kesukaan merek menunjukkan bahwa variabel kesesuaian citra diri mempunyai pengaruh positif dengan nilai koefisien X = 0,893 dengan variabel kesukaan
merek. Dan hasil regresi linear sederhana antara variabel kesesuaian citra diri sebagai variabel independen dan variabel dependen kepuasan menunjukkan
bahwa variabel kesesuaian citra diri mempunyai pengaruh positif dengan koefisien X = 0,784 dengan variabel kepuasan. Kemudian dari hasil uji t
menunjukkan bahwa kesesuaian citra diri mempunyai pengaruh signifikan terhadap kesukaan akan merek, hal ini dapat ditunjukkan dengan nilai t hitung
6,847 lebih besar dari nilai t tabel 1,96 serta nilai signifikan dibawah 0,05. Selain itu kesesuaian citra diri mempunyai pengaruh signifikan terhadap
kepuasan, hal ini dapat ditunjukkan dengan nilai t hitung 6,081 lebih besar dari nilai t tabel 1,96 serta nilai signifikansi dibawah 0,05.
B. Pengertian Pemasaran
Pemasaran menurut Kotler 2000 adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka
dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.
Pemasaran menurut Miller dan Layton Dalam Tjiptono, 2005 adalah sistim total aktivitas bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menetapkan
harga, mempromosikan dan mendistribusikan produk, jasa, dan gagasan yang mampu memuaskan keinginan pasar sasaran dalam rangka mencapai tujuan
organisasional.
Universitas Sumatera Utara
Pemasaran menurut Sunarto 2006 adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan dengan
menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh
suatu perusahaan dalam usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya untuk berkembang dan mendapatkan laba.
C. Teori Tentang Perilaku Konsumen 1. Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen menurut The American Marketing Association Setiadi, 2003 mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis
antara afeksi dan kognisi, perilaku dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. Dari definisi tersebut, terdapat tiga ide
penting dari perilaku konsumen, yaitu: 1 perilaku konsumen adalah dinamis, 2 hal tersebut melibatkan interaksi afeksi dan kognisi, perilaku dan kejadian di
sekitar, 3 hal tersebut melibatkan pertukaran.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Konsumen mengambil banyak keputusan membeli setiap hari. Kebanyakan perusahaan besar meneliti keputusan membeli konsumen secara rinci
untuk menjawab pertanyaan mengenai apa yang dibeli konsumen, bagaimana dan berapa banyak membeli, serta mengapa meraka membeli. Untuk menjawab
pertanyaan tersebut tidaklah mudah. Salah satu cara yang dapat membantu memahami hal tersebut adalah dengan mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi pembelian.
Universitas Sumatera Utara
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah:
a. Faktor-Faktor Kebudayaan
Faktor-faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam terhadap tingkah laku konsumen. Pemasar harus mengetahui peran yang
dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas sosial pembeli. 1
Budaya Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan tingkah laku
seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan tingkah laku yang dipelajari seseorang anggota masyahrakat
dari keluarga dan lembaga penting lainnya. Setiap kelompok atau masyarakat mempunyai suatu budaya dan pengaruh budaya pada tingkah
laku bervariasi amat besar dari negara ke negara. Kegagalan menyesuaikan perbedaan ini dapat menghasilkan pemasaran yang tidak efektif atau
kesalahan yang memalukan. Pemasar selalu mencoba menemukan pergeseran budaya agar dapat mengetahui produk baru yang mungkin
diinginkan. 2
Sub-budaya Setiap budaya terdiri dari beberapa subbudaya yang lebih kecil, atau
kelompok orang yang mempunyai sistem nilai sama berdasarkan pada pengalaman hidup dan situasi. Subbudaya termasuk nasionalitas, agama,
kelompok ras, dan wilayah geografi. Banyak subbudaya membentuk segmen pasar penting, dan pemasar seringkali merancang produk dan
program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Universitas Sumatera Utara
3 Kelas Sosial
Hampir setiap masyahrakat mempunyai semacam bentuk struktur kelas sosial. Kelas sosial adalah divisi masyahrakat yang relatif permanen dan
teratur dengan para anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan tingkah laku yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh suatu faktor tunggal,
seperti pendapatan, tetapi diukur sebagai kombinasi dari pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kebudayaan dan variabel lain. Kelas sosial
menunjukkan pemilihan produk dan merek tertentu dalam bidang-bidang seperti pakaian, peralatan rumah tangga, aktivitas diwaktu senggang, dan
mobil.
b. Faktor-Faktor Sosial
Tingkah laku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, keluarga serta peran dan status sosial.
