52
4.1.2. Gambaran Umum Kabupaten Humbang Hasundutan
Kabupaten Humbang Hasundutan adalah Kabupaten yang baru dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara, Tanggal 28 Juli 2003 sesuai dengan UU
No.9 tahun 2003. Yang terletak ditengah wilayah Provinsi Sumatera Utara. Dengan Luas Wilayah : 2.335, 33 Km2 terdir dari 10 Kecamatan, 1 Kelurahan
dan 117 Desa. Memiliki jumlah penduduk 155.222 orang. Adapun Letak Geografis kabupaten Humbang Hasundutan terletak diantara
Lintang Utara, Bujur Timur memiliki batas : Sebelah Utara : Kabupaten Samosir
Sebelah Timur : Kabupaten Tapanuli Utara Sebelah Selatan : Kabupaten Tapanuli Tengah
Sebelah Barat : Kabupaten Pakpak Barat Jika dilihat dari keadaan topografi adalah sebagai berikut: Kabupaten
Humbang Hasundutan merupakan daerah dataran tinggi yang mempunyai ketinggian bervariasi antara 330-2075 Meter diatas permukaan laut, dengan perincian
Datar = 260,95 Km2 0 sd 2 Landai = 459,60 Km2 2 sd 15
Miring = 993,68 Km2 15 sd 40
Terjal = 621,10 Km2 40 sd 44
Penduduk Kecamatan pollung memiliki keanekaragaman suku bangsa, hal ini di dorong karena adanya bagunan-banguan atau PT sebagai tempat kerja karyawan di
berbagai bidang baik bangunan di bidang pendidikan dengan mendirikan sekolak-
Universitas Sumatera Utara
53 sekolah., maupun kantor-kantor. Hal ini menjadi penyebat terjadinya imigrasi dari
berbagai daerah yang berasal dari Kecamatan maupun Kabupaten lainya. Golongan kelompok etnik yang bermukim di Kecamatan pollung adalah suku
bangsa Batak Toba, suku bagsa Nias, suku bagsa Batak Karo. Akan tetapi yang menjadi kelompok suku bangsa terbesar adalah kelompok suku bangsa Batak Toba.
Tahun ini penduduk Kecamatan Pollung dengan luas wilayah mencapai 201,97, penduduknya 14.191 orang. Jumlah penduduk Kecamatan pollung
berdasarkan jenis kelamin, penduduk Laki-laki di Kecamatan Pollung lebih banyak dari pada perempuan. Pada tahun ini penduduk Kecamatan Pollung berjenis kelamin
perempuan berjumlah 7.001 orang, dan penduduk laki-laki berjumlah 7.190 orang. Kecamatan Pollung letaknya sangat strategis, sebagai meta pencaharian di
Kecamatan ini adalah tanaman sayur-sayuran, kopi, Kemenyan haminjon. Selain itu Kecamatan Pollung banyak yang berusaha pada subsektor peternakan, khususnya
peternakan Babi, sektor kehutanan, yang beroperasi dalam dua perusahaan kehutanan. Pertama, PT Toba Pulp Lestari yang memproduksi eucalyptus sebesar 72 ribu M3,
kayu bulat 8,8 ribu M3, dan Kayu bulat Kecamatanil 69 ribu M3. kedua, IPKTM Pinus yang memproduksi pinus sebesar 27 ribu M3. Pemerintah Kabupaten
Humbang Hasundutan sempat ingin memusnahkan ataupun menebangi Kemenyan. tetapi Desa Pandumaan, Hutajulu, dan Sipitu Huta, Kecamatan Pollung, Kabupaten
Humbang Hasundutan Humbahas, menolak adanya penebangan Kemenyan tersebut. Mereka bertekad untuk mempertahankan kemenyan yang dalam bahasa Batak dikenal
sebagai haminjon itu. Sikap warga menolak penebangan kemenyan didasari alasan yang kuat dan mendasar. Bagaimana tidak, tanaman ini telah menjadi warisan nenek
Universitas Sumatera Utara
54 moyang mereka yang dinilai sangat berharga untuk dipertahankan dari generasi ke
generasi. Kemenyan telah menjadi sumber mata pencaharian warga tiga desa itu, sejak dahulu kala, Jika kemenyan punah, sama saja artinya dengan mematikan
kehidupan penduduk setempat. http:www.Humbang Hasundutan.com senin 27 september 2010 jam 5-6.30.
