38 minat kepada hal-hal mata pelajaran-mata pelajaran khusus, j sampai kira-kira
umur 11 tahun, anak membutuhkan pengajar atau orang-orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugasnya, dan k setelah umur 11 tahun umumnya anak-
anak berusaha menyelesaikan tugasnya sendiri Iskandarwassid Dadang Sunendar, 2011: 141.
E. Kerangka Pikir
Keterampilan berbicara penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Keterampilan berbicara memiliki peranan untuk mengungkapkan
gagasan, ide, pikiran, dan pendapat kepada orang lain. Melatih keterampilan berbicara pada anak mulai diajarkan di SD dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Namun pada kenyataannya keterampilan berbicara siswa SD belum optimal. Gejala-gejala yang tampak misalnya, siswa mengalami kesulitan dalam
menyampaikan gagasan, pikiran, kehendak kepada guru dan teman-temannya, serta siswa juga ragu-ragu dalam berbicara, sulit memilih kata, dan tidak tenang
dalam berbicara. Metode bermain peran merupakan sebuah metode yang memungkinkan
siswa berperan atau memainkan peranan dalam suatu situasi atau masalah tertentu. Dalam perananya siswa dapat mengerti, memahami, dan ikut merasakan
permasalahan yang dimainkan. Siswa dapat melatih bagaimana menyelesaikan masalah tersebut melalui pendalaman peran, bagaimana mengerti situasi maupun
kondisi orang lain dengan dikomunikasikan dalam situasi kelompok. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan metode bermain
peran penting untuk melatih keterampilan berbicara siswa. Melalui metode
39 bermain peran dalam penelitian ini, siswa kelas V SD Negeri 2 Wates berlatih
mengoptimalkan kemampuan berbicara, bagaimana menyampaikan ide, gagasan, maupun pendapat melalui berbicara dalam kehidupan sehari-hari. Jadi
kemampuan mengkomunikasikan pikiran maupun gagasan saat berbicara penting di dalam metode bermain peran. Selain itu dengan metode bermain peran
ini,siswa dapat berlatih berani untuk berbicara dalam situasi kelompok. Dengan demikian gambaran pola pemecahannya melalui tahapan sebagai
berikut.
Gambar 1. Skema Kerangka Pikir
1.
Siswa kesulitan dalam
menyampaikan gagasan, pikiran,
kehendak kepada guru dan teman-
temannya.
2.
Siswa ragu-ragu dalam berbicara,
sulit memilih kata, dan tidak tenang
dalam berbicara. Keadaan awal
Hal yang diharapkan Tindakan
1.
Penjelasan tentang berbicara
menggunakan metode bermain
peran.
2.
Pembelajaran tentang berbicara
menggunakan metode bermain
peran.
1.
Pembelajaran lebih bervariasi.
2.
Siswa lebih bersemangat
dalam pembelajaran
menggunakan metode bermain
peran.
3.
Keterampilan berbicara siswa
meningkat.
Evaluasi awal Evaluasi akhir
Diskusi pemecahan masalah
Penerapan pembelajaran keterampilan berbicara dengan
metode bermain peran
Evaluasi efek
40
F. Hipotesis Tindakan