Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

Tahap selanjutnya adalah mencari besarnya kekuatan pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel X ke variabel Y, dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Kp = Rho 2 x 100 Kp = 0,992 2 x 100 Kp = 0,984 x 100 Kp = 98,41 Keterangan: Rho = nilai koefisien korelasi Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kekuatan pengaruh variabel X terhadap variabel Y dalam penelitian ini sangat besar, yakni 98,41 sedangkan besar pengaruh faktor-faktor lain yang tidak ikut diukur dalam penelitian ini hanya 1,59. Faktor-faktor tersebut bisa berupa dorongan dari guru dan sahabat atau pun latar belakang ekonomi maupun sosial responden, atau faktor lainnya.

4.5 Pembahasan

Hipotesa yang diajukan, diharapkan dapat menunjukkan apakah terdapat hubungan antara komunikasi antarpribadi orangtua terhadap motivasi belajar anak pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe. Pengujian hipotesa dimulai dengan membuat ranking berdasarkan jawaban responden siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe pada kuesioner yang telah terlebih dahulu diberi skor untuk setiap pertanyaan. Dengan penghitungan rumus, diperoleh koefisien korelasi r s sebesar 0,992. Artinya, r s 0, dengan demikian maka hipotesis diterima. Melalui skala Guilford, dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan pengaruh sangat tinggi antara variabel X dan Y. Selanjutnya, untuk mengetahui tingkat signifikansi hasil hipotesis tersebut, dilakukan penghitungan nilai t hitung dan t tabel yang telah diinterpolasikan. Setelah dihitung, diperoleh nilai t hitung t tabel t hitung = 66,99; t tabel =1,995. Dengan begitu, dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan. Artinya, komunikasi Universitas Sumatera Utara antarpribadi yang dilakukan orang tua dengan anak dapat mempengaruhi motivasi belajar anak, yakni pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe. Tingkat signifikan suatu penelitian tergantung dari adanya pengaruh yang kuat dari variabel X ke variabel Y. Dengan kata lain, hasil tersebut juga sekaligus menolak hipotesis yang menyatakan tidak terdapat hubungan antara komunikasi antarpribadi orang tua terhadap motivasi belajar anak pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe Ho. Dalam penelitian ini, indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur efektivitas komunikasi antarpribadi adalah dengan adanya keterbukaan, empati, dukungan, rasa positif, dan kesamaan. Sementara itu, untuk mengukur motivasi belajar anak yang difokuskan pada motivasi intrinsik, yakni motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi hal itu sendiri sebuah tujuan itu sendiri dapat ditinjau melalui determinasi diri dan pilihan personal, pengalaman optimal dan penghayatan, minat, serta keterlibatan kognitif dan tanggung jawab. Penelitian ini menunjukkan bahwa adanya kemauan orang tua untuk membuka diri mengenai harapan-harapannya terhadap anak mengenai segala hal yang menyangkut kegiatan belajar serta bersikap jujur dan terus terang menanggapi apa yang diutarakan oleh anak dapat membantu anak untuk semakin menumbuhkan determinasi diri dan pilihan personal, yaitu adanya dorongan untuk belajar atas dasar keinginan yang timbul dari dalam dirinya sendiri. Keterbukaan merupakan salah satu hal terpenting yang perlu diperhatikan untuk menunjang suksesnya suatu komunikasi antarpribadi. Tingkat keterbukaan orang tua dalam menyatakan segala harapannya kepada anak tergolong tinggi, yakni 46,67 orang tua yang terbuka dan 42,67 sangat terbuka. Pada indikator lain, orang tua kurang mampu menahan diri untuk tidak mengkritik anak mengenai kegiatan belajarnya. Selain itu, meskipun orang tua mau mencoba untuk mengerti perasaan anak, tapi upaya mereka untuk ikut mencoba merasakan apa yang dirasakan oleh anak masih kurang. Orang tua seharusnya mampu lebih menunjukkan empatinya ketika komunikasi antarpribadi sedang berlangsung dengan anak. Ada beberapa langkah untuk mencapai empati. Pertama, menahan