Sayangnya,warga masih belum bisa mengelola kemenyan tanpa gangguan. Sebab sampai sekarang konflik antara warga Desa Pandumaan,Hutajulu dan Sipitu
Huta dengan PT Toba Pulp Lestari TPL yang telah menebangi kemenyan belum juga berakhir dengan solusi. Pemerintah Kabupaten Humbang Hasundutan sendiri
belum bisa menyelesaikan masalah itu., warga masih dihantui rasa khawatir jika tanaman yang dikelola secara turun temurun dari nenek moyangnya itu akan
ditebangi sampai tak bersisa. Perjuangan warga untuk menolak penebangan kemenyan mendapat dukungan dari banyak pihak. Sebab penolakan warga juga
dianggap sebagai bagian dari penyelamatan aset dunia yang berfungsi banyak itu di Kabupaten Humbang Hasundutan . . http:www.Humbang Hasundutan.com senin 27
september 2010 jam 5-6.30.. Sistem pendidikan sekarang ini sudah semakin berkembang pesat dari tingkat
yang paling rendah yaitu taman kanak-kanak TK hingga ketingkat akademik. Terlihat dari bertambahnya gedung-gedung sekolah, seperti sekolah negeri yang di
sesuaikan dengan besarnya tuntutan masyarakat terhadap pendidikan. Pendidikan merupakan hal yang paling penting pada masa sekarang ini. Pendidikan dijadikan
faktor yang sangat penting bagi kehidupan dimasa depan. Berdasarkan pendidikan seseorang dapat menjadi sukses. Pada zaman dulu masyarakat desa Pollung tidak
Universitas Sumatera Utara
55 begitu mementingkan pendidikan. Pendidikan hanya ditujukan pada anak laki-laki
saja. Hal ini diakibatkan oleh rendahnya tingkat penghasilan masyarakat Pollung. Sekarang terlihat adanya perubahan cara memperlakukan anak perempuan dalam
pendidikan. Anak perempuan dengan anak laki-laki mendapat perlakuan yang sama dalam pendidikan.
Tabel 4.14 distribusi berdasarkan pendidikan
Sumber: Data Kantor Kecamatan Pollug 2010 Tabel 4.14 di atas menunjukkan bahwa di Kecamatan Pollng pendidikan
sudah merupakan prioritas penting bagi kehidupan mereka, ini terlihat pada jumlah penduduk yang beredasrkan pendidikan. Pendidikan yang Tamatan SD adalah yang
terbanyak dengan jumlah 780 orang sedangkan persentasenya 31,4 yang tamatan SD ini adalah rata-rata yang berusia 12 tahun keatas dan kebanyakan yang sedang
melanjutkan kesekolah tingkat SMP. Penduduk yang tamatan SMP terbanyak kedua dengan jumlah 716 orang sedangkan persentasenya 28,9 . Penduduk yang tamatan
SMA ini kebanyakan pergi merantau seperti kuliah dan mencari pekerjaan di luar daerahnya dan debagian lagi adalah orang tua yang masih produktif. Penduduk yang
Pendidikan Jumlah
Persentase Tamatan Tk
Tamatan SD Tamatan SMP
Tamatan SMA Tamatan Akademik
Tamatan Sarjana Belum Sekolah
192 780
390 716
114 89
200 7,7
31,4 15,7
28,9 4,6
3,6 8,1
jumlah 2418
100
Universitas Sumatera Utara
56 tamatan SMA adalah yang terbanyak ke tiga dengan jumlah 390 orang sedangkan
persentasenya 15,7 penduduk ini adalah rata-rata yang sedang melanjutkan pendidikan ketingkat SMA.Terbanyak ke empat adalah penduduk yang tamatan Tk
dengan jumlah 192 orang sedangkan persentasenya 7,7 , penduduk yang tamatan Tk adalah penduduk yang melanjutkan pendidikan ketingkat SD penduduk yang
belum sekolah adalah yang terbanyak ke lima dengan jumlah 200 orang dan persentasenya 8,1 , kebanyakan penduduk ini adalah penduduk yang usianya masih
balita. Tamatan akademik adalah yang terbanyak ke enam dengan jumlah 114 orang dan persentasenya 4,6 . Tamatan sarjana merupakan terbanyak terakhir dengan
jumlah 89 orang dan persentasenya 3,6 . Melihat jumlah penduduk berdasrkan pendidikan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penduduk Kecamatan Pollung saat
ini sudah sangat memproritaskan pendidikan. Penduduk Kecamatan Pollung adalah masyarakat pemeluk agama islam dan
Kristen, dengan melaksanakan kehidupa n beragama dengan baik, hal ini tercermin dari aktivitas-aktivitas keagamaan yang di jalankan oleh pendudunya sesuai dengan
kepercayaan dan keyakinan masing-masing. Tabel 4.15.
