Iskemik otak mengakibatkan perubahan dari sel neuron otak secara bertahap, yaitu Sjahrir, 2003:
Tahap 1 : a. Penurunan aliran darah
b. Pengurangan O
2
c. Kegagalan energi d. Terminal depolarisasi dan kegagalan homeostasis ion
Tahap 2 : a. Eksitoksisitas dan kegagalan homeostasis ion
b. Spreading depression Tahap 3 : Inflamasi
Tahap 4 : Apoptosis
2. SUHU TUBUH NORMAL
2.1. Suhu inti dan suhu kulit.
Suhu dari jaringan dalam tubuh inti “core” dari tubuh bertahan dalam rentang yang stabil 37 ± 0,6
C, kecuali dalam keadaan demam. Suhu kulit, berlawanan dengan suhu inti, naik dan turun mengikuti suhu lingkungan.
Guyton, dkk, 2006
Universitas Sumatera Utara
2.2. Suhu inti yang normal.
Tidak ada satu ketetapan tentang suhu inti yang normal, karena pengukuran pada banyak orang sehat menunjukkan rentang suhu normal.
Rata-rata suhu inti normal secara umum antara 36,6 C sampai 37
C jika diukur secara oral dan lebih tinggi 1
C jika diukur secara rektal. Suhu tubuh meningkat selama latihan dan berubah-ubah pada suhu lingkungan yang
ekstrim. Saat produksi panas berlebih-lebihan dalam tubuh karena latihan yang berat, suhu dapat meningkat secara temporer mencapai 38
C sampai 40
C. Saat tubuh terpapar dengan dingin yang ekstrim, suhu dapat turun sampai di bawah 35,5
C. Guyton, dkk, 2006
Gambar 1. Perkiraan Rentang Suhu Inti Tubuh Pada Orang Normal. Dikutip dari: Guyton AC and Hall JE. Body Temperature, Temperature Regulation, and Fever. In: Schmitt W and
Gruliow R Ed.. Medical physiology guyton and hall 11
th
edition. Mississippi: Elsevier Saunders, 2006. p: 889 – 901.
Universitas Sumatera Utara
2.3. Pengaturan Suhu
Tubuh Oleh Hipotalamus.
Suhu tubuh dikontrol oleh hipotalamus. Sel-sel saraf baik yang berada di preoptik hipotalamus anterior dan hipotalamus posterior menerima 2
macam sinyal: yang pertama dari nervus perifer yang merefleksikan reseptor panas dingin dan yang lain dari darah yang mengaliri daerah hipotalamus
tersebut. Kedua tipe sinyal ini diintgrasikan oleh pusat termoregulator dari hipotalamus untuk menjaga suhu tubuh tetap normal. Pada tubuh yang sehat,
suhu tubuh tetap stabil karena pusat termoregulator dari hipotalamus menyeimbangkan produksi panas yang diperoleh dari aktifitas metabolik
dalam otot dan liver dengan pelepasan panas dari kulit dan paru-paru. Dinarello, dkk, 2005
Suhu tubuh dikendalikan hampir sepenuhnya oleh mekanisme nervous feedbeck dan hampir semuanya dilakukan melalui pusat pengaturan suhu
yang terletak di hipotalamus. Area preoptik-hipotalamus anterior ini terdiri dari sejumlah besar sel-sel saraf yang sensitif terhadap panas dan sepertiganya
terdiri dari sel-sel saraf yang sensitif terhadap dingin. Sel-sel saraf ini berfungsi sebagai sensor suhu dalam mengontrol suhu tubuh. Saat area
preoptik tersebut dirangsang panas, kulit pada seluruh tubuh akan mengeluarkan keringat yang banyak, sementara pembuluh darah pada kulit
akan berdilatasi. Hal ini sebagai reaksi cepat agar tubuh dapat melepaskan panas, sehingga membantu mengembalikan suhu tubuh ke normal. Sebagai
Universitas Sumatera Utara
tambahan, tubuh juga akan menghambat produksi panas yang berlebihan Guyton, dkk, 2006. Penurunan suhu tubuh menyebabkan vasokonstriksi
pembuluh darah untuk menyimpan panas dan menggigil untuk menghasilkan panas. Waxman, 2010.
Meskipun pengaturan hipotalamus terhadap suhu tubuh sangat berpengaruh, namun reseptor lain juga berperan dalam pengaturan suhu
tubuh yaitu reseptor yang ada di kulit dan jaringan dalam tubuh. Reseptor di kulit untuk dingin 10 kali lebih banyak daripada reseptor panas, sehingga
lebih peka terhadap suhu dingin daripada panas. Saat kulit di seluruh tubuh dirangsang dingin, maka akan terjadi respon untuk meningkatkan suhu tubuh
berupa menggigil, mengurangi produksi keringat dan vasokontriksi pembuluh darah kulit. Reseptor di jaringan dalam tubuh terutama terdapat di medulla
spinalis, organ-organ visera abdomen dan vena-vena besar dalam abdomen bagian atas dan toraks. Reseptor ini juga lebih peka terhadap dingin daripada
panas. Kepekaan yang lebih terhadap dingin tersebut mungkin untuk mencegah agar tubuh tidak hipotermia Guyton, dkk, 2006.
Meskipun sinyal sensorik banyak datangnya dari reseptor di perifer, namun sinyal-sinyal itu akan mempengaruhi suhu tubuh melalui pengaturan
hipotalamus. Area yang distimulasi oleh sinyal-sinyal itu terletak bilateral di hipotalamus posterior, setentang dengan mammilary body. Sinyal-sinyal
sensorik dari preoptik-hipotalamus anterior juga ditransmisikan ke area
Universitas Sumatera Utara
hipotalamus posterior. Di sinilah sinyal-sinyal itu semua diintegrasikan untuk mengontrol produksi dan penyimpanan panas dari tubuh Guyton, dkk, 2006.
Gambar 2. Bagian-bagian dari Hipotalamus. Dikutip dari: Rohkamm R. Color Atlas of Neurology. Germany: Thieme Varlag, 2004. hal: 143
3. DEMAM PADA STROKE ISKEMIK