Metode Pembelajaran Hadrah Pembahasan
73
mengkondisikan santri sebagai orang dewasa yang sudah paham akan posisi santri sebagai sumber belajar. Sehingga pada prosesnya santri bisa
menentukan sendiri porsi latihanya. Kekurangan dari model pendekatan ini tentunya santri terlalu
santai dalam setiap pelatihannya. Santri meremehkan pelatih bisa terjadi di dalam prosesnya, hal ini membuat pelatih melakukan tindakan dengan
cara memberi kebebasan kepada santri ber-eksperimen kepada musiknya yang kemudian memberikan reward kepada santrijika bisa paham apa
yang diajarkan dan juga ketika santribisa mengembangkan permainya menjadi lebih bagus berupa menjadi pemain inti hadrah yang sering
tampil di setiap acara kepada santri jika mengikuti pembelajaran hadrah dengan baik.Dengan itu santri selalu bersemangat dan bersungguh-
sungguh dalam pembelajaran hadrah tersebut. Setiap metode memiliki keunggulan dan kelemahan. Keunggulan
dari sebuah metode adalah sebuah motifasi yang membuat pelatih terus menetapkan ataupun menggunakan metode tersebut. Sedangkan
kelemahan dari metode yang dipakai tersebut di hindari oleh pelatih dan kemudian membuat solusi dengan cara menerapkan metode lain yang
dianggap membantu proses pembelajaran. Metode ceramah digunakan oleh pelatih hadrah untuk memberikan
penjelasan tentang materi pembelajaran. Kegiatan ceramah yang dilakukan oleh pelatih antaralain yakni ceramah untuk mengawali
kegiatan pembelajaran,
ceramah untuk
menjelaskan materi
74
pembelajaranseperti mengenalkan alat, menjelaskan cara memengang alat, memainkan alat, melatih pelafalan dalam vokal, selain itu ceramah
juga digunakan dalam kegiatan tanya-jawab kepada santri anggota hadrah dan ceramah untuk mengakhiri pelajaran.
Penggunaan metode ceramah sangatlah sering digunakan pelatih, dengan metode ceramah pelatih dapat menjelaskan materi secara rinci,
jelas, dan urut. Namun,metode ceramah mengakibatkan para santri tidak ikut berperan aktif dalam prosesnya, ketika pelatih menjelaskan membuat
santrihanya mendengarkan, terkadang ada yang kurang memperhatikan dan pada akhirnya hanya membuat santri bosan bahkan mengantuk.
Demi menutupi kelemahan metode ceramah ini, maka pelatih menerapkan metode lain yaitu demonstrasi dan tanya jawab. Metode ini
terbukti dapat membantu metode ceramah dalam prakteknya. Adanya interaksi edukatif antar pelatih dan santri yang membuat santri lebih aktif
dalam pelatihannya, santri bisa mempraktekan langsung yang di ajarkan oleh pelatih serta santri bisa bertanya tentang hal-hal yang belum
dipahami. Metode demonstrasi dilakukan oleh pelatih ketika memberikan
penjelasan tentang permainanya, yang kemudian pelatih memberi contoh kepada santri tentang materi praktek yang akan dipelajari, misalnya
memberi contoh nyanyian dan pengucapanya kepada santri yang menjadi vokal dan juga memberi contoh dalam memainkan pukulan-pukulan
terbang, dumbuk, bass, tam, dan keprak. Santri langsung menirukan dan
75
mempraktekkannya, secara
tidak langsung
santri mengimitasi
setelahpelatih mendemonstrasikan permainan hadrah. Materi pembelajaran lagu dasar Yarabbi Sholi Ala Muhammad,
pelatih memberi contoh permainan pola irama setiap bagian lagu pada masing
– masing instrumen kemudian langsung diikuti oleh santri.Dengan metode ini, pembelajaran hadrah dapat diterima dan
dipelajari dengan mudah oleh santri. Metode demonstrasi membuat santri aktif, namun tidak dipungkiri
kreatifitas santri kurang di asah. Pelatih menggunakan metode tambahan yaitu metode tanya jawab. Metode tanya jawab dilakukan oleh pelatih
yaitu tepat ketikaberlangsungnya proses pelatihan, dimana pelatih memberikan penjelasan dan contoh demontrasi yang kemudian santri
berhasil menirunya, pelatih mengembalikan lagi ke santriapa yang belum di pahami dari proses penjelasan dan juga pada waktu di demonstrasikan,
kemudian jika sudah jelas semuanya pelatih memberi pertanyaan balik supaya santri mengembangkan permainannya diluar permainan yang
sudah pelatih contohkan. Metode ini sangatlah bisa dikatakan memacu kreatifitas santri, sehingga ketika di tampilkan akan terlihat beda dan
seperti yang santri inginkan mau dibuat seperti apa. Demi memacu semangat santri dan menjaga kualitas santri dalam
bermain dan berlatih hadrah, pelatih menggunakan Metode tugas dilakukan oleh pelatih ketika ketika pelatihan selesai, pelatih
memberikan tugas
pada santri
untuk tetap
mengembangkan
76
permainannya. Dengan adanya metode ini bertujuan santri anggota hadrah mengembangkan kekreatifitasan santri serta tetap bersosial diluar
jam pelatihan sehingga tetap berkegiatan di dalam pondok dan tentunya mengarahkan ke kekompakan bersama.
Pada akhirnya, metode latihan atau drill melengkapi metode yang ditelah diterapkan sebelumnya.Metode latihan atau driil dilakukan
setelah pelatih memberikan demonstrasi, maupun tugas serta dipertemuan selanjutnya ketika masing masing punya tugas bahan yang
di kembangkan di luar jam pelatihan. Metode latihan atau driil sangat penting diberikan dalam pembelajaran hadrah di Pondok Pesantren
Sunan Pandanaran Yogyakarta, karena dengan latihan atau driil maka keterampilan santri dalam memainkan alat musik akan semakin baik.
