Analisis Lingkungan Eksternal Analisis Lingkungan Perusahaan

4.4.1.2 Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis Lingkungan Eksternal adalah mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat pada lingkungan untuk mendapatkan deskripsi tentang peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Menurut Jatmiko 2003: 38 analisis lingkungan eksternal makro dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu: 3. Lingkungan Eksternal Makro g. Lingkungan Fisik. Lingkungan fisik merupakan lingkungan alam yang menyediakan sumber daya bagi perusahaan. Sebagaian besar sumber daya alam memiliki batas dalam ketersediaannya. Hal ini menimbulkan kelangkaan karena sulit mendapatkan bahan baku yang dibutuhkan. Pelaku bisnis harus dapat mengatasi masalah kelangkaan dengan pemakaian yang efektif dan efisien. Pelaku bisnis juga harus dapat mencari sumber alternatif guna kelangsungan kegiatan produksi usahanya. Berdasarkan topografi Kabupaten Deli Serdang, kecamatan Pancur Batu berada pada dataran rendah dan memiliki dua musim yaitu: musim hujan dan musim panas. Suhu udara di Sumatera Utara berkisar antara 22 o C sampai 34 o C. Tingkat kelembaban udara berkisar 58 sampai 70 BMKG, 2014. Kondisi cuaca dan iklim seperti ini sesuai dengan syarat ideal membudidayakan ikan lele Sangkuriang. Namun sebagai wilayah beriklim tropis, tidak jarang cuaca dan iklim ekstrim terjadi. Musim pancaroba yang membuat temperatur suhu tidak teratur mempengaruhi suhu kolam lele. Akibat dari ketidakteraturan tersebut ikan lele mudah menjadi stress dan mudah terserang penyakit. Mikroorganisme seperti bakteri, jamur, virus, dan sebagainya dapat menyerang ikan lele. Universitas Sumatera Utara Usaha Perikanan Rakyat dekat dengan sumber daya alam yang dapat menjadi pakan tambahan selain pellet yang menjadi pakan utama. Lokasi Usaha Perikanan Rakyat yang berbatasan dengan sawah warga memudahkan pemiliknya untuk mendapatkan cacing, bekicot, dan sebagainya. Ditambah lagi, dekat dengan pasar tradisional Pancur Batu yang mempermudahkan untuk mendapatkan ayam mati. Pakan tambahan yang alami ini dapat menjaga kualitas ikan dan mempercepat pertumbuhan ikan. h. Lingkungan Ekonomi Lingkungan ekonomi dapat mempengaruhi kegiatan bisnis di suatu tempat ataupun negara. Lingkungan ekonomi memiliki fungsi sebagai penentu langkah- langkah yang akan dilakukan oleh pengusaha untuk menjalankan kegiatan bisnis. Lingkungan ekonomi yang tidak stabil seperti kenaikan harga bahan baku membuat pengusaha harus memutar otak mereka untuk memenuhi kebutuhan produksi dan operasi dengan biaya yang minim, agar tidak mengganggu keberlangsungan bisnis mereka. Kegiatan bisnis harus disesuaikan dengan lingkungan ekonomi dimana bisnis itu berjalan. Ketidakstabilan ekonomi dapat memicu terjadinya kelangkaaan bahan baku. Hal tersebut mempengaruhi permintaan dan penawaran di pasar. i. Lingkungan Politik dan Hukum Iklim bisnis yang tercipta di suatu negara sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah, stabilitas politik, hukum yang berlaku, dan keamanan negara. Di negara yang sering terjadi perang saudara ataupun krisis politik biasanya sulit menciptakan iklim bisnis yang sehat dan berkembang. Pemerintah memiliki peran besar dalam membuat dan mengatur arah bisnis berjalan. Para pengusaha akan Universitas Sumatera Utara takut menanamkan modal mereka di negara yang tidak stabil politik dan hukum yang diterapkan oleh pemerintah. Pemerintah yang baik adalah pemerintah yang dapat mengeluarkan kebijakan dan peraturan yang dapat melindungi para pengusaha sekaligus masyarakatnya. Saat ini pemerintah memberikan perhatiannya kepada usaha kecil dan menengah. Pemerintah memberikan bantuan modal usaha dengan syarat dan bunga yang ringan untuk membantu pengusaha kecil mengembangkan usahanya. Program ini dapat dimanfaatkan oleh Usaha Perikanan Rakyat untuk menambah modal untuk mengembangkan bisnis budidaya ikan lele Sangkuriang. j. Lingkungan Sosial dan Budaya Lingkungan sosial dan budaya memberikan