Tujuan Bantuan Operasional Sekolah Sasaran Program dan Besar Bantuan
Departemen Agama telah banyak berbuat untuk memajukan madrasah salah satunya adalah kebijakan Departemen Agama yang cukup
mendasar dan dampaknya cukup panjang yaitu dibuatnya Surat Kesepakatan BersamaSKB 3 Menteri, yaitu Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Agama tentang „Peningkatan Mutu Pendidikan Pada Madrasah‟. SKB 3 Menteri itu
dirasakan cukup mendasar karena direalisasikannya kurikulum 1976 yang merupakan pertaruhan bagi identitas madrasah sebagai lembaga
pendidikan islam. Seperti halnya sekolah negeri, madrasah juga mempunyai 3
tingkatan, yaitu Ibtidaiyah lama belajarnya 6 tahun, Tsanawyah lama belajarnya 3 tahun dan Aliyah lama balajarnya 3 tahun. Dalam ketentuan
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas ini lebih banyak mengatur tentang kedudukan, fungsi, jalur, jenjang, jenis dan bentuk
kelembagaan madrasah. Madrasah merupakan jenis pendidikan umum. Madrasah Ibtidaiyah
dan Madrasah Tsanawiyah sebagai bentuk pendidikan dasar sama dengan Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama Pasal 17 Ayat [2];
Madrasah Aliyah sebagai bentuk Pendidikan Menengah sama dengan Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Aliyah kejuruan sebagai bentuk
Pendidikan Menengah Kejuruan sama dengan Sekolah Menengah Kejuruan Pasal 17 Ayat [3].
32
Dengan demikian madrasah mempunyai peran dan tugas yang juga sama dengan pendidikan umum. Keduanya sama-sama bertugas untuk
mencerdaskan bangsa dan bertujuan agar anak didik dapat menuntut ilmu dengan baik serta mengikuti pendidikan dasar Sembilan tahun.
Dalam penyelenggaraa wajib belajar pendidikan dasar Sembilan tahun, Departemen Agama melakukan tugas yang diembannya yaitu
menyelenggarakan pendidikan dasar di madrasah dan pondok pesantren,
32
Abdul Rachman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa, visi, misi dan aksi. PT. Raja Grafindo. H.49-50
kemudian ikut aktif dalam gerakan nasional percepatan penuntasan wajib belajar pendidikan dasar Sembilan tahun dan pemberantasan buta aksara
melalui lembaga-lembaga pendidikan di madrasah, pondok pesantren dan lembaga keagamaan atau tenaga keagamaan seperti majlis taklim sebagai
bagian dari sistem pendidikan nasional.
33
3. Masalah-masalah dalam Penyelenggaraan Wajib Belajar Sembilan Tahun
Ternyata penyelenggaraan wajib belajar Sembilan tahun tidak semudah yang dibayangkan, ada saja masalah yang di temukan.
Diantaranya adalah: 1.
Belum semua anak usia wajib belajar 7-12 tahun dapat mengikuti pendidikan di sekolah dasar karena faktor kemiskinan, geografis dan
komunitas terpencil. 2.
Anak usia wajib belajar belum memliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan fasilitas belajar yang memadai. Anak-anak di pedesaan,
pemdalaman atau terpencil belajar dengan fasilitas yang serba kekurangan, sebaliknya anak-anak di perkotaan fasilitas belajarnya
relativ sudah memadai. Keadaan ini menimbulkan ketidakadilan dalam memperoleh pendidikan.
3. Kekurangan guru di daerah pedalaman atau terpencil masih manjadi
kendala bagi pelayanan proses belajar. 4.
Kualitas guru dalam memberikan pendidikan masih bervariasi, ada guru yang sudah memadai, ada pula yang harus dikembangkan lagi
kearah yang lebih professional. 5.
Kemampuan guru untuk melakukan pembaharuan inovasi dalam proses pembelajaran masih lemah.
34
33
http:m-ali.net?p=73 h.6
34
http:m-ali.net?p=73 h.2