Ciri-Ciri Komunikasi Antarpribadi Kerangka Teori

Umpan balik memainkan peranan yang sangat penting dalam komunikasi ini. Umpan balik akan menentukan berlanjut atau berhentinya komunikasi yang sedang dilancarkan oleh komunikator. Umpan balik ada yang bersifat positif dan ada pula yang negative. Umpan balik positif adalah tanggapan atau reaksi komunikan yang menyenangkan komunikator sehingga komunikasi dapat berjalan dengan lancer. Sebaliknya, umpan balik negatif adalah tanggapan komunikan yang tidak menyenangkan komunikatornya sehingga komunikator akan merasa enggan untuk melanjutkan pesan yang ingin disampaikannya.

2.1.2 Ciri-Ciri Komunikasi Antarpribadi

Ciri-ciri komunikasi antarpribadi yang efektif, yakni adanya keterbukaan openess, empati emphaty, dukungan supportiveness, rasa positif positivenes, dan kesamaan equality Liliweri, 1991: 13. 1. Keterbukaan Openess Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi antarpribadi. Pertama, komunikator yang baik harus terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Aspek keterbukaan yang kedua mengacu pada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan peserta percakapan yang menjemukan. Dalam berkomunikasi antarpribadi, tidak ada hal yang lebih buruk daripada ketidakacuhan, bahkan ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan. Ketidaksepakatan memperlihatkan keterbukaaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang lain. Aspek ketiga menyangkut kepemilikan perasaan dan pikiran. Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang dilontarkan seseorang memang miliknya sendiri dan ia bertanggung jawab atasnya. Universitas Sumatera Utara 2. Empati Emphaty Empati merupakan kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu. Bersimpati dan berempati merupakan dua hal yang berbeda. Bersimpati adalah merasakan bagi orang lain, misalnya merasa ikut bersedih. Berempati adalah merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya, misalnya ikut merasakan perasaan yang sama dengan cara yang sama terhadap suatu masalah yang dialami orang lain. Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang. Pengertian yang empatik ini akan membuat seseorang lebih mampu menyesuaikan komunikasinya. Ada beberapa langkah untuk mencapai empati. Pertama, menahan godaan untuk mengevaluasi, menilai, menafsirkan, dan mengkritik. Bukan karena reaksi ini salah, melainkan semata-mata karena reaksi seperti ini sering kali menghambat pemahaman. Fokusnya adalah pada pemahaman. Kedua, makin banyak seseorang mengenal seseorang yang lain, seperti keinginannya, pengalamannya, kemampuannya, ketakutannya, dan sebagainya, maka seseorang itu semakin mampu melihat apa yang dilihat orang lain itu dan merasakan seperti apa yang dirasakannya. Apabila menemukan kesulitan dalam memahami sudut pandang orang lain, seseorang dapat mengajukan pertanyaan, mencari kejelasan, dan mendorong orang tersebut untuk berbicara. Ketiga, mencoba merasakan apa yang sedang dirasakan orang lain dari sudut pandangnya. Hal yang perlu dilakukan untuk melihat lebih dekat dunia orang lain sama dengan apa yang dilihat orang itu adalah dengan memainkan peran orang tersebut dalam pikiran. Empati dapat dikomunikasikan baik secara verbal maupun nonverbal. Secara nonverbal, empati dapat dikomunikasikan dengan memperlihatkan keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah dan gerak-gerik yang Universitas Sumatera Utara sesuai, konsentrasi terpusat meliputi kontak mata, postur tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik, serta sentuhan atau belaian yang sepantasnya. Secara verbal, empati bisa ditunjukkan dengan cara merefleksi balik perasaan orang lain, membuat pernyataan tentatif dan bukan mengajukan pertanyaan, dan melakukan pengungkapan diri yang berkaitan dengan peristiwa dan perasaan orang lain untuk mengkomunikasikan pengertian dan pemahaman terhadap apa yang sedang dialami orang itu. 3. Dukungan Supportiveness Komunikasi antarpribadi akan efektif apabila terdapat sikap mendukung. Dukungan dapat diperlihatkan melalui sikap deskriptif dan bukan evaluatif, spontan dan bukan strategik, serta provisional dan bukan sangat yakin. Suasana yang bersifat deskriptif dan bukan evaluatif membantu terciptanya sikap mendukung. Pada umumnya suasana evaluatif membuat orang lebih defensif daripada dalam suasana deskriptif. Gaya spontan juga membantu menciptakann suasana yang penuh dengan dukungan. Orang yang spontan dalam komunikasinya dan terus terang serta terbuka dalam mengutarakan pikirannya biasanya bereaksi dengan cara yang sama, yaitu terus terang dan terbuka. Sebaliknya, apabila seseorang merasa bahwa lawan bicaranya menyembunyikan perasaannya yang sebenarnya, seperti perasaan bahwa orang itu sedang mempunyai rencana atau strategi tersembunyi, maka dapat menimbulkan reaksi defensif seseorang. Bersikap provisional artinya bersikap tentatif dan berpikiran terbuka serta bersedia mendengar pandangan yang berlawanan dan bersedia mengubah posisi jika keadaan mengharuskan. Provisionalisme bukan suatu bentuk keyakinan yang tergoyahkan, melainkan yang membantu menciptakan suasana mendukung. 4. Rasa Positif Positivenes Mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi antarpribadi dapat dilakukan dengan menyatakan sikap positif dan secara positif mendorong orang Universitas Sumatera Utara yang menjadi teman berinteraksi. Melalui hal tersebut komunikasi antarpribadi akan berlangsung dengan lebih baik. Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek. Pertama, komunikasi antarpribadi terbina jika seseorang memiliki sikap positif terhadap dirinya sendiri. Orang yang merasa negatif terhadap diri sendiri selalu mengkomunikasikan perasaan demikian pula kepada orang lain, yang selanjutnya barangkali akan mengembangkan perasaan negatif yang sama pula. Sebaliknya, seseorang yang merasa positif terhadap dirinya sendiri akan mengisyaratkan perasaan yang sama kepada orang lain, yang selanjutnya juga akan ikut merefleksikan perasaan positif tersebut. Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif. Berkomunikasi dengan orang yang tidak menikmati interaksi atau tidak bereaksi secara menyenangkan terhadap suatu situasi atau suasana interaksi merupakan hal yang paling tidak menyenangkan. Reaksi negatif yang seperti itu akan membuat orang lain merasa terganggu dan akan menyebabkan komunikasi terputus dengan segera. Rasa positif juga dapat ditunjukkan melalui sebuah dorongan. Dorongan adalah istilah yang berasal dari kosa kata umum, yang dipandang sangat penting dalam analisis transaksional dam dalam interaksi manusia secara umum. Perilaku mendorong berarti menghargai keberadaan dan pentingnya orang lain, sehingga perilaku ini bertentangan dengan ketidakacuhan. Dorongan positif umumnya berbentuk pujian atau penghargaan dan terdiri atas perilaku yang biasanya diharapkan, dinikmati, dan dibanggakan. Dorongan positif seperti itu mendukung citra pribadi seseorang dan membuatnya merasa lebih baik. 5. Kesamaan Equality Komunikasi antarpribadi akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Universitas Sumatera Utara Kesamaan berarti adanya penerimaan seseorang terhadap orang lain. Carl Rogers menyebutkan bahwa kesamaan berarti meminta seseorang untuk memberikan penghargaan positif tak bersyarat kepada orang lain Devito, 2011: 286-291.