respon positif atas kehadiran budidaya ikan air tawar khususnya ikan lele. Masyarakat mulai menggemari ikan lele dan sudah sadar atas nilai kandungan gizi ikan lele. Harga yang relatif murah yang dapat dijangkau oleh masyarakat kalangan menengah ke bawah merupakan salah satu alasan masyarakat tertarik untuk membeli ikan lele. Alasan tersebut berdampak positif terhadap permintaan yang makin lama semakin meningkat. Menurut Bapak Syahbuddin, usaha budidaya ikan lelenya mendapatkan tanggapan positif dari masyarakat setempat. Semenjak mendirikan usahanya tersebut sampai sekarang, Bapak Syahbuddin tidak pernah mengalami tindakan premanisme seperti tindakan pemerasan, pencurian, pungutan liar, dan sebagainya. k. Lingkungan Teknologi Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi semakin pesat seiring dilakukannya temuan-temuan baru dan kreativitas pelaku bisnis. Universitas Sumatera Utara Temuan-temuan baru dan kreativitas pelaku bisnis tersebut dapat mempermudahkan perusahaan dalam memproduksi maupun memasarkan barang dan jasa. Saat ini transaksi bisnis sudah mudah dan cepat, tidak seperti dahulu membutuhkan waktu dan prosedur yang panjang. Jaringan internet yang mudah diakses dimana dan kapan saja, membuat pengusaha dapat memperkenalkan barang dan jasanya, baik di dalam negeri maupun ke luar negeri. Dari aspek pemasaran, kemajuan teknologi mempermudahkan pengusaha untuk lebih dekat dengan konsumennya. Sehingga pengusaha dapat mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen. Dari informasi yang didapatkan tersebut, ia dapat menciptakan suatu peluang usaha yang baru ataupun berkreativitas. Serta kehadiran internet dapat menekan biaya promosi dan pemasaran perusahaan. l. Lingkungan Demografi Demografi merupakan ilmu studi yang mempelajari kependudukan tentang kelahiran, kematian, dan migrasi. Penduduk memiliki posisi sebagai konsumen dari barang dan jasa yang dihasilkan dari kegiatan suatu bisnis. Penduduk Indonesia yang semakin bertambah memberikan kesempatan yang besar bagi pengusaha ikan untuk meningkatkan produksi ikan mereka agar dapat memenuhi permintaan ikan yang semakin meningkat pula. Meningkatnya permintaan ikan lele juga didorong oleh beberapa faktor antara lain: harga yang terjangkau, jauh dari isu-isu berformalin, dan kandungan gizi yang dimiliki oleh ikan lele. 4. Lingkungan Eksternal Mikro a. Ancaman Pendatang Baru Pendatang baru di dunia industri semakin hari semakin ramai. Semakin banyak pengusaha yang menawarkan produk yang inovatif dan kreatif. Kondisi ini Universitas Sumatera Utara mendorong para pengusaha yang sudah memasuki dunia industri terlebih dahulu harus mempertahankan karakteristik produknya seiring peningkatan mutu dan kreativitas produk. Pendatang baru bagi Usaha Perikanan Rakyat sampai saat ini belum mempengaruhi roda kegiatan usaha budidaya ikan lele. Usaha Perikanan Rakyat merupakan usaha skala kecil yang berjalan secara sederhana dan belum menerapkan manajemen yang rumit dengan target penjualan pada jumlah tertentu. Usaha Perikanan Rakyat belum terdaftar dan tidak memiliki izin usaha. Sehingga memudahkan pendatang baru untuk memulai usaha budidaya yang serupa tanpa harus melakukan registrasi. Pertambahan pengusaha ikan lele dapat memenuhi permintaan ikan lele di pasar yang saat ini semakin meningkat dan memicu pengusaha untuk meningkatkan kualitas ikan. Usaha Perikanan Rakyat juga terus meningkatkan produksi ikan lele dengan tetap memperhatikan kualitas ikan lele untuk menjaga kepuasan pelanggan. Usaha Perikanan Rakyat sudah memiliki pelanggan tertentu yang sudah setia dan mengerti kelebihan ikan lele Sangkuriang yang dibudidayakan di tempat ini. Di pasar tradisional masih sulit menjumpai penjual yang menjual ikan lele Sangkuriang, ikan lele yang dijual didominasi dengan ikan lele jumbo dan lokal. Kualitas keempukan dan rasa daging ikan lele Sangkuriang lebih baik dibandingkan dengan ikan lele jenis lainnya. b. Kekuatan Pemasok Powerful of Suppliers Pemasok merupakan orang atau penyalur