Metode Pengumpulan Data Operasional Variabel Penelitian

55 sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF= 1Tolerance. Nilai cutoff yang umumnya dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolonieritas yang masih dapat ditolerir. b. Uji Heterokedastisitas, bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi persamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Sebaliknya jika varians berbeda disebut heterokedastisitas. Menurut Singgih Santoso 2000, untuk melihat adanya heteroskedastisitas, terdapat beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas, antara lain: 1 Melihat grafik plot antara prediksi variabel terikat Z pred dengan residualnya S resid, deteksi ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara Z pred dan S resid dimana sumbu X dan Y yang telah diprediksi dan sumbu Y adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya. 2 Dasar analisis, jika pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola yang teratur bergelombang, melebar lalu menyempit, maka telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas 56 serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. c. Uji Autokorelasi, bertujuan untuk menguji apakah dalam satu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu periode t dengan kesalahan pada t-1 sebelumnya jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang beruntung sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Singgih Santoso, 2000. Gejala autokorelasi akan dilihat dengan membandingkan nilai hitung Durbin-Watson Test dan nilai tabel dari Durbin-Watson Test. Imam Ghozali, 2005: 96 1 Jika 0 DW dL, maka terjadi 2 Jika dL ≤ DW ≤ dU, tidak dapat diketahui terjadi autokorelasi atau tidak. 3 Jika 4 – dL DW 4, maka terjadi autokorelasi. 4 Jika 4 – dU ≤ DW ≤ 4 – dL, tidak dapat diketahui terjadi aotokorelasi atau tidak. 5 Jika dU DW 4 – dU, maka tidak terjadi autokorelasi. d. Uji Normalitas, Menurut Imam Ghozali 2005: 110 uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti 57 distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.

2. Uji Signifikansi

Penelitian ini pada dasarnya menguji pengaruh linear antara variabel independen yaitu biaya operasional, profit target, Return On Asset ROA, tingkat suku bunga pinjaman bank konvensional dan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia SBI terhadap margin pembiayaan murabahah sebagai variabel dependen. Rasio-rasio keuangan dalam penelitian ini adalah rasio-rasio keuangan yang secara konsisten digunakan untuk menukur kinerja keuangan dan merating perbankan nasional sejak periode laporan keuangan 2000-2009. Dalam pengujian hipotesis analisis dilakukan melalui: a. Uji Adjusted R 2 Koefisien Determinasi Angka koefisien determinasi R 2 digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Semakin besar angka R 2 yang didapat, berarti semakin baik model yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya, dan sebaliknya apabila angka R 2 semakin kecil, berarti semakin lemah model tersebut untuk menjelaskan terhadap variabilitas dari variabel terikatnya. Nilai uji R 2 terletak antara 0 dan 1 apabila hasil yang didapat 0,5 maka model yang digunakan dianggap cukup handal dalam membuat estimasi. 58 b. Uji Signifikansi F Uji Secara Simultan Uji F dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel independent secara bersama-sama simultan terhadap variabel dependen. Untuk mengetahui apakah variabel independent secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen, maka digunakan uji F dengan melihat F hitung F tabel dan tingkat signifikan lebih kecil daripada alpha 0,05. Jika F hitung F tabel dan tingkat signifikan lebih kecil dari alpha, ini menunjukan bahwa H ditolak dan H 1 diterima, artinya variabel bebas secara simultan bersama-sama mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. c. Uji t Pengujian Secara Parsial Uji t dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen sehingga dapat diketahui signifikansi masing-masing variabel. Jika t hitung t tabel, ini berarti H ditolak dan H 1 diterima yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel-variabel yang diuji. Dan sebaliknya, jika t hitung t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak yang artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara varibel-variabel yang diuji. Pengaruh variabel secara parsial juga dapat diketahui dengan membandingkan nilai signifikan t dengan alpha α. Jika α sig t maka H 1 diterima signifikan. Cara untuk melihat variabel bebas mana yang paling dominan mempengaruhi variabel terikatnya dalam penelitian ini 59 adalah dengan melihat nilai beta dari persamaan regresi yang dihasilkan. Variabel bebas yang memiliki nilai beta tertinggi itulah yang mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap variabel terikatnya.

