36
D. Karakteristik Anak Sekolah Dasar
Menurut Piaget dalam Iskandarwassid Dadang Sunendar 2011: 147- 148 menyebutkan bahwa perkembangan anak mempunyai empat tahap yaitu
tahap sensorimotor, tahap operasional, tahap operasional nyata, dan tahap operasional formal. Berikut dipaparkan masing-masing tahapan tersebut.
Pertama, tahap sensorimotor sejak lahir hingga usai dua tahun. Anak mempunyai kemajuan dalam operasi-operasi reflek dan belum mampu
membedakan apa yang ada disekitarnya hingga ke aktivitas sensimotorik yang kompleks, di mana terjadi formasi-formasi baru terhadap organisasi pola-pola
lingkungan. Individu mulai menyadari bahwa benda-benda di sekitarnya mempunyai keberadaan, dapat ditemukan kembali dan mulai mampu membuat
hubungan-hubungan sederhana antara benda-benda yang mempunyai persamaan. Kedua, tahap operasional usia 2-7 tahun. Pada tahap ini obyek-obyek dan
peristiwa mulai menerima arti secara simbolis. Sebagai contoh, kursi adalah benda untuk diduduki, penghormatan kepada bendera merah putih dalam suatu
barisan upacara, sekolah adalah tempat belajar; masjid, gereja, pura, vihara, dan klenteng yang dikenal masing-masing individu adalah tempat ibadah. Anak
menyadari bahwa kemampuannya untuk belajar tentang konsep-konsep yang lebih kompleks mengingat bila dia diberi contoh-contoh yang nyata atau familiar.
Dengan contoh-contoh itu anak memperoleh suatu kriteria yang digunakan untuk mendefinisikan konsep itu.
Ketiga, tahap operasional nyata usia 7-11 tahun. Anak mulai mengatur data ke dalam hubungan-hubungan logis dan mendapatkan kemudahan dalam
37 memanipulasi data dalam situasi pemecahan masalah. Operasi-operasi yang
demikian biasanya terjadi jika obyek-obyek nyata memang ada, pengalaman- pengalaman lampau yang aktual bila disusun. Anak mampu membuat keputusan
tentang hubungan-hubungan timbal balik dan berkebalikan, misalnya kiri dan kanan adalah hubungan dalam hal posisi atau tempat, serta “menjadi orang asing”
adalah suatu proses timbal balik. Keempat, tahap operasional formal usia 11 dan seterusnya. Tahap ini
ditandai oleh perkembangan kegiatan-kegiatan operasi berpikir formal dan abstrak. Individu mampu menganalisis ide-ide, memahami tentang ruang dan
hubungan-hubungan yang bersifat sementara temporal. Orang muda ini mampu berpikir logis tentang data yang abstrak; mampu menilai data menurut kriteria
yang diterima; mampu menyusun hipotesis dan mencari akibat-akibat yang mungkin bisa terjadi dari hipotesis tersebut; mampu membangun teori-teori dan
memperoleh simpulan logis tanpa pernah memiliki pengalaman langsung. Anak sekolah dasar mempunyai karakteristik tersendiri. Karekteristik yang
dimiliki anak sekolah dasar yaitu: a keadaan jasmani tumbuh sejalan dengan prestasi sekolah, b sikap tunduk kepada peraturan permainan yang tradisional,
c ada kecenderungan suka memuji diri sendiri, d suka membandingkan dirinya dengan anak lain, kalau hal itu menguntungkan, e kalau tidak dapat
menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggapnya tidak penting, f pada masa ini anak menghendaki nilai yang baik tanpa mengingat apakah prestasinya
memang pantas diberi nilai baik atau tidak, g minat kepada kehidupan praktis sehari-hari, h realistis dan ingin tahu, i menjelang akhir masa ini telah ada
38 minat kepada hal-hal mata pelajaran-mata pelajaran khusus, j sampai kira-kira
umur 11 tahun, anak membutuhkan pengajar atau orang-orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugasnya, dan k setelah umur 11 tahun umumnya anak-
anak berusaha menyelesaikan tugasnya sendiri Iskandarwassid Dadang Sunendar, 2011: 141.
E. Kerangka Pikir