Komunikasi Politik Kerangka Teori

1.6.3. Komunikasi Politik

Dan Nimmo 1989 mendefinisikan komunikasi politik sebagai kegiatan komunikasi yang berdasarkan konsekuensi-konsekuensi aktual maupun potensial yang mengatur perbuatan manusia di dalam kondisi-kondisi konflik 12 Kampanye politik adalah kegiatan individual atau kelompok untuk mempengaruhi orang lain agar mau memberikan dukungan dalam bentuk suara kepada mereka dalam suatu pemilihan umum. Kampanye politik identik dengan keahlian memainkan emosi massa melalui serangkaian kalimat seorang orator. Sedangkan political marketing adalah serangkaian aktivitas terencana, strategis tapi juga taktis, berdimensi jangka panjang dan jangka pendek untuk menyebarkan makna politik pada pemilih. Tujuannya untuk membentuk dan menanamkan harapan, sikap, keyakinan, dan orientasi perilaku memilih. Perilaku memilih yang diharapkan adalah . Roelofs dalam Sumarno Suhandi, 1993 mendefinisikan komunikasi politik sebagai komunikasi yang materi pesan-pesannya berisi politik yang mencakup masalah kekuasaan dan penempatan pada lembaga-lembaga kekuasaan lembaga otoritatif. Dari dua pendapat tersebut, komunikasi politik bisa diartikan secara singkat sebagai kegiatan komunikasi yang dilakukan melalui media komunikasi sebagai komunikator yang bertujuan untuk membentuk opini publik terhadap suatu konteks politik. Media komunikasi ini selanjutnya disebut sebagai saluran komunikasi, seperti: media massa, baik cetak maupun elektronik, dan ucapan verbal seorang aktor politik mengenai suatu konteks. Teori yang berlandaskan komunikasi politik yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengenai kampanye dan juga political marketing. 12 Dan Nimmo, Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan dan Media, EdisiTerjemahan oleh TjunSurjaman, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,1989, Universitas Sumatera Utara ekspresi mendukung dengan berbagai dimensinya, khususnya menjatuhkan pilihan pada partai atau kandidat tertentu Nursal, 2004:23 13 Dalam Political Marketing, makna politis tersebar di tiga lokasi. Pertama adalah makna politis yang terdapat dalam lingkungan sosial dan fisik masyarakat. Makna ini dapat berupa gagasan atau keyakinan yang bersifat abstrak seperti kebutuhan, keinginan, harapan, ataupun kepentingan untuk pengukuhan atas identitas, . Makna yang tertanam dalam benak seseorang dipicu oleh stimulus politik baik sengaja direkayasa oleh aktor politik maupun yang tidak disengaja atau tanpa desain politik. Makna yang terjadi karena adanya stimulus politik tersebut dinamai dengan political meaning atau makna politis. Makna politis yang akhirnya tertanam dalam benak seseorang merupakan hasil interaksi antara dua faktor. Pertama, kualitas dan kuantitas dari stimulus politik itu sendiri. Kedua, rujukan kognitif berupa kesadaran atau alam pikiran seseorang yang memaknainya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam political marketing adalah: 1 Political Marketing bertitik tolak dari konsep meaning, yakni meaning yang dihasilkan oleh stimulus politik berupa komunikasi politik, baik lisan maupun tulisan, baik langsung maupun tidak langsung; 2 Makna yang muncul dari stimulus tersebut berupa persepsi yang tidak selalu mencerminkan makna yang sebenarnya, dan; 3Persepsi terbentuk dari hasil interaksi antara stimulus dengan kesadaran kognitif atau alam pikiran manusia. Makna akibat adanya stimulus politik selanjutnya akan mempengaruhi sikap, aspirasi dan perilaku, termasuk pilihan politik. Sekelompok orang dengan latar belakang tertentu yang sama suatu segmen yang sama sejumlah kesamaan rujukan kognitif sehingga cenderung memberi makna yang sama terhadap stimulus tertentu. 13 Adnan, Nursal. 