Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
54 bertanya kepada kelompok yang sedang mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas. Kelompok lain diperbolehkan memberikan pendapat atau saran terkait tentang materi yang disampaikan.
3 Kegiatan Akhir Setelah kelompok 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 selesai
mempresentasikan hasil diskusinya, peneliti mengevaluasi dan menyimpulkan hasil pembelajaran, kemudian peneliti memberikan
soal posttest sebagai alat ukur pemahaman peserta didik. Sebelum
mengakhiri proses
pembelajaran peneliti
memberikan informasi terkait tentang materi yang akan dibahas di pertemuan selanjutnya, kemudian peneliti memberikan tugas
kelompok untuk mencari materi di pertemuan yang akan datang tersebut.
c. Refleksi Refleksi dilakukan ketika selesai pembelajaran pada siklus I
bersama guru dan observer, kegiatan refleksi yang dilakukan yaitu memaparkan hasil dari tindakan siklus I terkait tentang kreativitas,
emosional dan keaktifan peserta didik. Tindakan pada siklus I dilakukan secara optimal namun hasil
yang diperoleh masih tidak sesuai dengan harapan, masih banyak peserta didik yang tidak memahami pembelajaran tentang Group
Investigation, dan juga belum lancar dalam menyampaikan materi kepada kelompok lainnya. Peserta didik terlihat tidak ada keinginan untuk aktif
bertanya dan mengeluarkan pendapat, mereka lebih memilih bertanya kepada teman dari pada bertanya kepada guru.
55 Pemikiran siswa pun hanya sebatas dalam kelas, siswa belum
berfikir secara kreatif, blum dapat mengendalikan emosional dan belum aktif selama proses pembelajaran. Media yang digunakan siswa hanya
sebatas pengetahuan atau keterbiasaan siswa sebelum melakukan proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation. 1 Hasil Observasi
Hasil Observasi proses tindakan pembelajaran siklus I dengan menggunakan lembar observasi siswa dapat dilihat pada
tabel 7, 8 dan 9 Tabel 7. Data kreativitas siswa siklus I
No Aspek Penilaian
Hasil Pengamatan Presentase
SB B
K SK
1 Mempertimbangkan
informasi baru dan ide yang tidak lazim dengan pikiran
terbuka 1
12 13 4
43,33
2 Membangun keterkaitan,
khususnya antara hal-hal yang berbeda
12 15 3
40 3
Menghubung-hubungkan berbagai hal dengan bebas
1 12 13
4 43,33
4 Menerapkan imajinasi pada
setiap situasi untuk menghasilkan hal baru dan
berbeda 12 15
3 40
5 Mendengarkan intuisi
6 14
8 2
66,67
Pada aspek penilaian data kreativitas nomor 1 yaitu mempertimbangkan informasi baru dan ide yang tidak lazim dengan
pikiran terbuka hanya 1 siswa yang mendapatkan nilai sangat baik, sedangkan siswa lainnya hanya diam dan masih takut untuk
mengajukan ide kreatifnya. Hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa untuk tampil atau mengeluarkan pendapatnya di hadapan
guru. Sedangkan aspek penilaian nomor 2 dan nomor 4 yaitu
56 membangun keterkaitan, khususnya antara hal-hal yang berbeda
dan menerapkan imajinasi pada setiap situasi, presentase pada aspek ini mendapat skor 40 siswa yang dikatakan baik. Dalam hal
ini siswa juga masih takut untuk mengungkapkan atau tidak dapat menganalisis gagasan pada pelajaran. Pada aspek penilaian nomor
