BAB II URAIAN TEORITIS
2.1 Kerangka Teori
Teori merupakan suatu orientasi, teori membatasi jumlah fakta yang perlu dipelajari. Setiap masalah dapat dikaji dengan berbagai cara yang berbeda. Teori
mempedomani cara-cara mana yang dapat memberikan hasil terbaik. Teori akan memberikan sistem mana yang hendak dipakai peneliti untuk mengartikan data
agar dapat dikelompokan dalam cara yang paling bermakna Umar, 2002: 56. Pada penelitian ini, teori-teori yang diangap relevan untuk digunakan adalah
komunikasi antarpribadi dan motivasi belajar.
2.1.1 Komunikasi Antarpribadi
Sebelum memaparkan komunikasi antarpribadi, perlu dijelaskan terlebih dahulu mengenai komunikasi secara umum. Kata komunikasi atau communication
dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama”, communico
, communication, atau communicare yang berarti “membuat sama” Mulyana, 2007: 46.
Bila seseorang mengadakan kegiatan komunikasi dengan sesuatu pihak, maka orang tersebut cenderung berusaha untuk mengadakan persamaan arti
dengan pihak lain yang menjadi lawan komunikasi atau menyamakan dirinya dengan yang diajaknya berkomunikasi. Dengan demikian, diharapkan akan
memperoleh suatu kesepakatan arti. Kesepakatan arti di sini dibatasi kepada pengertian bahasa dan makna dari objek yang diperbincangkan Lubis, 2007: 6.
Komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam
percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan kata lain, mengerti bahasanya saja belum menjamin dapat mengerti makna yang dibawakan
oleh bahasa itu. Suatu percakapan dapat dikatakan komunikatif apabila kedua belah pihak, selain mengerti bahasa yang digunakan, juga dapat memahami
makna dari bahan yang dipercakapkan Effendy, 2006: 9.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Carl I. Hovland dalam Effendy, 2006: 10, komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain. Seseorang akan mampu mengubah sikap,
pendapat, atau perilaku orang lain apabila komunikasinya komunikatif. Artinya, orang yang berkomunikasi tersebut tidak hanya saling mengerti bahasa yang
digunakan tetapi juga mengerti makna dan bahan yang dipercakapkan. Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan
secara efektif, maka seringkali digunakan paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell. Lasswell dalam Effendy, 2006: 10 mengatakan bahwa cara
terbaik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: who, says what, in which channel, to whom, with what effect. Paradigma
Laswell tersebut menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur, yaitu komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek. Dengan demikian, komunikasi
adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.
Pada hakikatnya, proses komunikasi merupakan penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang yang bertindak sebagai komunikator kepada orang lain
sebagai komunikan. Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain- lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian,
keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, kesedihan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati.
Adakalanya seseorang menyampaikan buah pikirannya kepada orang lain tanpa menampakkan perasaan tertentu. Pada saat berlainan, seseorang
menyampaikan perasaannya kepada orang lain tanpa pemikiran. Selain itu, tidak jarang pula seseorang menyampaikan pikirannya disertai dengan perasaan
tertentu, disadari atau tidak disadari. Komunikasi akan dinyatakan berhasil apabila pikiran disampaikan dengan menggunakan perasaan yang disadari. Sebaliknya,
komunikasi akan gagal apabila sewaktu menyampaikan pemikiran, perasaan tidak terkontrol. Pikiran bersama perasaan yang akan disampaikan kepada orang lain
tersebut dinamakan picture in our head oleh Walter Lippman dalam Effendy, 2006: 11.
Universitas Sumatera Utara
Salah satu bentuk komunikasi adalah komunikasi persona personal communication
dan komunikasi antarpribadi adalah salah satu bagian yang tercakup di dalamnya. Komunikasi antarpribadi interpersonal communication
adalah komunikasi antar orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal
ataupun nonverbal. Keberhasilan komunikasi menjadi tanggung jawab peserta komunikasi. Kedekatan hubungan pihak-pihak yang berkomunikasi akan
tercermin pada jenis-jenis pesan atau respons nonverbal mereka, seperti sentuhan, tatapan mata yang ekspresif, dan jarak fisik yang sangat dekat. Dalam komunikasi
antarpribadi, setiap orang bebas mengubah topik pembicaraannya dan dalam pelaksanaannya tidak menutup kemungkinan komunikasi antarpribadi bisa
didominasi oleh suatu pihak kapan pun. Komunikasi antarpribadi berperan penting hingga kapan pun, selama manusia masih mempunyai emosi. Komunikasi
antarpribadi dapat membuat manusia merasa lebih akrab dengan sesamanya. Mulyana, 2007: 81.
