KERANGKA TEORI Tempat dan Waktu Subjek Penelitian

5. KERANGKA TEORI

STROKE ISKEMIK AKUT Dippel, dkk, 2001: Selama hari pertama fase akut stroke, demam dapat terjadi pada sepertiga sampai setengah jumlah pasien. Dippel, dkk, 2003: Peningkatan suhu dihubungkan dengan volume infark yang luas, tingginya case fatality dan outcome fungsional yang jelek. PARASETAMOL ASETAMINOFEN ASAM ASETIL SALISILAT SUHU TUBUH Sulter, dkk, 2002: Dippel, dkk, 2001: asetaminofen 6000 mg memberikan manfaat yang potensial dalam menurunkan suhu tubuh setelah stroke iskemik akut baik pada pasien normotermia dan subfebris.  1 jam pemberian: asetaminofen 1000 mg ĺ hasil yang signifikan Ļ suhu tubuh dan normotermia dibandingkan dengan ASA 500 mg.  3 jam pemberian: asetaminofen l000 mg ASA memberikan efek yang hampir sama, dimana normotermia hanya diperoleh pada 37-38 pasien. Koennecke Leistner, 2001 ; Sulter, dkk, 2002: menyarankan pemberian antipiretik profilaksis asetaminofen yang mungkin efektif dalam mencegah terjadinya demam. Reith, dkk, 1996: Tiap pe Ĺ 1 C suhu tubuh maka risiko relatif outcome yang jelek meningkat 2,2 kali. Reith, dkk, 1996: mortalitas yang lebih rendah dan outcome yang lebih baik pada pasien dengan hipotermia ringan 36 Saini, dkk, 2009: Tindakan yang agresif untuk mencegah dan mengobati hipertermia dapat meningkatkan outcome klinis. C pada saat masuk. OUTCOME Universitas Sumatera Utara

6. KERANGKA KONSEP

STROKE ISKEMIK AKUT PARASETAMOL ASETAMINOFEN SUHU TUBUH ASAM ASETIL SALISILAT OUTCOME Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

1. Tempat dan Waktu

Penelitian dilakukan di Departemen Neurologi FK USU Medan dari tanggal 19 Januari 2011 s.d. 31 Mei 2011.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian diambil dari populasi pasien rumah sakit. Penentuan subjek penelitian dilakukan menurut metode sampling konsekutif.

1.1 Populasi Sasaran

Semua penderita stroke iskemik akut yang ditegakkan dengan pemeriksaan klinis dan CT-Scan kepala.

1.2 Populasi Terjangkau

Semua penderita stroke iskemik akut yang sedang dirawat di ruang rawat inap Neurologi FK USU RSUP. H. Adam Malik Medan. Universitas Sumatera Utara

1.3 Besar Sampel

Besar sampel dihitung menurut rumus Madiyono, 2008 2 n1 = n2 = 2 Z α + Z  S X1 - X2 Z α = deviat baku alfa untuk α =0.05  Zα = 1.96 Z  = deviat baku betha untuk  = 0,10  Z = 1,282 S = simpangan baku populasi = 0,218 X1 - X2 = perbedaan suhu tubuh yang diinginkan = 0,18 n = 15,42 → 15 orang tiap kelompok

1.4 Kriteria Inklusi

1. Semua pasien stroke iskemik fase akut yang dirawat di ruang rawat inap Neurologi RSUP H.Adam Malik Medan yang ditegakkan dengan anamnese, pemeriksaan fisik, pemeriksaan neurologi dan CT-scan kepala 2. Memberikan persetujuan untuk ikut serta dalam penelitian ini Universitas Sumatera Utara

1.5 Kriteria Eksklusi

1. Pasien yang menggunakan steroid atau obat anti inflamasi non steroid atau antibiotik sebelum masuk RS. 2. Pasien dengan penyakit gangguan hati dan ginjal, gastritis ulkus peptikum dan perdarahan gastro-intestinal. 3. Pasien dengan riwayat alergi terhadap parasetamol atau asam asetil salisilat. 4. Pasien hipotermia suhu tubuh 36,5 C. 5. Pasien dengan keadaan umum yang jelek. 3. Batasan Operasional 3.1 Stroke WHO,1986 adalah tanda-tanda klinis yang berkembang