3 tentang menghubung-hubungkan berbagai hal dengan bebas skor yang
didapat sama
dengan aspek
penilaian tentang
mempertimbangkan informasi baru. Dari hasil presentase deskripsi pada tabel 7 dapat diketahui
bahwa dari 30 siswa yang mendapat skor kriteria 4 sangat baik yaitu hanya 8 siswa yang memiliki ide baru, menguhung-hubungkan
berbagai hal dan mendengarkan intuisi pada saat menjelaskan materi pembelajaran tentang alat pelindung diri K3LH, delapan siswa
tersebut sangat berantusias untuk aktif saat proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan aspek penilaian mendengarkan intuisi
sudah mencapai presentase sebesar 66,67. Tabel 8. Data emosional siswa siklus I
No Aspek Penilaian
Hasil Pengamatan Presentase
SB B
K SK
1 Empati
18 12 60
2 Mengungkapkan dan
memahami 18 12
60 3
Mengendalikan amarah 18 12
60 4
Kemandirian 1
9 10
10 33,33
5 Kemampuan menyesuaikan
diri 1
12 15 2
43,33 6
Disukai 1
12 15 2
43,33 7
Kemampuan memecahkan masalah
18 12 60
8 Ketekunan
6 14
8 2
66,67 9
Kesetiakawanan 12 18
40 10
Keramahan 1
12 15 2
43,33 11
Sikap hormat 18 12
60
57 Menurut data hasil penelitian emosional pada siklus I, siswa
yang mendapat skor 4 sanagt baik yaitu dalam aspek penilaian kemandirian, kemampuan menyesuaikan diri, disukai, ketekunan dan
keramahan, ke emapat siswa tersebut dikatakan emosional saat membahas materi rambu keselamatan kerja, sehingga pada materi
tersebut mengajarkan tentang ketekunan dan kemandirian atau sikap tanggap pada rambu-rambu K3LH. Untuk aspek penilaian empati,
mengungkapkan dan
memahami, mengendalikan
amarah, kemampuan memecahkan masalah dan sikap hormat mendapatkan
rerato skor sebanyak 60, hal ini disebabkan karena tidak adanya pembiasaan dari guru untuk melatih sikap siswa. Pada aspek
penilaian kemandirian siswa mendapatkan rerata skor 33,33, hal ini dikarenakan guru cenderung menggunakan metode ceramah dalam
pembelajaran, sehingga dalam hal ini kemandirian siswa kurang terlatih. Pada aspek penilaian kesetiakawanan mendapatkan rerata
skor 40, hal ini disebabkan karena masih banyak siswa mementingkan tugas diri sentiri. Pada aspek yang mendapatkan skor
43,33 yaitu kemempuan menyesuaikan diri disukai dan keramahan, hal ini disebabkan masih banyak siswa tidak
bertanggung jawab atau menganggap remeh materi pembelajaran. Pada aspek penilaian ketekunan yang mendapatkan rerata skor
66,67, hal ini disebabkan kurangnya kemampuan guru dalam mengolah kelas saat pembelajaran berlangsung.
58 Tabel 9. Data keaktifan siswa siklus I
No Aspek Penilaian
Hasil Pengamatan Presentase
SB B
K SK
1 Perhatian Siswa
TerhadapPenjelasan Guru dan Kelompok Lain
18 12 60
2 Keaktifan Mencatat Materi
1 9
10 10
33,33 3
Keaktifan Bertanya 1
13 13 3
46,67 4
Keaktifan Menjawab Pertanyaan
12 15 3
40 5
Keaktifan Berdiskusi Dengan Kelompok Maupun Kelompok
Lain 18 12
60 6
Keaktifan Kerjasama Dengan Kelompok Maupun Kelompok
Lain 1
12 15 2
43,33 7
Keaktifan Mengajukan Pendapat
1 12 13
4 43,33
8 Mendengarkan Presentasi
Kelompok Lain 12 18
40 9
Kemampuan Menyampaikan Hasil Materi Diskusi.
