BAB III METODOLOGI PENELITIAN : berisi tentang metode yang digunakan sebagai referenda pengelolaan data, serta mengurai waktu dan
tempat penelitian. BAB IV PEMBAHASAN : bab ini berisikan tentang profil dan keadaan
lembaga pendidikan MTs Unwaanunnajah, gambaran umum penggunaan dana BOS di sekolah tersebut, serta interprestasi data.
BAB V PENUTUP : berisi tentang kesimpulan-kesimpulan dari penulisan ilmiah dan dilengkapi dengan saran-saran dari penulis.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengelolaan
Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata “management”. Terbawa oleh derasnya arus penambahan kata pungut ke dalam bahasa Indonesia, istilah
inggris tersebut lalu diindonesiakan menjadi “manajemen” atau “menejemen”. Dalam kamus umum Indonesia disebutkan bahwa pengelolaan berarti
penyelenggaraan. Yaitu penyelenggaraan atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien.
11
Menurut Drs. Winarno Hamiseno, Pengelolaan adalah substantifa dari mengelola. Sedangkan mengelola berarti suatu tindakan yang dimulai
dari penyusunan data, merencana, mengorganisasikan, melaksanakan sampai dengan pengawasan dan penilaian. Dijelaskan selanjutnya bahwa
pengelolaan menghasilkan sesuatu dan sesuatu itu dapat merupakan sumber penyempurnaan dan peningkatan pengelolaan selanjutnya.
12
Dari yang dikemukakan Drs. Winarno ini penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa pengelolaan meliputi banyak kegiatan dan semuanya itu
bersama-sama menghasilkan suatu hasil akhir, yang memberikan informasi bagi penyempurnaan per-kegiatan. Dalam hal ini pengelolaan yang ingin penulis kaji
lebih dalam adalah pengelolaan pendanaan yang meliputi perencanaan, pemasukan, penggunaan, sampai dengan pengawasan dan pertanggungjawaban.
11
Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa. PT.Rajagrafindo Persada, Jakarta 1996 h.7
12
Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa. PT.Rajagrafindo Persada, Jakarta 1996 h.7
B. Biaya Pendidikan
Biaya pendidikan merupakan salah satu komponen masukan instrumental yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Hamper tidak ada upaya
pendidikan yang dapat mengabaikan peranan biaya, sehingga dapat dikatakan bahwa tanpa biaya proses pendidikan tidak akan berjalan.
Biaya dalam pengertian ini memiliki cakupan yang luas, yakni semua jenis pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan, baik dalam
bentuk uang maupun barang dan tenaga. Dalam artian ini misalnya, iuran siswa, buku sekolah dan guru juga adalah biaya.
13
Berikut akan dijelaskan beberapa jenis biaya pendidikan 1. Jenis Biaya Pendidikan
Sebagaimana tertuang dalam PP Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab
bersama antara pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat. Dalam bagian ini akan diuraikan jenis-jeis biaya pendidikan sesuai dengan PP Nomor 48
Tahun 2008 tersebut. Biaya pendidikan dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu Biaya Satuan
Pendidikan, Biaya Penyelenggaraanpengelolaan Pendidikan, serta Biaya Pribadi Peserta Didik.
a. Biaya Satuan Pendidikan adalah biaya penyelenggaraan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan yang meliputi:
1. Biaya Investasi adalah biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumber daya manusia, dan modal kerja tetap.
2. Biaya Operasional, terdiri dari biaya personalia dan biaya nonpersonalia. Biaya personalia terdiri dari gaji pendidik dan tenaga
kependidikan serta tunjangan-tunjangan yang melekat pada gaji. Biaya nonpersonalia adalah biaya untuk bahan atau peralatan
pendidikan habis pakai, dan biaya tak langsung berupa daya, air, jasa
13
Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, PT. RemajaRosdakarya bandung ;2006 h. 3
telekomunikasi, pemeliharaan sarana prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi dll.
