideskripsikan bahwa
manajemen pembiayaan pendidikan berbasis madrasah mencakup tiga
39
E.Mulyasa,M.Pd, Manajemen berbasis sekolah :konsep, strategi, dan implementasi. PT remaja Rosdakarya, bandung. H.171
40
DR. Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. PT Remaja Rosda Karya: Bandung 2006. Hal. 23
kegiatan pokok,
yaitu perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi
dan pertanggungjawaban.
Dan di dalam perencanaan pembiayaan pendidikan berbasis madrasah sedikitnya mencakup dua kegiatan, yakni penyusunan anggaran dan
pengembangan rencana anggaran belanja madrasah RAPBM.
1. Penyusunan anggaran
Salah satu cara berfikir, berkaitan dengan pengelolaan dana di sekolah adalah kreatif dan dinamis selaras dengan kebutuhan
perkembangan yang terjadi di masyarakat dan lingkungan.
41
Proses penyusunan anggaran di sekolah, sangat sederhana dan kepala sekolah dapat melaporkan secara sederhana pula. Format yang
digunakan untuk menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Madrasah RAPBM meliputi 1 sumber pendapatan; 2 pengeluaran
untuk kegiatan belajar-mengajar, pengadaan dan pemeliharaan sarana prasarana, pengembangan sumber belajar dan alat pelajaran, serta
honorarium dan kesejahteraan. Dalam kaitannya dengan proses penyusunan anggaran ini, Lipham
1985 mengungkapkan empat fase kegiatan pokok sebagai berikut: a.
Merencanakan anggaran; yaitu kegiatan mengidentifikasi tujuan, menentukan prioritas, menjabarkan tujuan ke dalam penampilan
operasional yang dapat diukur,menganalisis alternative pencapaian tujuan dan membuat rekomendasi alternative pendekatan untuk
mencapai sasaran.
b. Mempersiapkan anggaran; yaitu menyesuaikan kegiatan dengan
mekanisme anggaran yang berlaku, bentuknya, distribusi, dan sasaran program pengajaran perlu dirumuskan dengan jelas.
Melakuan inventarisasi kelengkapan peralatan dan bahan-bahan yang telah tersedia.
c. Mengelola pelaksanaan anggaran; yaitu mempersiapkan
pembukuan, melakukan pembelanjaan dan membuat transaksi, membuat perhitungan, mengawasi pelaksanaan sesuai dengan
prosedur kerja yang berlaku, serta membuat laporan dan pertanggungjawaban keuangan.
41
E.Mulyasa,M.Pd, Manajemen berbasis sekolah :konsep, strategi, dan implementasi. PT remaja Rosdakarya, bandung. h.172
d. Menilai pelaksanaan anggaran; yaitu menilai pelaksanaan proses
belajar-mengajar, menilai bagaimana pencapaian sasaran program, serta membuat rekomendasi untuk perbaikan anggaran yang akan
datang.
42
Proses penyusunan anggaran memerlukan data yang akurat dan lengkap sehingga semua perencanaan kebutuhan untuk masa yang
akan datang dapat diantisipasi dalam rencana anggaran. Banyak factor yang mempengaruhi proses penyusunan anggaran pendidikan di
sekolahmadrasah, seperti perkembangan peserta didik, inflasi, pengembangan program, dan pebaikan serta peningkatan pendekatan
belajar-mengajar.
2. Pengembangan Rencana Anggaran Belanja Madrasah RAPBM Proses pengembangan RAPBM pada umumnya menempuh
langkah-langkah pendekatan dengan prosedu sebagai berikut: a. Pada tingkat kelompok kerja : kelompok kerja yang dibentuk
madrasah, yang terdiri dari para pembantu kepala madrasah memiliki tugas antara lain melakukan identifikasi kebutuhan-
kebutuhan biaya
yang harus
dikeluarkan, selanjutnya
diklarifikasian, dan dilakukan perhitungan sesuai dengan kebutuhan.