Komposisi berdasarkan agama Agama
jumlah Persentase
Kristen Islam
2463 18
99,3 0,7
jumlah 2481
100 Sumber: Data Kantor Kecamatan Pollug 2010
Universitas Sumatera Utara
57 Tabel 4.15 di atas menunjukan bahwa Desa Hutajulu lebih banyak menganut
agama Kristen Protestan maupun Kristen Katolik dengan jumlah 2.463 orang dan persentasenya 99,3 . Penduduk yang terbanyak ke dua adalah penduduk yang
beragama Islam dengan jumlah 18 orang dan persentasenya 0,7 .
4.1.2.1 Gambaran Masyarakat Kecamatan Pollung
Suku bangsa Batak Toba menganut sistem keturunan yang berdasarkan patrilineal, yaitu sistem keturunan yang menghitung garis keturunannya berdasarkan
garis keturunan laki-laki atau ayah. Suatu kelompok kerabat dihitung dari satu ayah yang disebut sa ama, satu nenek disebut sa oppung, dan kelompok kerabat yang besar
adalah marga. Marga bagi masyarakat Batak dikenal sebagai satu asal keturunan, satu nenek
moyang atau sabutuha. Marga juga merupakan suatu satuan kelompok yang mempunyai garis keturunan yang sama berdasarkan nenek moyang yang sama, atau
mereka adalah keturunan dari seorang kakek menurut garis patrilineal. Marga juga dapat menentukan kedudukan seseorang di dalam pergaulan masyarakat yang teratur
berdasarkan pola dasar pergaulan yang disebut dalihan na tolu. Mengetahui marga seseorang, maka setiap orang Batak otomatis lebih muda untuk mengetahui hubungan
sosial diantara mereka, dengan mengingat marga ibu, nenek, maupun istri adiknya, atau kakaknya ayah.
Kebiasan bagi orang Batak Toba, bila berkenalan dengan seseorang akan menanyakan daerah asalnya kalau kebetulan sama-sama orang Orang Toba
Humbang Hasundutan akan di tanyakan marga dari individu bersangkutan. Dengan
Universitas Sumatera Utara
58 mengetahui marga mereka maka peneluran sisilah atau garis keturunan dilakukan
masing-masing maka hal-hal yang dapat di hindarkan. Selaim hubungan, marga secara garis keturuna antara marga-marga juga mempunyai hubungan fungsional
yang lain, karena satu marga itu mempunyai fungsi tertentu terhadap marga lain. Hubungan fungsuional ini mengakibatka adanya penggolongan marga di dalam
kaitanya denga marga lain yag menimbulkan suatu sistem kekerabatan dalam masyarakat Batak Toba yang disebut dengan dalihan na tolu.
Dalihan na tolu merupakan suatu hubungan dan pedonan hidup dalam masyarakat Batak Toba, juga sebagai lambang demokrasi dan filsafah hidup.