1 Kelompok
a Kelompok Keanggotaan
Tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung dan seseorang yang
menjadi anggotanya disebut kelompok keanggotaan. Beberapa merupakan kelompok primer yang mempunyai interaksi reguler tetapi
informal, seperti keluarga teman, tetangga, dan rekan sekerja. Beberapa merupakan kelompok sekunder, yang mempunyai interaksi lebih formal
dan kurang reguler.
Universitas Sumatera Utara
b Kelompok Acuan
Kelompok acuan berfungsi sebagai acuan langsung atau tidak langsung dalam membentuk sikap atau tingkah laku seseorang. Pada kelompok
acuan terdapat pemuka pendapat opinion leader yaitu orang yang karena keterampilan, pengetahuan kepribadian atau karakteristik lain
yang spesial yang memberi pengaruh pada yang lain. Pemasar mencoba mengidentifikasi produknya pada pemuka pendapat dan melakukan
usaha pemasaran langsung terhadap mereka. 2
Keluarga Anggota keluarga dapat mempengaruhi tingkah laku pembeli. Keluarga
adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan telah diteliti secara mendalam. Pemasar tertarik dalam
peran dan pengaruh suami, isteri, dan anak-anak pada pembelian berbagai produk dan jasa.
3 Peran dan Status
Seseorang menjadi anggota banyak kelompok keluarga, klub, organisasi. Posisinya dalam setiap kelompok dapat ditentukan dalam bentuk peran
dan status. Peran terdiri dari aktivitas yang diharapkan dilakukan seseorang menurut orang-orang yang ada disekitarnya. Setiap peran
membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Orang seringkali memilih produk yang menunjukkan
statusnya dalam masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
c. Faktor-Faktor Pribadi
Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta
kepribadian dan konsep diri. 1
Umur dan Tahap Daur Hidup Orang merubah barang dan jasa yang mereka beli selama masa hidupnya.
Selera akan suatu produk seringkali berhubungan dengan umur. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup yang dilalui sesuai dengan
kedewasaannya. Pemasar seringkali menentukan sasaran pasar dalam bentuk tahap daur hidup dan mengembangkan produk yang sesuai serta
rencana pemasaran untuk setiap tahap. 2
Pekerjaan Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya.
Pemasar berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat diatas rata-rata akan produk dan jasa mereka.
3 Situasi Ekonomi
Pemasar produk yang peka terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan, dan tingkat minat.
Bila indikator ekonomi menunjukkan resesi, pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, memposisikan kembali, dan
mengubah harga produknya. 4
Gaya Hidup Gaya hidup adalah pola kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam
psikografikya. Gaya hidup termasuk pengukuran dimensi AIO activities,
Universitas Sumatera Utara
interest, opinion utama dari para konsumen. Aktivitas pekerjaan, hobi, berbelanja, olahraga, kegiatan sosial, minat makanan, mode, keluarga,
rekreasi, dan opini mengenai diri mereka sendiri, isu sosial, bisnis, produk. Gaya hidup mencakup sesuatu yang lebih dari sekedar kelas
sosial atau kepribadian seseorang. Gaya hidup menampilkan pola beraksi dan berinteraksi seseorang secara keseluruhan di dunia.
5 Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologi unik yang menyebabkan respon yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap
lingkungan dirinya sendiri. Kepribadian biasanya diuraikan dalam arti sifat-sifat seperti rasa percaya diri, dominasi, kemudahan bergaul,
otonomi, mempertahankan diri, kemampuan menyesuaikan diri, dan keagresifan. Dasar pemikiran konsep diri adalah bahwa apa yang dimiliki
seseorang memberi kontribusi dan mencerminkan identitas mereka.