Komunikasi antarpribadi sebenarnya merupakan satu proses sosial di mana orang-orang yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi. Joseph A.
Devito mendefenisikan komunikasi antarpribadi sebagai suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang, atau di antara sekelompok kecil
orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika. Sementara itu, Barnlund mengemukakan bahwa komunikasi antarpribadi biasanya
dihubungkan dengan pertemuan antara dua orang, atau tiga orang, atau bahkan empat orang yang terjadi secara spontan dan tidak berstruktur. Menurut Rogers,
komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi. Masih dalam pengertian yang
hampir sama, Tan menyatakan bahwa komunikasi antarpribadi adalah komunikasi tatap muka antara dua orang atau lebih Liliweri, 1991: 12.
Pentingnya situasi komunikasi antarpribadi ialah karena prosesnya memungkinkan berlangsung secara dialogis. Komunikasi yang berlangsung secara
dialogis selalu lebih baik daripada secara monologis. Monolog menunjukkan suatu bentuk komunikasi di mana seorang berbicara, yang lain mendengarkan;
Universitas Sumatera Utara
jadi tidak terdapat interaksi karena yang aktif hanya komunikator saja, komunikan bersikap pasif.
Dialog adalah bentuk komunikasi antarpribadi yang menunjukkan terjadinya interaksi. Mereka yang terlibat dalam komunikasi bentuk ini berfungsi
ganda, masing-masing menjadi pembicara dan pendengar secara bergantian. Dalam proses komunikasi dialogis tampak adanya upaya dari pelaku komunikasi
untuk terjadinya pengertian bersama mutual understanding dan empati. Di situ terjadi rasa saling menghormati bukan disebabkan status sosial ekonomi,
melainkan didasarkan pada anggapan bahwa masing-masing adalah manusia yang wajib, berhak, pantas, dan wajar dihargai dan dihormati sebagai manusia.
Dalam proses komunikasi antarpribadi yang melibatkan dua orang dalam situasi interaksi, komunikator menyandi suatu pesan, kemudian
menyampaikannya kepada komunikan, dan komunikan menerjemahkan pean tersebut. Pada tahap tersebut, komunikator menjadi encoder dan komunikan
menjadi decoder. Akan tetapi, karena komunikasi antarpribadi bersifat dialogis, maka ketika komunikan memberikan jawaban, ia yang bertindak menjadi encoder
dan komunikator menjadi decoder. Untuk lebih jelasnya, apabila komunikator itu bernama A dan komunikan bernama B, maka selama komuniksi berlangsung
antara A dan B, akan terjadi pergantian fungsi secara bergiliran sebagai encoder dan decoder. Jika A sedang berbicara, ia menjadi encoder; dan B yang sedang
mendengarkan menjadi decoder. Ketika B memberikan tanggapan dan berbicara kepada A, maka kini B yang menjadi encoder dan A menjadi decoder. Tanggapan
B yang disampaikan kepada A tersebut dinamakan dengan umpan balik atau arus balik Effendy, 2006: 14.
Apabila dibandingkan dengan bentuk komunikasi lainnya, komunikasi antarpribadi dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan,
opini, dan perilaku komunikan. Alasannya adalah karena komunikasi antarpribadi umumnya berlangsung secara tatap muka, sehingga terjadi kontak pribadi. Ketika
pesan disampaikan, umpan balik berlangsung seketika. Artinya, komunikator dapat mengetahui tanggapan komunikan terhadap pesan yang dilontarkan pada
saat itu juga, misalnya melalu ekspresi wajah Effendy, 2003: 60-63.
Universitas Sumatera Utara
Umpan balik memainkan peranan yang sangat penting dalam komunikasi ini. Umpan balik akan menentukan berlanjut atau berhentinya komunikasi yang
sedang dilancarkan oleh komunikator. Umpan balik ada yang bersifat positif dan ada pula yang negative. Umpan balik positif adalah tanggapan atau reaksi
komunikan yang menyenangkan komunikator sehingga komunikasi dapat berjalan dengan lancer. Sebaliknya, umpan balik negatif adalah tanggapan komunikan
yang tidak menyenangkan komunikatornya sehingga komunikator akan merasa enggan untuk melanjutkan pesan yang ingin disampaikannya.
2.1.2 Ciri-Ciri Komunikasi Antarpribadi