E. Operasional Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan Sugiyono, 2007:38. Dari penelitian ini diharapkan akan menghasilkan suatu gambaran deskriptif mengenai faktor variabel bebas mana yang berpengaruh signifikan maupun yang tidak signifikan terhadap penetapan harga jual murabahah. Operasional variabel penelitian ini terdiri dari: 1. Variabel Terikat Dependent Variable Dependen Variable adalah variabel yang sering disebut juga output, kriteria, konsekuen. Variable dependent merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi sebab akibat, karena adanya variabel independent. Dalam pengertian ini yang menjadi variabel terikat adalah sebagai berikut: Tingkat margin murabahah adalah selisih antara harga jual dan harga beli yang telah disepakati bersama antara bank dengan debitur pada pembiayaan murabahah. 60 2. Variabel Bebas Independent Variable Independen Variable sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen terikat. Variabel independent pada penelitian ini terdiri dari rasio kinerja keuangan bank syariah. Rasio kinerja keuangan yang digunakan adalah rasio-rasio keuangan yang secara konsisten digunakan oleh Biro Riset Infobank untuk mengukur kinerja keuangan perbankan nasional. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independent sebagai berikut: a Biaya operasional adalah semua biaya yang dikeluarkan bank dalam kegiatan penghimpunan dana dari berbagai sumber yang menjadi beban rugi laba antara lain adalah: beban personalia, beban administrasi dan umum, dan beban lainnya. Dahlan Siamat, 2000:129 b Return On Assets ROA, digunakan untuk mengukur pengembalian laba setelah bunga dan pajak atas total aktiva. Hasil pengembalian total aktiva atau total investasi menunjukan kinerja manajemen dalam menggunakan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba. Perusahaan mengharapkan adanya hasil pengembalian yang sebanding dengan dana yang digunakan. Hasil pengembalian ini dapat dibandingkan dengan penggunaan alternatif dari dana tersebut. Sebagai salah satu ukuran ke-efektifan, maka semakin tinggi hasil pengembalian, semakin efektiflah perusahaan Dewi Astuti, 2004:37. 61 Rasio ROA dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut Abdul Halim, 2009:103: c Tingkat keuntungan yang diinginkan Profit Target adalah tingkat keuntungan dari seluruh pembiayaan murabahah yang telah ditargetkan bank. d Tingkat suku bunga pinjaman bank konvensional Base Lending Rate adalah imbalan yang nasabah berikan kepada suatu bank atas dana yang bank tersebut pinjamkan untuk kepentingan nasabah. Mohamad Heykal, 2008 e Tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia SBI adalah suku bunga yang dipergunakan sebagai sinyal stance respon kebijakan moneter dan sasaran operasi moneter. Siti Qoriah, 2009 62

