DESKRIPSI TEMPAT PENELITIAN KONDISI AWAL

48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI TEMPAT PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Kwaren. Sekolah ini merupakan tempat peneliti bekerja atau mengajar. SD Negeri 2 Kwaren beralamat di Dukuh Jagoan RT 1, RW 6, Desa Kwaren, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah. Sekolah ini masuk dalam wilayah pengawasan UPTD Pendidikan Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten. Sekolah ini dibangun di atas tanah seluas 1.050 m 2 . Bangunan sekolah ini terdiri dari ruang guru, ruang kelas 1, ruang kelas 2, ruang kelas 3, ruang kelas 4, ruang kelas 5, ruang kelas 6, perpustakaan, UKS, mushola, gudang, kamar mandiWC guru, kamar mandiWC guru siswa, ruang tamu dan ruang kepala sekolah berada dalam ruang guru yang diberi sekat secara rapi dan tertata. SD Negeri 2 Kwaren dikepalai oleh Ibu Sri Hartini, S.Pd. Jumlah guru kelas sebanyak 6 orang guru, 1 guru Agama Islam, dan seorang penjaga sekolah. Mayoritas guru di sekolah ini sudah sarjana pendidikan sekolah dasar. Hanya 2 orang yang masih diploma D2. Jumlah siswa di SD Negeri 2 Kwaren pada tahun pelajaran 20132014 sebanyak 123 siswa, terdiri dari 51 siswa laki-laki, dan 72 siswa perempuan. Siswa di sekolah ini semuanya beragama Islam. Sedangkan yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa 49 kelas IV yang berjumlah 22 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah ini berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Untuk buku-buku pelajaran menggunakan Buku Sekolah Elektronik BSE sebagai buku utama dan menggunakan buku lain sebagai penunjang seperti terbitan Yudhistira, Erlangga, dan Intan Pariwara.