b. Pada tingkat kerjasama dengan komite sekolah : kerjasama antara komite madrasah dengan kelompok kerja yang telah terbentuk
perlu dilakukan untuk mengadakan rapat pengurus dan rapat anggota dalam rangka mengembangkan kegiatan yang harus
dilakukan sehubungan dengan pengembangan RSPBM. c. Sosialisasi dan legalitas : setelah RAPBM dibicarakan dengan
komite madrasah selanjutnya disosialisasikan kepada berbagai pihak. Pada tahap inikelompok kerja melakukan konsultasi dan
laporan pada pihak pengawas, serta mengajukan usulan RAPBM
42
E.Mulyasa,M.Pd, Manajemen berbasis sekolah :konsep, strategi, dan implementasi. PT remaja Rosdakarya, bandung h.174
kepada Kanwil Departemen Agama untuk mendapat pertimbangan dan pengsahan.
43
Dan dalam Pelaksanaan pembiayaan pendidikan berbasis madrasah dalam garis besarnya dapat dikelompokkan ke dalam dua
kegiatan, yakni
penerimaan dan
pengeluaran serta
pertanggungjawaban. a.
Penerimaan Penerimaan pembiayaan pendidikan madrasah dari sumber-
sumber dana
perlu dibukukan
berdasarkan prosedur
pengelolaan yang selaras dengan ketepatan yang disepakati, baik berupa konsep teoretis maupun peraturan pemerintah.
Secara konseptual banyak pendekatan yang digunakan dalam pengelolaan penerimaan keuangan, namun secara peraturan
termasuk dalam penyelenggaraan pendidikan di madrasah ada beberapa karakteristik yang identik.
Berdasarkan buku pedoman rencana, program dan penganggaran,
sumber dana
pendidikan yang
dapat dikembangkan dalam anggaran belanja madrasah antara lain
meliputi anggaran rutin DIK; anggaran pembangunan DIP; dana penunjang pendidikan DPP; dana masyarakat; donator;
dan lain-lain yang dianggap syah oleh semua pihak. Pendanaan pendidikan pada dasarnya bersumber dari pemerintah, orang
tua, dan masyarakat pasal 33 No.2 Tahun 1989. Di samping itu, dapat pula digali sumber-sumber yang mungkin dari pihak
masyarakat dalam bentuk kerjasama saling menguntungkan mutualisma.
44
43
Departemen Agama RI DIRJE N Kelembagaan Agama Islam, “pedoman Manajemen
Berbasis Madrasah” tahun 2003. h 118
44
Departemen Agama RI DIRJEN Kelembagaan Agama Islam, “pedoman Manajemen Berbasis Madrasah” tahun 2003. h.119
Prosedur pembukuan
penerimaan pembiayaan
pendidikan berbasis madrasah di lingkungan Departemen Agama, nampaknya menganut pola paduan antara pengaturan
pemerintah pusat dan madrasah. Dalam hal ini ada beberapa anggaran yang telah ditetapkan oleh pemerintah yang intinya
pihak madrasah tdak boleh menyimpang dari petunjuk pengunaan atau pengeluarannya, dan madrasah hanya sebagai
pelaksana penguna dalam tingkat mikro kelembagaan. Dengan demikian, pola manajemen pembiayaan
pendidikan berbasis madrasah terbatas pada pengelolaan dana tingkat operasional. Salah satu kebijakan pembiayaan
pendidikan berbasis madrasah adalah adanya pencarian tambahan dana dari partisipasi masyarakat, selanjutnya cara
pengelolaannya dipadukan sesuai tatanan yang lazim sesuai dengan peraturan yang berlaku. Namun demikian, sesuai
dengan semangat otonomi daerah dan desentralisasi pendidikan dengan pengembangan konsep manajemen berbasais madrasah,
maka madrasah memiliki kewenangan dan keleluasaan yang cukup lebar dalam kaitannya dengan manajemen pembiayaan
untuk mencapai efektifitas pencapaian tujuan madrasah.
b. Pengeluaran
Dana yang diperoleh dari berbagai sumber perlu digunakan secara efektif dan efisien. Artinya, setiap perolehan
dana dalam pengeluarannya harus didasarkan pada kebutuhan- kebutuhan pembiyaan pendidikan di madrasah.