BAB IV PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum objek Penelitian 1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT Bank Muamalat Indonesia BMI Tbk. didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412 H atau 1 November 1991 yang diprakarsai oleh beberapa tokoh Majelis Ulama Indonesia MUI dan pemerintah. Muamalat mulai beroperasi 27 Syawal 1412 H atau 1 Mei 1992. Pendiriannya mendapat dukungan masyarakat berupa komitmen pembelian saham senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan Akta Pendirian Perseroan. Selanjutnya, dalam acara silaturahmi pendirian di Istana Bogor, diperoleh tambahan modal dari masyarakat Jawa Barat sebesar Rp 22 miliar sehingga menjadi Rp 106 miliar sebagai wujud dukungannya. Pada 27 Oktober 1994, BMI berhasil menyandang predikat Bank Devisa. Pengakuan ini semakin memperkokoh posisinya sebagai bank syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa dan produk yang terus berkembang. Pada krisis moneter tahun 1997-1998 telah memporak-porandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor perbankan nasional terbelit negative spread dan bencana kredit macet. Akibatnya, sejumlah bank mengalami kondisi terburuk dalam pengawasan Badan Penyehatan Perbankan Nasional BPPN dan terpaksa harus memperoleh rekapitalisasi 63 dari pemerintah. Sistem syariah yang diterapkan oleh BMI terjaga dari negative spread pada saat krisis menghantam, karena produk dan layanan perbankan BMI yang berdasarkan prinsip dan kaidah syariah sesuai komitmen yaitu “Berasal dari Sumber yang Bersih, Berbagi Hasil yang Murni.” Produk penghimpun serta penanaman dana yang dilandaskan pada kaidah murni syariah dan pemberdayaan modal secara produktif. Sehingga bank syariah pertama ini tetap bertahan dalam kategori A yang tidak membutuhkan pengawasan BPPN maupun rekapitalisasi pemerintah. Bank Muamalat Indonesia berhasil meningkatkan kinerjanya dari tahun ke tahun, terbukti dengan peningkatan laba bersih pada tiga tahun terakhir, yaitu pada tahun 2006 sebesar Rp. 108,35 Milyar, pada tahun 2007 sebesar Rp. 145,32 Milyar, dan pada tahun 2008 sebesar Rp. 207,21 Milyar. Peningkatan laba ini memperlihatkan ketangguhan Bank Muamalat Indonesia sebagai bank syariah. Pada saat ini, Bank Muamalat Indonesia telah memperluas jaringan layanannya, di antaranya dengan bekerja sama dengan 50 bank dalam bentuk pelaksanaan ATM bersama dan bekerja sama dengan PT Pos Indonesia dalam bentuk Gerai Muamalat yang berada di kantor pos dalam melayani produk Shar- ع . Dengan demikian, ATM yang dapat mengakses layanan berjumlah 8.888 buah ATM dan kantor layanan yang dapat melayani nasabah Bank Muamalat Indonesia berjumlah 200 kantor layanan. 64

2. Visi dan Misi

Visi Bank Muamalat Indonesia adalah menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual, dikagumi di pasar rasional. Sedangkan misi Bank Muamalat Indonesia adalah menjadi role model lembaga keuangan syariah dunia dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimumkan nilai bagi stakeholder.

3. Struktur Organisasi

Sistem manajemen yang diterapkan oleh Bank Muamalat adalah Calestial Management. Paradigmanya adalah bahwa hidup dan kehidupan merupakan bagian dari pengabdian kepada Allah Yang Maha Kuasa. Didalamnya terkandung nilai-nilai perusahaan yang dikenal dengan istilah ZIKR Zero based, Iman, Konsisten dan Result Oriented. Setiap insan Muamalat harus berkontribusi secara optimal dalam dinamika organisasi kompetitif, dengan budaya mencipta, mengelola, dan mendistribusikan kemakmuran akan menjadi kenyataan. Kemakmuran yang dimaksud adalah PIKR Power, Information, Knowledge dan Reward yang senantiasa didistribusikan secara intensif. Pada gilirannya komunitas unggul akan terbentuk dari mereka yang siap berjuang setiap saat untuk menegakkan perekonomian islam dengan menggunakan atribut MIKR Militansi, Intelektual, Kompetitif dan Regeneratif. 65 Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Sumber : Annual Report Bank Muamalat Indonesia Tahun 2008 66 Sumber : Annual Report Bank Muamalat Indonesia Tahun 2008 Uraian kerja masing-masing posisi pada PT Bank Syariah Muamalat Indonesia Tbk. adalah : a. Rapat Umum Pemegang Saham Shareholders Meeting Adalah dewan tertinggi yang ada di Bank Muamalat Indonesia. Tugasnya memimpin rapat pemegang saham serta mengawasi jalannya kegiatan yang dilaksanakan oleh Bank Muamalat Indonesia. b. Dewan Komisaris Board Of Commissioner Adalah wakil dari pemegang saham yang mempunyai peran sebagai pengawas dan bersama Dewan Direksi merumuskan strategi jangka panjang perusahaan. c. Dewan Pengawas Syariah Sharia Supervisory Board Di dalam pasal 5 peraturan pemerintah RI No. 7292 tentang bank berdasarkan prinsip bagi hasil, disebutkan bahwa bank berdasarkan prinsip bagi hasil wajib memiliki Dewan Pengawas Syariah yang mempunyai tugas melakukan pengawasan atas produk perbankan dalam menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat agar berjalan sesuai dengan prinsip syariah. Dewan Pengawas Syariah dalam organisasi bank bersifat independent dan terpisah dari pengurus bank, sehingga tidak mempunyai akses terhadap operasional bank.