Pasca Perkawinan Analisis Komparatif Terhadap Nilai Sosial Budaya Perkawinan Batak

86 sebanyak 25 25 orang dan perempuan sebanyak 21 21 orang, responden yang menyatakan KS responden laki-laki sebanyak 12 12 orang dan perempuan sebanyak 8 8 orang, dan responden yang menyatakan TS responden laki-laki sebanyak 6 6 orang dan perempuan sebanyak 2 2 orang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lebih banyak responden Kelurahan Sidorame yang menyatakan setuju dengan adanya tata cara adat marunjuk dalam adat perkawinan yaitu sebanyak 46 46 orang, dibandingkan dengan Desa Hutujulu yaitu sebesar 45 45 orang.

4.3.3 Pasca Perkawinan

4.3.3.1. Paulak Panaru Paulak panaru adalah gadis pengiring pengantin perempuan dari desa pihak perempuan ke desa pihak laki-laki. Tabel 4.35 menunjukkan bahwa tata cara adat paulak panaru masih dilakukan, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.35 Tata upacara perkawinan paulak panaru Sumber Data Kuesioner tahun 2010 J K PAULAK PANARU DESA HUTA JULU KELURAHAN SIDORAME SS S KS TS T SS S KS TS T n f n f n f n f N F n f n f n f n f N F LK 80 80 - - - - - - 80 80 82 82 - - - - - - 82 82 PR 20 20 - - - - - - 20 20 18 18 - - - - - - 18 18 10 100 - - - - - - 100 100 100 100 - - - - - - 100 100 Universitas Sumatera Utara 87 Dari data diatas menunjukkan bahwa responden Desa Hutajulu dari 100 100 orang responden laki-laki sebanyak 80 80 orang dan perempuan sebanyak 20 20 orang. Sedangkan dari Kelurahan Sidorame sebanyak 100 100 orang, responden laki-laki sebanyak 82 82 orang dan perempuan sebanyak 18 18 orang menyatakan bahwa paulak panaru masih dilakukan dalam tata cara adat perkawinan Batak Toba. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tata cara adat marsibuha-buhai masih dilakukan di Desa Hutajulu yaitu sebanyak 100 100 orang dan dari Kelurahan Sidorame sebanyak 100 100 orang. Jadi tidak ada perbandingan antara Desa Hutajulu maupun Kelurahan Sidorame. 4.3.3.2. Paulak une Paulak une adalah keluarga pihak laki-laki mengunjungi pihak perempuan dengan jalan membawa makanan adat beserta kedua pengantin. Tabel 4.35 menunjukkan bahwa tata cara adat paulak une masih dilakukan, untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.36 Tata upacara perkawinan paulak une Sumber Data Kuesioner tahun 2010 J K PAULAK UNE DESA HUTA JULU KELURAHAN SIDORAME SS S KS TS T SS S KS TS T n f n F n f n f N F n f n f n f n f N F LK 70 70 - - - - - - 70 70 75 75 - - - - - - 75 75 PR 30 30 - - - - - - 30 30 25 25 - - - - - - 25 25 100 100 - - - - - - 100 100 100 100 - - - - - - 100 100 Universitas Sumatera Utara 88 Dari data diatas menunjukkan bahwa responden Desa Hutajulu dari 100 100 orang responden laki-laki sebanyak 80 80 orang dan perempuan sebanyak 70 70 orang. Sedangkan dari Kelurahan Sidorame sebanyak 100 100 orang, responden laki-laki sebanyak 75 75 orang dan perempuan sebanyak 25 25 orang menyatakan bahwa paulak une masih dilakukan dalam tata cara adat perkawinan Batak Toba. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tata cara adat paulak une masih dilakukan di Desa Hutajulu yaitu sebanyak 100 100 orang dan dari Kelurahan Sidorame sebanyak 100 100 orang. Jadi tidak ada perbandingan antara Desa Hutajulu maupun Kelurahan Sidorame. 4.3.3.3. Maningkir tangga Maningkir tangga adalah upacara adat, dimana pihak perempuan lengkap dengan unsur dalihan na tolu, mambawa makanan adat yaitu dengke simudurudur mengunjungi keluarga pihak laki-laki. Acara ini pihak perempuan pergi mengunjungi pengantin dirumah pihak laki-laki, dimana mereka makan bersama melakukan pembagian jambar. Pada hakekatnya maninggkir tangga ini dimaksutkan agar pihak perempuan secara langsung melihat dari dekat keadaan putrinya dan suaminya karena bagaimanapun mereka telah terikat oleh hubungan kekeluargaan dan sekaligus memberi nasehat dan bimbingan kepada pengantin dalam membina rumah tangga. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.37 berikut ini: Universitas Sumatera Utara 89 Tabel 4.37 Tata upacara perkawinan maningkir tangga Sumber Data Kuesioner tahun 2010 Dari data diatas menunjukka n bahwa responden Desa Hutajulu dari 100 100 orang responden laki-laki sebanyak 55 55 orang dan perempuan sebanyak 45 45 orang. Sedangkan dari Kelurahan Sidorame sebanyak 100 100 orang, responden laki-laki sebanyak 65 65 orang dan perempuan sebanyak 35 35 orang menyatakan bahwa maningkir tangga masih dilakukan dalam tata cara adat perkawinan Batak Toba. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tata cara adat maningkir tangga masih dilakukan di Desa Hutajulu yaitu sebanyak 100 100 orang dan dari Kelurahan Sidorame sebanyak 100 100 orang. Jadi tidak ada perbandingan antara Desa Hutajulu maupun Kelurahan Sidorame.

4.4. Pandangan Responden Terhadap Perubahan Nilai Sosial Budaya