2004, Political Marketing: Strategi Memenangkan Pemilu, Sebuah Pendekatan Baru Kampanye Pemilihan DPR, DPD, Presiden, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.hal 23 Universitas Sumatera Utara eksistensi dan keyakinan kelompok. Selain itu, makna tersebut juga dapat dilihat dari kebutuhan akan kemakmuran, keadilan, kecerdasan, demokratisasi, kejujuran, moral, akhlak, dan transparansi pemerintahan. Kedua adalah produk politik. Sebuah partai atau seorang tokoh politik dapat memasarkan gagasan baru kepada pemilih. Secara umum, makna politis yang terdapat dalam produk itu meliputi institusi partai politik atau kandidat politik dengan berbagai kelengkapannya seperti ideologi, visi, misi, platform, program, para kandidat. Ketiga adalah pemilih. Makna politis yang berlokasi pada pemilih ini merupakan serangkaian proses mengonsumsi produk politik seperti mengenakan atau memasang atribut partai, menghadiri pertemuan politik, memberi sumbangan kepada partai atau kandidat politik, menjadi sukarelawan, mempengaruhi pemilih lainnya, melakukan advokasi partai dan menjatuhkan pilihan pada hari pemilihan. Hal tersebut menunjukan afiliasi politiknya pada partai atau kandidat tersebut. Berdasarkan ketiga lokasi tersebut, maka terlihat adanya tiga lintasan transfer, yaitu: a. Dari lingkungan sosial fisik masyarakat ke produk politik. b. Dari produk politik ke individual pemilih. c. Dari individual pemilih ke dalam kehidupan masyarakat. Political Marketing yang dilakukan oleh organisasi politik bertujuan untuk: a Mengomunikasikan pesan-pesannya, ditargetkan atau tidak ditargetkan kepada pendukungnya dan pemilih lainnya. b Mengembangkan kredibilitas dan kepercayaan pendukung, pemilih lain dan sumber-sumber eksternal agar mereka memberi dukungan finansial dan untuk Universitas Sumatera Utara mengembangkan dan menjaga struktur manajemen di tingkat lokal maupun nasional. c Berinteraksi dan merespon pendukung influencers, legislator, competitor dan d masyarakat umum dalam pengembangan dan pengadaptasian kebijakan- kebijakan dan strategi, antara lain: 1 Menyampaikan kepada semua pihak yang berkepentingan atau stake holders, melalui berbagai media informasi, saran dan kepemimpinan yang diharapkan dalam negara demokrasi; 2 Menyediakan pelatihan, sumber daya informasi dan materi-materi kampanye untuk kandidat, agen, pemasar atau aktivis partai,dan; 3 Berusaha mempengaruhi dan mendorong pemilih, media-media dan influencers penting lainnya untuk mendukung partai atau kandidat yang diajukan organisasi supaya tidak mendukung pesaing. Dalam produk politik, komponen-komponen dari masing-masing obyek fisik, sosial, abstrak dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu substansi dan presentasi. Presentasi dianggap sebagai bagian dari produk karena juga berperan sebagai meaning provider. Substansi produk-produk politik meliputi: a. Partai, yaitu struktur, ideologi, dan visi-misi b. Platform, program kerja, isu dan kebijakan publik c. Figur kandidat dan orang-orang yang ada kandidat, baik saat ini ataupun yang akan membantu kandidat kelak. Sedangkan medium untuk menyampaikan substansi adalah: a. Agen orang atau institusi b. Event kegiatan atau peristiwa tertentu c. Obyek media visual, media audio, audiovisual, dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara Efektivitas program dalam Political Marketing akan terlihat pada tingkat keberhasilan makna dari produk politis kepada pemilih. Transfer makna terjadi melalui aksi nyata pemilih melalui ritual, yakni tindakan simbolis pemilih untuk menciptakan, menegaskan, membangkitkan, dan mendukung makna politis yang ditawarkan oleh institusi atau kandidat politik. Tindakan simbolis itu meliputi beberapa ekspresi sebagai berikut: a. Memberi pernyataan kepada lingkungan sekitar bahwa dia mendukung partai atau kandidat tertentu. b. Memiliki, mengenakan, memasang atribut partai atau kandidat tertentu, seperti kaos, bendera, lencana, dan lain-lain. c. Menghadiri pertemuan, kegiatan dan rapat umum partai atau kandidat. d. Memberi bantuan nyata kepada partai seperti sumbangan materi atau sumbangan tenaga sebagai sukarelaan partai atau kandidat tertentu. e. Melakukan persuasi kepada orang lain untuk mendukung partai atau kandidat. f. Melakukan advokasi untuk kepentingan partai atau kandidat tertentu. g. Menjadi anggota partai atau kandidat tertentu. h. Mencoblos partai atau kandidat tertentu. i. Ikut merayakan atau prihatin atas keberhasilan atau kegagalan partai atau kandidat tertentu. Faktor yang dapat digunakan untuk melihat keberhasilan kinerja pemasaran politik dalam Nursal, 2004:24, yaitu: a. Pangsa suara share of vote b. Perolehan kursi seats on c. Tingkat kepuasan pemilih voter’s satisfaction Universitas Sumatera Utara d. Tingkat kepercayaan pemilih voter’s confidence e. Pengaruh timbal balik sengan pemilih voter’s interaction 14 1.7. Metodelogi Penelitian 1.7.1. Metode Penelitian