Dalihan natolu mempunyai unsur-unsur penting yang harus saling mendukung dalam kegiatan adat khususnya maupun dalam kehidupan sosialnya, yaitu:
1. Hula-hula yaitu pihak atau marga yang memberi anak perempuan kepada pihak yang menerima anak perempuan
2. Boru yaitu pihak atau marga yang menerima anak perempuan atau istri. 3. Dongan sabutuha yaitu saudara laki-laki seayah, saudara laki-laki
senenek, laki-laki semarga berdasarkan sistem keturunan kekeluargaan garis laki-laki atau patrilineal.
Dalihan natolu selalu turut serta di dalam segala persoalan masyarakatnya, demgan demikian dalam musyawarah dan mufakat huka-hula selalu mendapat tempat
yang lebih terhormat dalam kedua unsur lainya, boru dan dongan sabutuha. Fungsi hula-hula dalam kehidupan masyarakat Batak Toba dapat dirinci dalam tiga bagian,
yaitu dalam:
Universitas Sumatera Utara
59 1. Musyawarah dan mufakat untuk membuat rencana, maka fungsi hula-hula
adalah sebagai tempat meminta nasehat dan bantuan moral agar terlaksanaya suatu upacara adat.
2. Upacara yang sedang berlangsung fungi hula-hula meminta sumbangan moral dan mereka yang bertugas memimpin upacara, memberkati dan
berdoa agar acara adat tersebut tidak mendapat hambatan.. 3. Mendamaikan perselisihan seperti pembagian harta warisan fungsi hula-
hula sangat menentukan yang bersusah payah untuk medamaikan, tanpa memihak, sehingga perselisihan itu dapat diselesaikan dengan baik.
Kedudukan hula-hula yang peting pada masyarakat Batak Toba tidaklah serupa dengan kasta pada masyarakat India, karena mekanisme posisi hula-hula itu
yang pada saat lain mungkin menjadi boru, demikian juga halnya dengan boru yang bisa menjadi hula-hula. Dengan demikian setiap kelompok masyrakat Batak Toba
akan menduduki ketiga fungsi dalihan natolu, sebagai hula-hula, boru dan dongan.
4.1.2.2 Gambaran Masyarakat Desa Hutajulu
Desa ini merupakan daerah yang berada di wilayah Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan, Propinsi Sumatera Utara. Kecamatan ini adalah
satu dari beberapa Kecamatan yang ada di Kabupaten Humbang Hasundutan. Kecamatan ini memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
-Sebelah Utara berbatasan dengan desa Ria-ria -Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Sipituhuta
-Sebelah Barat berbatasan dengan desa Hutapaung -Sebelah Timur berbatasan dengan desa Parsingguran I
Universitas Sumatera Utara
60 Desa Hutajulu merupakan desa yang telah lama berdiri yaitu pada tahun 1940
yang didirikan oleh Marga Lumban Gaol. Masyarakat dari berbagai Kecamatan sering melakukan pertemuan di desa ini, jika ada sesuatu yang harus dibicarakan
terutama mengenai masalah-masalah yang terjadi dalam masyarakat. Bukan hanya tempat berdiskusi dari berbagai desa saja, tetapi juga berbagai macam marga. Hal
tersebutlah yang menjadikan masyarakat sepakat membuat nama Kecamatan Pollung. Sesuai dengan nama tersebut menurut pengertian masyarakat Batak Toba adalah
berdiskusi dan bermusyawarah. Pada masa penjajahan para penetua adat atau orang-orang yang dituakan, yang
merupakan orang tua di desa Pollung sering mengadakan pertemuan. Biasanya para penetua tersebut berkumpul untuk mendiskusikan berbagai macam masalah yang
terjadi di Kecamatan ini. Para penetua mencari jalan untuk mengatasi masalah itu. Misalnya: menyelesaikan sengketa dan perselisihan bila ada warga desa yang
bermasalah dengan orang lain di luar wilayahnya. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar Kecamatan Pollung tetap aman dan terwujud suatu ketentraman dan kedamaian.
