1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan  merupakan  investasi  masa  depan.  Hal  ini  karena pendidikan  yang  bermutu  akan  mampu  menghasilkan  insan-insan  yang
berkualitas  sebagai  kompenen  utama  sebuah  bangsa.  Insan-insan  yang berkualitas  tersebut,  sebuah  bangsa  akan  mampu  menciptakan  karya-karya
besar  yang  memberi  manfaat  bagi  kehidupan  manusia  secara  umum.  Hal  ini akan membawa sebuah bangsa menuju peradaban yang semakin maju, seiring
dengan peningkatan kualitas pendidikan tersebut. Sesuai  dengan  tujuan  pendidikan  yang  dijelaskan  dalam  undang-
undang  RI.  No.  2  tahun  2003,  tentang  Sistem  Pendidikan  Nasional  Bab  1 Pasal 1 No.1 dalam Sudrajat 2003: 30 menyebutkan bahwa :
Pendidikan  adalah  usaha  sadar  dan  terencana  untuk  mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan  potensi  dirinya  untuk  memiliki  kekuatan  spiritual, keagamaan, pengendalaian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta  ketrampilan  yang  diperlukan  dirinya,  masyarakat,  bangsa,  dan negara.
Untuk  meningkatkan  mutu  pendidikan  ada  beberapa  hal  yang  harus diperhatikan  diantaranya  1.  Guru,  2  Kepemimpinan  kepala  sekolah,  3.
Kurikulum,  4.  Sarana  dan  prasarana  sekolah,  5  Lingkungan  sekolah,  6 Peserta didik.
2
Kecerdasan  emosional  soft  skill  sangat  erat  hubungannya  dengan kemandirian  belajar.  Hal  ini  sesuai  dengan  isi  Undang-Undang  Sistem
Pendidikan  Nasional  Nomor  20  Tahun  2003  tentang  Sistem  Pendidikan Nasional, Bab  I, pasal 1, ayat1  yang menyatakan bahwa pendidikan nasional
mempunyai  tujuan  mewujudkan  suasana  belajar  dan  proses  pembelajaran yang
mengedepankan kemandirian
belajar siswa
dalam usaha
mengembangkan kecerdasan spiritual, kepribadian, pengendalian diri maupun akhlak mulia yang merupakan komponen-komponen dalam aspek kecerdasan
emosional soft skill di samping kecerdasan intelektual. Utari  Sumarmo  2002:1  menyatakan  ada  tiga  istilah  yang  berkaitan
dengan kemandirian belajar. Tiga istilah  yang berkaitan dengan kemandirian belajar tersebut, yaitu self regulated learning, self regulated thinking dan self
directed  learning.  Beberapa  kesamaan  karakteristik,  yang  termuat  dalam ketiga istilah tersebut di antaranya adalah termuatnya proses perancangan dan
pemantauan proses kognitif dan afektif ketika seseorang menyelesaikan tugas akademiknya.
Beberapa pendapat di atas, kemandirian belajar dapat diartikan sebagai kecakapan  siswa  dalam  mengatur  dirinya  sendiri  dalam  proses  belajarnya
yang  meliputi  usaha  menganalisis  tugas  belajar,  menentukan  tujuan  belajar, menyusun  strategi  untuk  mencapai  tujuan  tersebut  dan  memantau  secara
mandiri proses dan hasil dari strategi yang telah dilaksanakan.
3
Faktor lain yang mempengaruhi Kemandirian Belajar adalah Motivasi Belajar. Motivasi Belajar adalah proses internal yang mengaktifkan, memandu
dan  mempertahankan  perilaku  dari  waktu  ke  waktu.  Individu  termotivasi karena  berbagai  alasan  yang  berbeda,  dengan  intensitas  yang  berbeda.
Motivasi  Belajar  merupakan  salah  satu  faktor  internal  yang  mempengaruhi Kemandirian  Belajar  siswa.  Motivasi  Belajar  mendorong  seseorang  untuk
meningkatkan  dan  mempertahankan  prestasi  belajarnya.Motivasi  dan  belajar merupakan  dua  hal  yang  saling  mempengaruhi.  Belajar  adalah  perubahan
tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan reinforced practice yang dilandasi tujuan untuk
mencapai tujuan tertentu. Hamzah B. Uno 2009:23 berpendapat bahwa motivasi belajar adalah
dorangan internal dan eksternal pada diri seseorang yang sedang belajar untuk mengadakan  perubahan  tingkah  laku,  pada  umumnya  dengan  beberapa
indikatior dan atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.
Faktor  lain  yang  mempengaruhi  Kemandirian  Belajar  adalah  sarana dan  prasarana.  Sarana  pendidikan  merupakan  sarana  penunjang  bagi  proses
belajar-mengajar.  Menurut  lampiran  Permendiknas  Republik  Indonesia  No. 40 Tahun 2008 tentang Standar sarana dan prasarana untuk SMKMAK, yang
dimaksud  dengan  sarana  adalah  perlengkapan  pembelajaran  yang  dapat
4
dipindah-pindah. Sedangkan yang dimaksud dengan prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi SMKMAK.