B. KONDISI AWAL

Penelitian ini dimulai pada bulan Maret 2014 diawali dengan dialog antara peneliti dengan rekan sejawat guru kelas IV yaitu Ibu Solihah, S.Pd.SD serta Kepala Sekolah SD Negeri 2 Kwaren Ibu Sri Hartini, S.Pd. Peneliti melakukan observasi awal terhadap proses pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam materi menulis karangan narasi. Kegiatan pembelajaran tersebut sebagai berikut. 1. Pembelajaran diawali dengan salam dan berdoa bersama. Siswa diminta menyiapkan buku pelajaran Bahasa Indonesia dan peralatannya. 2. Guru menyampaikan materi menulis karangan. Siswa memperhatikan penjelasan dan mencatat materi pelajaran yang telah dituliskan guru di papan tulis. 50 3. Siswa diminta membuat kerangka karangan dan mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan yang utuh dan padu. 4. Siswa diminta mengumpulkan hasil karangannya. 5. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa tentang materi pelajaran yang telah disampaikan. Namun hanya seorang siswa yang bertanya dan kebanyakan siswa terlihat pasif serta kurang tertarik dengan materi pelajaran yang disampaikan guru. 6. Siswa diberi pekerjaan rumah, pembelajaran diakhiri dengan salam. Adapun nilai keterampilan menulis karangan narasi pada observasi awal adalah sebagai berikut. Tabel 3. Nilai Pra Tindakan Keterampilan Menulis Karangan Narasi NO NAMA SISWA NILAI KETERANGAN TUNTAS BELUM TUNTAS 1 HBS 61 √ 2 RAA 64 √ 3 AS 64 √ 4 MSCU 59 √ 5 AAS 62 √ 6 VPS 67 √ 7 EDW 60 √ 8 MAP 60 √ 9 FUK 63 √ 10 FAR 64 √ 11 FSR 71 √ 12 CP 70 √ 13 VPA 71 √ 14 NDA 63 √ 15 DS 66 √ 16 OEK 58 √ 17 BWAS 60 √ 18 IPD 64 √ 19 TRW 60 √ 20 LF 70 √ 21 ALU 65 √ 22 DSM 61 √ Jumlah 1403 4 18 Rata-rata 63.77 Nilai tertinggi 71 Nilai terendah 58 51 Dari tabel di atas diperoleh data bahwa siswa yang tuntas ada 4 siswa 18. Sedangkan siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran menulis karangan narasi ada 18 siswa 82. Batas terendah rata-rata yang dipakai adalah ≥ 70, sedangkan nilai rata-rata pada tahap pra siklus ini adalah 63,77. Nilai tertinggi adalah 71. Sedangkan nilai terendah 58. Berikut ini adalah salah satu karangan siswa yang mendapatkan nilai di bawah rata-rata pada pra tindakan kondisi awal. Gambar 4. Contoh Hasil Karangan Narasi Siswa Di Bawah Rata-rata Pada Pra TindakanKondisi Awal NILAI : 52 Siswa tersebut mendapat nilai 58. Adapun pembahasan tiap aspek penilaian menulis karangan narasi siswa tersebut adalah sebagai berikut. 1. Isi, mendapat nilai 16 Dari aspek isi, karangan narasi tersebut tergolong sangat kurang. Hanya berisi cerita perjalanan ke rumah Kakek dengan mengendarai bus. Cerita tidak menggambarkan substansi yang relevan dengan judul “Benteng Van Derk Wijk.” Ini menunjukkan siswa kesulitan mengungkapkan pikiranide cerita. Apalagi karangan tersebut sangat singkat dan masih banyak baris yang tersisa pada lembar mengarang. 2. Organisasi, mendapat nilai 11 Dari aspek organisasi, kalimat dalam cerita sudah cukup lancar dan runtut namun gagasan utama tentang “Benteng Van Derk Wijk”, tidak ada sama sekali. 3. Kosakata, mendapat nilai 12 Dari aspek kosakata, beberapa pilihan kata kurang tepat, misalnya : “Pada aku masih kecil.” Seharusnya kata “pada” diganti “ketika.” Namun beberapa kesalahan tersebut tidak terlalu merusak inti kalimatmakna. 4. Penggunaan Bahasa, mendapat nilai 17 Konstruksi kalimat masih sering membingungkan, namun makna kalimat masih terlihatdapat ditangkap. 5. Mekanik, mendapat nilai 2 53 Terjadi banyak kesalahan huruf besar dan kecil. Awal paragraf juga tidak menjorok ke kanan. Penulisan kata depan yang sering keliru. Tulisan berubah-ubah terkadang menjadi tidak latin tegak bersambung. Tulisan juga tidak rapi. Hasil belajar siswa yang rendah atau banyaknya siswa yang belum mencapai batas rata-rata yang ditentukan 70 mungkin disebabkan karena proses pembelajarannya yang monoton. Hal ini terlihat dari pengamatan awal di dalam kelas pada saat proses pembelajaran materi menulis karangan narasi berlangsung. Peneliti menemukan beberapa temuan yaitu guru hanya menggunakan metode ceramah dan tidak memakai media pembelajaran yang dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran. Semakin lama pembelajaran berlangsung, komunikasi menjadi satu arah yaitu guru kepada siswa dan tidak terjadi timbal balik. Dikarenakan hanya terjadi komunikasi satu arah maka siswa menjadi cepat bosan, tidak tertarik, dan pasif. Berdasar pada data hasil pengamatan awal di atas, peneliti menemukan beberapa permasalahan yang kemudian peneliti jadikan sebagai bahan refleksi untuk menentukan perencanaan dalam kegiatan pembelajaran berikutnya. Beberapa masalah yang peneliti temukan yaitu: 1. Guru hanya menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran keterampilan menulis karangan narasi. 2. Guru belum menggunakan media pembelajaran yang dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien. 54 3. Selama pembelajaran berlangsung, komunikasi menjadi satu arah yaitu guru kepada siswa atau pembelajaran masih berpusat pada guru 4. Siswa cepat bosan dan ramai saat proses pembelajaran keterampilan menulis karangan narasi. 5. Siswa tidak tertarik dengan materi pembelajaran keterampilan menulis karangan narasi, hal ini terlihat sedikitnya siswa yang mau bertanya. Berdasar pada hal tersebut di atas maka peneliti dan guru kelas merancang tindakan untuk kegiatan pembelajaran pada siklus I. Maka disepakati bahwa tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Kwaren, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten tahun pelajaran 20132014 yaitu dengan menggunakan media gambar seri. Adapun langkah-langkah pembelajaran yang akan diterapkan, akan dijabarkan pada kegiatan siklus I.

C. DESKRIPSI PELAKSANAAN TINDAKAN SIKLUS I