3. Bantuan biaya pendidikan yaitu dana pendidikan yang diberikan kepada peserta didik yangorang tua atau walinya tidak mampu
membiayai pendidikannya. 4. Beasiswa adalah bantuan dana pendidikan yang diberikan kepada
peserta didik yang berprestasi. b.
Biaya PenyelenggaraanPengelolaan
Pendidikan adalah
biaya penyelenggaraanPengelolaan Pendidikan oleh pemerintah Provinsi,
pemerntah KabupatenKota atau penyelenggara satuan pendidikan yang didirikan masyarakat.
c. Biaya Pribadi Peserta Didik adalah biaya personal yang meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk
bisamengikuti prosespembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.
Pada dasarnya dana BOS digunakan untuk penyediaan pendanaan biaya operasi nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai
pelaksana program wajib belajar. Namun demikian ada beberapa jenis pembiayaan investasi dan personalia yang diperbolehkan dibiayai oleh
dana BOS.
C. Bantuan Operasional Sekolah 1.
Pengertian Bantuan Operasional Sekolah BOS
Dalam rangka percepatan wajib belajar Sembilan tahun, sejak tahun 2001 sampai bulan juni 2005 pemerintah mengalihkan subsidi BBM
untuk program pendidikan melalui program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak PKPS-BBM dalam bentuk Bantuan
Khusus Murid BKM untuk SDMISDLB dan SMPMTsSMPLB yang tidak mampu. Pada bulan juli 2005 program tersebut dirubah menjadi
Bantuan Operasional Sekolah BOS. Dan sejak tahun 2007 program ini
sudah menjadi program rutin yang tidak lagi terkait dengan pengurangan subsidi bahan bakar minyak.
14
Program ini dikomandani oleh Departemen Pendidikan Nasional dan
Departemen Agama,
yang penyaluran,
penggunaan, dan
pertanggungjawabannya dilaksanakan secara terpadu oleh para pihak yang terkait dari Menteri hingga Kepala madrasahsekolah pada sekolah-sekolah
yang berhak menerima BOS. Program
Bantuan Operasional
BOS bertujuan
untuk membebaskan biaya pendidikan bagi siswa tidak mampu dan meringankan
bagi siswa yang lain, agar mereka memperoleh pelayanan pendidikan dasar yang lebih bermutu sampai tamat dalam rangka penuntasan wajib
belajar Sembilan tahun. Bantuan Operasional Sekolah adalah program pemerintah untuk
penyediaan pendanaan biaya nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar. BOS adalah program pemerintah
yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan biaya operasi nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program
wajib belajar. Namun demikian ada beberapa jenis pembiayaan investasi dan personalia yang diperbolehkan dibiayai dengan dana BOS.
15
Hasil studi Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pendidikan Nasional Balitbang Depdiknas Bantuan Operasional Sekolah
secara konsep mancakup komponen untuk biaya operasional non personil. Namun karena biaya satuan yang digunakan adalah rata-rata nasional,
maka penggunakan BOS dimungkinkan untuk membiayai beberapa kegiatan lain yang tergolong dalam biaya personal dan biaya investasi.
Pelaksanaan penyaluran dan pengelolaan dana BOS wajib berpedoman pada buku Panduan Pelaksanaan BOS yang diterbitkan setiap
14
Kementerian Agama RI, Direktorat jenderal pendidikan islam; Buku Panduan Bantuan Operasional Sekolah dalam rangka wajib belajar Sembilan tahun
’. Jakarta 2008. iii
15
Kementerian Agama RI Direktoral Jenderal Pendidikan Islam, Buku Panduan Bantuan Operasional Sekolah Untuk Pendidikan Gratis dalam Rangka Wajib Belajar 9 Tahun yang
Bermutu Tahun 2010. h.8
tahun oleh Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama sebagai departemen teknis yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan dan
pengelolaan program ini. Oleh karena keterbatasan dana BOS dari pemerintah pusat, maka
biaya untuk investasi sekolah dan kesejahteraan guru harus dibiayai dari sumber lainnya, dengan prioritas utama dari sumber pemerintah daerah
dan selanjutnya dari partisipasi masyarakat yang mampu.