1 12 15
2 43,33
10 Bersemangat dalam
mengikuti pelajaran 6
14 8
2 66,67
Dari hasil presentase deskripsi pada tabel 4 dapat diketahui bahwa dari 30 siswa yang mendapat skor kriteria 3 baik dan 4
sangat baik terdapat pada indikator penilaian tentang keaktifan peserta didik dalam memperhatikan penjelasan guru dan kelompok
lain sebanyak 18 peserta didik atau 60 dari jumlah siswa, keaktifan mencatat materi 10 peserta didik atau 33,33 dari jumlah siswa,
keaktifan bertanya 14 peserta didik atau 46,67 dari jumlah siswa, keaktifan menjawab pertanyaan 12 peserta didik atau 40 dari
jumlah siswa, keaktifan berdiskusi kelompok dan kelompok lain 18 peserta didik atau 60 dari jumlah siswa, keaktifan kerjasama
kelompok dan kelompok lain 13 peserta didik atau 43,33 dari jumlah siswa, keaktifan mengajukan pendapat 13 peserta didik atau
43,33 dari jumlah siswa, keaktifan mendengar presentasi kelompok
59 lain 12 peserta didik atau 40 dari jumlah siswa, kemampuan
menyampaikan materi hasil diskusi 13 peserta didik atau 43,33 dari jumlah siswa, dan keaktifan untuk bersemangat dalam mengikuti
pelajaran 20 peserta didik atau 66,67 dari jumlah siswa. Hanya 11 siswa yang mendapatkan skor penilaian 4 sangat baik hal ini
disbabkan masih banyak siswa lainnya kurang pembiasaan saat proses pembelajaran khusunya pada materi K3LH.
Dilihat dari data observasi peserta didik menunjukkan bahwa tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran
dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation belum menghasilkan nilai yang optimal. Masih banyak siswa yang
belum ikut serta untuk mengikuti jalannya proses tindakan pada siklus I terutama pada kemandirian dan keaktifan mencatat materi,
masih tergolong sangat rendah yaitu hanya 10 peserta didik yang mendapat nilai baik, sedangkan nilai tertinggi yaitu pada keaktifan
bersemangat dalam mengikuti pelajaran, ketekunan dan selalu mendengarkan intuisi yaitu sebanyak 20 peserta didik atau 66,67.
Data tersebut akan menjadi bahan refleksi dan diadakan suatu perbaikan untuk siklus ke II.
2 Hasil Belajar
Gambar 15. Diagram Hasil Posttest Siklus I
60 40
Tuntas Tidak Tuntas
60 Hasil belajar siswa diperoleh dari nilai posttest pada siklus I,
hasil data posttest diikuti sebanyak 30 peserta didik. Tabel 7 merupakan hasil belajar peserta didik.
Tabel 10. Hasil Belajar siklus I
No Nama Siswa Inisial
Nilai KKM
1 ATWS
76 Tuntas
2 ADH
48 Tidak Tuntas
3 AMA
52 Tidak Tuntas
4 APP
84 Tuntas
5 DWA
76 Tuntas
6 EHB
56 Tidak Tuntas
7 FNS
80 Tuntas
8 FAG
76 Tuntas
9 FS
48 Tidak Tuntas
10 GNS
80 Tuntas
11 HAW
52 Tidak Tuntas
12 IR
48 Tidak Tuntas
13 IAI
76 Tuntas
14 JRS
76 Tuntas
15 KFF
80 Tuntas
16 KJJP
76 Tuntas
17 MFAN
72 Tidak Tuntas
18 MA
84 Tuntas
19 MM
60 Tidak Tuntas
20 MF
64 Tidak Tuntas
21 MWR
52 Tidak Tuntas
22 PDP
80 Tuntas
23 RDFAP
80 Tuntas
24 RW
84 Tuntas
25 RYK
80 Tuntas
26 RY
80 Tuntas
27 SAS
72 Tidak Tuntas
28 SR
84 Tuntas
29 THB
56 Tidak Tuntas
30 TCS
88 Tuntas
Berdasarkan tabel 7 dan diagram hasil posttest Siklus 1 dapat diketahui bahwa dari 30 siswa di kelas X Teknik Pemesinan 2
SMK Muhammadiyah Yogyakarta yang mendapat nilai yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal KKM atau memperoleh nilai
≥ 75 dan dikatakan tuntas sebanyak 18 delapan belas siswa atau 60, sedangkan sebanyak 12 dua belas siswa atau 40 mendapat
nilai di bawah KKM atau memperoleh nilai 75, maka 12 siswa
61 tersebut dikatakan tidak tuntas. Dari hasil posttest 1 nilai tertinggi
yang diperoleh adalah 88 dan nilai terendah yang diperoleh ialah 48. Jumlah nilai rata-rata mean pada hasil posttest 1 adalah 70,66.
Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dalam siklus
yang pertama ini belum bisa dikatakan berhasil dikarenakan belum menunjukkan kriteria nilai yang diharapkan, meskipun dalam penggunaan
metode ini sudah terlihat pengaruhnya, namun hasilnya masih belum efektif. Dengan demikian, untuk meningkatkan keberhasilan model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation ini maka peneliti dan guru bersepakat untuk memperbaiki metode ini dan melanjutkan ke tahap
siklus II. Berdasarkan hasil diskusi dengan guru pengampu K3LH,
disepakati beberapa perubahan yang nantinya akan dilaksanakan pada siklus II yaitu dengan mengubah anggota kelompok dari yang
sebelumnya berdasarkan nilai Posttest 1 dan menambah waktu untuk mempresentasikan hasil diskusi dari tiap anggota kelompok.
2. Siklus II Pada siklus II ini tindakan yang dilakukan peneliti sama halnya
dengan siklus sebelumnya, yaitu meliputi perencanaan, tindakan dan observasi serta refleksi. Sebagai kegiatan pendahuluan guru menjelaskan
kembali langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe group investigation dalam membahas mata pelajaran K3LH. Berikut ini adalah uraian tahapan
pelaksanaan pada siklus II:
62 a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan dalam siklus II ini hal yang pertama dilakukan ialah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP
tentang materi yang akan diajarkan. Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun oleh peneliti dan guru mata pelajaran yang sebelumnya RPP
tersebut dikonsultasikan terlebih dahulu kepada pembimbing. Selanjutnya, peneliti menyusun materi pembelajaran yang akan
diajarkan dan menyiapkan lembar observasi untuk mengetahui keberhasilan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation pada
siklus II. Lembar observasi ini akan digunakan oleh peneliti sebagai pedoman dalam mengobservasi kelas dan tingkat keaktifan serta
kemampuan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Setelah itu, peneliti menyusun dan menyiapkan soal yang akan
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi. Soal tersebut berupa posttest untuk menilai seberapa kemampuan siswa
dalam memahami materi yang akan diajarkan ataupun tes setelah pembelajaran berlangsung. Sebelum memulai pembelajaran, sebelumnya
peneliti dan guru beserta observer bersama-sama memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat belajar siswa di dalam kelas sehingga siswa
mampu mengikuti pelajaran dengan baik agar tercipta suasana pembelajaran yang kondusif.
b. Tindakan dan Observasi Tindakan pada siklus II dilaksanakan selama dua kali
pertemuan, pertemuan pertama dilakukan pada hari Senin, tanggal 19
63 Mei 2014 pukul 08.30 sampai 11.00 dan dilanjutkan pada hari Senin, 26
Mei 2014 pukul 08.30 sampai 11.00. 1 Kegiatan Awal
a Peneliti membuka pelajaran dengan memberikan salam dan berdoa
b Peneliti mengecek kesiapan siswa serta presensi kehadiran c Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran
2 Kegiatan Inti Peneliti menjelaskan kembali tentang kronologi pembelajaran
Kooperatif tipe Group Investigation dan memberikan motivasi kepada peserta didik agar suasana kelas menjadi aktif dan kondusif. Selesai
memotifasi peserta didik, peneliti mengevaluasi hasil Investigasi untuk mengetahui keaktifan peserta didik. Peneliti membagi kelompok dan
membagi topik masing-masing tiap kelompok sesuai materi yang telah ditentukan.
Kemudian, peneliti memaparkan beberapa materi tentang macam-macam api dan alat pemadam kebakaran. Pada saat peneliti
menjelaskan materi, sebagian besar peserta didik dapat mengikuti penjelasan materi dengan baik sehingga suasana belajar menjadi
kondusif. Selanjutnya peneliti mengarahkan peserta didik untuk
membentuk kelompok sesuai dengan pembagian anggota di pertemuan sebelumnya dan menginvestigasi tugas kelompok yang
sudah diberikan.
64 Tabel 11. Grup belajar siklus II
Kelompok 1 Kelompok 2
Kelompok 3 RW
ATWS ADH
IR JRS
TCS EHB
KFF KJJP
MFAN APP
IAI RDFAP
DWA HAW
Kelompok 4 Kelompok 5
Kelompok 6 SR
FAG FG
THB MF
FNS GNS
PDP RYK
AMA MA
RY MM
SAS MWR
Kelompok 1 dan 4 membahas tentang Sifat-sifat Api, kelompok 2 dan 5 membahas materi Pencegahan Timbulnya
Kebakaran, sedangkan kelompok 3 dan 6 membahas materi tentang Alat Keselamatan Pelindung Kebakaran.
