Analisis Lingkungan Internal Analisis Lingkungan Perusahaan

4.4.1.1 Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal adalah mengidentifikasi apa-apa saja yang menjadi kelemahan dan kekuatan dari dalam yang dimiliki oleh perusahaan, agar dapat merumuskan strategi yang dapat diterapkan untuk mencapai tujuan perusahaan. Lingkungan internal meliputi beberapa aspek antara lain: 1. Aspek Pemasaran Aspek pemasaran merupakan aspek yang paling penting dalam menjalankan suatu usaha. Pemasaran menjadi tolak ukur atas kemampuan produsen dalam memasarkan produk yang telah dihasilkan. Permasalahan di bidang pemasaran pada suatu usaha baik itu dalam skala kecil, menengah, ataupun besar sering ditempatkan sebagai masalah utama yang harus dipecahkan oleh pihak manajemen. Ada empat unsur yang harus diperhatikan dalam aspek pemasaran yaitu: price harga, product produk, place tempat, dan promotion promosi. Usaha Perikananan Rakyat UPR termasuk ke dalam usaha kecil yang menjalankan pemasaran sederhana. Konsep pemasaran yang dilakukan oleh Usaha Perikanan Rakyat UPR tidak memasarkan secara langsung kepada penjual- penjual ikan di pasar, melainkan konsumen datang langsung membeli ikan dan menjalin hubungan kerjasama dengan agen penampung ikan lele dari Aceh dan Tanah Karo. Ini membuat pengusaha memiliki ketergantungan tinggi terhadap pemasok dan konsumen. Pengusaha tidak bisa membuat harga sendiri sesuai dengan harga yang dihendakinya, mereka hanya sebagai penerima harga yang diberikan agen. Dari unsur price harga, Usaha Perikananan Rakyat UPR menetapkan harga jual berdasarkan harga yang ada di pasar. Biasanya harga ikan lele milik Universitas Sumatera Utara Bapak Syahbuddin ini disesuaikan dengan harga ikan lele yang datang dari Langkat dan Perbaungan. Sedangkan untuk harga jual benih ikan lele Sangkuriang dijual Rp 100,- per inci. Sistem pembayaran ikan lele dapat dilakukan dengan kredit dan tunai. Hal ini didasari asas kejujuran dan kepercayaan. Produk yang dihasilkan Usaha Perikananan Rakyat UPR adalah benih ikan Sangkuriang dan ikan lele Sangkuriang ukuran konsumsi. Kualitas benih ikan lele yang terdapat di Usaha Perikanan Rakyat bagus. Bapak Syahbuddin selalu menjaga kualitas dan kesehatan ikan lele, ikan lele dipantau sesering mungkin bahkan jika masa pemijahan, ikan lele dipantau 24 jam oleh Bapak Syahbuddin. Setelah 21 hari dari pemijahan, maka benih ikan lele akan disortir dengan ember sortir untuk memisahkan ikan lele berdasarkan ukuran karena tidak semua ikan lele memiliki berat dan ukuran yang sama. Selanjutnya, dua minggu ke depan ikan lele akan disortir kembali. Benih yang 2-3 inci akan dipisahkan sebagai benih yang akan dijual. Sedangkan sisanya dipindahkan ke kolam pembesaran ikan untuk dibesarkan. Di lahan seluas 5000 m 2 , Bapak Syahbuddin merintis usaha pembudidayaan ikan lele. Namun hanya 1000 m 2 yang masih terpakai karena tersandung kurangnya modal dan sumber daya manusia. Lokasi Usaha Perikanan Rakyat sangat strategis yang dapat diakses berbagai kendaraan. Sehingga dapat memudahkan pendistribusian ikan lele. Sejauh ini Bapak Syahbuddin memiliki 40 kolam semen dan 4 kolam tanah. Promosi penjualan yang dilakukan oleh Bapak Syahbuddin tidak menggunakan media cetak ataupun media elektronik. Beliau lebih mengandalkan pergaulan dengan membangun relasi dengan agen-agen penampung ikan dan dari Universitas Sumatera Utara mulut ke mulut dengan orang disekitarnya. Serta Bapak Syahbuddin hanya memasang papan sederhana yang tidak begitu besar di pinggir jalan. 