Berdassarkan  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Anita  Budhi  Setyo Mardiyani  dengan  judul  “Pengaruh  Motivasi  Berprestasi  dan  Kemandirian
Belajar  Terhadap  Prestasi  Belajar  elektronika  Siswa  Kelas  II  SMK  II Yogyakarta  Tahun  Pelajaran  20072008”  mengatakan  bahwa  terdapat
pengaruh  positif  dan  signifikan  Kemandirian  Belajar  dan  Prestasi  Belajar elektronika. Hal ini dibuktikan dengan r = 0,729, r
2
= 0,531 dan t-hitung 7,136 lebih  besar  dari  t-tabel  2,013  yang  berarti  bahwa  Kemandirian  Belajar
menentukan tinggi rendahnya Prestasi Belajar. Hasil observasi dan proses selama KKN-PPL 2010  yang telah dilakukan
oleh peneliti  di  SMK Negeri 2 Wonosari, diperoleh  gambaran mengenai  visi dan  kurikulum  yang  digunakan  di  SMK  Negeri  2  Wonosari  dan  kondisi
kemandirian  belajar  siswa,  khususnya  dalam  belajar  elektronika.  Visi  SMK Negeri 2 Wonosari tahun 20102011 adalah pada tahun 2014, SMK Negeri 2
Wonosari  menjadi  Sekolah  Bertaraf  Internasional  SBI.  Kurikulum  yang digunakan di sekolah tersebut mengacu pada visi sekolah yang mengarah pada
pembelajaran  yang  bersifat  student  center,  di  mana  siswa  dituntut  aktif  dan mandiri dalam proses  belajarnya, baik selama pembelajaran di kelas  maupun
di  luar  kelas.  Hal  ini  tentu  menuntut  adanya  kemandirian  belajar  siswa  yang tinggi.
5
Berdasarkan  hasil  observasi  juga  yang  dilakukan  oleh  peneliti, memberikan  dugaan  tentang  sarana  prasarana  pembelajaran.  Peneliti  yang
sempat  observasi  menyatakan  bahwa  sarana  dan  prasarana  di  SMK  N  2 Wonosari  memiliki  sarana  prasarana  yang  cukup  lengkap  dan  kelengkapan
alat-alat  laboratorium,  peneliti  memberikan  pendapat  bahwa  sarana  dan prasarana di SMK N 2 Wonosari mempengaruhi kemandirian belajar siswa.
SMKN 2 Wonosari STM Negeri Wonosari adalah Sekolah Menengah Kejuruan nasional yang bertaraf nasional, dengan beberapa program keahlian
yang  telah  dipersiapkan  untuk  menyongsong  RSBI  Rintisan  Sekolah Berstandar  Internasional  dan  SBI  Sekolah  Berstandar  Internasional.  SMK
yang  berdiri  pada  tanggal  7  Februari  1975  diatas  lahan  seluas  24.460  m
2
ini memiliki  9 sembilan kompetensi keahlian yaitu : 1 Teknik konstruksi batu
dan  beton,  2  Teknik  gambar  bangunan,    3  Teknik  instalasi  tenaga  listrik, 4  Teknik  elektronika  industri,    5  Teknik  komputer  dan  jaringan,  6
Multimedia,  7  Teknik  pemesinan,  8  Teknik  pengelasan,    9  Teknik kendaraan ringan.
SMK  N  2  Wonosari  memiliki  sumber  daya  170  orang    guru,  dan  60 orang  pegawai.  Begitu  besarnya  harapan  masyarakat  terhadap  peningkatan
kualitas SMKN 2 Wonosari, hal ini terwujud dengan besarnya dukungan dan antusiasme  masyarakat  untuk  menyekolahkan  putra-putrinya  di  SMKN  2
Wonosari, khususnya di tahun ajaran baru ini 20102011. Kualitas pendidikan
6
di  SMKN  2  Wonosari  tidak  perlu  diragukan  lagi,  terbukti  dengan  berbagai prestasi  yang  diraih  siswa-siswi  SMKN  2  wonosari  baik  tingkat  propinsi
maupun  nasional,  bahkan  internasional  serta  dengan  prosentase  kelulusan yang  selalu  tinggi.  SMKN  2  Wonosari  selalu  berusaha  menciptakan  kondisi
link and match dengan dunia usaha dan dunia industri, karena itu merupakan ciri khusus lembaga pendidikan kejuruan.
Berdasar latar belakang di atas, peneliti memilih judul untuk penelitian ini,  ”Pengaruh  Motivasi  Belajar  Serta  Sarana  Prasarana  Pembelajaran
Terhadap  Kemandirian  Belajar  Siswa  Pada  kompetensi  keahlian  Elektronika Industri  di SMK N 2 Wonosari“.
B. Identifikasi Masalah