d. Faktor-Faktor Psikologis
Pilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh empat faktor psikologis yang penting yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, serta
keyakinan dan sikap. 1
Motivasi Seseorang mempunyai kebutuhan psikologis seperti lapar, haus, atau
merasa tidak nyaman dan kebutuhan psikologis yang muncul dari kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, atau rasa memiliki. Kebanyakan
kebutuhan ini tidak cukup kuat untuk memotivasi seseorang supaya bertindak pada suatu saat. Kebutuhan berubah menjadi motif kalau
Universitas Sumatera Utara
merangsang sampai tingkat intensitas yang mencukupi. Motif atau dorongan adalah kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan
seseorang mencari kepuasan. 2
Persepsi Persepsi adalah proses yang dilalui orang dalam memilih,
mengorganisasikan, dan menginterpretasikan informasi guna membentuk gambaran berarti mengenai dunia. Bagaimana orang bertindak dipengaruhi
oleh persepsinya mengenai situasi. Dua orang dengan motivasi yang sama dan dalam situasi yang sama mungkin mengambil tindakan yang jauh
berbeda karena mereka memandang situasi secara berbeda. 3
Pengetahuan Ketika orang melakukan suatu aktivitas, mereka belajar. Pembelajaran
melibatkan perubahan dalam perilaku individu yang muncul dari pengalaman. Kebanyakan perilaku manusia dipelajari. Teori pembelajaran
percaya bahwa pengetahuan dihasilkan melalui dorongan, rangsangan, petunjuk, respon, dan penguatan kembali.
4 Keyakinan dan Sikap
Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu. Pemasar tertarik pada keyakinan bahwa orang merumuskan
mengenai produk dan jasa spesifik, karena keyakinan ini menyusun citra produk dan merek yang mempengaruhi tingkah laku membeli. Orang
mempunyai sikap terhadap agama, politik, pakaian, musik, makanan, dan hampir segala sesuatu yang lain.
Universitas Sumatera Utara
3. Gaya Hidup
Gaya hidup menurut Kotler 2002 adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup
menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Gaya hidup menggambarkan seluruh pola seseorang dalam
beraksi dan berinteraksi di dunia. Menurut Minor dan Mowen 2002, gaya hidup adalah menunjukkan
bagaimana orang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan waktu.
Sedangkan gaya hidup menurut Suratno dan Rismiati 2001 adalah pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam
kegiatan, minat, dan pendapat yang bersangkutan. Gaya hidup mencerminkan keseluruhan pribadi yang berinteraksi dengan lingkungan.
Dalam Setiadi 2003 dipaparkan gaya hidup termasuk pengukuran dimensi AIO activities, interest, opinion utama dari para konsumen. Aktivitas
pekerjaan, hobi, berbelanja, olahraga, kegiatan sosial, minat makanan, mode, keluarga, rekreasi, dan opini mengenai diri mereka sendiri, masalah sosial,
bisnis, produk. Gaya hidup bisa merupakan identitas kelompok. Dengan kata lain, perubahan gaya hidup suatu kelompok akan mempunyai dampak yang luas
pada berbagai aspek konsumen. Dalam Setiadi 2003 terdapat empat manfaat yang sangat besar sekali
bagi pemasar bila memahami gaya hidup konsumen, antara lain : a.
Pemasar dapat menggunakan gaya hidup konsumen untuk melakukan segmentasi pasar sasaran. Jika pemasar dapat mengidentifikasi gaya hidup
Universitas Sumatera Utara
sekelompok konsumen, maka berarti pemasar mengetahui satu segmen konsumen.
b. Pemahaman gaya hidup konsumen juga akan membantu dalam
memposisikan produk di pasar dengan menggunakan iklan. c.
Jika gaya hidup telah diketahui, maka pemasar dapat menempatkan iklan produknya pada media yang paling cocok.
d. Mengetahui gaya hidup konsumen, berarti pemasar bisa mengembangkan
produk sesuai dengan tuntutan gaya hidup mereka.
4. Iklan
Pengertian iklan menurut Assauri 2004 adalah cara untuk mempromosikan produk, jasa atau gagasan yang dibiayai oleh sponsor yang
dikenal, dalam rangka untuk menarik calon konsumen guna melakukan pembelian, sehingga dapat meningkatkan penjualan produk atau jasa dari
perusahaan yang bersangkutan. Media yang sering digunakan dalam iklan adalah: radio, televisi, majalah, surat kabar, kemasan luar, kemasan dalam, gambar
bergerak, billboard, brosur, film, poster dan selebaran, tampilan pada tempat pembelian, bahan audio visual, simbol dan logo.