Pengeluaran madrasah
berhubungan dengan
pemmbayaran keuangan madrasah untuk pembelian beberapa sumber atau input dari proses madrasah, seperti pendidik,
tenaga kependidikan, bahan-bahan, perlengkapan, dan fasilitas. Ongkos menggambarkan seluruh sumber yang digunakan
dalam proses madrasah, apakah digambarkan dalam anggaran biaya madrasah atau tidak. Ongkos dari sumber madrasah
termasuk nilai setiap input yang digunakan, sekalipun madrasah menyumbangkan atau tidak terlihat ssecara akurat.
45
Dalam manajemen pembiayaan pendidikan berbasis madrasah,
pengeluaran keuangan
uang yang
harus dipertanggungjawabkan atau UYHD harus dibukukan sesuai
dengan pola yang ditetapkan oleh peraturan. Beberapa hal yang harus dijadikan patokan bendahara dalam pertanggungjawaban
pembukuan, meliputi format buku kas harian, buku tabelaris, dan format laporan daya serap penggunaan anggaran serta
beban pajak. Aliran pengeluaran keuangan harus dicatat sesuai dengan waktu serta peruntukannya.
Dalam manajemen pembiayaan pendidikan madrasah penyusunan anggarana belanja madrasah dilaksanakan oleh
kepala madrasah dibantu para wakilnya yang ditetapkan oleh kebijakan madrasah, serta komite madrasah di bawah
pengawasan pemerintah.
c. Evaluasi dan Pertanggungjawaban
Evaluasi dan pertanggungjawaban terhadap apa yang telah dicapai harus dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Evaluasi dan pertanggungjawaban pembiayaan pendidikan berbasis madrasah dapat diidentifikasikan ke dalam
tiga hal, yaitu pendekatan pengendalian penggunaan alokasi dana, bentuk pertanggungjawaban dana pendidikan tingkat
madrasah, dan keterlibatan pengawasan pihak eksternal madrasah.
46
45
Departemen Agama RI DIRJEN Kelembagaan Agama Islam, “pedoman Manajemen Berbasis Madrasah” …h. 121
46
Departemen Agama RI DIRJEN Kelembagaan Agama Islam, “pedoman Manajemen Berbasis Madrasah” …h. 123
1. Evaluasi ; dalam evaluasi pembiayaan pendidikan,
pengawasan merupakan salah satu proses yang harus dilakukan dalam manajemen pembiayaan pendidikan
berbasis madrasah. Pengawasan pembiayaan pendidikan berbasis madrasah harus dilakukan melalui aliran masuk
dan keluar uang yang dibutuhkan oleh bendahara. Hal itu dilakukan mulai dari proses keputusan pengeluaran pos
anggaran, pembelanjaan, perhitungan dan penyimpanan barang oleh petugas yang ditunjuk. Secara administrasi
pembukuan setiap pengeluaran dan pemasukan setiap bulan ditandatangani sebagai berita acara.
Kepala madrsah
sebagai atasan
langsung bertanggungjawab penuh atas pengendalian, sedangkan
pengawasan dari pihak berwenang melalui pemeriksaan yang dilaksanakan oleh instansi vertical, seperti petugas
dari Departemen Agama, dan Bawasda. Pengawasan tersebut relative dilhat dari tugas rutinitas atas dasar
kewenangan pengawasan pembiayaan yang masuk dan diserap di madrasah.
2. Pertanggungjawaban; pertanggungjawaban penerimaan dan
penggunaan pembiayaan pendidikan berbasis madrasah dilaksanakan dalam bentuk laporan bulanan dan triwulan
kepada: a Kepala Kanwil Departemen Agama, b Kepala Badan administrasi Keuangan Daerah, c Kantor
Departemen Agama
Setempat. Pertanggungjawaban
dilaporkan setiap bulan kepada pihak yang ditetapkan sesuai dengan format dan ketetapan watu. Khusus untuk
keuangan komite madrasah, bentuk pertanggungjawaban sangat terbatas pada tingkat pengurus dan tidak secara
langsung kepada orang tua peserta didik.