Setelah diadakannya pemekaran wilayah pada tanggal 28 Juli 2003, Kecamatan Pollung mengalami banyak perubahan. Perubahan tersebut dapat dilihat
dari dipindahkannya Ibukota Kecamatan Pollung ke desa Hutapaung. Desa ini juga dulunya mempunyai sebuah pasar untuk berbelanja yang dilaksanakan setiap sekali
dalam satu minggu. Nama pasar ini disebut oleh masayarakat dengan sebutan Onan Pollung. Sekarang lokasi pasar tersebut telah pindah ke kota Dolok Sanggul.
Perubahan dalam bentuk administrasi desa juga ada, dimana desa ini menjadi mandiri dan dapat mengatur sendiri kegiatan serta sistem administrasinya. Kecamatan Pollung
Universitas Sumatera Utara
61 dulunya memiliki beberapa dusun. Atas keputusan bersama yaitu antara warga
dengan kepala desa, maka desa ini menjadi 3 dusun. Pusat pemerintahannya berada di dusun 1 yaitu Lumban Siantar. Sementara satu dusun yang yang telah dipisahkan dari
ketiga dusun ini telah menjadi sebuah desa baru yang dipimpin oleh seorang Kepala Desa baru.
Secara administrasi Desa terbagi atas 4 dusun desa, Dusun I terdiri dari, Parmiahan, Huta Piajojor, Huta Impres, Lumban Ginjang, Lumban Muda,Lumban
Tonga-tonga. Dusun II terdiri dari, Huta Godang, Tapian Nauli, Huta sada-sada, Lumban Banjar. Dusun III terdiri dari Huta sosor Taruan, Sosor Tambok, Huta
Sigunani lombu,.m dan Dusun VI terdiri dari, Huta Lumban Bakkara, Lumban Sinaga, Huta Sosor Bakara. Setiap Dusun dikepalai oleh seorang kepala Dusun yang
di pilih oleh kepala desa persetujuan warga desa. Sebelum dilaksakanya pemekaran wilayah pada tanggal 28 juli 2003, kondisi jalan sangat buruk. Pada musim panas
jalan penuh dengan debu, yang membuat para pejalan kaki kotor karena debu. Desa Hutajulu juga masih banyak dijumpai rawa, sehingga sangat cocok di
jadikan untuk tempat bercocok tanam seperti : tanaman padi, tanaman kopi kemenyan dan sebagainya. Potensi sumber daya alam berdasarkan iklim yang dimiliki desa
Hutajulu adalah iklim tropis, sama dengan daerah-daerah lain di indonesia. Wilayah Desa Hutajulu memiliki curah hujan rata-rata 2500 Mm, sehingga dalam setahun
musim hujan terjadi selama 4 bulan. Suhu rata-rata harian yang dimiliki desa Hutajulu adalah C. desa Hutajulu ini terletak di atas tanah yang memiliki ketinggian
1450 m dari permukaan laut.
Universitas Sumatera Utara
62 Penduduk Kecamatan Pollung secara keseluruhan adalah beragama Kristen
yaitu: Kristen Protestan dan Kristen Khatolik. Dengan melaksanakan kehidupan beragama dengan baik, hal ini tercermin dari aktivitas-aktivitas keagamaan yang
dijalankan oleh penduduknya sesuai dengan kepercayaan dan keyakinan masing- masing. Hari-hari besar agama yang bersifat rutin maupun hari-hari besar yang
dirayakan setiap tahun tetap dijalankan dengan baik oleh masyarakat di daerah ini.Di desa ini terdapat beberapa buah bangunan gereja Khatolik dan beberapa buah
bangunan gereja Protestan yaitu: gereja HKBP Huria Kristen Batak Protestan, gereja GKPI Gereja Kristen Protestan Indonesia dan gereja HKI Huria Kristen
Indonesia. Distribusi berdasarkan agama dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.16
Komposisi berdasarkan agama Agama
jumlah Persentase
Kristen Protestan Kristen Katolik
1351 296
82 18
Jumlah 1647
100 Sumber: Data kantor kepala Desa Hutajulu 2010
Berdasarkan tabel 4.16 di atas, dapat dilihat bahwa penduduk Desa Hutajulu hanya menganut agama Kristen Protestan dan agama Kristen Khatolik. Dapat dilihat
pada tabel, bahwa sebagian besar penduduk Desa Hutajulu menganut agama Kristen Protestan dengan jumlah 1351 orang yaitu 82 , sedangkan penduduk yang
menganut agama Kristen Khatolik adalah 296 orang yaitu 18 .