Menurut Lamb dkk 2001, ”Periklanan adalah segala macam bentuk komunikasi yang dibayar dimana sponsor maupun perusahaan diidentifikasi.
Periklanan merupakan salah satu tahapan dalam pemasaran yang bertujuan mengubah atau mempengaruhi sikap-sikap konsumen. Periklanan menuntut
adanya interaksi antar tiga sisi periklanan yakni pengiklanan, biro iklan dan pemilik media yang akan memuat iklan. Serangkaian program periklanan dengan
sejumlah anggaran tertentu diharapkan dapat berpengaruh secara positif untuk
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan atau mempertahankan kesetiaan atau
loyalitas merek,
meningkatkan pangsa pasar, dan persepsi atas atribut produk. Ketika konsumen sangat loyal terhadap suatu merek, mereka mungkin akan membeli produk
tersebut lebih banyak lagi ketika periklanan dinaikkan. Periklanan juga dapat mengubah pentingnya ciri-ciri merek. Pemasar dapat mengubah daya tarik mereka
sebagai tanggapan terhadap kebutuhan konsumen yang berubah atau mencoba mencapai suatu keunggulan atas merek pesaing.
Respon konsumen terhadap iklan berarti tindakan atau tanggapan yang akan dilakukan oleh konsumen dalam menanggapi pesan iklan yang ditawarkan.
Respon tersebut bisa berupa positif yang berakhir dengan mengadakan tindakan pembelian produk, dan bisa juga menunjukkan respon negatif terhadap iklan
dengan tidak mengadakan tindakan yang diharapkan oleh perusahaan. www.petra.ac.id
Menurut Sutherland 2004 ada lima cara agar pesan iklan dapat mempengaruhi respon audiens :
a. Tidak membuat penonjolan
b. Berbicara pelan atau mengurangi penonjolan itu
c. Menempatkan infomasi itu sebagai sesuatu yang telah diketahui
d. Mengemas informasi itu sebagai hiburan
e. Membuat audiens merasa memiliki peran, bukan sekedar
memposisikan mereka sebagai penonton.
Universitas Sumatera Utara
5. Merek dan Preferensi Merek a. Pengertian Merek
Menurut Aaker, disebutkan merek adalah nama atau simbol yang bersifat membedakan baik berupa logo,capkemasan untuk mengidentifikasikan barang
atau jasa dari seorang penjual atau kelompok penjual tertentu. Tanda pembeda yang digunakan suatu badan usaha sebagai penanda identitasnya dan produk
barang atau jasa yang dihasilkannya kepada konsumen, dan untuk membedakan usaha tersebut maupun barang atau jasa yang dihasilkannya dari badan usaha lain.
Merek merupakan kekayaan industri yang termasuk kekayaan intelektual. www.id.wikipedia.org
Merek adalah suatu nama, simbol, tanda, desain atau gabungan di antaranya untuk dipakai sebagai identitas suatu perorangan, organisasi atau
perusahaan pada barang dan jasa yang dimiliki untuk membedakan dengan produk jasa lainnya. Merek yang kuat ditandai dengan dikenalnya suatu merek dalam
masyarakat, asosiasi merek yang tinggi pada suatu produk, persepsi positif dari pasar dan kesetiaan konsumen terhadap merek yang tinggi.www.organisasi.org
Dengan adanya merek yang membuat produk yang satu beda dengan yang lian diharapkan akan memudahkan konsumen dalam menentukan produk yang
akan dikonsumsinya berdasarkan berbagai pertimbangan serta menimbulkan kesetiaan terhadap suatu merek brand loyalty. Kesetiaan konsumen terhadap
suatu merek atau brand yaitu dari pengenalan, pilihan dan kepatuhan pada suatu merek.
