61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Laporan penelitian ini diuraikan secara berturut-turut sebagai berikut. a Hasil penelitian, yang meliputi: 1 deskripsi hasil pengamatan kondisi awal, 2
deskripsi tindakan pada siklus I, dan 3 deskripsi tindakan pada siklus II. b Pembahasan, serta c keterbatasan penelitian.
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Hasil Pengamatan Awal
Langkah awal yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian tindakan kelas yaitu mengamati pembelajaran keterampilan
berbicara Bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri 2 Wates, Kulon Progo. Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan guru metode pembelajaran
yang digunakan selama pembelajaran berlangsung menggunakan metode ceramah dan diskusi. Metode tersebut digunakan karena memudahkan guru
dalam menyampaikan materi pelajaran yang disampaikan. Kegiatan berbicara dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia masih dianggap hal yang sulit bagi
siswa kelas V. Kesulitan ini dapat dilihat selama pembelajaran berlangsung, sebagian siswa tidak aktif. Keaktifan yang dimaksud mengandung arti aktif
mengajukan pertanyaan, pendapat, menjawab pertanyaan maupun aktif dalam kegiatan diskusi. Siswa cenderung diam bila guru mengajukan pertanyaan,
bahkan ada pula yang tidak memperhatikan pertanyaan dari guru. Ada juga siswa yang meminta temannya yang dianggap pintar di kelas itu untuk
62 menjawab, sehingga yang aktif siswa yang dianggap pintar tersebut. Siswa
yang tidak aktif menjadi semakin tidak aktif. Rangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan sebagai berikut.
Pertama, guru membuka pelajaran dengan salam. Kedua, siswa bersama guru berdo‟a bersama. Berdo‟a dipimpin oleh salah satu siswa yang bertugas pada
hari itu. Ketiga, siswa ditanya oleh guru siapa yang pada hari itu tidak masuk. Pembelajaran pada hari itu diikuti oleh semua siswa. Keempat, siswa
dikondisikan sebelum memulai pelajaran. Pengkondisian siswa dilakukan oleh guru dengan meminta siswa agar duduk tenang ditempat masing-masing untuk
memperhatikan penjelasan yang diberikan guru. Kelima, siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan guru. Tujuan pembelajaran yang
dipelajari adalah diskusi tentang persoalan faktual. Kenam, siswa diberi penjelasan oleh tentang persoalan faktual yang
terjadi di lingkungan sekitar siswa. Persoalan faktual yang menjadi materi pembelajaran tentang sampah. Ketujuh, siswa dibagi menjadi 7 tujuh
kelompok. Setiap kelompok anggotanya berjumlah 5 siswa. Kedelapan, siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing.
Siswa berdiskusi menanggapi atau memberikan saran tentang sampah yang menjadi pokok persoalan faktual. Kesembilan, siswa dibimbing guru
melakukan presentasi hasil diskusi. Siswa secara bergantian menyampaikan hasil diskusi. Kelompok lain diberi kesempatan untuk memberikan sanggahan,
jika ada pernyataan yang tidak sesuai.
63 Kesepuluh, siswa bersama-sama guru membuat kesimpulan materi
yang telah dipelajari. Kesimpulan yang didapat yaitu kita semua sebaiknya merawat lingkungan, membuang sampah pada tempatnya, serta memisahkan
sampah yang tidak dapat dan yang dapat didaur ulang. Kesebelas, siswa bersama guru merefleksi pembelajaran. Refleksi dilakukan agar siswa
mengatahui manfaat belajar tentang sampah. Manfaat tersebut yaitu siswa lebih mencintai kebersihan lingkungan sekitar. Keduabelas, siswa
dikondisikan guru sebelum pelajaran diakhiri. Kegiatan terakhir, guru menutup pelajaran dengan salam.
Berdasarkan observasi selama siswa melakukan diskusi, keterampilan berbicara siswa secara umum mencapai 45. Hasil observasi terhadap siswa
yang tersaji pada lampiran 7 menunjukkan bahwa jumlah skor total R hasil observasi terhadap kegiatan siswa dalam diskusi dan mengevaluasi bermain
peran pada siklus I adalah 22 dari skor maksimal SM 48. Jadi jumlah nilai persen NP keterampilan berbicara melalui diskusi adalah 45.
Data awal diperoleh dari hasil tes pratindakan yang dilakukan sebelum proses pembelajaran menggunakan metode bermain peran dilakukan. Siswa
kelas V SD Negeri 2 Wates terdiri dari 35 siswa yaitu 13 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. Jumlah siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal KKM sebanyak 5 siswa, dan yang belum mencapai KKM sebanyak 30 siswa. Nilai rata-rata hanya mencapai 59,2. Data awal hasil nilai siswa
dalam pratindakan ini tidak menggunakan skor. Nilai yang didapat berdasarkan hasil penilaian langsung oleh guru kelas.
64 Berikut ini merupakan tiga contoh hasil nilai keterampilan berbicara
siswa dari yang terendah, sedang, dan tertinggi.
Tabel 4. Contoh Hasil Nilai Pratindakan Keterampilan Berbicara Nama
Nilai Keterangan
SIF 50
Terendah HNC
58 Sedang
ADDF 76
Tertinggi Nilai rata-rata sebesar 59,2 belum mancapai KKM yang ditetapkan.
Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan sebesar 75,0. Persentase keberhasilan siswa yang mencapai KKM baru mencapai 14 dari target
pencapaian sebesar 75. Jadi masih tersisa 61 yang belum mencapai KKM.
2. Deskripsi Tindakan pada Siklus I