Hasil diskusi yang telah di bahas setiap kelompoknya kemudian dipresentasikan didepan kelas sama seperti dengan
presentasi pada siklus I, ketua kelompok bertanggung jawab atas anggotanya saat presentasi berlangsung, kemudian setiap kelompok
diberikan kesempatan bertanya kepada kelompok yang sedang mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kelompok lain
diperbolehkan memberikan pendapat atau saran terkait tentang materi yang disampaikan.
3 Kegiatan Akhir Setelah kelompok 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 selesai
mempresentasikan hasil diskusinya, peneliti mengevaluasi dan menyimpulkan hasil pembelajaran, selanjutnya peneliti memberikan
soal posttest 2 selama 30 menit. Kemudian, peneliti menutup pelajaran dan memberikan salam.
65 c. Refleksi
Hasil penelitian tindakan pada siklus II menunjukan adanya peningkatan prestasi belajar serta keaktifan peserta didik. Rancangan
perbaikan pada siklus I dapat berjalan dengan baik di siklus II. Peserta didik mulai terbiasa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation. Hal yang demikian ini membuat peserta didik dapat belajar secara maksimal.
Media yang digunakan siswa setelah diberikan motivasi kepada guru pun meluas, rata-rata siswa aktif mencari sumber belajar yang luas,
siswa mulai menggunakan atau memanfaatkan internet sebagai media untuk mencari sumber belajar. Serta keaktifan berdiskusi dengan kelompok
maupun kelompok lain terjadi komunikasi yang aktif. Guru tidak lagi menjelaskan materi, tetapi keberadaan guru di dalam kelas hanya sebagai
fasilitator. Guru hanya memberikan saran jika di salah satu kelompok bertanya.
Peningkatan kreativitas, emosional dan keatifan siswa saat peroses pembelajaran juga berdampak pada hasil belajar, yaitu dengan
melakukan posttest. Nilai yang didapatkan siswa sangat memuaskan, 90 siswa mendapatkan skor lebih dari kriteria ketuntasan minimum KKM.
Data kreativitas, emosional, keaktifan dan hasil belajar dapat dilihat sebagai berikut:
1 Data Observasi Hasil Observasi proses tindakan pembelajaran siklus II dapat
dilihat pada tabel 12, 13, dan 14.
66 Tabel 12. Data kreativitas siswa siklus II
No Aspek Penilaian
Hasil Pengamatan Presentase
SB B
K SK
1 Selalu mempertimbangkan
informasi baru dan ide yang tidak lazim dengan pikiran
terbuka 6
14 8
2 66,67
2 Selalu membangun
keterkaitan, khususnya antara hal-hal yang berbeda
9 15
6 80
3 Selalu menghubung-
hubungkan berbagai hal dengan bebas
6 14
8 2
66,67
4 Selalu menerapkan imajinasi
pada setiap situasi untuk menghasilkan hal baru dan
berbeda 9
15 6
80 5
Selalu mendengarkan intuisi 9
14 7
76,67
Hasil presentase pada tabel 12 tentang kreativitas siswa pada siklus II yaitu siswa yang mendapatkan skor baik dan sangat baik
sudah melebihi setengah dari jumlah keseluruhan siswa. Presentase paling rendah terlihat pada aspek penilaian menghubung-hungungkan
berbagai hal dengan bebas dan mengungkapkan ide baru yaitu kurang lebih hanya 60. Namun aspek penilaian lainya sudah mencapai lebih
dari 70. Hal ini disebabkan adanya pemanfaatan media secra luas dan maksimal contohnya pada pemanfaatan internet. Dengan
memanfaatkan media tersebut siswa dapat menggambarkan atau dapat mengeluarkan imajinasi terkait dengan materi pelajaran.
