Dimana : ESS = Explained Sum of Square
TSS = Total Sum of Square RSS = Residual Sum of Square
10. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan analisis regresi, agar didapat perkiraan yang tidak bias dan efisiensi maka dilakukan pengujian
asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:
a. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan
dengan menggunakan pendekatan kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5 maka jika nilai Asymp.sig. 2-tailed diatas nilai
signifikan 5 artinya variabel residual berdistribusi normal.
b. Uji Heteroskedastisitas
Terjadi jika gangguan muncul dalam fungsi regresi yang mempunyai varian yang tidak sama, sehingga penaksir kuadrat terkecil biasa OLS tidak
efisien baik dalam sampel kecil maupun sampel besar. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dalam suatu model, maka dilakukan
pengujian dengan metode Glejser. Langkah-langkah dalam uji Glejser adalah Gujarati, 1995 :
1 Membuat model regresi yang digunakan tanpa memperdulikan adanya
heteroskedastisitas. Dari hasil pengujian tersebut diperoleh nilai residual .
Universitas Sumatera Utara
2 Meregresikan nilai absolut dari
terhadap variabel X yang diduga mempunyai hubungan yang erat dengan
2
. 3
Membuat nilai t
hitung
dan t
tabel
. Apabila t
hitung
t
tabel
atau t
hitung
-t
tabel
, berarti ada gejala heteroskedastisitas. Sebaliknya jika –t
tabel
t
hitung
t
tabel
, maka tidak ada gejala heteroskedastisitas.
c. Uji Multikolinearitas
Asumsi multikolinearitas menyatakan bahwa variabel independen harus terbebas dari gejala multikolinearitas, yakni gejala korelasi antar variabel
independen. Dengan kata lain, model regresi yang baik seharusnya tidak terdapat korelasi atau hubungan linear yang sempurna atau pasti antar variabel
independennya. Cara yang akan digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dalam penelitian ini, dengan melihat nilai Variance Inflation
Factor VIF. Semakin besar nilai VIF, maka semakin besar juga kolinearitas antara variabel X Gujarati, 1995. Jika VIF dari suatu variabel bernilai diatas
10, maka dapat dikatakan multikolinearitas tinggi.
Universitas Sumatera Utara
BAB II URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu
Fatmanovita 2005, melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Lifestyle, Self Concept, dan Respon Atas Advertising terhadap Brand Preference
Pada Produk Wewangian Wanita Merek SHE di Surabaya”. Variabel bebas dari penelitian ini adalah lifestyle, self concept dan respon atas advertising. Variabel
terikat yang digunakan adalah brand preference. Dan berdasarkan hasil uji t uji parsial menunjukkan pengaruh yang signifikan, karena t
hitung
t
tabel
dan uji F diketahui secara simultan, variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel
terikat dengan F
hitung
F
statistik
dengan a = 0,05 dan koefisien determinasi R square = 54,3 . Lifestyle memiliki pengaruh terbesar secara parsial dengan t
hitung
= 6,643 t
tabel
= 1,96. Primasari 2006, melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh
Kesesuaian Citra Diri Terhadap Kesukaan Merek Dan Kepuasan Para Pengguna Sepeda Motor Merek Yamaha”. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan
Karanganyar. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei dimana data primer dengan penyebaran kuesioner pada 100 penduduk Kecamatan Karanganyar dan
yang menggunakan produk sepeda motor merek Yamaha dan teknik pengambilan sampel menggunakan metode judgment sampling. Uji instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji validitas menggunakan analisis faktor dan reliabilitas menggunakan cronbach alpha. Analisis data menggunakan regresi
linear sederhana yang mencakup uji t. Hasil analisis regresi linear sederhana yang dilakukan pada variable independen kesesuaian citra diri dan variabel dependen
Universitas Sumatera Utara