16
2. Tujuan Bantuan Operasional Sekolah
Secara umum program BOS bertujuan untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar
sembilan tahun yang bermutu. Dan secara khusus dana BOS bertujuan untuk :
1 Membebaskan segala jenis biaya pendidikan bagi seluruh siswa miskin
di tingkat pendidikan dasar dari beban biaya operasional sekolah, baik di madrasah negeri maupun madrasah swasta.
2 Membebaskan biaya operasional sekolah bagi seluruh MI negeri dan
MTs negeri. 3
Meringankan beban biaya operasional sekolah bagi siswa di madrasah swasta.
17
Dengan demikian pemerintah berharap agar pihak sekolah dapat mencapai tujuan BOS sesuai harapan.
3. Sasaran Program dan Besar Bantuan
Sasaran program BOS adalah semua MI dan MTs negeri maupun swasta serta Pondok Pesantren Salafiyah PPS Ula dan wustha sebagai
penyelenggara Wajib belajar pendidikan dasar di seluruh Provinsi di
16
Kementerian Agama RI Direktoral Jenderal Pendidikan Islam, Buku Panduan Bantuan Operasional Sekolah BOS dan BOS Buku dalam rangka wajib belajar 9 tahun. Tahun 2006 h.8
17
Kementerian Agama RI Direktoral Jenderal Pendidikan Islam, Buku Panduan Bantuan Operasional Sekolah Untuk Pendidikan Gratis dalam Rangka Wajib Belajar 9 Tahun yang
Bermutu Tahun 2010. h 2
Indonesia. Khusus untuk lembaga PPS, santri yang manjadi sasaran BOS berusia maksimal 25 tahun.
Semua sekolah negeri dan swasta harus memiliki ijin operasional piagam penyelenggaraan pendidikan. Sekolah yang bersedia menerima
BOS harus menandatangani Surat Perjanjian Pemberian Bantuan dan bersedia mengikuti ketentuan yang tertuang dalam buku petunjuk
pelaksanaan. Sekolah kayamapanyang mampu secara ekonomi yang saat ini
memiliki penerimaan lebih besar dari dana BOS, mempunyai hak untuk menolak BOS tersebut, sehingga tidak wajib melaksanakan ketentuan
seperti sekolah penerima BOS. Keputusan atas penolakan BOS harus melalui persetujuan dengan orang tua siswa dan komite sekolah. Bila di
sekolah yang mampu tersebut terdapat siswa miskin sekolah tetap menjamin kelangsungan pendidikan siswa tersebut misalnya melakukan
subsidi silang dengan dana dari siswa yang mampu. Besar biaya satuan BOS yang diterima oleh MadrasahPPS dihitung
berdasarkan jumlah siswa dengan ketentuan : MIPPS Ula di Kota sebesar Rp. 400.000.- siswa tahun
MIPPS Ula di Kabupaten sebesar Rp. 397.000,- siswa tahun MTsPPS Wustha di Kota sebesar Rp. 575.000,- siswa tahun
MTsPPS Wustha di Kabupaten sebesar Rp. 570.000,- siswa
tahun
18
Dalam skripsi ini, penulis hanya membahas dana BOS dalam kurun waktu satu semester yaitu pada semester ganjil, terhitung dari bulan juli
sampai desember 2010. Maka jika dihitung sekolah menerima sebesar Rp. 285.000,- siswasemester.
