Group Investigation Kajian Teori

13 2 Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan, dan bagaimana mereka akan membuat presentasi. 3 Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi. e. Mempresentasikan laporan akhir 1 Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk. 2 Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarnya secara aktif. 3 Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota kelas. f. Evaluasi 1 Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut, mengenai tugas yang telah mereka kerjakan, mengenai keefektifan pengalaman-pengalaman mereka. 2 Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa. 3 Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi. Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat dipakai guru untuk mengembangkan kreativitas siswa, baik secara individu maupun kelompok. Model pebelajaran ini dirancang untuk membantu terjadinya pembagian tanggung jawab ketika siswa mengikuti pembelajaran 14 dan berorientasi menuju pembentukan manusia sosial menurut Mafun dalam Rusman 2011:222. Langkah-langkah pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe group investigation menurut Rusman 2011:223. a. Membagi siswa ke dalam kelompok kecil yang terdiri dari ± 5 siswa. b. Memberikan pertanyaan terbuka yang bersifat analitis. c. Mengajak setiap siswa untuk berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan kelompoknya secara bergiliran searah jarum jam dalam kurun waktu yang disepakati. Asumsi yang digunakan sebagai acuan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation, yaitu: a. Untuk meningkatkan kemampuan kreativitas siswa dapat ditempuh melalui pengembangan proses kreatif menuju suatu kesadaran dan pengembangan alat bantu yang secara eksplisit mendukung kreativitas. b. Komponen emosional lebih penting daripada intelektual, yang tak rasional lebih penting dari pada yang rasional. c. Untuk meningkatkan peluang keberhasilan dalam memecahkan suatu masalah harus lebih dahulu memahami komponen emosional dan irasional. Menurut Elanie B. Johnson dalam Jamal 2012:138 kreativitas adalah berkah khusus bagi sejumlah kecil orang-orang yang luar biasa. Orang kreatif lahir dilengkapi kekuatan untuk membayangkan kemungkinan- kemungkinan di luar yang bisa dibayangkan oleh orang biasa, dan melihat hal-hal yang didak dilihat orang kebanyakan. Sedangkan menurut Julia Caeron dalam Jamal 2012:139 kreativitas adalah sifat sejati manusi. 15 Kreativitas adalah sebuah proses yang sama normal dan sama menakjubkannya. Kreativitas ibarat darah yang pasti ada di dalam tubuh tanpa harus dicari. Berfikir kreatif yang membutuhkan ketekunan, disiplin diri, dan perhatian penuh ini terdiri dari beberapa aktivitas mental yang mencerminkan daya pikir kreatif, antara lain: a. Selalu mengajukan pertanyaan, b. Selalu mempertimbangkan informasi baru dan ide yang tidak lazim dengan pikiran terbuka. c. Selalu membangun keterkaitan, khususnya antara hal-hal yang berbeda. d. Selalu menghubung-hubungkan berbagai hal dengan bebas. e. Selalu menerapkan imajinasi pada setiap situasi untuk menghasilkan hal baru dan berbeda. Kecerdasan emosional adalah himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan dan emosi baik pada diri sendiri maupun pada orang lain menurut Salovey dan Meyer dalam Anurrahman 2012:87. Beberapa bentuk kualitas emosional yang dinilai penting bagi keberhasilan, yaitu: a. Empati b. Mengungkapkan dan memahami perasaan c. Mengendalikan amarah d. Kemandirian e. Kemampuan menyesuaikan diri f. Disukai g. Kemampuan memecahkan masalah antar pribadi h. Ketekunan 16 i. Kesetiakawanan j. Keramahan k. Sikap hormat Kesimpulan diatas yaitu guru harus mendorong kreativitas dan meningkatkan emosional peserta didik agar dapat berkembang dengan cepat. Tanpa kreativitas dan kecerdasan emosional maka peserta didik akan menghadapi ketatnya persaingan dan tajamnya perbedaan yang muncul. Pembelajaran keselamatan, kesehatan dan keamanan lingkungan hidup K3LH dapat digunakan sebagai objek untuk membangun kreativitas dan emosional peserta didik. Karena pembelajaran K3LH tidak hanya membutuhkan pemahaman teori saja, pembelajaran K3LH juga membutuhkan penanggapan seseorang yang terjadi di lapangan kerja.