segala bahan baku yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan memproduksi barang dan jasa. Perusahaan harus membina hubungan yang baik dengan pemasok agar tidak menghambat kegiatan produksi. Perusahan yang hanya memiliki satu pemasok Universitas Sumatera Utara biasanya memiliki kekuatan tawar-menawar yang lebih tinggi. Kekuatan tawar- menawar pemasok berupa pemberian harga bahan baku, jumlah pesanan, dan waktu pesanan. Kekuatan-kekuatan tersebut membatasi perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasi dan produksi. Untuk mengatasi tingginya kekuatan tawar-menawar pemasok, perusahan sebaiknya membangun hubungan baik kepada beberapa pemasok. Seandainya satu pemasok memutuskan untuk menaikkan harga bahan baku dan membatasi jumlah pembelian. Keputusan tersebut tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap aktivitas perusahaan. Perusahaan dapat mengatasinya dengan mengambil bahan baku dari pemasok lain yang dapat juga berfungsi sebagai pembanding harga. Usaha Perikanan Rakyat UPR memiliki pemasok bahan baku langsung tanpa perantara di pasar. Usaha Perikanan Rakyat hanya membangun hubungan dengan satu pemasok. Untuk mendapatkan benih ikan lele Sangkuriang yang akan dijadikan induk untuk pembudidayakan didapatkan dari Sukabumi. Bahan baku pakan lele seperti pellet didapatkan dari mitra yang sudah lama menjalin hubungan yaitu Poultry Soup Agung. Harga pellet didapatkan dari pemasok sekitar Rp 7.000 per kilogram. Kekuatan tawar-menawar pemasok cukup tinggi. Kenaikan harga sangat mempengaruhi biaya produksi sedangkan harga penjualan ikan lele berdasarkan harga yang ada di pasaran. c. Kekuatan Pembeli Pelanggan Power of Buyers Pembeli merupakan orang yang memiliki peran sebagai konsumen dari barang dan jasa yang dihasilkan produsen atau perusahaan. Pembeli memiliki kemampuan atau kekuatan untuk mempengaruhi produsen barang atau perusahaan dalam membuat kebijakan perusahaan. Universitas Sumatera Utara Usaha Perikanan Rakyat memiliki dua produk yang dihasilkan yaitu benih ikan lele Sangkuriang dan ikan pembesaran untuk konsumsi. Kekuatan tawar- menawar pembeli untuk benih ikan lele Sangkuriang tidak berpengaruh karena harga benih ikan lele Sangkuriang tidak dipengaruhi oleh permintaan pasar. Bapak Syahbuddin telah menentukan harga benih ikan lele Sangkuriang per incinya dihargai Rp 100,-. Sedangkan kekuatan tawar-menawar pembeli berpengaruh kepada harga ikan pembesaran untuk konsumsi karena disesuaikan dengan permintaan pasar. d. Ancaman Produk Pengganti Produk pengganti merupakan produk yang dapat menggantikan produk utama, atau sebagai alternatif lain dalam suatu kegiatan yang masih memberikan manfaat dan nilai yang hampir sama. Produk pengganti yang memberikan manfaat dan nilai sama dengan tingkat harga yang lebih rendah dibandingkan dengan produk utama, mempunyai peluang untuk pembeli beralih ke produk pengganti. Ikan lele tidak memiliki produk pengganti karena harganya lebih murah dibandingkan ikan air tawar lainnya seperti ikan mas dan ikan nila. e. Pesaing Dalam Industri Persaingan dalam dunia industri semakin hari semakin ketat. Perusahaan harus dapat menyusun langkah strategis untuk dapat bersaing dalam merebut ataupun mempertahankan pangsa pasar. Persaingan di dalam industri mendorong perusahaan lebih inovatif dan kreatif untuk menghasilkan produk yang berbeda dan menarik masyarakat baik itu dalam segi harga, kualitas, ukuran, maupun manfaat produk. Universitas Sumatera Utara Usaha Perikanan Rakyat belum memiliki pesaing yang sejenis di kawasan Pancur Batu. Meskipun begitu terdapat produsen sesama budidaya ikan air tawar seperti ikan mas dan ikan nila dikawasan tersebut. Untuk mengatasi persaingan dalam industri, Usaha Perikanan selalu memperhatikan kualitas ikan yang dihasilkan dan membangun kemitraan dengan agen, konsumen, dan pemasok. Langkah ini bertujuan untuk mendukung keberlangsungan Usaha Perikanan Rakyat di tengah- tengah persaingan pembudidayaan ikan air tawar.

4.4.2 Karakteristik Informan