2.1.3 Sifat-Sifat Komunikasi Antarpribadi

Dokumen yang terkait

Komunikasi Antarpribadi Bermedia Antara Anak Dan Orang Tua Yang Tinggal Terpisah

0 44 132

Komunikasi Antarpribadi Guru-Siswa Dan Peningkatan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus tantang Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Guru-Siswa terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa SMK 1 TD Pardede Foundation)

14 103 130

Komunikasi Antarpribadi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus tentang Komunikasi Antarpribadi Guru – Siswa terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 8 Medan)

8 70 93

Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Dan Motivasi Belajar Siswa (Studi Korelasional Pengaruh Pengaruh Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Dalam Bimbingan Konseling Terhadap Motivasi Belajar Siswa/I Sma Yayasan Perguruan Sutomo I Medan)

7 51 139

KOMUNIKASI/ INTENSITAS ORANG TUA DALAM MOTIVASI BELAJAR ANAK DILINGKUNGAN KELUARGA | Karya Tulis Ilmiah artikel belajar nDa

0 0 3

KOMUNIKASI/ INTENSITAS ORANG TUA DALAM MOTIVASI BELAJAR ANAK DILINGKUNGAN KELUARGA | Karya Tulis Ilmiah

0 0 2

Studi Komunikasi Antarpribadi Anak Dengan Orang Tua Tiri

0 0 7

Komunikasi Antarpribadi dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe)

0 0 18

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Komunikasi Antarpribadi dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe)

0 0 7

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN MOTIVASI BELAJAR (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe) SKRIPSI

0 0 11