3. Keaktifan

Pembelajaran yang baik tentunya diiringi oleh keaktifan peserta didik, sehingga pembelajaran di dalam kelas tidak terasa jenuh dan membosankan. Pembelajaran yang biasanya bersifat satu arah, dalam hal ini tidak hanya keaktifan guru, melainkan keaktifan siswa menjadi tuntutan utama. Keaktifan siswa dibentuk melalui pendekatan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan siswa untuk mencari pengetahuan dalam kegiatan belajarnya. Belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun aktivitas psikis. Aktivitas fisik ialah peserta didik giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Peserta didik yang memiliki aktivitas psikis kejiwaan adalah jika daya jiwanya 17 bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran. Seluruh peranan dan kemauan dikerahkan dan diarahkan supaya daya itu tetap aktif untuk mendapatkan hasil pengajaran yang optimal. Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi, 1991:6. Menurut Sardiman 1986:96 Dalam kegiatan belajar mengajar peserta didik harus aktif berbuat, dengan kata lain bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas, belajar itu tidak mungkin berlangsung baik. Di dalam aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa, yakni menurut pandangan ilmu jiwa lama dan ilmu jiwa modern. Menurut pandangan ilmu jiwa lama aktivitas didominasi oleh guru sedangkan menurut pandangan ilmu jiwa modern aktivitas didominasi oleh siswa. Sekolah adalah salah satu pusat belajar, dengan demikian di sekolah merupakan arena untuk mengembangkan aktivitas. Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat. Menurut Paul dalam Sardiman 1986:100 Kegiatan siswa dapat digolongkan sebagai berikut : a. Visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. b. Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, intruksi. c. Listening activities, sebagai contoh, mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. d. Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. 18 e. Drawing activities, misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram. f. Motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak. g. Mental activities, sebagai contoh misalnya: menaggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan. h. Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

4. Prestasi Belajar

Belajar ialah proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terlibat dalam berbagai bidang studi. Menurut Ghufron 2010:9 prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh siswa atau mahasiswa setelah melakukan aktivitas belajarnya yang dinyatakan dalam bentuk nilai angka atau huruf. Menurut Zainal Arifin 2012:12 prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Prestasi belajar achievement semakin terasa penting untuk dibahas, karena mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain: a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik. 19 b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ektern dari suatu institusi pendidikan. e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap kecerdasan peserta didik. Hasil belajar diperlukan untuk mengevaluasi taraf keberhasilan dalam pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar. Hasil belajar merupakan simbol dari prestasi belajar. Untuk dapat menganalisa prestasi belajar maka menggunakan penilaian-penilaian yang didukung oleh data objektif. Hasil belajar di dalam kelas dapat diterapkan ke dalam situasi- situasi di luar sekolah. Dengan kata lain, murid dapat dikatakan berhasil belajar apabila ia dapat mentransferkan hasil belajarnya kedalam situasi- situasi yang sesungguhnya di dalam masyarakat Tabrani, 1992:25. Tentang transfer hasil belajar, kita setidak-tidaknya akan menemukan tiga teori, yaitu: a. Teori disiplin formal Teoti ini menyatakan bahwa ingatan, sikap, pertimbangan, imajinasi, dsb. Dapat diperkuat melalui latihan-latihan akademis. b. Teori unsur-unsur identik Transfer terjadi apabila di antara dua situasi atau dua kegiatan terdapat unsur-unsur yang bersamaan identik. Latihan dalam satu situasi mempengaruhi perbuatan tingkah laku dalam situasi lainya.

Dokumen yang terkait

Peningkatan Motivasi Belajar Peserta Didik Melalui Metode Group Investigation DI MTS NegeriI 1 Kota Tangerang Selatan

0 3 6

THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING STAD TYPE WITH MULTIMEDIA BASED ON COMPUTER TO FOSTER TEAMWORK AND INCREASE STUDENTS ACHIEVEMENT IN REDOX REACTION TOPIC.

0 2 20

THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TYPE) BYUSING CHEMSKETCH MEDIA TO INCREASE STUDENTS ACHIEVEMENT IN HYDROCARBON TOPIC.

3 5 17

THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TYPE BY USING LEARNING MODULE TO INCREASE STUDENT ACHIEVEMENT IN SALT HYDROLYSIS TOPIC.

0 1 18

THE EFFECTIVENESS OF CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) AND MULTIMEDIA TO INCREASE STUDENTS ACHIEVEMENT AND STUDENTS ACTIVITY ON TEACHING HYDROCARBON.

1 3 17

THE DEVELOPMENT OF CHEMISTRY LEARNING MODULE TO INCREASE STUDENTS ACHIEVEMENT ON THE TEACHING AND LEARNING OF OXIDATION AND REDUCTION REACTION.

0 2 21

THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE TWO STAY TWO STRAY TO INCREASE STUDENTS’ LEARNING ACTIVITY IN ACCOUNTING CLASS XII AK 2 SMK NEGERI 1 KLATEN.

0 1 157

ENHANCING ACTIVITY AND ACHIEVEMENT OF K3LH BY GROUP INVESTIGATION TYPE COOPERATIVE LEARNING.

0 0 5

Application Of Problem Posing Study Model At Group Study To Increase Result Of Learning Mathematics.

0 0 8

USE MODEL TYPE COOPERATIVE LEARNING JIGSAW TO INCREASE ACTIVITY AND RESULTS OF LEARNING PUPILS SUBJECT SOCIAL STUDIES CLASS IV SD STATE 1 SUKANEGARA

0 0 13