18
Kementerian Agama RI Direktoral Jenderal Pendidikan Islam, Buku Panduan Bantuan Operasional Sekolah Untuk Pendidikan Gratis dalam Rangka Wajib Belajar 9 Tahun yang
Bermutu Tahun 2010 h.2
4. Penggunaan Dana BOS
Penggunaan dana BOS harus didasarkan pada kesepakatan dan keputusan bersama antara Kepala Madrasah, Dewan Guru dan Komite
Madrasah, yang harus didaftar sebagai salah satu sumber penerimaan dalam RAPBM. Dalam buku panduan BOS, Dana BOS dapat digunakan
untuk membiayai kegiatan-kegiatan sebagai berikut : a.
Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru dan pendaftaran ulang siswa lama, yaitu biaya pendaftaran,
penggandaan formulir, administrasi pendaftaran, serta kegiatan lain yang berkaitan langsung dengan kegiatan tersebut.
b. Pembelian buku teks pelajaran untuk dikoleksi di perpustakaan.
c. Pembelian buku referensi, pengayaan dan panduan guru untuk
dikoleksi di perpustakaan. d.
Pembiayaan kegiatan pembelajaran remedial, pembelajaran, pengayaan pemantapan persiapan ujian, olah raga, kesenian, karya
ilmiah remaja, pramuka, palang merah, pembinaan keagamaan. UKS dan sejenisnya misalnya honor jam mengajar tambahan di
luar jam pelajaran, biaya transportasi akomodasi siswaguru dalam suatu kegiatan, pembelian alat-alat olah raga, kesenian dan yang
lainnya. e.
Pembiayaan ulangan harian, ulangan umum, ujian madrasah, ujian nasional, dan laporan hasil belajar siswa misalnya unuk fotocopy,
honor koreksi ujian dan honor guru dalam penyusunan rapot siswa.
f. Pembelian bahan-bahan habis pakai seperti buku tulis, kapur
tulistinta spidol, pensil, spidol, kertas, bahan praktikum, buku induk siswa, langgana Koranmajalah pendidikan, makanan dan
minuman ringan untuk kebutuhan sehari-hari di sekolah, serta pengadaan suku cadang alat kantor.
g. Pembiayaan langganan daya dan jasa, yaitu listrik, air, telepon dan
internet.
h. Pembiayaan perawatan madrasah
i. Pembayaran honorarium bulanan guru honorer dan honorarium
tugas tambahan kepala madrasah, wali kelas dan tenaga kependidikan lainnya.
j. Pengembangan profesi guru, seperti pelatian dan sejenisnya.
k. Pembiayaan pengelolaan BOS, seperti alat tulis kantor, surat
menyurat, insentif kepala madrasah bendahara dalam rangka menyusun laporan BOS dan biaya transportasi pengambilan dana
BOS di Bank Pos. l.
Pembelian laptop desktop untuk kegiatan belajar siswa, maksimal 1 set untuk MI dan 2 untuk MTs, pembelian 1 unit printer,
kelengkapan komputer serta suku cadang komputerprinter. m.
Bila seluruh komponen di atas telah terpenuhi pndanaannya dari BOS dan masih terdapat sisa maka dapat digunakan untuk membeli
mesin ketik, seragam sekolah untuk siswa miskin,dan mebeler madrasah.
19
5. Larangan Penggunaan Dana BOS
Seperti halnya penggunaan dana BOS yang telah diatur, maka dana BOS ini tidak boleh digunakan untuk :
a. Disimpan dalam jangka waktu lama dengan maksud di bungakan
b. Dipinjamkan kepada pihak lain
c. Membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas madrasah dan
memerlukan biaya besar, misalnya studi banding, studi tour dan sejenisnya
d. Memberi bonus dan transportasi rutin untuk guru
e. Membeli pakaian seragam bagi guru untuk kepentingan pribadi
f. Digunakan untuk rehabilitas sedang dan berat
19
Kementerian Agama RI Direktoral Jenderal Pendidikan Islam, Buku Panduan Bantuan Operasional Sekolah Untuk Pendidikan Gratis dalam Rangka Wajib Belajar 9 Tahun yang
Bermutu Tahun 2010. h.22-24