Kuncoro 2003:154 mengatakan stabilitas ukuran menunjukkan kemampuan sebuah ukuran untuk tetap stabil atau tidak rentan terhadap perubahan situasi apapun.
Konsistensi internal ukuran merupakan indikasi homogenitas item-item yang ada dalam ukuran yang menyusun konstruk. Item-item yang ada harus “sama” dan harus
mampu mengukur konsep yang sama secara independen, sedemikian rupa sehingga responden seragam dalam mengartikan setiap item. Hal ini dapat dilihat dengan
mengamati apakah item dan sub item dalam instrumen pengukur memiliki korelasi yang tinggi.
Pengukuran keandalan butir pertanyaan dalam penelitian dengan cara menyebarkan kuesioner pada responden, kemudian hasil skornya diukur korelasinya
antar skor jawaban pada butir pertanyaan yang sama dengan menggunakan koefesien Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variable dikatakan reliabel jika nilai Cronbach
Alpha 0,60 Nunnally dalam Ghozali, 2005:42.
4.6.2 Uji Asumsi Klasik
4.6.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas untuk menguji data variabel bebas X dan data varibel terikat Y pada persamaan regresi yang dihasilkan, apakah terdistribusi normal atau tidak
normal. Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau normal sama sekali.
Sunyoto, 2008:84.
Universitas Sumatera Utara
Normalitas dapat dilihat dengan cara antara lain : a nilai kecondongan skewness yang baik adalah mendekati nol sehingga memiliki kecenderungan yang
seimbang; b uji statistik non-parametric : Kolmogorov-Smirnov dengan nilai Asymp. Sig. berada di atas 0,05 maka data terdistribusi secara normal; c dapat dilihat dari
histogram kurva normal Ghozali, 2005. 4.6.2.2
Uji Multikolinieritas Priyatno 2008:39 mengatakan uji multikolinieritas digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinieritas, yaitu adanya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat
yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolineritas. Salah satu metode yang bisa digunakan adalah dengan melihat nilai variance inflation
factor VIF pada model regresi. Multikolineritas adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10 Ghozali, 2005:92.
4.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian
dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi Priyatno, 2008:41-42. Sunyoto 2008 mengatakan uji ini digunakan untuk mengetahui sama atau
tidaknya varians dari residual dari observasi yang satu dengan observasi yang lain. Dikatakan heteroskedastisitas jika residualnya mempunyai varians yang berbeda.
Heteroskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titiknya mempunyai pola yang teratur, baik menyempit, melebar maupun bergelombang-gelombang. Model yang
Universitas Sumatera Utara
baik tidak terjadi heteroskedastisitas, yaitu pada scatterplot titik-titik hasil pengolahan data antara Zpred dan Sresid menyebar di bawah ataupun di atas titik
origin angka 0 pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola yang teratur.
4.6.3 Uji Hipotesis