Terdapat empat siswa yang mendapatkan kategori 1 sangat kurang sedangkan lainya siswa lebih berkreativitas terutama saat
mendiskusikan materi tentang sifat-sifat api, pencegahan timbulnya kebakaran,
alat keselamatan
pelindung kebakaran.
Siswa berkreativitas bawasanya siswa dapat membedakan macam-macam
api dan berimajinasi cara pemadaman api yang ditimbulkan dari
67 berbagai aspek serta siswa dapat mengatur atau membuat skema
tentang pencegahan timbulnya kebakaran seperti pada gudang penyimpanan.
Tabel 13. Data emosional siswa siklus II
No Aspek Penilaian
Hasil Pengamatan Presentase
SB B
K SK
1 Empati
8 13
8 1
70 2
Mengungkapkan dan memahami
12 14
4 86,67
3 Mengendalikan amarah
12 14
4 86,67
4 Kemandirian
8 14
8 73,33
5 Kemampuan menyesuaikan
diri 8
18 3
1 86,67
6 Disukai
8 18
3 1
86,67 7
Kemampuan memecahkan masalah
12 14
4 86,67
8 Ketekunan
9 14
7 76,67
9 Kesetiakawanan
7 16
7 76,67
10 Keramahan
5 20
5 83,33
11 Sikap hormat
8 13
8 1
70
Jika dilihat dari tabel 13 tentang emosional siswa pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan, yaitu lebih dari 70.
Ssetelah memberikan motivasi kepada siswa pada siklus II, emosional siswa meningkat, hal tersebut dikarenakan pengaruhnya memberikan
motivasi siswa sebelum memulai pelajaran kepada siswa. Sehingga siswa bersemangat dalam melakukan proses pembelajaran. Terdapat
emapat siswa yang mendapat skor penilaian 1 sangat kurang sedangkan siswa lainya telah dapat mengatur daya pikir emosional.
Pada siklus ke II ini siswa lebih aktif berdiskusi dengan kelompok maupun kelompok lain. Skor tertinggi yaitu pada aspek penilaian
mengungkapkan dan memahami, mengendalikan amarah, dan kemampuan memecahkan masalah, hal ini disebakan setelah diberi
68 motivasi siswa lebih berfikir kritis dan siswa dapat mengatur kerja
kelompok, sehingga masing-masing kelompok terlihat aktif berdiskusi. Tabel 14. Data keaktifan siswa siklus II
No Aspek Penilaian
Hasil Pengamatan Presentase SB
B K SK
1 Perhatian Siswa Terhadap
Penjelasan Guru dan Kelompok Lain
8 13
8 1
70 2
Keaktifan Mencatat Materi 8
14 8
73,33 3
Keaktifan Bertanya 6
20 3
1 86,67
4 Keaktifan Menjawab
Pertanyaan 9
15 6
80 5
Keaktifan Berdiskusi Dengan Kelompok
Maupun Kelompok Lain 12
14 4
86,67 6
Keaktifan Kerjasama Dengan Kelompok
Maupun Kelompok Lain 8
18 3
1 86,67
7 Keaktifan Mengajukan
Pendapat 6
14 8
2 66,67
8 Mendengarkan Presentasi
Kelompok Lain 7
16 7
76,67 9
Kemampuan Menyampaikan Hasil
Materi Diskusi. 5
20 5
83,33 10
Bersemangat dalam mengikuti pelajaran
9 14
7 76,67
Presentase deskripsi pada tabel 9 dapat diketahui bahwa dari 30 siswa yang mendapat skor kriteria 3 baik dan 4 sangat baik
terdapat pada indikator penilaian tentang keaktifan peserta didik dalam memperhatikan penjelasan guru dan kelompok lain sebanyak 21
peserta didik atau 70 dari jumlah siswa, keaktifan mencatat materi 22 peserta didik atau 73,33 dari jumlah siswa, keaktifan bertanya 26
peserta didik atau 86,67 dari jumlah siswa, keaktifan menjawab pertanyaan 24 peserta didik atau 80 dari jumlah siswa, keaktifan
berdiskusi kelompok dan kelompok lain 26 peserta didik atau 86,67 dari jumlah siswa, keaktifan kerjasama kelompok dan kelompok lain 26
