Relasi Makna 1 Sinonimi Pembahasan

80

c. Medan Makna

Trier via Santoso 2006: 43 menyatakan bahwa medan makna adalah realitas bahasa yang ada di antara kata tunggal dan keseluruhan kosakata. Medan bersama keseluruhan butir leksikalnya merupakan susunan terpadu. Lebih lanjut dikatakan pula bahwa makna butir leksikal adalah medan konseptual yang relatif kecil yang berada di dalam medan konseptual yang lebih luas. Setiap medan konseptual yang berasosiasi dengan makna sebuah kata adalah sebuah konsep Santoso, 2006: 43. Dalam penelitian ini ditemukan 6 kategori istilah seksual berdasarkan medan maknanya. Keenam medan makna tersebut adalah aktivitas seksual, kemampuan seksual, organ seksual, alat bantu seksual, penyakit seksual, dan reproduksi. Dalam medan makna aktivitas seksual meliputi spooning, striking, aktivitas seksual, sex of life, sex of feeling, pernah, masturbasi, orgasme, ejakulasi, keluar, lalala, petting, dinas, bres, pipipip, terangsang, ngeseks, keterangsangan, permainan, memanas, desahan, dicumbu, dijilat, kejadian, ngotor-ngotorin celana dalam, cium-cium, raba-raba, elus-elus, belai-belai, kissing-kissing, woman on top, man on top, ML, dines malam, silaturahmi kelamin, doggy style, finger massage, maen, foreplay, afterplay, sentuhan dan pijatan, enam sembilan, malam pertama, dan pubertas. Medan makna kedua yakni kemampuan seksual meliputi on, kontraksi, perkasa, lambat dan anggun, kekerasan dan kenikmatan, single orgasm, mesin seks, machine sex, jalan tol, colek basah, lubrikasi, horni, vitalitas dan libido, 81 hasrat yang tinggi, sperma ngacir, libido tinggi, cabe rawit, titik klimaks, multiple orgasm, erotic zone, turn on, dan sexy mood. Medan makna ketiga yakni organ seksual meliputi nona, anus, serviks, vagina interior, daerah bawah, mbak v dan mas p, nona v, darah, payudara, penis, klitoris, genital, hotspot, si anu, miss v, itunya, anunya, mister p, kemaluan wanita, dan G-spot. Medan makna keempat yakni alat bantu seksual meliputi plastic surgeon, labia plastik, laser virginity, silikon payudara, pil biru, bra, dan g-spot implan. Medan makna kelima yakni penyakit seksual meliputi sex addict, ejakulasi dini, disfungsi ereksi, kanker prostat, ejakulasi prematur, becek, basah, keputihan, hormon testoteron, lesbian atau homo, kering atau seret, fake orgasm. Medan makna yang terakhir yakni medan makna reproduksi meliputi istilah reproduksi, menopause, andropause, hormon testoteron, sperma dan ovum, haid, dan menstruasi.

3. Gaya Bahasa dalam Acara Talk show Sexophone di Trans TV.

Bahasa yang digunakan penutur dan mitra tuturnya baik antara pembawa acara dengan seksolog, dokter maupun bintang tamu pada acara Sexophone di Trans TV ini tidak selalu sama dalam setiap pemunculannya. Gaya bahasa dalam talk show ini ada yang sesuai dengan kaidah kebahasaan namun tidak sedikit yang menggunakan bahasa seenaknya dengan maksud 82 tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa percakapan dalam acara ini tidak menggunakan kaidah kebahasaan yang benar sehingga menimbulkan gaya bahasa yang banyak mengalami penyimpangan makna sehingga perlu pemahaman yang lebih dalam. Terdapat 13 gaya bahasa yang ditemukan dalam acara talk show Sexophone di Trans TV ini yakni sebagai berikut.

a. Gaya Bahasa Eufemisme

Gaya bahasa eufemisme adalah semacam acuan yang berupa ungkapan-ungkapan yang tidak menyinggung perasaan orang, atau ungkapan- ungkapan yang halus untuk menggantikan acuan-acuan yang mungkin dirasakan menghina, menyinggung perasaan atau menyugestikan sesuatu yang tidak menyenangkan Tarigan, 1985: 8203. Contoh gaya bahasa eufemisme adalah sebagai berikut. 63 Ayo dirapetin lah miss v nya. SX07-02-1338 64 Jadi kalo setiap maen tu biasa aja rasanya. SX14-03-1304 Kalimat pada contoh nomor 63 dan 64 merupakan kalimat yang memiliki gaya bahasa eufemisme. Hal itu ditandai dengan pemakaian kata miss v yang berasal penghalusan dari kata alat kelamin perempuan. Begitu juga pada kata maen yang berasal dari penghalusan dari kata melakukan hubungan seksual.

b. Gaya Bahasa Simile

Gaya bahasa simile merupakan perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berlainan dan yang sengaja kita anggap sama. Sering disebut juga 83 persamaan atau simile. Perbandingan ini secara eksplisit dijelaskan oleh pemakaian kata “seperti”, “ibarat”, “bak”, “sebagai”, “umpama”, “laksana”, “penaka”, dan “serupa” Tarigan, 1985:8203. Contoh gaya bahasa simile pada acara ini adalah sebagai berikut. 65 Hasrat puncak laki-laki konon memang sangat sederhana, ia bisa timbul begitu saja tanpa aba-aba seperti mengocok botol dan membiarkannya meletup-letup. SX14-03-1309 66 Seperti ibarat membuat makanan banyak walaupun nggak enak, tetep kita bilang enak, ujung-ujungnya muntah. SX21- 02-1321 Pada contoh data nomer 65 dan 66 diatas termasuk dalam gaya bahasa simile karena pada masing-masing tuturan yang berlangsung muncul kata seperti dan ibarat.