2. Aspek Keuangan dan Akuntansi Usaha Perikanan Rakyat UPR ini memiliki modal yang terbatas dan belum menerapkan sistem laporan keuangan. Bapak Syahbuddin menganggap masih tidak begitu penting menerapkan laporan keuangan karena usahanya masih skala kecil. Beliau hanya melakukan taksiran- taksiran keuangan secara kasar tanpa pengarsipan dan pencatatan. Pengusaha kecil seperti beliau umumnya belum melakukan perencanaan, pencatatan, dan pelaporan keuangan secara rutin dan tersusun dengan baik. Hal ini menyebabkan perusahaan tidak mempunyai dokumentasi informasi kegiatan usaha dengan baik. Akibatnya, pada saat perusahaan harus berhubungan dengan pihak luar, seperti lembaga peminjaman atau bank, tidak dapat menunjukkan perkembangan perusahaan Anoraga, 2007: 60. 3. Aspek Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia merupakan sumber daya yang sangat penting bagi perusahaan untuk dikelola secara efektif. Sumber Daya Manusia memiliki peran penting dalam menjalankan aktivitas perusahaan. Bagaimana baiknya teknologi yang diterapkan oleh suatu perusahaan, tidak akan berjalan secara sinergis dengan tujuan perusahaan tanpa adanya aspek sumber daya manusia di dalamnya. Usaha Perikanan Rakyat belum memiliki karyawan untuk membantu mengelola usaha budidaya tersebut. Semua aktivitas di usaha tersebut dikerjakan oleh pemilik dibantu oleh anak – anaknya. Universitas Sumatera Utara 4. Aspek Produksi Operasi dan Penelitian Pengembangan Kegiatan produksi pada Usaha Perikanan Rakyat terdiri dari pemijahan, penetasan telur, pembesaran, dan pemanenan. Ada dua produk ikan lele yang ditawarkan di Usaha Perikanan Rakyat yaitu produk benih dan produk ikan lele konsumsi. Untuk menghasilkan produk benih diperlukan waktu sekitar 40 hari setelah masa pemijahan dilaksanakan. Dan untuk mendapatkan produk ikan lele ukuran konsumsi dibutuhkan waktu sekitar 60 hari setelah masa pemijahan. Kegiatan penelitian pengembangan belum dilakukan di Usaha Perikanan ini. Namun Usaha Perikanan sedang mencari obat herbal untuk dapat mengobati ikan jika mengalami sakit. Untuk saat ini ikan yang sakit diobati dengan vitamin C dan obat-obatan yang dibeli dari apotik. 5. Aspek Sistem Informasi Sistem informasi sangat mempengaruhi pihak manajemen dalam mengambil keputusan strategis. Keputusan strategis dengan dukungan informasi yang handal dan akurat dapat menyelematkan perusahaan dari kebangkrutan. Usaha kecil seperti milik Bapak Syahbuddin belum menerapkan sistem informasi yang dapat mendukungnya dalam mengambil keputusan mengenai usaha budidaya. Ia hanya mengandalkan media cetak dan elektronik untuk melihat dan memahami kejadian atau fenomena apa yang tejadi yang dapat mempengaruhi keberlangsungan usahanya dan tindakan apa yang harus dilakukan. Lemahnya kemampuan pencatatan segala transaksi yang terjadi dan pendataan mengenai budidaya yang dijalankan tersebut berpengaruhi dalam mengambil keputusan seperti informasi atas permintaan dari bulan ke bulan, fluktuasi harga pakan, jumlah persediaan, dan penganggaran biaya operasional. Universitas Sumatera Utara

4.4.1.2 Analisis Lingkungan Eksternal