Dukungan Pemilih Usia Muda

atau“Billary ” yang merujuk pada satu kekuatan atas duet Bill Clinton dan Hillary Clinton. Ketakutan dari konstituen tersebut berawal dari dominasi Bill Clinton dalam setiap kampanye yang dilakukan oleh Hillary. Bahkan seringkali kritik pedas yang dilemparkan kepada lawan politiknya justru keluar dari mulut Bill Clinton, bukan dari Hillary yang merupakan kandidat calon presiden yang sesungguhnya. Ketakutan akan dominasi Bill Clinton jika Hilllary berhasil menjadi presiden bukan sekedar ketakutan terhadap seorang Bill Clinton sebagai mantan presiden Amerika, akan tetapi adanya kecenderungan pada ketakutan akan adanya status quo dalam pemerintahan. Oleh karena itu, untuk menghindari kondisi tersebut, banyak konstituen Partai Demokrat terutama generasi mudanya lebih berkecenderungan memilih Obama ketimbang Hillary. Ini berarti bahwa faktor pengalaman tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertimbangan seluruh konstituen Partai Demokrat dalam memberikan suaranya. Hal ini terjadi karena pengalaman bukanlah satu-satunya faktor yang memperlihatkan kapabilitas seseorang di bidang politik, tetapi juga dipertimbangkan bagaimana calon tersebut dapat memperlihatkan kelebihannya sebagai suatau kebutuhan dari konstituen.

3.4.2. Dukungan Pemilih Usia Muda

Keberhasilan Obama dalam meraih mayoritas dukungan bagi pemilih muda salah satunya dipengaruhi oleh krisis yang melanda Amerika Serikat pada periode kedua masa pemerintahan Presiden George W. Bush. Krisis yang melanda Amerika tersebut semakin lama semakin akut. Kondisi ini mengundang kekhawatiran banyak orang, khususnya generasi muda, dan di tengah kekhawatiran tersebut Obama muncul dengan slogan ‘perubahan’-nya. Selain itu, keberhasilan Obama dalam meraup suara dari kalangan pemilih muda adalah karena Obama dikelilingi oleh tim kampanye yang Universitas Sumatera Utara kebanyakan terdiri dari generasi muda, yang dalam konteks Amerika disebut sebagai “the millenium generation”. “The millenium generation” inilah yang berperan penting untuk mencitrakan kebaikan Obama di mata konstituen Partai Demokrat yang berasal dari generasi muda. Caranya adalah, misalnya, melalui situs jejaring sosial seperti facebook yang kala itu sedang menjadi situs jejaring sosial favorit bagi generasi muda. Seperti yang kita tahu bahwa generasi muda diibaratkan sebagai sebuah generasi yang progresif dan menghendaki adanya perubahan jika negara sudah keropos akibat kebijakan-kebijkan yang tidak tepat dari generasi tua, dan Obama sebagai generasi muda dalam politik Amerika dianggap bisa merepresentasikan perubahan yang diinginkan oleh generasi muda dari Partai Demokrat. Bahkan dalam konteks Amerika, generasi muda, terutama yang berada di bawah usia 30 tahun merupakan generasi dengan semangat kerja dan optimisme yang tinggi. Sikap optimisme dari generasi muda inilah yang membuat mereka percaya bahwa “Change will come in America” Perubahan akan datang di Amerika. Untuk itulah, dalam Democratic Primary Election 2008, banyak konstituen dari Partai Demokrat yang berusia di antara kisaran 17 sampai dengan 30 tahun, memberikan suaranya pada Obama dan Hillary untuk mendapatkan mayoritas dukungan dari konstituen diatas usia 45 tahun. www.iss.com 34 Dukungan generasi muda terhadap ‘perubahan’ yang ditawarkan oleh Obama hanya datang dari konstituen Partai Demokrat yang berkulit putih dan yang berasal dari kaum Amerika-Afrika. Dukungan tersebut tidak datang dari pemilih Hispanic. Pemilih Hispanic yang berusia sekitar 17 sampai den gan 29 tahun lebih banyak 34 “The 2008 Dem primary: Race and age were the biggest dividers”. Diakses dari www.iss.com Universitas Sumatera Utara memberikan suaranya pada Hillary. Bukan hanya itu saja, mayoritas pemilih Hispanic dari berbagai rentang usia pun lebih memilih Hillary daripada Obama. Hal ini karena pemilih Hispanic lebih mengutamakan pengalaman yang dimiliki oleh kandidat daripada faktor ras dan gender sebagai bahan pertimbangan dalam proses pemilihan. www.pewhispanic.com. Disamping itu juga, pendekatan Hillary terhadap konstituen Hispanic sudah jauh lebih dulu dilakukan daripada pendekatan yang dilakukan oleh Obama. Meskipun demikian, harus diakui bahwa secara kuantitas jumlah pemilih Hispanic tidak terlalu signifikan dibandingkan dengan pemilih kulit putih dan kaum Amerika- Afrika yang mendukung Obama. Terlepas dari perbedaan ras tersebut, perbedaan pandangan antara konstituen Partai Demokrat dari generasi muda dalam melihat kandidasi Hillary dan Obama telah menunjukkan adanya pertentangan yang bersifat paradoks. Di satu sisi, generasi muda Partai Demokrat membutuhkan seorang figur yang dapat membawa perubahan; sedangkan di sisi lain, generasi muda Partai Demokrat membutuhkan figur yang mempunyai pengalaman dalam politik dan pemerintahan di Amerika.

3.5. Perjalanan Obama dalam Democratic Primary Election 2008