godaan untuk mengevaluasi, menilai, menafsirkan, dan Universitas Sumatera Utara mengkritik. Bukan karena reaksi ini salah, melainkan semata-mata karena reaksi seperti ini sering kali menghambat pemahaman. Fokusnya adalah pada pemahaman. Lingkungan belajar yang kondusif akan sangat membantu anak untuk lebih memiliki ketertarikan dalam belajar. Dalam hal ini, orang tua memainkan perannya dengan baik. Mayoritas orang tua menunjukkan kesediaannya mendukung kenyamanan belajar anak dengan sering membantu menciptakan suasana belajar yang kondusif ketika berada di rumah. Selain itu, orang tua juga menunjukkan dukungannya melalui kesediaan untuk menjelaskan tentang pentingnya belajar bagi anak dan kesediaan untuk mendengarkan pandangan anak meskipun berupa hal yang berlawanan dengan pandangan mereka sendiri sebagai orang tua. Hal tersebut sebagai indikasi bahwa orang tua bersedia memberikan dukungan kepada anak dengan bersikap provisional, yakni berpikiran terbuka serta bersedia mendengar pandangan yang berlawanan dan bersedia mengubah posisi jika keadaan mengharuskan. Provisionalisme bukan suatu bentuk keyakinan yang tergoyahkan, melainkan yang membantu menciptakan suasana mendukung. Dalam berkomunikasi antarpribadi, orang tua juga mampu menunjukkan rasa positif dan menjaga kesamaan dengan anak. Orang tua mampu menjaga suasana hatinya agar tetap dalam keadaan positif ketika berkomunikasi, tidak mengacuhkan keberadaan anak, bersedia memberikan pujian kepada anak, mau menghargai posisi anak dan menjaga agar tidak ada kesenjangan dalam berkomunikasi, jarang memancing perdebatan dengan anak, dan mau membantu anak menyelesaikan setiap permasalahan yang menyangkut kegiatan belajarnya. Dengan sikap seperti itu, anak akan semakin memahami pentingnya belajar sebagai sebuah determinasi diri dan pilihan personal, pengalaman optimal dan penghayatan, minat, serta keterlibatan kognitif dan sebagai sebuah tanggung jawab sebagai siswa. Penelitian ini menunjukkan bahwa benar komunikasi antarpribadi yang baik antara orang tua dan anak dapat membantu meningkatkan kesadaran anak akan pentingnya belajar. Hal ini mempertegas teori sebelumnya yang menyatakan bahwa orang tua memberi pengaruh utama dalam menghidupkan dan menjaga Universitas Sumatera Utara motivasi belajar seorang anak. Peran mereka terhadap perkembangan motivasi belajar anak memberi pengaruh yang sangat kuat dalam setiap tahap perkembangannya dan hal tersebut akan terus berlanjut sampai habis masa SMA bahkan sesudahnya Wlodkowski dan Jaynes, 2004: 27. Secara keseluruhan penelitian ini menunjukkan bahwa anak memiliki motivasi intrinsik dalam belajar dan semakin diperkuat lagi melalui adanya komunikasi antarpribadi yang baik dengan orang tua. Artinya, anak sadar bahwa belajar merupakan tanggung jawabnya sebagai siswa dan bersedia belajar tanpa harus diperintah terlebih dulu, melainkan timbul dorongan dari dalam dirinya sendiri. Selain itu, anak juga memiliki ketertarikan untuk menggali lebih dalam lagi suatu materi pelajaran apabila itu mengundang rasa ingin tahu mereka. Jadi, aktivitas belajar yang ditekuni anak bukan semata-mata untuk mendapatkan pujian dan hadiah saja dari orang tua atau sekedar menghindari hukuman. Anak menjalani aktivitas tersebut untuk lebih mampu memenuhi hasrat mereka, di mana belajar adalah sebagai sebuah kebutuhan yang tak mungkin diabaikan. Dengan begitu, anak akan terbiasa untuk senang menikmati pelajarannya dengan penuh konsentrasi tanpa merasa terbeban sama sekali. Motivasi belajar tumbuh di dalam diri anak itu sendiri dan diperkuat melalui komunikasi antarpribadi dengan orang tua. Berdasarkan hasil penelitian ini, sejatinya masih banyak faktor yang dapat dikembangkan untuk menggali lebih dalam tentang pengaruh komunikasi antarpribadi orang tua terhadap motivasi belajar anak pada siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Kabanjahe. Dengan demikian masih mungkin dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hal ini. Universitas Sumatera Utara

