6. BOS tidak menghalangi peserta didik, orang tua, atau walinya memberikan
sumbangan sukarela yang tidak mengikat kepada madrasahPPS, tetapi hal itu harus diputuskan bersama dengan Komie Madrasah dan atau orang
tuawali murid.
35
F. Program BOS dan Manajemen Berbasis Sekolah MBS
Dalam program BOS dana diterima langsung oleh Madrasah secara utuh dan dikelola secara mandiri oleh Madrasah dengan melibatkan dewan
guru dan komite Madrasah. Dengan demikian program BOS sangat mendukung implementasi penerapan Manajemen Bebasis Sekolah MBS
yang secara umum bertujuan untuk memberdayakan Madrasah melalui pemberian kewenangan otonomi, pemberian fleksibelitas yang lebih besar
untuk mengelola sumber daya Madrasah, dan mendorong partisipasi warga madrasah dan masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan di
Madrasah.
36
Melalui program BOS, warga madrasah diharapkan dapat lebih mengembangkan madrasah dengan memperhatikan hal-hal berikut :
1. Madrasah mengelola dana secara professional, transparan dan dapat
dipertanggungjawabkan. 2.
BOS harus menjadi sarana penting untuk meningkatkan pemberdayaan madrasah dalam rangka peningkatan akses, mutu dan
manajemen madrasah. Peserta didik, orang tua atau wali peserta didik juga bertanggung
jawab atas biaya pribadi peserta didik, misalnya uang saku uang jajan, buku tulis dan alat-alat tulis.
35
Kementerian Agama RI Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Buku Panduan Bantuan Operasional Sekolah Untuk Pendidikan Gratis dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang bermutu,
Tahun 2010. Hal.8-9
36
Kementerian Agama RI Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Buku Panduan Bantuan Operasional Sekolah Untuk Pendidikan Gratis dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang bermutu,
Tahun 2010…..h.10
Berikut ini akan dijelaskan sekilas tentang Manajemen Berbasis Sekolah MBS, dalam hal ini, penulis memakai kata Madrasah sebagai
pengganti kata Sekolah pada kalimat Manajemen Berbasis Sekolah menjadi Manajemen Berbasis Madrasah MBM. Kauangan dan pembiayaan
merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektivitas dan efesiensi pengelolaan pendidikan. Hal tersebut lebih terasa
lagi dalam implementasi MBM, yang menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan,
melaksanakan, dan
mengevaluasi serta
mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah.
Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak
terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan. Komponen keuangan dan pembiayaan pada suatu sekolah merupakan komponen produksi yang
menentukan terlaksananya kegiatan-kegiatan proses belajar-mengajar di sekolah bersama komponen-komponen lain. Dengan kata lain setiap kegiatan
yang dilakukan sekolah memerlukan biaya, baik itu disadari maupun tidak disadari. Komponen keuangan dan pembiayaan ini perlu dikelola sebaik-
baiknya, agar dana-dana yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan. Hal ini penting, terutama dalam
rangka MBM yang memberikan kewenangan kepada sekolah untuk mencari dan memanfaatkan berbagai sumber dana sesuai dengan keperluan masing-
masing sekolah karena pada umumnya dunia pendidikan selalu dihadapkan pada masalah keterbatasan dana.
37
Dana pendidikan merupakan isu yang paling 30dministrativ dalam ekonomi pendidikan karena terdapat ketidaksepakatan tidak hanya pada
apakah pemerintah sebagai satu-satunya yang berperan dalam pendidikan, tetapi juga mengenai seharusnya pemerintah hanya memainkan sebagian
peranan dalam penyelenggaraan pendidikan. Menguji lebih mendalam
37
Dr. E. Mulyasa, M. Pd, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi dan Implementasi, PT. Remaja Rosdakarya-Bandung, 2004, h.47-48