hipotalamus posterior. Di sinilah sinyal-sinyal itu semua diintegrasikan untuk mengontrol produksi dan penyimpanan panas dari tubuh Guyton, dkk, 2006.
Gambar 2. Bagian-bagian dari Hipotalamus. Dikutip dari: Rohkamm R. Color Atlas of Neurology. Germany: Thieme Varlag, 2004. hal: 143
3. DEMAM PADA STROKE ISKEMIK
Demam merupakan peningkatan suhu tubuh di atas rentang yang normal, yang dapat disebabkan oleh abnormalitas dari otak itu sendiri atau
substansi toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu Guyton, dkk, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Demam pada pasien stroke akut merupakan hal yang biasa terjadi dan kebanyakan disebabkan oleh infeksi. Penelitian Georgilis, dkk tahun 1999
mendapatkan dari 330 pasien stroke akut 37,6 ditemukan demam, 22,7 disebabkan oleh infeksi dan 14,8 tanpa adanya infeksi . Pada beberapa
kasus, fokus infeksinya tidak dapat ditemukan, demam tersebut tidak respon dengan terapi antibiotik empiris dan diperkirakan disebabkan lesi pada
susunan saraf pusat. Pada pasien dengan demam tanpa fokus infeksi, karakteristik satu-satunya yang membedakan dengan adanya infeksi adalah
onset demam yang segera. Georgilis, dkk, 1999. Banyak protein, produk sisa dari protein dan substansi-substansi lain,
terutama toksin lipopolisakarida yang dilepaskan dari membrane sel bakteri dapat menyebabkan set-point dari thermostat hipotalamus meningkat.
Substansi yang menyebabkan efek ini disebut pirogen. Pirogen dilepaskan dari toksin bakteri atau dari jaringan tubuh yang mengalami degenerasi. Saat
set-point dari pusat pengaturan suhu di hipotalamus meningkat dari normal, semua mekanisme untuk meningkatkan suhu tubuh akan berjalan, meliputi
penyimpanan suhu dan peningkatan produksi panas. Dalam beberapa jam setelah set-point meningkat, suhu tubuh juga akan mencapai level tersebut
Guyton, dkk, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3. Efek Perubahan Set-Point dari Pengaturan Suhu di Hipotalamus. Dikutip dari: Guyton AC and Hall JE. Body Temperature, Temperature Regulation, and Fever. In: Schmitt
W and Gruliow R Ed.. Medical physiology guyton and hall 11
th
edition. Mississippi: Elsevier Saunders, 2006. p: 889 – 901.
Sitokin merupakan molekul protein kecil 10.000 – 20.000 Da yang mengatur imunitas, inflamasi dan proses hematopoesis. Beberapa sitokin
yang dapat menyebabkan demam disebut sitokin pirogenik IL-1, IL-6 dan TNF. Beberapa tipe sel monositmakrofag, sel endothelial, dan lain-lain
dapat memproduksi sitokin pirogenik, yang kemudian akan memasuki sirkulasi sistemik. Meskipun efek sistemik dari sitokin yang bersirkulasi dapat
menyebabkan demam dengan menginduksi sintesis PGE
2
, sitokin itu juga
dapat menginduksi PGE
2
di jaringan perifer. Peningkatan kadar PGE
2
di perifer ini akan menyebabkan mialgia dan atralgia yang sering bersamaan
dengan demam. Namun demikian, induksi PGE
2
di otaklah yang memulai proses peningkatan set-point di hipotalamus.
Universitas Sumatera Utara
Ada 4 reseptor dari PGE
2
, dan reseptor yang ke 3 lah yang berperan pada terjadinya demam. Meskipun PGE
2
penting pada proses terjadinya demam, tapi PGE
2
bukanlah neurotransmitter. Adapun demikian, pelepasan PGE
2
dari endotelium hipotalamus akan merangsang reseptor PGE
2
di sel glial dan hal ini akan menyebabkan pelepasan yang cepat dari cyclic
adenosine 5 - monophosphate cyclic AMP, yang merupakan
neurotransmitter. Cyclic AMP ini akan menyebabkan peningkatan termoregulator set-point di hipotalamus.
Perangsangan langsung terhadap hipotalamus oleh toksin mikroba juga dapat terjadi. Endotoksin yang dihasilkan oleh bakteri gram negative dan
asam teichoic dari bakteri gram positif akan merangsang reseptor yang ada di endothelium hipotalamus disebut reseptor Toll-like. Aktifasi langsung
reseptor Toll-like ini akan menyebabkan produksi PGE
2
dan demam Dinarello, dkk, 2005.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4. Kronologis Kejadian Yang Diperlukan Untuk Menginduksi Demam. Dikutip dari: Dinarello CA, Gelfand JA. Fever and Hyperthermia. In: Kasper DL, Fauci AS, Longo DL,
Braunwald E, Hauser SL and Jameson JL Ed.. Harrison’s principles of internal medicine. New York: McGraw-Hill, 2005. p: 106.
Disfungsi dari regio preoptik hipotalamus anterior misalnya karena cedera kepala atau perdarahan dapat menyebabkan central neurogenic
hypothalamic fever Baehr dkk, 2005. Mekanisme perdarahan intraventrikuler dapat mengganggu fungsi hipotalamus dan menyebabkan
demam sentral diperkirakan akibat kerusakan langsung dari hemotoksik pada thermoregulatory center. Perdarahan subarakhnoid dapat mengganggu
pengaturan suhu berhubungan dengan seringnya muncul cloth yang tebal di sisterna supraselar atau gangguan mekanisme pelepasan panas
Commichau dkk, 2003.
Universitas Sumatera Utara
4. PARASETAMOLASETAMINOFEN DAN ASAM ASETIL SALISILAT 4.1. PARASETAMOL