109 Keterampilan berbicara melalui metode bermain peran berdasarkan
naskah drama siklus II mengalami peningkatan. Bermain peran berdasarkan naskah drama melatih siswa untuk menghayati dan menghargai perasaan
orang lain, membagi tanggung jawab, mengambil keputusan dalam situasi kelompok, melatih kerja sama, serta mengerti dan menghargai kelompok.
2. Hasil Pembelajaran Keterampilan Berbicara Melalui Metode Bermain
Peran
Hasil rata-rata nilai pratindakan yaitu 59,2 dengan persentase 14. Jumlah siswa yang berhasil mencapai KKM sebanyak 5 siswa, 30 siswa yang
lain masih belum mencapai KKM. Hasil pembelajaran siklus I berdasarkan naskah percakapan pada
dasarnya sudah mengalami peningkatan. Rata-rata nilai keterampilan berbicara siklus I yang diperoleh sebesar 77,0 dengan persentase ketuntasan
mencapai 51. Peningkatan rata-rata pratindakan ke siklus I sebesar 17,8. Peningkatan persentase pratindakan ke siklus I sebesar 37. Kegiatan tersebut
kurang mengena pada siswa, karena ditemukan masalah dalam siklus I. Ada 17 siswa yang belum mencapai KKM.
Hasil pembelajaran siklus II proses pembelajaran bermain peran berdasarkan naskah drama mengalami peningkatan. Rata-rata nilai
keterampilan berbicara yang diperoleh sebesar 81,5 dengan persentase ketuntasan mencapai 88. Peningkatan keterampilan berbicara siswa siklus II
ditunjukkan adanya peningkatan rata-rata nilai yang dicapai oleh siswa dari proses pembelajaran siklus I ke siklus II. Siklus I diperoleh rata-rata nilai 77,0,
110 sedangkan siklus II rata-rata nilai meningkat menjadi 81,5 menunjukkan
bahwa peningkatan sebesar 4,5. Sikus I persentase sebesar 51, sedangkan siklus II persentase meningkat menjadi 88 menunjukkan bahwa peningkatan
sebesar 37. Berdasarkan peningkatan nilai rata-rata keterampilan berbicara siswa,
dan persentase di atas diketahui bahwa penggunaan metode bermain peran dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia pada siswa kelas V SD Negeri 2 Wates. Pembelajaran siklus II masih ditemukan 4 anak yang belum mencapai KKM. Oleh karena target
dalam penelitian nilai rata-rata sama dengan atau lebih besar 75 dan persentase ketuntasan sama dengan atau lebih besar dari 75 sudah tercapai pada siklus
II maka penelitian berhenti di siklus II.
C. Keterbatasan Penelitian