Perspektif Atas Motivasi Belajar

Seseorang melakukan aktivitas didorong oleh adanya faktor-faktor kebutuhan biologis, insting, unsur-unsur kejiwaan yang lain serta adanya pengaruh perkembangan budaya manusia. Motivasi selalu berkaitan dengan kebutuhan karena seseorang akan terdorong melakukan sesuatu apabila merasa ada suatu kebutuhan Sardiman, 2009: 78. Motivasi belajar adalah suatu nilai dan suatu dorongan untuk belajar. Ini berarti seseorang tidak hanya sekadar mau belajar tetapi juga benar-benar menghargai dan menikmati aktivitas belajar seperti mereka menghargai dan menikmati hasil belajarnya Wlodkowski dan Jaynes, 2004: 11. Hakikat motivasi belajar adalah adanya dorongan internal dan eksternal pada seseorang yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku dan pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Adanya hasrat untuk berhasil. 2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. 3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan. 4. Adanya penghargaan dalam belajar. 5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. 6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seorang anak dapat belajar dengan baik Uno, 2007: 23.

2.1.5 Perspektif Atas Motivasi Belajar

1. Perspektif Ilmu Perilaku Perspektif ilmu perilaku menekankan penghargaan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menemukan motivasi belajar seorang anak. Insentif adalah stimulus atau kejadian positif atau negatif yang dapat memotivasi perilaku seorang siswa. Pendukung dari penggunaan insentif menekankan bahwa insentif dapat menambahkan minat atau rangsangan kepada anak serta mengarahkannya pada perilaku yang tepat dan menjauhi perilaku yang tidak tepat. Universitas Sumatera Utara 2. Perspektif Humanistis Perspektif humanistis menekankan kapasitas anak untuk pertumbuhan pribadi, kebebasan untuk memilih nasib mereka sendiri, dan kualitas-kualitas positif. Perspektif ini diasosiasikan secara dekat dengan keyakinan Abraham Maslow bahwa kebutuhan dasar tertentu harus dipenuhi sebelum kebutuhan yang lebih tinggi dapat dipuaskan. 3. Perspektif kognitif Menurut perspektif kognitif mengenai motivasi belajar, pemikiran anak sebagai siswa mengarahkan motivasi mereka. Minat ini berfokus pada gagasan- gagasan seperti motivasi internal anak untuk berprestasi di sekolah, atribusi atau persepsi mengenai penyebab keberhasilan atau kegagalan, khususnya persepsi bahwa usaha merupakan faktor penting dalam prestasi, serta keyakinan dari dalam diri anak bahwa ia mampu mengontrol lingkungannya secara efektif. Perspektif kognitif juga menekankan pentingnya penetapan tujuan, perencanaan, dan pemantauan kemajuan suatu sasaran. Jadi, apabila perspektif ilmu perilaku melihat motivasi belajar anak sebagai sebuah konsekuensi dari insentif eksternal, perspektif kognitif berargumen bahwa tekanan eksternal seharusnya kurang ditekankan. Perspektif kognitif merekomendasikan bahwa anak sebagai seorang siswa harus diberi lebih banyak kesempatan dan tanggung jawab untuk mengendalikan hasil belajarnya sendiri. 4. Perspektif sosial Kebutuhan akan afiliasi atau hubungan adalah motif untuk terhubung secara aman dengan orang lain. Hal tersebut termasuk membangun, mempertahankan, serta memulihkan hubungan pribadi yang hangat dan akrab. Kebutuhan anak sebagai siswa akan afiliasi atau hubungan tercermin dalam motivasinya untuk menghabiskan waktu bersama teman-teman sebaya, kasih sayang kepada orang tua, dan keinginan untuk memiliki hubungan yang positif dengan orang tua dan guru. Universitas Sumatera Utara Anak yang berada di rumah dengan hubungan antarpribadi dengan orang tua yang penuh perhatian dan dukungan akan mempunyai nilai dan sikap akademis yang lebih positif dan merasa lebih puas terhadap belajar. Salah satu faktor penting dalam motivasi dan prestasi anak sebagai siswa adalah persepsi mereka tentang hubungan positifnya dengan orang tua Santrock, 2009: 200-202.

2.1.6 Motivasi Ekstrinsik dan Intrinsik

Dokumen yang terkait

Komunikasi Antarpribadi Bermedia Antara Anak Dan Orang Tua Yang Tinggal Terpisah

0 44 132

Komunikasi Antarpribadi Guru-Siswa Dan Peningkatan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus tantang Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Guru-Siswa terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa SMK 1 TD Pardede Foundation)

14 103 130

Komunikasi Antarpribadi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus tentang Komunikasi Antarpribadi Guru – Siswa terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 8 Medan)

8 70 93

Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Dan Motivasi Belajar Siswa (Studi Korelasional Pengaruh Pengaruh Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Dalam Bimbingan Konseling Terhadap Motivasi Belajar Siswa/I Sma Yayasan Perguruan Sutomo I Medan)

7 51 139

KOMUNIKASI/ INTENSITAS ORANG TUA DALAM MOTIVASI BELAJAR ANAK DILINGKUNGAN KELUARGA | Karya Tulis Ilmiah artikel belajar nDa

0 0 3

KOMUNIKASI/ INTENSITAS ORANG TUA DALAM MOTIVASI BELAJAR ANAK DILINGKUNGAN KELUARGA | Karya Tulis Ilmiah

0 0 2

Studi Komunikasi Antarpribadi Anak Dengan Orang Tua Tiri

0 0 7

Komunikasi Antarpribadi dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe)

0 0 18

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Komunikasi Antarpribadi dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe)

0 0 7

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN MOTIVASI BELAJAR (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe) SKRIPSI

0 0 11