Pluralisme Bangsa Amerika Kebudayaan dan Masyarakat Amerika

membuktikan kebenaran itu, terdapat prinsip ‘seeing is believing’. Artinya, untuk mempercayai suatu kebenaran mereka harus melihat sendiri kebenaran tersebut, atau dengan kata lain bangsa Amerika berpegang pada prinsip rasionalitas. Nilai-nilai yang menjadi dasar kehidupan bangsa Amerika tersebut secara turun-temurun tertanam dengan baik oleh setiap individu dalam masyarakat Amerika. Sampai sekarang pun, nilai-nilai tersebut masih menjadi inspirasi bagi Amerika untuk menjadi bangsa yang besar.

2.2.2. Pluralisme Bangsa Amerika

Luedtke dalam Suparlan, 1991:5 memperlihatkan bahwa keanekaragaman masyarakat dan kebudayaan Amerika terwujud karena adanya tiga faktor, yaitu: 1 berkumpulnya secara terus-menerus dan tetap berbagai macam ras dan bangsa yang saling berbeda satu sama lainnya, yang datang dari berbagai penjuru dunia dan menetap di Amerika karena alasan-alasan kepentingan ekonomi, politik, dan agama. Oleh karena itu, selalu ada unsur-unsur segar yang mendorong lestarinya keanekaragaman tersebut; 2 kewarganegaraan Amerika tidak ditentukan oleh faktor keturunan, hubungan darah, ataupun kebudayaan yang dipunyai oleh seseorang, tetapi oleh pilihan bebas yang dilakukan seseorang untuk menjadi warganegara Amerika atau bukan warga negara Amerika; 3 komitmen secara politik dan ideologi yang harus dipunyai oleh seorang warga negara terhadap Amerika, yaitu mendukung kesatuan nasional yang didasari oleh nilai-nilai yang mendasar, yaitu justice, equality, the inalieneble rights of the individual, dan government by and for the people. Apa yang diungkapkan oleh Luedke sebenarnya menunjukkan bahwa dalam masyarakat Amerika terdapat suatu keseragaman komitmen secara politik dan ideologi. Namun dalam keseragaman tersebut, terdapat kebebasan-kebebasan secara Universitas Sumatera Utara individual berkenaan dengan cara-cara hidup dan kebiasaan sehari-hari yang dijalani dengan kebudayaan yang dijadikan pedoman hidup warga Amerika. Dari situ, kita dapat melihat bahwa ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam melihat pluralisme Amerika. Tiga hal tersebut adalah: individu, masyarakat dan negara. Suparlan 2004:10 mengatakan bahwa tiga hal tersebut merupakan simbol-simbol yang sakral dalam kebudayaan Amerika. Bahkan ketiga simbol sakral tersebut merupakan simbol-simbol yang terakhir dan mutlak. Simbol-simbol tersebut akan berkaitan dengan nilai-nilai sakral yang ada di Amerika, seperti persamaan hak, kebebasan, dan kompetisi. Selain itu, terdapat juga konformiti atau penyesuaian diri secara lahiriah untuk kesamaan kedudukan, gerak, dan pertentangan, keteraturan, dan ketertiban, serta hirarki sebagai lawan dari keadaan setaraf.

2.3. Demokrasi di Amerika