Metode pembelajaran yang dijelaskan di atas telah diterapkan di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran Yogyakarta, dan metodenya
mempunyai hubungan yang saling berkaitan dan saling melengkapi. Jika pelatih hanya menggunakan satu atau hanya dua metode dimana satu
metode melengkapi metode yang satunya saja tentunya susah mencapai tujuan yang di harapkan pelatih.
Melihat metode yang digunakan oleh pelatih pada pembelajaran hadrah di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, dapat diketahui bahwa
metode yang digunakan tidak jauh beda dengan pembahasan sebelumnya di bab II, interaksi edukasi antara pelatih, santri dan juga materi terjadi
disini. Dengan metode metode yang dijelaskan sebelumnya, dengan
77
kekurangan dan kelebihan bihan metode tersebut, dimana terjadi
hubungan antara metode yang satu dengan yang lain.
Materi pembelajaran hadrah yang diajarkan oleh pelatih di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran Yogyakarta dibagi menjadi dua kategori.
Yaitu katagori santri pemula dan santri yang masuk kedalam tim inti hadrah Sunan Pandanaran.
Untuk santri pemula pelatih menitik-beratkan pada pola permainan hadrah yang biasa, setelah di demontrasikan oleh pelatih, santri tidak
diberi tugas yang seperti pengembangan variasi.Hal ini dengan pertimbangan bahwa banyak santri yang belum mampu memainkan
ritmis hadrah secara bersama-sama, mengingat santri yang baru saja mengenal alat musik hadrah. Namun tetap ada tugas untuk berlatih diluar
jam pelatihan untuk perkembangan ketrampilan memainkan alatmusik hadrah tersebut.
Untuk tim inti pembelajarannya tidak hanya permainan hadrah biasa, dalam pelatihannya santri pada tim inti dituntut untuk
mengembangkan semua permainan setelah di demontrasikan oleh pelatih, sehingga semua permainannya akan berkembang seperti apa yang
diinginkan oleh santri. Materi dasar yang diajarkan dalam pembelajaran hadrah yaitu
meliputi pengenalan masing – masing instrumen hadrah, cara memainkan
instrumen hadrah, dan yang terakhir adalah materi lagu. Untuk lagu yang diajarkan setiap penampilannya berbeda-beda, sedangkan dalam
78
penelitian ini hanya di fokuskan pada 1 lagu saja, yaitu lagu dasar hadrah “ya rabbishalli ala muhammad”.Pada materi tersebut, penyampaiannya
tidak langsung dari awal sampai akhir lagu, melainkan bagian per bagian.Apabila santri mengalami kesulitan dan kesalahan pada potongan
lagu dibagian tertentu, maka pelatihakan melakukan latihan berulang –
ulang pada bagian tersebut sampai santri bisa dengan lancar memainkannya. Tanpa disadari santriakan hafal pada pola permainan
lagu yang sedang mereka mainkan.
Pembelajaran hadrah dapat berjalan lancar jika proses dan langkah yang digunakan tepat. Proses Pembelajaran hadrah di Pondok Pesantren
Sunan Pandanaran Yogyakarta dapat dijelaskan sebagai berikut: a.
Pembelajaran Teori Pembelajaran teori yang diajarkan oleh pelatih kepada santri
tidak jauh dari dasar dari teori musik, dan hanya dengan menggunakan notasi huruf. Notasi huruf yang digunakan yaitu T
tak dan D dung. Notasi huruf tersebut digunakan di semua instrumen musik hadrah. Sedangkan vokal dengan demonstrasi
langsung dari pelatih. Cara membaca nilai nada tidak di ajarkan secara langsung akan tetapi hanya diselipkan diantara pembelajaran
praktek memainkan instrumen musik yang diajarkan oleh pelatih, tentunya diiringi dengan demonstrasi.
79
b. Pembelajaran Praktik
Hal pertama yang diajarkan oleh pelatih kepada peserta didik adalah mengenalkan nama
– nama instrumen musik yang digunakan pada musik hadrah dan cara memainkan instrumen musik
tersebut.Pembelajaran praktik dibagi menjadi dua, yaitu latihan seksional dan latihan bersama.Pada hadrah di Pondok Pesantren
Sunan Pandanaran Yogyakartakegiatan latihanseksional dibagi dalam beberapa latihan, yaitu latihan vocaldahulu yang kemudian di
lanjutkan latihan terbang, latihan keprak dan yang terakhir adalah latihan dumbuk,bass dan tam.Sesudah itu jika santri sudah
menguasai materi instrumenya, pelatih menggabungkan semuanya dan
dilatih bersama
dalam lagu
“ya rabbishalli ala muhammad”.Seperti yang sudah dibahas diatas.
c. Penyampaian lagu
Setelah mengenal instrumen hadrah, Kemudian langkah yang kedua yaitu membimbing pesertadidik untuk memahami materi lagu
yang akandiberikan. Pada pembelajaran materi lagu tersebut sebelumnya telah dikategorikan terlebih dahulu mulai dari proses
latihan seksional pada masing – masing instrumen musik dan latihan
bersama. Dalam memberikanmateri lagu, proses pembelajarannya tidak langsung diberikan satu lagu secara penuh, melainkan
bertahap. Dengan urutan biasauntukmengawali lagu yang kemudian naikanuntuk inti lagu dan kemudian turun untuk mengahiri lagu.
80