peserta didik atau 86,67 dari jumlah siswa, keaktifan mengajukan
69 pendapat 20 peserta didik atau 66,67 dari jumlah siswa, keaktifan
mendengar presentasi kelompok lain 23 peserta didik atau 76,67 dari jumlah siswa, kemampuan menyampaikan materi hasil diskusi 25
peserta didik atau 83,33 dari jumlah siswa, dan keaktifan untuk bersemangat dalam mengikuti pelajaran 23 peserta didik atau 76,67
dari jumlah siswa. Pada aspek penilaian keaktifan peserta didik maka peserta didik telah terjadi keaktifan komunikasi antara kelompok satu
ke kelompok lainnya serta kepada guru. Berdasarkan data tabel 12, 13, dan 14 Dilihat dari data
observasi peserta didik menunjukkan bahwa kreativitas, emosional dan keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran dengan
model pembelajaran
kooperatif tipe
Group Investigation
menghasilkan nilai yang optimal. 2 Hasil Belajar
Gambar 16. Diagram Hasil Posttest Siklus II Hasil belajar siswa diperoleh dari nilai posttest pada siklus II,
hasil data posttest diikuti sebanyak 30 peserta didik dengan alokasi waktu selama 30 menit 25 butir soal. Nilai hasil belajar dapat dilihat
pada tabel 15.
90
10 Tuntas
Tidak Tuntas
70 Tabel 15. Hasil Belajar siklus II
No Nama Siswa
Inisial Nilai
KKM 1
ATWS 80
Tuntas 2
ADH 92
Tuntas 3
AMA 68
Tidak Tuntas 4
APP 88
Tuntas 5
DWA 84
Tuntas 6
EHB 76
Tuntas 7
FNS 84
Tuntas 8
FAG 76
Tuntas 9
FS 84
Tuntas 10
GNS 92
Tuntas 11
HAW 80
Tuntas 12
IR 80
Tuntas 13
IAI 84
Tuntas 14
JRS 88
Tuntas 15
KFF 84
Tuntas 16
KJJP 84
Tuntas 17
MFAN 76
Tuntas 18
MA 84
Tuntas 19
MM 64
Tidak Tuntas 20
MF 72
Tidak Tuntas 21
MWR 76
Tuntas 22
PDP 80
Tuntas 23
RDFAP 88
Tuntas 24
RW 92
Tuntas 25
RYK 92
Tuntas 26
RY 84
Tuntas 27
SAS 76
Tuntas 28
SR 88
Tuntas 29
THB 76
Tuntas 30
TCS 96
Tuntas
Deskripsi berdasarkan tabel 11 dan diagram hasil posttest Siklus 1 dapat diketahui bahwa dari 30 siswa di kelas X Teknik
Pemesinan 2 SMK Muhammadiyah Yogyakarta yang mendapat nilai yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal KKM atau memperoleh
nilai ≥ 75 dan dikatakan tuntas sebanyak 27 dua puluh tujuh siswa atau 90, sedangkan sebanyak 3 tiga siswa atau 10 mendapat
nilai di bawah KKM atau memperoleh nilai 75. Dari hasil posttest 2 nilai tertinggi yang diperoleh adalah 96 dan nilai terendah yang
71 diperoleh ialah 64. Jumlah nilai rata-rata mean pada hasil posttest 2
adalah 82,26. Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe pembelajaran Group Investigation dalam siklus II ini sudah memenuhi kriteria yang diharapkan. Nilai
kreativitas, emosional dan keaktifan peserta didik sudah memenuhi skor rata-rata diatas 70, dan pada indikator keberhasilan prestasi belajar, lebih
dari 80 dari jumlah keseluruhan siswa sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum KKM yaitu ≥ 75. Aspek-aspek pendukung
peningkatan kreativitas, emosional, keaktifan dan prestasi belajar siswa yaitu pengolahan kelas yang baik, menerapkan metode pembelajaran yang
tepat, dan kemempuan guru dalam menangani permasalahan, aspek- aspek tersebut membuat kelas menjadi aktif dan terjadinya komunikasi dua
arah antara guru dan siswa. Ketercapaikan hasil belajar dan keaktifan siswa pada siklus II maka pembahasan materi dicukupkan sampai dengan
siklus II.