Universitas Sumatera Utara
63 Pendidikan merupakan hal yang paling penting pada masa sekarang ini.
Pendidikan dijadikan faktor yang sangat penting bagi kehidupan dimasa depan. Berdasarkan pendidikan seseorang dapat menjadi sukses. Dulunya masyarakat desa
Pollung tidak begitu mementingkan pendidikan. Pendidikan hanya ditujukan pada anak laki-laki saja. Hal ini diakibatkan oleh rendahnya tingkat penghasilan
masyarakat Pollung. Sekarang terlihat adanya perubahan cara memperlakukan anak perempuan dalam pendidikan. Anak perempuan dengan anak laki-laki mendapat
perlakuan yang sama dalam pendidikan. Adapun komposisi penduduk desa Hutajulu berdasarkan tingkat pendidikan dapat di lihat pada tabel di bawah in:
Tabel 4.17. Komposisi berdasarkan pendidikan
Sumber: Data Kantor Kepala Desa Hutajulu 2010
Berdasarkan tabel 4.17 di atas, dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Desa Hutajulu terbesar adalah tamat Sekolah Dasar SD dengan jumlah 268 orang yaitu
Pendidikan Jumlah
persentase Tidak sekolah
Tidak tamat SD Tamat SD
Tidak tamat SMP Tamat SMP
Tidak tamat SMA Tamat SMA
DI-D3 Sarjana
46 147
268 143
255 105
265 215
54 3,1
9,9 18
9,6 17,7
7,1 17,2
14,4 3,6
Jumlah 1498
100
Universitas Sumatera Utara
64 sebesar 18 . Mereka yang masuk dalam jumlah ini adalah kebanyakan para orang
tua yang berumur 46 tahun ke atas. Penyebab hal ini adalah karena pada saat itu biaya tidak memungkinkan untuk mendapat pendidikan. Pada masa ini hanya anak laki-laki
yang diusahakan untuk sekolah, sedangkan anak perempuan kebanyakan tidak tamat SD dan membantu orang tua bahkan tidak sekolah sama sekali. Berdasarkan tabel
diatas juga dapat dilihat jumlah penduduk Desa Pollung terKecamatanil mengecap pendidikan adalah pada jenjang pendidikan sarjana dimana, hanya terdapat 54 orang
yaitu sebesar 3,6 .
Penduduk desa Hutajulu mempunyai mata pencaharian yang beragam. Sebagian besar sumber mata pencaharian penduduk Desa Hutajulu adalah dari hasil
pertanian. Pertanian merupakan sumber mata pencaharian yang utama di Desa Hutajulu. Penduduk desa tersebut ada juga yang bekerja sebagai pegawai negari,
pedagang dan lain-lain. Sumber mata pencaharian penduduk Desa Hutajulu akan dijelaskan secara terperinci pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.18. Komposisi berdasrkan tingkat pendidikan
Jenis pekerjaan Jumlah
Persentase Petani
PNS Pedagang
Swasta 650
39 12
17 90,5
5,4 1,7
2,4 Jumlah
718 100
Sumber :Data Kantor Kepala Desa Hutajulu 2010
Universitas Sumatera Utara
65 Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sumber mata pencaharian
penduduk yang paling besar adalah hidup sebagai petani dengan jumlah 650 orang yaitu 90,5 . Hal ini disebabkan karena Desa Hutajulu merupakan daerah pertanian.