Universitas Sumatera Utara
Merek dapat dipahami lebih dalam pada tiga hal berikut ini : 1
Contoh brand name nama : Nintendo, Aqua, Bata, Rinso, KFC, Acer, Windows, Toyota, Zyrex, Sugus, Gery, Bagus, Mister Baso, Gucci, C59, dan
lain sebagainya. 2
Contoh mark simbol : gambar atau simbol sayap pada motor Honda, gambar jendela pada Windows, gambar kereta kuda pada California Fried Chicken
CFC, simbol orang tua berjenggot pada brand Orang Tua OT, simbol bulatan hijau pada Sony Ericsson, dan masih banyak contoh-contoh lainnya
yang dapat kita temui di kehidupan sehari-hari. 3
Contoh trade character karakter dagang : Ronald Mcdonald pada restoran Mcdonald, si Domar pada Indomaret, burung dan kucing pada produk makanan
Gery, dan lain sebagainya.
2. Pengertian Preferensi Merek
Mitchel dan Olsen 1986 menyebutkan bahwa preferensi merek merupakan kecenderungan terhadap suatu merek yang didasarkan pada
kepercayaan pelanggan yang kuat pada saat tertentu. Simamora 2003 memberikan ilustrasi tentang preferesi merek sebagai
berikut : “Saya lebih menyukai merek ini,” kata Susan sambil menunjuk teh siap
minum merek terkenal. Preferensi merek tercermin dari kata: I prefer this brand, sebenarnya merupakan hasil proses evaluasi. Bermula dari preferensi merek ini,
tinggal selangkah lagi menuju keputusan. “Saya lebih menyukai merek ini” adalah preferensi. “Saya putuskan untuk membelinya” adalah keputusan sebelum
pembelian. Apakah keputusan pembelian ini benar-benar dilakukan? Belum tentu.
Universitas Sumatera Utara
Masih ada faktor situasi dan pengaruh orang lain yang memungkinkan keputusan pembelian sebenarnya.
Kotler 2000 mengatakan bahwa konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk membuat keputusan terakhir. Pertama, kita melihat bahwa
konsumen mempunyai kebutuhan. Konsumen akan mencari manfaat tertentu dan selanjutnya mengevaluasi atribut produk. Konsumen akan memberi bobot yang
berbeda untuk setiap atribut produk sesuai dengan kepentingannya. Kemudian konsumen mungkin akan mengembangkan himpunan kepercayaan merek.
Konsumen juga dianggap memiliki fungsi utilitas, yaitu bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan produk bervariasi menurut tingkat alternatif tiap ciri.
Akhirnya konsumen membentuk sikap terhadap alternatif-alternatif merek yang tersedia melalui prosedur tertentu.
Sudibyo 2002 menyatakan bahwa faktor-faktor yang menentukan preferensi oleh konsumen terbagi menjadi dua : yaitu bersifat ekonomis dan
bersifat non ekonomis. Preferensi konsumen yang bersifat ekonomis meliputi nilai dari pengorbanan serta manfaat yang dapat diraih. Sedangkan preferensi
konsumen yang bersifat non ekonomis termasuk didalamnya kebutuhan aktualisasi diri dan penghargaan dari lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Yamaha Motor Indonesia
Gambar 3.1 : Logo Yamaha Sumber : www.yamaha.co.id
Diantara beragam alat transportasi, sepeda motor menempati peran utama dalam sendi kehidupan masyarakat. Untuk menunjang pembangunan dan
memenuhi kebutuhan saat itu, Yamaha memutuskan untuk beroperasi di Indonesia pada tanggal 6 Juli 1974. Riset menunjukkan pasar di Indonesia telah lama di
perhitungkan sebagai salah satu pasar terbesar di dunia. Peluang Yamaha untuk mendominasi pasar di masa depan terbentang luas, karena Yamaha
mengutamakan kualitas, kesempurnaan produk, inovasi tanpa henti, termasuk aspek pelayanan pada konsumen. Hal ini dibuktikan dengan penganugerahan
sertifikat ISO 9001 pada bulan Agustus 2001 yang lalu. Pada tahun 2004, Yamaha Indonesia genap berusia 30 tahun, selama kurun
waktu 30 tahun, Yamaha telah berhasil mendapat kepercayaan dari pelanggan. Menapak 30 tahun, Yamaha Indonesia bertekad untuk memberikan yang terbaik
kepada setiap dealer dan konsumen agar menjadi “Selalu Terdepan”. Investasi dalam fasilitas manufaktur dan fasilitas pendukung yang terus dikembangkan,
membuktikan tingginya komitmen Yamaha untuk mencapai sasaran : 1.
