Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
74
9 Kemampuan Menyampaikan
Hasil Materi Diskusi. 43,33
83,33 40
10 Bersemangat dalam mengikuti
pelajaran 66,67
76,67 10
Rata - Rata 47,67
78,67 31
Deskripsi dari tabel 9 menunjukkan adanya peningkatan aktifitas belajar peserta didik mulai dari siklus I ke siklus II. Menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat memperoleh peningkatan sebesar 31. Data tersebut dilihat dari nilai rata-rata siklus I
menunjukkan nilai 47,67 pada siklus II memperoleh mean rata-rata sebesar 78,67.
Aspek penilaian perhatian siswa terhadap penjelasan guru dan kelompok lain dari siklus I sampai dengan siklus II meningkat hingga 10,
keaktifan mencatat meteri meningkat sebesar 40, keaktifan bertanya mecapai 40, keaktifan menjawab pertanyaan sebesar 40, keaktifan
berdiskusi dengan kelompok maupun kelompok lain sebesar 26,67, keaktifan kerjasama dengan kelompok maupun kelompok lain mencapai
43,34, keaktifan mengajukan pendapat sebesar 23,34, keaktifan mendengarkan
presentasi kelompok
lain 36,67,
kemampuan menyampaikan hasil materi diskusi mencapai 40, dan keaktifan
bersemangat mengikuti pelajaran mencapai 10. Peningkatan nilai keaktifan peserta didik disebabkan oleh beberapa
faktor, salah satunya yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation, hal ini memberikan dukungan ataupun
motivasi yang diberikan kepada peserta didik. Berdasarkan hasil observasi keaktifan yang didapat peserta didik sudah memenuhi kriteria penilaian, yaitu
sudah mencapai nilai 3 baik dan 4 sangat baik meskipun masih terdapat
75 beberapa peserta didik yang mendapatkan kriteria 2 kurang dan 1 sangat
kurang. Keaktifan, emosional dan kreativitas peserta didik mengalami
peningkatan, hal ini dikarenakan dukungan motivasi yang diberikan guru kepada peserta didik, selain itu siswa juga mulai terbiasa menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Berikut adalah diagram peningkatan dari kreativitas, emosional dan keaktifan siswa selama proses
pembelajaran.
Gambar 17. Diagram peningkatan kreativitas, emosional dan keaktifan 2. Hasil Belajar
Selain menggunakan lembar keaktifan sebagai acuan penilaian prestasi belajar peserta didik, peneliti juga mengukur prestasi belajar dengan
menggunakan tes atau soal-soal yang terkait dengan materi yang dipelajari. Hasil belajar selama melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat dilihat pada tabel 10.
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Kreativitas Emosional
Keaktifan Kreativitas
Emosional Keaktifan
Siklus I Siklus II
76 Tabel 19. Hasil belajar pada siklus I dan siklus II
No Nama Siswa
Inisial Posttest
1 Posttest
2 Keterangan
1 ATWS
76 80
Meningkat 2
ADH 48
92 Meningkat
3 AMA
52 68
Meningkat 4
APP 84
88 Meningkat
5 DWA
76 84
Meningkat 6
EHB 56
76 Meningkat
7 FNS
80 84
Meningkat 8
FAG 76
76 Tetap
9 FS
48 84
Meningkat 10
GNS 80
92 Meningkat
11 HAW
52 80
Meningkat 12
IR 48
80 Meningkat
13 IAI
76 84
Meningkat 14
JRS 76
88 Meningkat
15 KFF
80 84
Meningkat 16
KJJP 76
84 Meningkat
17 MFAN
72 76
Meningkat 18
MA 84
84 Tetap
19 MM
60 64
Meningkat 20
MF 64
72 Meningkat
21 MWR
52 76
Meningkat 22
PDP 80
80 Tetap
23 RDFAP
80 88
Meningkat 24
RW 84
92 Meningkat
25 RYK
80 92
Meningkat 26
RY 80
84 Meningkat
27 SAS
72 76
Meningkat 28
SR 84
88 Meningkat
29 THB
56 76
Meningkat 30
TCS 88
96 Meningkat
Mean 70,66
82,26 Min
48 64
Max 88
96
Hasil belajar selama siklus I dan siklus II menghasilkan peningkatan yang baik. Rata-rata siklus I mendapatkan skor 70,66 atau 60 sedangkan
pada siklus II mendapatkan rata-rata sebesar 82,26 atau 90, sehingga peningkatan antara siklus I dan siklus II mencapai 11,6 atau 30. Dengan
demikian, penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat dikatakan berhasil meskipun masih terdapat 3 peserta
didik yang belum mencapai nilai ≥ 75 sehingga tercatat 27 peserta didik sudah
memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Walaupun ke tiga peserta didik belum
77 mencapai kriteria ketuntasan minimal, namun peserta didik tersebut
mengalami peningkatan penilaian dari siklus I dan Siklus II. Berikut merupakan diagram peningkatan siklus I dan Siklus II.
Gambar 18. Diagram peningkatan hasil belajar Peningkatan hasil belajar sebesar 30, sehingga dapat dikatakan
bahwa peningkatan hasil belajar tersebut berdampak positif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe group investigation
secara individu dan keseluruhan mampu meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
Dengan demikian, dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa cara untuk meningkatkan kreativitas, emosional, keaktifan dan prestasi
belajar pada model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation yaitu dengan melakukan kegiatan berdiskusi dalam kelompok untuk merencanakan
suatu ide yang akan direalisasikan kepada kelompok lain dengan menggabungkan antara pengetahuan, penelitian dan tindakan. Pada siklus I
prestasi belajar peserta didik tergolong rendah, hal ini disebabkan karena peserta didik belum dapat mengikuti jalannya proses tindakan pada siklus I
dan siswa belum memahami model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Sedangkan pada siklus ke II, prestasi belajar peserta didik
mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan guru menerapkan beberapa
20 40
60 80
100
Siklus I Siklus II
78 perubahan pada siklus II yaitu dengan mengubah anggota kelompok
sebelumnya berdasarkan nilai posttest I, sehingga di dalam perubahan kelompok tersebut akan terdapat beberapa siswa yang mempunyai skor tinggi
yang mampu memimpin dan membantu dalam proses pemecahan masalah. Selain itu, untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik pada siklus II
guru menambah waktu presentasi hasil diskusi, sehingga siswa menjadi lebih aktif dalam memaparkan hasil diskusi dari tiap anggota kelompoknya dan
lebih aktif dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan kelompok lain.
Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar peserta didik, hal ini sesuai
dengan teori yang dikemukakan Rusman 2011:222 bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat dipakai guru untuk
mengembangkan krestivitas siswa, baik secara individu maupun kelompok., model pembelajaran ini dirancang untuk membantu terjadinya pembagian
tanggung jawab ketika siswa mengikuti pembelajaran dan berorientasi menuju pembentukan manusia sosial.
79