9 kelompok. Kelompok pertama merupakan kelompok penanya, kelompok
kedua dan ketiga merupakan kelompok penjawab. Keompok kedua merupakan kelompok menjawab berdasarkan prespektif tertentu,
sementara kelompok ketiga adalah kumpulan orang yang menjawab dengan prespektif yang berbeda dengan kelompok kedua. Perbedaan
ini diharapkan memunculkan diskusi yang aktif yang ditandai oleh adanya proses dialektika berfikir, sehingga mereka dapat menemukan
pengetahuan struktural. Kelompok keempat adalah kelompok yang bertugas me-review dan membuat kesimpulan dari hasil diskusi.
h. Inside-Outside Circle Pembelajaran dengan metode inside-outside circle diawali
dengan pembentukan kelompok. Juka kelas terdiri dari 40 orang bagilah menjadi dua kelompok besar. Tiap-tiap kelompok besar terdiri dari dua
kelompok lingkaran dalam dengan jumlah anggota 10 orang. i. Bamboo Dancing
Pembelajaran dengan metode bamboo dancing serupa dengan metode inside outside circle. Pembelajaran diawali dengan pengenalan
topik oleh guru. Guru bisa menuliskan topik tersebut di papan tulis atau dapat pula guru bertanya bertanya jawab apa yang diketahui peserta
didik mengenai topik itu. Kegiatan sumbang saran ini dimaksudkan untuk mengaktifkan struktur kognitif yang telah dimiliki peserta didik agar
lebih siap menghadapi pelajaran yang lebih baru j. Point-Counter-Point
Metode pembelajaran point-counter-point dipergunakan untuk mendorong peserta didik berfikir dari berbagai prespektif. Jika metode
10 pembelajaran ini dikembangkan, maka yang harus diperhatikan adalah
materi pembelajaran. Didalam bahan pelajaran harus terdapat isu-isu kontroversi. Misal, G 30 S PKI, serangan umum 1 maret 1949 dan lain-
lain. k. The Power of Two
Seperti metode pembelajaran koognitif lainnya, praktik pembelajaran dengan metode the power of two diawali dengan
mengajukan pertanyaan. Diharapkan pertanyaan yang dikembangkan adalah pertanyaan yang membutuhkan pemikiran kritis.
l. Listening team Langkah-langkah metode tim pendengar yaitu dengan
membagi peserta didik menjadi empat tim dan berilah tim-tim tersebut dengan tugas-tugas. Tim pertama berperan sebagai penanya dengan
tugas merumuskan pertanyaan, tim kedua berperan sebagai pendukung dengan tugas menjawab pertanyaan yang didasarkan pada poin-poin
yang disepakati, tim ketiga berperan sebagai penentang dengan tugas mengutarakan poin-poin yang tidak disetujui atau tidak bermanfaat dan
menjelaskan demikian, tim keempat berperan menjadi penarik kesimpulan dan bertugas sebagai mengumpulkan hasil. Penyaji
memaparkan laporan hasil penelitiannya, setelah selesai beri watu kepada tiap kelompok untuk menyelesaikan tugas sesuai dengan
perannya masing-masing.
2. Group Investigation
Group Investigation adalah bentuk pembelajaran kooperatif yang berasal dari jamannya John Dewey 1970, tetapi setelah diperbaharui dan
11 diteliti pada beberapa tahun terakhir ini oleh Shlomo dan Yael Sharan, serta
Rachel-Lazarowitz di Israel. Group Investigation ini dikembangkan oleh Shlomo dan Yael Sharan di Universitas Tel Aviv, merupakan perencanaan
pengaturan kelas yang umum dimana para siswa bekerja dalam kelompok kecil menggunakan pertanyaan kooperatif, diskusi kelompok, serta
perencanaan dan proyek kooperatif Slavin, 2005:25 Group Investigation merupakan salah satu model dari pembelajaran
kooperatif. Model ini bertujuan untuk membuat peserta didik lebih aktif dan kreatif serta dapat bekerjasama dengan kelompok atau timnya untuk
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terdapat pada topik pembelajaran.
Menurut Agus Suprijono 2009:93 pembelajaran dengan metode Group Investigation dimulai dengan pembagian kelompok. Selanjutnya guru
beserta peserta didik memilih topik-topik tertentu dengan permasalahan- permasalahan yang dapat dikembangkan dari topik-topik itu. Sesudah topik
beserta permasalahnya disepakati, peserta didik beserta guru menentukan metode penelitian yang dikembangkan untuk memecahkan masalah.
Menurut Sharan dalam Slavin 2005:24 Group Investigation, merupakan perencanaan pengaturan kelas yang umum dimana para siswa bekerja
dalam kelompok kecil menggunakan pertanyaan kooperatif, diskusi kelompok serta perencanaan dan proyek kooperatif.
Menurut Slavin 2005:218-220 dalam Group Investigation, peserta didik bekerja melalui enam tahap. Pendidik mengapdatasikan pedoman-
pedoman dengan latar belakang, umur, dan kemampuan para murid, sama halnya seperti penekanan waktu, tetapi pedoman-pedoman ini cukup bersifat
12 umum untuk dapat diaplikasikan dalam skala kondisi kelas yang luas.
Pedoman tersebut yaitu : a. Mengidentifikasikan topik dan mengatur murid kedalam kelompok.
1 Para siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik, dan mengkategorikan saran-saran.
2 Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang mereka pilih.
3 Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat heterogen bermacam-macam jenis.
4 Guru membantu dalam mengumpulkan informasi dan memfasilitasi pengaturan.
b. Merencanakan tugas yang akan dipelajari. Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang
dipelajari, cara mempelajari, dan pembagian tugasnya dengan tujuan untuk menginvestigasi topik tersebut.
c. Melaksanakan investigasi. 1 Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan
membuat kesimpulan. 2 Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang
dilakukan kelompoknya. 3 Para siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan
mensistesis semua gagasan. d. Menyiapkan laporan akhir.
1 Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka.
13 2 Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan,
dan bagaimana mereka akan membuat presentasi. 3 Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk
mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi. e. Mempresentasikan laporan akhir
1 Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk.
2 Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarnya secara aktif.
3 Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya
oleh seluruh anggota kelas. f. Evaluasi
1 Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut, mengenai tugas yang telah mereka kerjakan, mengenai
keefektifan pengalaman-pengalaman mereka. 2 Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran
siswa. 3 Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling
tinggi. Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat
dipakai guru untuk mengembangkan kreativitas siswa, baik secara individu maupun kelompok. Model pebelajaran ini dirancang untuk membantu
terjadinya pembagian tanggung jawab ketika siswa mengikuti pembelajaran