Fasilitas produksi lebih dari 300.000 m
2
Universitas Sumatera Utara
2. Lebih dari 6000 teknisi dan staf yang terlatih
3. Tiga jalur perakitan yang beroperasi selama 24 jam
4. Kapasitas produksi lebih dari 3500 sepeda motor perhari
5. Dukungan fasilitas penunjang yang lengkap seperti penelitian dan
pengembangan, pelatihan khusus, dan fasilitas penunjang modern 6.
Inventaris suku cadang yang besar dan lengkap Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, pasar sepeda motor Indonesia
memiliki prospek yang cerah dan sangat menjanjikan. Sebagai gambaran, penjualan sepeda motor di Indonesia masih berkisar 1 unit : 18 orang. Bila
dibandingkan dengan persentase penjualan di negara-negara ASEAN lainnya, penjualan di Indonesia masih dapat ditingkatkan. Karenanya Yamaha bertekad
untuk mencapai persentase penjualan 1 unit : 7 orang. Sama halnya dengan daya saing QDC Quality Delivery Cost untuk model dan komponen yang diproduksi
secara domestik, menunjukkan peningkatan yang signifikan saat ini. Yamaha selalu mengutamakan kebutuhan dan keinginan konsumen. Untuk
memenuhi permintaan akan gaya yang dinamis yang merupakan ciri khas generasi muda sedunia, dan terus memperbaharui visi dengan memanfaatkan keunggulan
teknologi. Dibantu dengan sistem komputerisasi yang tercanggih, tim profesional Yamaha memastikan bahwa setiap jenis sepeda motor yang dihasilkan telah sesuai
dengan perkembangan zaman, serta merefleksikan kualitas modern dan dinamis, sejalan dengan keinginan konsumen.
Mesin yang handal menjadi jantung setiap sepeda motor Yamaha. Kualitas dan performa setiap mesin ditentukan oleh ketepatan fabrikasi bagian-bagian
mesin tersebut dan pelaksanaan perakitan oleh teknisi yang berpengalaman,
Universitas Sumatera Utara
dengan menggunakan alat dan perlengkapan modern. Disertai prosedur pengontrolan kualitas yang ketat pada setiap tahap perakitannya. Secara teratur
jalur perakitan Yamaha kini menghasilkan 3000 sepeda motor per hari nya. Dengan standar operasional yang tepat, ketat dan efisien, lebih dari 280 suku
cadang disatukan menjadi sepeda motor yang berkualitas tinggi, menarik, tangguh, dan seolah langsung menjadi hidup setelah dirakit.
Dalam pengembangan usaha manufaktur yang semakin kompetitif saat ini, agar selalu menjadi yang terkemuka, Yamaha Indonesia terus melaksanakan
langkah-langkah modernisasi. Sebagai contoh adalah dengan digunakannya teknologi robot yang mutakhir dan kontrol kualitas dengan sistem komputer pada
setiap hasil produksi. Kualitas Yamaha tidak hanya sebatas selesai produksi saja. Yang
terpenting adalah memastikan bahwa seluruh produk dapat tiba ditempat tujuan tepat pada waktunya dan dalam kondisi yang sama baiknya seperti pada saat
meninggalkan pabrik. Baik pengiriman melalui darat, laut, maupun udara. Standar dan efisiensi yang tinggi diterapkan dalam kualitas pengemasan Yamaha.
Untuk menjangkau negara yang terdiri lebih dari 13.000 pulau, tentunya membutuhkan jaringan kerja dealer dan sub-dealer yang terpadu. Untuk
memastikan bahwa konsumen Yamaha diseluruh pelosok Nusantara dapat menikmati standar kualitas yang sama untuk setiap produk dan pelayanan, maka
Yamaha telah menunjuk pihak-pihak yang profesional dan dapat diandalkan sebagai mitra kerja. Melalui jaringan lebih dari 800 dealer, Yamaha menyediakan
dukungan pelayanan yang lengkap, termasuk jasa perawatan dan penyediaan suku cadang.
Universitas Sumatera Utara
B. Filosofi Yamaha