Masyarakat Desa Hutajulu hidup dari hasil pertanian yaitu: persawahan, tanaman kopi dan palawija. Pada urutan kedua, sumber mata pencaharian penduduk desa ini
adalah sebagai pegawai negeri.. Urutan terakhir yaitu pada masyarakat yang bersumber mata pencaharian sebagai pedagang. Setiap hari para pedagang ini
menjajakan dagangannya di depan rumahnya sendiri. Setiap orang yang ingin berbelanja harus datang ke rumah pedangang. Sekali seminggu yaitu pada hari Jumat
para pedagang ini pergi ke kota Dolok Sanggul untuk berjualan. Sekaligus untuk berbelanja supaya ada bahan persediaan dagangannya seminggu kemudian di
rumahnya.
Desa Hutajulu memiliki jumlah penduduk sebanyak 1647 orang, yang terdiri dari 347 KK Kepala Keluarga. Mayoritas penduduk Desa Hutajulu adalah bersuku
bangsa Batak Toba. Komposisi penduduk dapat dilihat secara terperinci pada tabel berikut:
Universitas Sumatera Utara
66 Tabel 4. 19
Komposisi berdasarkan usia Umur
Jumlah persentase
0-4 5-9
10-15 16-20
21-24 25-40
41-54 55 keatas
70 127
352 181
162 640
75 40
4,3 7,7
21,4 11
9,8 38,9
4,4 2,4
Jumlah 1647
100 Sumber :Data Kantor Kepala Desa Hutajulu 2010
Berdasarkan tabel 4.19 di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk menurut umur yang terbesar adalah golongan umur 25 sampai 45 tahun yaitu dengan jumlah
penduduk 640 orang yaitu 38,9 . Penduduk pada usia ini adalah tergolong pada usia produktif dengan usia muda dan masih aktif untuk bekerja. Urutan yang kedua yaitu
pada golongan umur 10 sampai 15 tahun dengan jumlah penduduk 352 orang yaitu: 21,4 . Sedangkan urutan yang terKecamatanil adalah penduduk golongan umur 55
tahun ke atas dengan jumlah penduduk 40 orang yaitu 2,4 .
Penduduk Desa Hutajulu berjumlah 1647 orang yang terdiri dari 347 KK Kepala Keluarga. Penduduk laki-laki berjumlah 757 orang, sedangkan penduduk
perempuan berjumlah 890 orang. Secara keseluruhan penduduk Desa Hutajulu adalah beretnis Batak Toba. Penduduk Desa Hutajulu hanya terdiri dari dua agama yang
dianut, yaitu agama Kristen Protestan dan agama Kristen Khatolik. Komposisi
Universitas Sumatera Utara
67 penduduk Desa Hutajulu dapat dijelaskan berdasarkan kelompok jenis kelamin,
umur, suku bangsa, agama, pendidikan serta mata pencaharian Penduduk Desa Hutajulu adalah homogen dimana penduduknya adalah
mayoritas suku bangsa Batak Toba. Mayoritas penduduk desa Hutajulu adalah bermarga Marbun Lumban Gaol. Dan marga Sinaga dan juga marga-marga lain
Desa Hutajulu memiliki jumlah penduduk sebanyak 1647 orang, yang terdiri dari 347 KK Kepala Keluarga. Komposisis penduduk Desa Hutajulu berdasarkan
jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4.20
Komposisi berdasarkan jenis kelamin Jenis kelamin Jumlah
Persentase Laki-laki
Perempuan 757
890 46
54 Jumlah
1647 100
Sumber :Data Kantor Kepala Desa Hutajulu 2010
Berdasarkan tabel 4.20 di atas, terlihat bahwa penduduk Desa Pollung berjumlah 1647 orang. Dimana jumlah penduduk perempuan lebih besar
dibandingkan jumlah penduduk laki-laki. Jumlah penduduk laki-laki adalah sebanyak 757 orang yaitu 45 , sedangkan jumlah penduduk perempuan adalah 890 orang
yaitu 54 .
Universitas Sumatera Utara
68
4.2. Karakteritik Responden