4.1.3 Visi dan Misi
Usaha Perikanan Rakyat ini tidak memiliki visi dan misi yang nyata tertulis layaknya sebuah organisasi perusahaan. Namun Bapak Syahbuddin
memiliki cita-cita menjadi pengusaha ikan lele yang sukses dan mempunyai kolam pancing. Untuk mewujudkan cita-cita ataupun visi tersebut, saat ini Bapak
Syahbuddin melakukan beberapa usaha seperti menyediakan ikan lele yang berkualitas, menjalin dan membina hubungan yang baik dengan mitra, melakukan
peningkatan jumlah produksi, dan memberikan pakan ikan secara intens. 4.1.4
Struktur Organisasi
Usaha Perikanan Rakyat masuk kategori skala kecil dan belum menerapkan struktur organisasi. Kegiatan produksi dilaksanakan oleh Bapak
Syahbuddin tanpa bantuan karyawan. Beliau terkadang dibantu oleh anak-anaknya sepulang sekolah. Usaha Perikanan Rakyat tidak mengadakan karyawan karena
kekurangan dana untuk menggaji karyawan. Untuk pekerjaan menggali kolam tanah, beliau dibantu seorang teman yang diperkerjakan dengan upah harian.
4.1.5 Kegiatan Produksi
Kegiatan produksi adalah kegiatan yang berisikan aktivitas yang mengelola bahan baku untuk menghasilkan barang dan jasa. Ada beberapa
kegiatan budidaya secara umum yang dilakukan di Usaha Perikanan Rakyat UPR antara lain:
a. Persiapan Kolam dan Bibit Lele Sangkuriang
Langkah pertama dalam membudidayakan ikan lele Sangkuriang harus terlebih dahulu menyediakan kolam dan bibit ikan lele untuk dijadikan induk
pemijahan. Usaha Perikanan Rakyat mempunyai 40 kolam semen dengan
Universitas Sumatera Utara
berbagai ukuran dan 4 kolam tanah. Dua buah kolam untuk pemijahan dan lainnya untuk kolam penetasan telur, penyortiran, pembesaran, dan kolam pancing.
Usaha Perikanan Rakyat membeli bibit dari BBPBAT yang kemudian dibesarkan. Selama pembesaran akan dipisahkan bibit ikan lele yang baik dan
sehat untuk bibit induk yang dipijah ke kolam tersendiri dengan ikan lele ukuran konsumsi untuk dipanen.
b. Pemijahan
Usaha Perikanan Rakyat UPR melakukan pemijahan ikan lele secara alami. Pemijahan secara alami dipilih Bapak Syahbuddin karena dapat dilakukan di
lahan sempit dengan peralatan yang sederhana. Biasanya beliau hanya menyiapkan kolam semen yang khusus untuk pemijahan. Kolam tersebut
dibersihkan dan dikosongkan terlebih dahulu untuk menjaga kualitas benih ikan yang akan dihasilkan.
Kemudian, beliau menyiapkan sepasang ikan yang berukuran sama dan siap untuk dikawinkan. Selanjutnya, kolam semen diisi air bersih setengah kedalaman
kolam semen dan tidak lupa meletakkan ijuk tempat melekatnya telur ikan lele. Pemijahan terjadi pada malam hari. Ikan lele jantan akan mendekati atau mengejar
ikan lele betina. Saat pemijahan berlangsung kolam pemijahan ditutup dengan papan, agar ikan lele tidak melompat keluar kolam. Pemijahan dapat berlangsung
berjam-jam terkadang sampai pagi hari. Saat pagi hari, maka kita akan melihat telur ikan lele menempel di ijuk dan permukaan air.
c. Penetasan Telur
Setelah pemijahan selesai, langkah selanjutnya adalah mengangkat sepasang induk ikan lele Sangkuriang keluar ke kolam lain. Hal ini dilakukan bertujuan
Universitas Sumatera Utara
untuk menghindari induk ikan memakan telur. Seperti kita ketahui bahwa ikan lele memangsa sesama mereka terlebih saat kelaparan. Selanjutnya telur yang
telah dibuahi tersebut akan menetas dalam sehari menjadi larva ikan lele. Telur ikan lele tidak semuanya dapat menjadi larva, telur yang tidak berkembang akan
dibersihkan agar tidak mempengaruhi kebersihan dan aroma bau air. Larva ikan lele akan didiamkan selama beberapa hari.
d. Menyortiran
Larva telur ikan lele yang berkembang dan bertambah besar menjadi benih disortir dengan ember sortir. Ember sortir memiliki bolongan- bolongan sesuai
dengan ukuran benih ikan lele. Ikan lele dipisahkan berdasarkan bobot dan ukuran. Hal ini dilakukan bertujuan untuk mengatasi ketimpangan perkembangan
ukuran ikan lele karena penyebaran pakan ikan lele di kolam terkadang tidak tersebar secara merata. Pakan yang diberikan adalah cacing sutra. Setelah dua
minggu, benih ikan lele akan disortir kembali. benih yang berukuran 1-3 inci siap untuk dijual. Sedangkan, sisanya dipindahkan di kolam baru untuk dilakukan
pembesaran. e.
Pembesaran Pembesaran ikan lele tidak sesulit pembesaran ikan lainnya. Ikan lele dapat
berkembang dalam jumlah air yang sedikit. Bapak Syahbuddin mengatur air kolam ikan lele dengan mengganti setiap hari. Beliau mengatur air kolam dengan
perbandingan 1:1. Air yang dikeluarkan dari kolam setinggi 5 cm, selanjutnya akan mengisi kembali setinggi 5 cm. Di dalam kolam disediakan ijuk dan papan
agar ada tempat ikan lele bersembunyi ataupun berlindung. Ikan lele senang di tempat yang gelap dan tertutup.
Universitas Sumatera Utara
Ikan lele diberikan pakan sebanyak tiga kali sehari yakni pagi hari, siang hari, dan sore hari. Pemberian pakan dengan cara menyebar seluruh kolam secara
sedikit demi sedikit segenggam tangan. Bapak Syahbuddin memberikan pakan tambahan selain cacing sutra dan pellet ikan agar ikan lele cepat besar. Pakan
tambahan dapat berupa keong mas yang didapatkan dari sawah disekitar, sisa-sisa nasi rumah tangga, dan ayam mati.
f. Pemanenan
Setelah beberapa minggu masa pembesaran, langkah selanjutnya asalah pemanenan ikan lele. Ukuran ikan lele yang dipanen disesuaikan dengan
permintaan agen yang datang langsung ke Usaha Perikanan Rakyat dapat mengambil ikan sendiri sesuai selera masing-masing.
4.2 Penyajian Data