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan analisa data-data yang ada, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi antarpribadi orang tua dengan anak berlangsung efektif. Orang tua mampu menunjukkan keterbukaannya melalui kesediaan untuk memberi tahu secara terus terang tentang harapan-harapannya kepada anak dengan tujuan agar anak mampu mengetahui dan memahami pendapat orang tuanya tentang sesuatu hal. Selain itu, orang tua juga bersikap jujur menanggapi apa yang diutarakan oleh anak. Melalui analisa data, keterbukaan orang tua berhubungan dengan kesediaan anak untuk belajar karena adanya dorongan dari dalam dirinya sendiri. Tidak hanya menunjukkan sikap terbuka, untuk menunjang keefektifan komunikasi antarpribadi, orang tua juga berupaya untuk menunjukkan empatinya dengan cara mau mengerti alasan yang membuat anak merasakan apa yang dirasakannya dalam setiap kegiatan belajar. Namun ternyata, orang tua masih kurang mampu menahan godaan untuk mengkritik anak mengenai setiap hal yang berkaitan dengan masalah belajar, termasuk untuk merasakan apa yang sedang dirasakan anak. Hal- hal lain yang dilakukan orang tua untuk mendukung suksesnya komunikasi antarpribadi dengan anak adalah dengan menunjukkan dukungan, rasa positif, dan kesamaan. Salah satu bentuk dukungan yang diberikan orang tua adalah dengan membantu menciptakan suasana belajar yang kondusif ketika berada di rumah. Rasa positif diperlihatkan orang tua, misalnya dengan tidak mengacuhkan keberadaan anak ketika berkomunikasi dan mau memberikan pujian atas hasil belajar anak. Dengan menghargai posisi anak, orang tua sudah menunjukkan kesamaan. Selain itu, orang tua juga jarang memancing perdebatan dengan anak. Kelima hal tersebut, yakni keterbukaan, empati, dukungan, rasa positif, Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Komunikasi Antarpribadi Bermedia Antara Anak Dan Orang Tua Yang Tinggal Terpisah

0 44 132

Komunikasi Antarpribadi Guru-Siswa Dan Peningkatan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus tantang Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Guru-Siswa terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa SMK 1 TD Pardede Foundation)

14 103 130

Komunikasi Antarpribadi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus tentang Komunikasi Antarpribadi Guru – Siswa terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 8 Medan)

8 70 93

Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Dan Motivasi Belajar Siswa (Studi Korelasional Pengaruh Pengaruh Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Dalam Bimbingan Konseling Terhadap Motivasi Belajar Siswa/I Sma Yayasan Perguruan Sutomo I Medan)

7 51 139

KOMUNIKASI/ INTENSITAS ORANG TUA DALAM MOTIVASI BELAJAR ANAK DILINGKUNGAN KELUARGA | Karya Tulis Ilmiah artikel belajar nDa

0 0 3

KOMUNIKASI/ INTENSITAS ORANG TUA DALAM MOTIVASI BELAJAR ANAK DILINGKUNGAN KELUARGA | Karya Tulis Ilmiah

0 0 2

Studi Komunikasi Antarpribadi Anak Dengan Orang Tua Tiri

0 0 7

Komunikasi Antarpribadi dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe)

0 0 18

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Komunikasi Antarpribadi dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe)

0 0 7

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN MOTIVASI BELAJAR (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe) SKRIPSI

0 0 11