c. Gaya Bahasa Paradoks

Gaya bahasa paradoks merupakan gaya bahasa yang mengandung pertentangan yang nyata dengan fakta-fakta yang ada. Paradoks juga berarti semua hal yang menarik perhatian karena kebenarannya Tarigan, 1985:8203. Contoh gaya bahasa paradoks dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 67 Ketika kita bicara mengenai keperawanan, pasti akan dikaitkan dengan selaput dara. SX07-02-1304 68 Katanya kalo bokongnya turun itu kebanyakan berhubungan seksual, kalo payudaranya terlalu besar itu karna sering dipegang-pegang. SX07-12-1313 Pada contoh data di atas, kata keperawanan dengan selaput dara 67 mengandung gaya bahasa paradoks karena menarik perhatian karena kebenarannya. Demikian juga pada contoh data nomor 68 pada kata 84 bokongnya turun dengan kebanyakan berhubungan seksual dan payudara terlalu besar dengan sering dipegang-pegang.

d. Gaya Bahasa Sarkasme

Gaya bahasa sarkasme merupakan suatu acuan yang lebih kasar dari ironi dan sinisme. Ia adalah suatu acuan yang mengandung kepahitan dan selaan yang getir. Olok-olokan atau sindiran pedas dan menyakitkan hati Tarigan, 1985:8203. Contoh gaya bahasa sarkasme pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 69 Pokoknya yang kelihatan kalo ngeseks banget gitu ya? SX07- 02-1318 Pada contoh data di atas terdapat kata ngeseks 69 yang masuk dalam gaya bahasa sarkasme. Kata ngeseks 69 dianggap lebih kasar dari kata terlalu banyak berhubungan seksual.

e. Gaya Bahasa Pleonasme

Gaya bahasa pleonasme merupakan acuan yang mempergunakan kata-kata lebih banyak daripada yang diperlukan untuk menyatakan satu pikiran atau gagasan. Suatu acauan disebut pleonasme bila kata yang berlebihan itu dihilangkan, artinya tetap utuh Tarigan, 1985:8203. Contoh gaya bahasa pleonasme pada penelitian ini adalah sebagai berikut. 70 Kalo abis berhubungan seksual perempuannya di atas atau woman on top. SX07-02-1312 71 Kenapa sih laki-laki dibilang relatif lebih aktif kalo berhubungan seksual karna kan hormon testoteronnya lebih tinggi. SX07-02-1322

Dokumen yang terkait

Unsur Kekerasan pada Tayangan Talk Show di Televisi (Analisis Isi Pada Program Acara Talk show “ Rumpi No Secret ” di Trans Tv)

9 22 33

PORNOGRAFI DALAM ACARA TELEVISI Pornografi Dalam Acara Televisi (Analisis Isi Unsur-Unsur Seksualitas dalam Tayangan Talk Show KKN “Kakek-Kakek Narsis” Trans TV Episode 115-118),.

0 1 18

PENDAHULUAN Pornografi Dalam Acara Televisi (Analisis Isi Unsur-Unsur Seksualitas dalam Tayangan Talk Show KKN “Kakek-Kakek Narsis” Trans TV Episode 115-118),.

0 1 34

PORNOGRAFI DALAM ACARA TELEVISI Pornografi Dalam Acara Televisi (Analisis Isi Unsur-Unsur Seksualitas dalam Tayangan Talk Show KKN “Kakek-Kakek Narsis” Trans TV Episode 115-118),.

1 2 15

Motif Ibu Rumah Tangga Surabaya Dalam Menonton Program Acara Talk Show “Islam Itu Indah” di Trans TV (Studi deskriptif tentang motif ibu rumah tangga Surabaya dalam menonton program acara talk show “Islam Itu Indah” di Trans TV).

0 0 102

Motif Ibu Rumah Tangga Surabaya Dalam Menonton Program Acara Talk Show “Islam Itu Indah” di Trans TV (Studi deskriptif tentang motif ibu rumah tangga Surabaya dalam menonton program acara talk show “Islam Itu Indah” di Trans TV).

0 2 102

TUGAS TIM KREATIF DALAM PROGRAM ACARA REALITY SHOW BERBAGI KEBAIKAN DI TRANS TV.

0 0 14

ALIH KODE DALAM ACARA TALK SHOW “BUKAN EMPAT MATA” DI TRANS 7.

0 12 203

Motif Ibu Rumah Tangga Surabaya Dalam Menonton Program Acara Talk Show “Islam Itu Indah” di Trans TV (Studi deskriptif tentang motif ibu rumah tangga Surabaya dalam menonton program acara talk show “Islam Itu Indah” di Trans TV)

0 0 20

Motif Ibu Rumah Tangga Surabaya Dalam Menonton Program Acara Talk Show “Islam Itu Indah” di Trans TV (Studi deskriptif tentang motif ibu rumah tangga Surabaya dalam menonton program acara talk show “Islam Itu Indah” di Trans TV)

0 0 20